2. Kencan Buta

Maaf semuanya jika cerita ini tidak berkenan di hati kalian. Aku tidak memaksa kalian untuk membaca cerita ini. Jika tidak suka silahkan pergi🙏.

Sejatinya, setiap manusia di ciptakan berpasang-pasangan. Maka jika saat ini kamu sendiri, Mungkin itu karena jodohmu sedang meminta pada Tuhan mu untuk menjagamu sebagai pasangannya kelak.

ponsel Leo tidak berhenti berdering sedari tadi. Ini masih sangat pagi, bahkan Leo belum terbangun untuk ibadah subuhnya.

"Iya, Hallo. Ada apa ma?" Kata Leo dengan suara malas dan mata setengah terpejam.

"Kamu baru bangun? Tidak ingat kamu sayang? Hari ini kamu ada janji kencan dengan anak bibi Della." Kata Mama Elfa.

"Ingat ma, Leo ingat." Jawab Leo malas.

"Terus, kamu belum siap siap?" kata Mama Elfa.

"Iya, ma iya. Leo mau subuhan dulu." Kata Leo.

"Yasudah sana, terus jangan lupa doa. Minta untuk segera di pertemukan jodoh. Kamu sudah berumur 32 tahun Leo." Ucap Mama Elfa mengingatkan soal umur Leo.

"Ya, Ma. iya. Wassalamu'alaikum!" Kata Leo mengakhiri percakapan.

🐇🐇🐇🐇

Waktunya sudah tiba, siang hari. Leo hanya mengenakan pakaian casual dan saat ini dia menggunakan kursi roda. Entah apa yang ada di dalam kepalanya. Padahal kakinya sudah hampir pulih.

Kencan mereka di Cafe tempat Jelita bekerja.

Sedari Leo datang dan menunggu wanita yang di usulkan oleh Mama Elfa, Mata Leo terus saja berlarian kesana kemari mencari sesosok wanita yang pernah berbincang dengannya.

Masuklah seorang wanita yang cantik dengan tampilan yang sungguh elegan. Rambutnya panjang tergerai, dan kulit putih mulus. Tingginya sekitar 165cm.

"Leo ya?" sapa wanita itu menghampiri Leo sambil memandang wajah Leo untuk memastikan.

"Iya." jawab Leo seramah mungkin.

"Kenapa duduk di kursi roda? Kamu cacat sekarang?"Tandas wanita itu tanpa basa basi.

Leo menelan ludah mendengar kata cacat yang terlontar dari mulut wanita itu. Leo tidak menjawab dan hanya diam. Sesaat Leo mengotak atik ponselnya.

"Oh, iya kenalkan. Aku Cerin." Kata Cerin dengan raut wajah yang datar.

"kenapa ga di jawab? sejak kapan kamu cacat?" Ulang Cerin lagi.

"Lumayan lama."Jawab Leo berbohong.

Kali ini Leo terkesan sudah jengah dan jenuh untuk menanggapi perbincangan dengan Cerin.

Banyak kata kata Cerin yang terbilang tajam dan melukai perasaan Leo hanya karena Leo sedang duduk di kursi roda.

Sampai Cerin pergi. Leo masih duduk di kursi roda.

"Gila aja Mama, masa iya dia pilih laki laki cacat untuk anak semata wayangnya ini. Cih!" Keluh Cerin ketika berjalan keluar dari cafe yang kebetulan berpapasan dengan Jelita yang mulai memasuki Cafe.

Hari ini bukan hanya satu, tapi dua wanita sekaligus. Mama Elfa memang sedang gencar mencarikan pasangan untuk Leo.

Nita yang sedari tadi memperhatikan Leo dan Cerin hanya bisa mencerna sebatas kemampuan mendengarnya saja.

"Om om itukan yang kasih Tata tis gede itu kan? Sejak kapan dia cacat? Aneh."Gumam Nita sambil mengelap gelas gelas.

"Sudah datang Ta? ini cepat gantian. Aku ada janji sama Dito." Kata Nita yang seketika melepas apronnya ketika melihat Jelita datang.

"Ih, iya sih yang mau kencan. Sabar boss aku ganti baju dulu."Kata jelita yang langsung masuk kebelakang untuk berganti baju kerja.

Terlihat seseorang duduk di kursi roda yang membelakangi meja kasir. Jelita hanya fokus bekerja, Tapi semuanya buyar ketika laki laki itu datang dengan kursi rodanya untuk memesan makanan.

"Ice lemon tea dua ya mbak, sama cup cake juga boleh." Kata Leo.

Tata hanya tertegun dan tidak percaya. Laki laki itu duduk di kursi roda. Tanpa aba aba air mata Tata menetes begitu saja. Meski hanya kebaikan dengan memberikan uang seratus ribu, tapi nyatanya uang itu mampu menyelamatkan nyawa ibu Tata.

Flash back on.

"Bayar hutang mu, atau aku akan mengangkut semua barang barangmu!" Teriak si penagih hutang.

Ibu Dewi memiliki hutang dengan temannya sendiri yang bernama Bu Tiur. Ibu Dewi tidak menyangka jika Bu Tiur akan tega membungkam pinjaman Bu Dewi sampai sebegitu besar melebihi angka pinjamannya.

Malam itu sepulang Tata dari kerja, keributan itu terjadi. Tepat sekali setelah Tata menerima gaji. Ibu Tata menangis sambil memegang dadanya karena serangan jantung. Kedua adiknya hanya bisa menangis sambil memegangi ibu Dewi tanpa mampu berbuat apa apa.

"Masih berapa hutang kami!" Teriak Tata dari kejauhan sambil berlari dan mengusap air matanya.

"Masih banyak! masih 7 juta 600 ribu." Jawab penagih hutang dengan lantang.

"Ini, dan ini. bawa ini pulang. Bilang pada majikanku, hutang kamu lunas!"Kata Tata sambil memberikan Kunci motornya dan juga uang sebesar satu juta rupiah.

"Bagus, kalau begini kan tidak perlu ada ancam mengancam!" Kata si penagih hutang dengan senyum liciknya.

"Ta, itu motorkan buat kamu kuliah dan kerja. Kamu juga dapet nyicil dari Nita." Kata ibu Dewi dengan nafas yang tersengal sengal.

"Ga apa apa Bu. Yang penting kalian bisa bernafas lega sekarang. Nana, kamu ambilkan obat ibu ya." Kata Tata kepada Nana adiknya.

"Kak, obat ibu habis." Ucap Nana dengan wajah bingung dan takut.

"Sudah, kamu disini buatkan ibu minuman hangat. Aku akan mencari obat untuk ibu." Kata Tata yang segera bergegas berlari menuju apotek.

"Seratus tujuh puluh lima ribu rupiah mbak." Kata apoteker yang memberikan obat kepada Tata.

Tata melongo dan merogoh semua kantong baju dan celananya. Dia benar benar lupa jika uangnya sudah dia berikan kepada utusan rentenir tadi.

Tata melupakan saku kecil di bajunya. Tanpa sengaja tangannya meraba dan di ambilnya. Uang itu adalah uang tips seratus ribu pemberian Leo tadi.

Malam itu nyawa ibu Tata tertolong dengan uang pemberian Leo.

Flashback off.

"Pak, bapak yang memberikan saya uang tips seratus ribu itukan? Bapak sakit apa?" Tanya Tata dengan wajah yang sendu dan matanya mulai berkaca-kaca.

"Bukannya, kemarin sudah bisa berjalan dengan tongkat? Tapi sekarang?" Kata Tata dengan bulir air mata yang jatuh begitu saja.

Leo melihat Tata yang menangis jadi bingung sendiri.

"Tidak apa apa. Aku baik baik saja. Mana pesanan saya?" Kata Leo santai.

"Kenapa dia menangis?" gumam Leo yang keheranan sambil kembali ke mejanya.

"Saat itu, tanpa tidak ku sadari. Tuhan menjadikan dia penolongku. Tapi saat dia seperti ini, aku tidak bisa berbuat apa apa." Batin Lita yang menangis sedih.

Leo menunggu lama, tapi tidak ada wanita yang datang setelah itu. Hanya sebuah pesan singkat yang masuk. Pesan dari nomor yang tidak di kenalnya yang bertanya. Apa benar Leo yang sedang duduk di kursi roda.

"Mereka hanya memandang fisik!" Leo terkekeh sambil melihat pesan singkat itu.

Mata Leo kembali melihat Tata yang sibuk bekerja dan sesekali mencuri pandang memperhatikannya.

"Namanya pun aku ga tau." Gumam Leo sambil melihat Tata dari layar ponselnya.

Cekrek...!

Episodes
1 1. Awal jumpa
2 2. Kencan Buta
3 3. Pak Guru
4 4. Bertukar Nomor
5 5. Kedatangan Mama Elfa
6 6. Kedatangan Mama Elfa 2.
7 7. Awal yang sunyi.
8 8. Pagi yang indah.
9 9. Bayang bayang masa lalu
10 10. Membiasakan diri tanpamu.
11 11. Tidak enak badan.
12 12. Bukti kuat.
13 13. Sosok penolong
14 14. Sosok penolong 2.
15 15. Pertengkaran ini sudah tidak berarti.
16 16. Jeda
17 17. Cek kehamilan
18 18. Kesungguhannya
19 19. Awali semuanya dengan doa.
20 20. Menahan sakit.
21 21. Bahagiaku.
22 22. Mengulas masa lalu.
23 23. Keraguan baru
24 24. Kecemburuan Leo.
25 25. Mode senyap
26 26. Petis mangga muda.
27 27. Ayam Bakar.
28 27. Ayam bakar 2.
29 28. Manja sekali
30 30. Memilih nama
31 31. Di atap cafe.
32 32. Mulas mulas
33 33. Pecah
34 34. Tiup tiup
35 35. Kecelakaan beruntun
36 36. Peluk aku cinta
37 37. Lamaran Reza
38 38. Mengunjungi Aira.
39 39. Yes or No.
40 40. Rahasia Jelita
41 41. Rambut siapa ini
42 42. Aku jelek
43 43. Emosi di kamar mandi.
44 44. Hadiah dari Stevie
45 45. Kejutan
46 46. Kejutan 2
47 47. Pernikahan Nana dan Reza.
48 48. Senyuman tanpa pesan.
49 49. Senyuman tanpa pesan 2
50 Papa
51 51. Teman Masa SMP
52 52. Bulan madu yang aneh
53 53. Ucapan belasungkawa dari Farhan
54 54. Sheila
55 55. Tiga bayi
56 56. Lebih sulit dari yang di bayangkan
57 57. Kejujuran Sheila
58 58. Pengasuh baru untuk Leon dan Adine
59 59. Penolakan Sheila
60 60. Perkelahian seru
61 61. K.O
62 62. Menjenguk Dika
63 63. Menjenguk Dika 2
64 64. Tamu tidak terduga
65 65. Duel
66 66. Pengakuan Reza
67 67. Alkohol
68 68. Biarkan semua berjalan sebagaimana mestinya
69 69. Amukan Farhan.
70 70. Terimakasih Papa
71 71. Mencari waktu yang tepat.
72 72. Luka tembak
73 73. Peranan Beno
74 74. Tatapan Maut
75 75. Wanita selalu benar
76 76. Karya pertama Leon
77 78. Plesetan kata
78 79. Bantuan di pinggir jalan
79 80. Semakin banyak, semakin hangat ( Nia & Reza)
80 81. Sekarung beras
81 Bagian 82.
82 Bagian 83.
83 Bagian 84.
84 Bagian 85.
85 Bagian 86.
86 Bagian 87.
87 Bagian 88.
88 Bagian 89.
89 Ulangan bagian 88.
90 Ulangan bagian 89. Maaf lama dear.
91 Bagian 90. Gunjingan tetangga
92 Bagian 91. Makian dari Katrin
93 Bagian 92. Kepergiannya
94 Bagian 93. Meeting bersama
95 Bagian 94. Mati bukan meninggal
96 Bagian 95. Curahan hati Leon.
97 Bagian 96. Pengakuan Delano.
98 Bagian 97. Jawaban Jelita.
99 bagian 98. Lemas tak berdaya
100 Bagian 99. Siksaan dini hari
101 Bagian 100. akan ku pastikan hidupmu menderita.
102 Bag 101 seperti seorang istri yang ngambek terhadap suaminya.
103 Bagian 102. Kita akhiri saja. Aku menyerah
104 Bagian 103. Menata hati di sana
105 Bagian 104. Mungkin kita memang tidak berjodoh.
106 Bagian 106. Bagasi banyak tapi ringan?
107 Bagian 107. Reseh banget sih
108 Bagian 108. Darimana aku harus memulai semua ini.
109 Bagian 109. Cinta pertamaku, kamu tetap cantik meski seperti itu.
110 Bagian 110. Takdir dari pertemuan adalah perpisahan.
111 Bagian 111. Perdebatan sebelum pesta.
112 Bagian 112. Gelang mahal.
113 Bagian 113. Resepsi
114 Bagian 114. " Kamu sungguh tidak mengenaliku?"
115 Bagian 115. Aku insyaAllah, siap sekarang.
116 Bagian 116. Akulah Keendo
117 Bagian 117. Jadwal produksi
118 Bagian 118. Menggelinding seperti kelereng.
119 Bagian 119. Pelataran rumah sakit
120 Bagian 120. Ketempelan
121 Bagian 121. Selalu salah
122 Bagian 122. Pengen di peluk.
123 Bagian 123. Ngidam hot nampol
124 Bagian 124. Dia yang hamil aku yang gendut.
125 Bagian 125. Kabar gembira untuk Papa Leo.
126 Bagian 126. Mood swing-nya benar-benar menjengkelkan!
127 Bagian 127.
128 Bagian 128. Gangguan teknis.
129 Bagian 129. Was was
130 Bagian 130. Kartika sang mantan
131 Bagian 131. Pertemuan dengan Leo.
132 Bagian 132.
133 Bagian 133.
134 Bagian 134.
135 Bagian 135.
136 Bagian 136.
137 Bagian 137. Bukti belanja
138 Bagian 138. Dingin dan kaku
139 bagian 139. Tukar saja dengan nyawaku.
140 Bagian 140.
141 Bagian 141.
142 Bagian 142
143 Bagian 143.
144 Bagian 144. Apa sakit
145 Bagian 145. Restu dari Leo
146 Bagian 146. Jelita Koma
147 Bagian 147. Suara mendengung
148 Bagian 148. Kamu tetap cantik
149 Bagian 149. Tersadar
150 Bagian 150. Rapuh
151 Bagian 151. Melahapmu
152 Bagian 152. END
Episodes

Updated 152 Episodes

1
1. Awal jumpa
2
2. Kencan Buta
3
3. Pak Guru
4
4. Bertukar Nomor
5
5. Kedatangan Mama Elfa
6
6. Kedatangan Mama Elfa 2.
7
7. Awal yang sunyi.
8
8. Pagi yang indah.
9
9. Bayang bayang masa lalu
10
10. Membiasakan diri tanpamu.
11
11. Tidak enak badan.
12
12. Bukti kuat.
13
13. Sosok penolong
14
14. Sosok penolong 2.
15
15. Pertengkaran ini sudah tidak berarti.
16
16. Jeda
17
17. Cek kehamilan
18
18. Kesungguhannya
19
19. Awali semuanya dengan doa.
20
20. Menahan sakit.
21
21. Bahagiaku.
22
22. Mengulas masa lalu.
23
23. Keraguan baru
24
24. Kecemburuan Leo.
25
25. Mode senyap
26
26. Petis mangga muda.
27
27. Ayam Bakar.
28
27. Ayam bakar 2.
29
28. Manja sekali
30
30. Memilih nama
31
31. Di atap cafe.
32
32. Mulas mulas
33
33. Pecah
34
34. Tiup tiup
35
35. Kecelakaan beruntun
36
36. Peluk aku cinta
37
37. Lamaran Reza
38
38. Mengunjungi Aira.
39
39. Yes or No.
40
40. Rahasia Jelita
41
41. Rambut siapa ini
42
42. Aku jelek
43
43. Emosi di kamar mandi.
44
44. Hadiah dari Stevie
45
45. Kejutan
46
46. Kejutan 2
47
47. Pernikahan Nana dan Reza.
48
48. Senyuman tanpa pesan.
49
49. Senyuman tanpa pesan 2
50
Papa
51
51. Teman Masa SMP
52
52. Bulan madu yang aneh
53
53. Ucapan belasungkawa dari Farhan
54
54. Sheila
55
55. Tiga bayi
56
56. Lebih sulit dari yang di bayangkan
57
57. Kejujuran Sheila
58
58. Pengasuh baru untuk Leon dan Adine
59
59. Penolakan Sheila
60
60. Perkelahian seru
61
61. K.O
62
62. Menjenguk Dika
63
63. Menjenguk Dika 2
64
64. Tamu tidak terduga
65
65. Duel
66
66. Pengakuan Reza
67
67. Alkohol
68
68. Biarkan semua berjalan sebagaimana mestinya
69
69. Amukan Farhan.
70
70. Terimakasih Papa
71
71. Mencari waktu yang tepat.
72
72. Luka tembak
73
73. Peranan Beno
74
74. Tatapan Maut
75
75. Wanita selalu benar
76
76. Karya pertama Leon
77
78. Plesetan kata
78
79. Bantuan di pinggir jalan
79
80. Semakin banyak, semakin hangat ( Nia & Reza)
80
81. Sekarung beras
81
Bagian 82.
82
Bagian 83.
83
Bagian 84.
84
Bagian 85.
85
Bagian 86.
86
Bagian 87.
87
Bagian 88.
88
Bagian 89.
89
Ulangan bagian 88.
90
Ulangan bagian 89. Maaf lama dear.
91
Bagian 90. Gunjingan tetangga
92
Bagian 91. Makian dari Katrin
93
Bagian 92. Kepergiannya
94
Bagian 93. Meeting bersama
95
Bagian 94. Mati bukan meninggal
96
Bagian 95. Curahan hati Leon.
97
Bagian 96. Pengakuan Delano.
98
Bagian 97. Jawaban Jelita.
99
bagian 98. Lemas tak berdaya
100
Bagian 99. Siksaan dini hari
101
Bagian 100. akan ku pastikan hidupmu menderita.
102
Bag 101 seperti seorang istri yang ngambek terhadap suaminya.
103
Bagian 102. Kita akhiri saja. Aku menyerah
104
Bagian 103. Menata hati di sana
105
Bagian 104. Mungkin kita memang tidak berjodoh.
106
Bagian 106. Bagasi banyak tapi ringan?
107
Bagian 107. Reseh banget sih
108
Bagian 108. Darimana aku harus memulai semua ini.
109
Bagian 109. Cinta pertamaku, kamu tetap cantik meski seperti itu.
110
Bagian 110. Takdir dari pertemuan adalah perpisahan.
111
Bagian 111. Perdebatan sebelum pesta.
112
Bagian 112. Gelang mahal.
113
Bagian 113. Resepsi
114
Bagian 114. " Kamu sungguh tidak mengenaliku?"
115
Bagian 115. Aku insyaAllah, siap sekarang.
116
Bagian 116. Akulah Keendo
117
Bagian 117. Jadwal produksi
118
Bagian 118. Menggelinding seperti kelereng.
119
Bagian 119. Pelataran rumah sakit
120
Bagian 120. Ketempelan
121
Bagian 121. Selalu salah
122
Bagian 122. Pengen di peluk.
123
Bagian 123. Ngidam hot nampol
124
Bagian 124. Dia yang hamil aku yang gendut.
125
Bagian 125. Kabar gembira untuk Papa Leo.
126
Bagian 126. Mood swing-nya benar-benar menjengkelkan!
127
Bagian 127.
128
Bagian 128. Gangguan teknis.
129
Bagian 129. Was was
130
Bagian 130. Kartika sang mantan
131
Bagian 131. Pertemuan dengan Leo.
132
Bagian 132.
133
Bagian 133.
134
Bagian 134.
135
Bagian 135.
136
Bagian 136.
137
Bagian 137. Bukti belanja
138
Bagian 138. Dingin dan kaku
139
bagian 139. Tukar saja dengan nyawaku.
140
Bagian 140.
141
Bagian 141.
142
Bagian 142
143
Bagian 143.
144
Bagian 144. Apa sakit
145
Bagian 145. Restu dari Leo
146
Bagian 146. Jelita Koma
147
Bagian 147. Suara mendengung
148
Bagian 148. Kamu tetap cantik
149
Bagian 149. Tersadar
150
Bagian 150. Rapuh
151
Bagian 151. Melahapmu
152
Bagian 152. END

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!