Pengajuan gugatan cerai sudah mulai dalam proses persetujuan hakim. Tata yakin benar jika yang dilakukannya bukanlah hal yang keliru.
"Hallo sob. Gue ga salah baca kan ini. Masa iya istri Leo mengajukan gugatan cerai." Kata Dika di balik panggilan.
"Apasih, ga jelas. cerita dari awal dong." Kata Farhan.
"Tadi gue baru masuk kan true berkas gugatan udah pada numpuk di meja. Ya udah gue rapihin eh, pas gue baca ada nama Leo Anggara dan Jelita Prastika."
"Beberkan itu nama mereka?" atanya Dika memastikan.
"Iya, bener. Penyebabnya apa itu?" Tanya Farhan yang semakin ingin tahu.
"Perselingkuhan oleh pihak tergugat. Berarti bener dong, yang kita lihat pas hari itu. Ga nyangka gue, Leo yang kalem bisa jadi buaya juga." Kata Dika sambil menggeleng.
"hust, udah ah. Itu urusan pribadi mereka berdua. Terus lu mau ambil tu kasus?" Tanya Farhan.
"Gila aja. Ya ogah lah kasus temen sendiri ga enak lah gue Han. Dua duanya gue kenal."Kata Dika.
"Semangat ya bro!"Celetuk Dika ngawur.
"Ngapain lu nyemangatin gue? emang apaan gue?" Jawab Farhan yang sebenarnya tersipu malu.
"Ga papa kok, gue dukung elu. Daripada sama si Leo cuman di sia siain doang. Tapi harap bersabar sampai masa idah ya!" Kata Dika menasehati.
"Gila lu. dah ah gue mau tidur lagi." Kata Farhan yang kembali menarik selimutnya.
🐇🐇❤️🐇🐇❤️
"Ta, sampai proses cerai selesai kmu boleh kok tetap disini." Ucap Sifa.
"Fa, aku udah banyak ngerepotin kamu. Ga kerasa ini udah hampir seminggu aku disini." Kata Tata sambil berkemas.
"Ta, disini saja ya. Tempat ini masih luas kok untuk menampung kamu." Ucap Sifa.
"Enggak Fa, sudah cukup aku merepotkan kalian. Ini sudah waktunya aku memberitahu ibu tentang masalah ini. Aku rasa jantungnya sudah cukup kuat sekarang." Kata Tata dengan wajah sendunya.
"Assalamualaikum bu!" Seru Tata memanggil ibunya.
Bu Dewi datang dan memeluk Tata. Bu Dewi sungguh merindukan putri sulungnya.
"Mana suamimu? Ajak dia masuk!" Kata Bu Dewi.
"Dia tidak ikut Bu." Jawab Tata dengan jujur.
"Kenapa, ada apa? kenapa wajahmu sedih begini?" Tanya Bu Dewi khawatir.
Tata bersimpuh dan mencium kaki ibunya. Air matanya jatuh berderai begitu saja. Penyesalan akan kegagalan pernikahannya membuatnya tidak mampu menengadahkan kepala di hadapan ibunya.
"Maafkan Tata Bu. Tata sudah gagal." Ucap Tata sambil menangis tersedu.
"Ada apa nak? sini duduk di dekat ibu." Kata Bu Dewi sambil menarik dan mendudukkan Tata di sebelahnya.
"Aku, dan Mas Leo akan bercerai Bu. ini keputusan ku." Jawab Tata dengan jujur.
"Cerita nak, cerita sama ibu." Kata ibu Dewi dengan lembut.
"Tata akan cerita tapi ibu janji harus bisa jaga emosi dan suasana hati ibu ya. Tata tidak mau ibu sakit lagi." Kata Tata.
"Iya, ibu janji." Jawab ibu Dewi.
Tata menghela nafas panjang dan mulai bercerita.
"Jadi, satu Minggu ini. Tata menginap di pantai asuhan milik teman Tata. Tata kabur dari rumah Bu. Tata benar benar tidak tau akan berbuat apa.
Dalam satu Minggu ini, Tata berharap Mas Leo akan berubah dan berusaha mencari keberadaan Tata. Ternyata tidak Bu, selama satu Minggu ini malah aku mendapati banyak bukti baru.
Mas Leo lebih memilih wanita itu." Ucap Tata sambil terisak.
"Sudah nak sudah, jangan di teruskan lagi jika kamu tidak mampu menahan perihnya. Nak, dengarkan ibu. Selagi kamu berada di jalan yang benar dan tidak menzolimi suamimu. Maka ibu akan mendukungmu."
"Apa kamu sudah memberikan Haq suamimu untuk menjelaskan?" Tanya ibu Dewi.
Tata menggeleng.
"Bu, Caca tidak tega melihat Kakak tertekan seorang diri seperti ini. Sebenarnya, tanpa sengaja Caca juga beberapa kali pernah melihat Kak Leo di rumah sakit bersama wanita lain. Mereka saling bergandeng tangan." Kata Caca.
"Jika Kakak ingin cerai. Maka lakukanlah, setidaknya setelah itu Kakak bisa bernafas lega." Kata Nana menguatkan Tata.
Mereka menangis dan berpelukan bersama.
〰️〰️〰️〰️〰️
Sidang berjalan dengan lancar tanpa kehadiran Leo sekalipun. Tidak pernah Leo hadir meskipun surat panggilan berkali kali di berikan.
Masa masa mediasi telah di lewatkan Leo begitu saja.
Kini, Tata dan seluruh keluarganya telah berpindah ke desa. Mereka menjual rumah yang dahulu mereka tempati dan membeli sebuah rumah kecil di kaki gunung.
Rumah itu cukup untuk menampung mereka berempat. Kehamilan Tata sekarang sudah semakin besar. Sudah menginjak bulan Ke 5.
Uang dari hasil menjual gelang berlian itu Tata pergunakan untuk membeli kebun. Kegiatan mereka saat ini adalah bertani, hanya Nana yang saat ini merantau ke kota sembari melanjutkan kuliahnya.
Nana pulang seminggu sekali. Betapa terkejutnya Nana ketika sedang mengisi bahan bakar di sebuah SPBU. Ada seorang pria yang menghampiri dan bertanya satu hal kepadanya.
"Nana kan?" Tanya Farhan.
"I... iya pak." Jawab Nana terbata bata.
"Bagaimana kabarnya?"
"Baik, Bapak?"
"Baik. oh iya, Bagaimana dengan kakakmu?"
"Dia juga baik Kak."
"Salam untuk semua ya!" Kata Farhan mengakhiri percakapan dan masuk ke dalam bus besar pariwisata.
"Bu, di dekat kebun kita akan di adakan perkemahan loh. Di tanah lapang milik pak Zaenal itu." Ucap Caca kepada sang ibu.
" Wah, bagus. Berarti kita bisa jualan di sana dong. Lumayan untuk uang saku kamu." Kata Bu Dewi dengan gembira.
Benar saja perkemahan di gelar, ada beberapa sekolahan SMA yang ikut serta. Ini merupakan acara persahabatan antar sekolah. Akan banyak permainan yang menyenangkan.
Bu Dewi membuka lapak kecil dan menjual pecel dan soto. Lapak kecilnya yang terkenal enak itu selalu ramai pembeli.
"ibuk?" Seru Farhan yang mengenali ibu Dewi.
"Nak farhan? Kamu ikut juga to?"Tanya ibu Dewi.
"iya Bu, padahal aku baru pindah ke sekolah baru ini. Dan kebetulan mereka mengadakan acara seperti ini." Ucap Farhan.
"Baguslah, kita berjodoh untuk bertemu lagi. Mau makan? sini makan ibu yang traktir." Ucap ibu Dewi menawarkan.
"Ini Bu, kecap sama kerupuknya ketinggalan." Kata Tata sambil menaruh sebotol kecap di meja.
"Bang Farhan?" Ucap Tata tertegun.
Tata kemudian menoleh ke sekelilingnya untuk memastikan jika tidak ada Leo yang ikut serta.
"Tata? Ta apa kabar?" Tanya Farhan.
"Baik bang."
"Bu, boleh aku pinjam Tata sebentar. Kami ingin berbincang sudah lama kami tidak bertemu." Ucap Farhan meminta izin.
"Boleh, boleh. Silahkan, ini sambil dimakan gorengannya."Ucap ibu Dewi sambil memberikan sepiring gorengan.
"Ta, Maaf jika aku lancang. Tapi apa kamu sudah menikah lagi?" Tanya Farhan serius.
Tata menggeleng.
"Tapi, perutmu?"Ucap Farhan yang menggantung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments