Merindukanmu

*Ketika aku merindukanmu, akan ku pejamkan mata ini. Sebab, kau adalah mimpi yang selalu ku racik setiap malam.

Kau akan selalu ada dalam setiap serpihan rinduku. Biarlah ku tuangkan segala tentangmu dalam setiap puisi untuk ku kenang.

Merindukanmu, biarlah itu menjadi urusanku. Cukuplah aku melihat senyummu dari jauh, menyelipkan namamu dalam setiap rintihan do'aku.

Ku langitkan segala yang terbaik untukmu, berharap kebahagiaan selalu menyertaimu.

Aku merindukanmu, dan itu selalu*.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Dalam keheningan malam Shara bersimpuh, berbagai bisikan pada bumi ia lirihkan. Ia tak pernah melewatkan waktu mustajab untuk melangitkan segala harapannya, doa ketika tahajud bagaikan anak panah yang melesat dengan cepat. Kata Imam Syafi'i.

Shara mengangkat kedua tangannya, memejamkan matanya penuh permohonan.

"Ya Allah, aku percaya Engkau pasti telah merencanakan hal terindah untukku. Buatlah hatiku selalu berhusnudzon pada-Mu, jangan biarkan aku mengeluh sedikitpun. Ya Allah Engkau maha mengetahui, sedangkan aku tidak mengetahui. Segala yang Engkau jauhkan itu pasti memiliki kebaikan untukku, dan segala yang Engkau dekatkan tentulah itu yang aku butuhkan. Ya Allah, pantaskanlah diriku untuk jodohku kelak. Sandingkanlah aku dengan lelaki yang mampu membawaku ke jalan yang Engkau ridhoi. Bantu aku untuk selalu istiqomah dalam memantaskan diri, mudahkanlah segala apa yang harus menjadi milikku. Rabbana atina fiddunya hasanahwa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar. Aamiin."

Selepas shalat sunah tahajud, Shara menunggu azan subuh dengan membaca Al-Qur'an. Begitu indah lantunan-lantunan ayat suci yang ia kumandangkan, membuat siapapun yang mendengarnya larut dalam ketenangan.

Tanpa sengaja ayah Shara melewati kamar anaknya, ia mendengar sayup-sayup Shara yang tengah mengaji. Di bukalah pintu kamar sang anak, ia memutuskan untuk masuk ke dalam kamar putrinya itu.

Shara menyadari kehadiran ayahnya, ia menyudahi kegiatan mengajinya.

"Abi," sapanya pada sang ayah.

Abi Fadlan, ayah Shara. Mendekati putrinya dengan mendudukan tubuhnya agar sejajar dengan Shara.

Di belai lembut pucuk kepala putrinya.

"Kenapa berhenti mengajinya?" Tanya Abi.

Shara tersenyum, "nanti Ara lanjutkan, Abi kenapa kesini?" Tanyanya.

"Tidak apa-apa, Abi hanya ingin menemuimu saja," tutur Abi.

"Berapa umurmu sekarang, Ra?" Imbuh Abi.

Sejenak Shara terdiam sebelum ia menjawab kembali pertanyaan ayahnya.

"Dua puluh lima tahun, Abi. Kenapa? Ara sudah tua, ya?" Jawab Shara di selingi candaan ringan.

Abi tersenyum, "kamu tidak ingin menikah?" Goda Abi Shara.

Shara mengernyitkan dahinya, "maulah Abi, mana ada orang yang tak ingin menikah." Shara menjawab sembari terkekeh.

"Kenapa Abi tanya seperti itu?" Timpal Shara.

"Abi hanya khawatir, sampai saat ini belum juga ada lelaki yang mau mengkhitbah-mu," tutur Abi dengan raut wajah berubah sedikit murung.

Shara menghela nafasnya, sejujurnya ia pun merasakan hal yang sama. Sampai detik ini memang tidak pernah ada yang berniat untuk mengkhitbahnya, termasuk Adam. Inilah salah satu hal yang kurang ia sukai dari Adam, lelaki itu sudah terlalu berani mengatur hidupnya namun tak pernah berani berucap ingin meminang sekalipun.

"Apa kau tidak memiliki teman pria lain, selain Adam?" Tanya Abi lagi.

"Ada," jawab Shara singkat.

"Siapa?" Abi penasaran, karena selain Adam ia tak pernah mendengar atau melihat Shara memiliki teman lelaki lain.

"Namanya, Sakha." Shara menjawab.

"Sakha? Siapa dia?" Abi kembali di buat penasaran.

Sejenak Shara menarik nafasnya, mencoba mengingat kembali kenangan tentang Sakha.

"Dia, teman perjalananku selama di Bandung. Dia lelaki yang baik, paras juga akhlaknya. Dia pun sempat mengutarakan bahwa dia ingin menjadikan aku istrinya." Shara menjelaskan dengan ringkas namun jelas.

"Benarkah?" Abi terkejut dengan penjelasan Shara yang mengatakan bahwa Sakha ingin menjadikan Shara sebagai istrinya.

"Iya, tapi keadaan tidak berpihak. Dia telah memiliki pasangan, lebih tepatnya pacar," imbuh Shara.

Fadlan menatap lekat raut wajah putrinya, tergambar jelas kekecewaan pada wajah Shara.

"Sayang, dengarkan Abi. Carilah suami yang tidak hanya bisa menerima lebihmu, namun juga ia bisa menghargai kekurangan yang ada padamu. Carilah suami yang sabar, yang taat dalam sabarnya. Jika kamu marah, lelaki itu tidak balik memarahimu. Dan jika ia yang marah, ia takan pernah mengabaikanmu lebih dari tiga hari. Saat kalian memiliki masalah, dia mampu untuk menenangkan juga menentramkan bukan malah meninggalkan.

Carilah suami yang bersedia memiliki kuping seperti Abi, yang mau mendengar keluh kesahmu, atau hanya sekedar cerita-cerita yang sudah sering kau ulang berkali-kali. Carilah suami yang memiliki bahu seperti Abi, mampu membuatmu bahagia saat berada di dekatnya. Carilah yang mampu mendidikmu, membawamu ke jalan yang benar. Dan kelak, ada masanya Abi sangat berat untuk melepasmu, sangatlah berat. Kau akan menyadarinya nanti. Karena Abi, tidak akan pernah rela memberikanmu selain merelakan juga mempercayai kepada lelaki yang baik akhlak juga agamanya."

Apa yang di tuturkan oleh sang ayah, membuat Shara begitu terharu. Itu hanya sedikit ungkapan rasa sayang seorang ayah pada anaknya, selebihnya begitu besar cinta seorang ayah bahkan tak akan pernah mampu terbalaskan.

"Terima kasih, Abi." Shara memeluk erat Abinya.

Begitupun sebaliknya, anak dan ayah itu kini saling berpelukan.

Memang benar apa yang di katakan oleh beberapa orang, bahwa ada satu lelaki yang tidak akan pernah menyakitimu, dia adalah ayahmu.

***

Di tempat lain, selesai shalat subuh berjamaah di mesjid Sakha kembali ke rumahnya. Di jalan menuju rumah, ia tak sengaja berpapasan dengan seorang ustadz.

"Assalamuallaikum, ustadz." Shara menyapa.

"Wa'allaikumussalam. Eh, Nak Sakha," jawabnya.

"Kita pulang bareng, ustadz." Sakha menawarkan.

"Oh iya, boleh-boleh." Ustadz itu dengan senang hati menerima tawaran Sakha. Mereka berjalan beriringan, dan memulai percakapan.

"Nak Sakha, sudah bekerja?" Tanya Pak Ustadz.

"Alhamdulillah sudah, usaha kecil-kecilan, ustadz." Sakha menuturkan.

"Wah, alhamdulillah. Kalau pendamping, kapan nih?" Goda Ustadz.

Sakha menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "ahaha, iya nih kapan yah, Ustadz." Sakha malah berbalik bertanya pada Ustadz, ia tidak memiliki jawaban saat ini.

"Lho, kok malah balik tanya saya. Ya kalau memang sudah ada calon, segeralah khitbah." Ustadz menyarankan.

"Tapi jangan mengkhitbah perempuan yang tengah di lamar orang lain," imbuhnya.

"Ahaha, ya tidaklah Ustadz." Sakha terkekeh.

"Ada sih Ustadz yang saya suka, tapi saya tidak yakin." Sakha menimpali.

"Dia sudah jawab tidak mau memangnya?" Tanya Ustadz.

"Tidak seperti itu, sih. Tapi saya saja yang belum berani," jawab Sakha.

"Ya kamu usaha, dong. Kalau tidak mencoba, mana mungkin kamu tahu jawabannya seperti apa." Ustadz memberi saran.

"Berikhtiarlah, urusan hasil serahkan semuanya pada Allah." Ustadz menambahkan.

Sakha merasa termotivasi, tiba-tiba saja muncul keinginan dalam hatinya untuk mencari keberadaan Shara.

"Lho, kok malah bengong," ujar Pak Ustadz.

"Eh, maaf Ustadz. Terima kasih sarannya, saya akan mencoba menemuinya," sahut Sakha.

Pak Ustadz tersenyum, "bismillah, yah. Semoga itu jodohmu."

"Aamiin," ucap Sakha.

"Aku harus mencari Shara, tapi dari mana aku akan memulai pencarian?"

Sakha teringat sesuatu yang mungkin bisa membantunya menemukan Shara.

"Seminar," ucap Sakha dalam hatinya.

##############################

Assalamuallaikum semua...

Bagaimana kabar kalian? Semoga selalu di limpahkan kesehatan yaa...

Stay safe, masih betah kan #dirumahaja??

Oh iya, jangan lupa terus dukung karya-karya ku

Jangan lupa like juga vote nya yaa 😁😁😁

Terima kasih semua, semoga hari Ahad teman-teman semua menyenangkan...

Terpopuler

Comments

Kiky Kurnia Arma

Kiky Kurnia Arma

ini novel keren...tapi sayang yang baca masih sedikit..

2021-05-26

0

Iklima kasi💕

Iklima kasi💕

Allah Maha Mengetahui apa2 yg trbaik untuk hambanya.mintalah pasangan yg Allah ridhoi untuk kita skalipun tdk seperti ayah ibu kta,Insya Allah barokah selamat dunia akhirat.

2020-10-11

2

Rena

Rena

prinsip.ku seperti abi.nya sarah nyari pasangan yang bahu.nya seperti ayah.ku hehehe meskipun belum menemukan sampai sekarang

2020-10-09

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!