*Terkadang, aku ingin sekali berterima kasih pada lorong kereta. Pada kursi yang menjadi saksi, pada waktu yang dengan mudahnya mempertemukan kita.
Sepertinya memang benar, rezeki bukan hanya berupa material. Duduk berdampingan dengan sosok wanita yang bahkan seketika menjelma bak bidadari tak bersayap dimataku, adalah rezeki yang amat besar.
Balutan hijab yang menjulur menutupi tubuhnya, melekat anggun padanya. Membuat semua mata memandang teduh ke arahnya, Sucinya air wudhu, tampak menyinari raut wajahnya.
Segan, itu yang membuatku malu untuk menyapanya.
Menyapa wanita yang dengan teguh menjaga kehormatannya*.
~ Sakha Sakti Pratama ~
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Hari ini rencananya, Sakha dan Shara akan berkeliling sekitaran Alun-Alun Bandung. Rasanya tak lengkap jika menghabiskan waktu berlibur, hanya dengan berbaring di tempat tidur.
Shara yang sudah rapih segera beranjak dari tempatnya, dan bergegas keluar kamar hotel. Saat Shara membuka pintu, alangkah terkejutnya ia saat seorang lelaki tengah berdiri dan menyengir kuda tepat di depan pintu.
"Astagfirulloh..." Shara menempelkan tepalak tangannya di dada saking terkejutnya.
"Pagi, Ara.."
Shaka yang memasang tampang polos, menyapa Shara dengan senyuman khas kudanya.
Shara berdecak kesal, ia kadang merasa geli dengan tingkah konyol teman barunya itu, "Wa'allaikumussalam."
"Eh, Assalamuallaikum little fairy." Shaka mengganti sapaannya dengan mengucap salam.
"Ckk, Wa'allaikumussalam, Akha selalu mengagetkan Ara!" gerutu Shara merutuki kelakuan konyol temannya.
"Hehe, maaf." Sakha lagi-lagi terkekeh dengan senyum khasnya.
Shara menghela nafasnya, ia berlalu melewati Sakha bergitu saja. Lelaki itu menggarung kepalanya yang tidak gatal, dan berjalan megikuti wanita yang kini berjalan dengan jarak seperti biasa, satu meter di depannya.
"Satu lagi, jangan panggil Ara little fairy!" ucap Shara tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya.
"Kenapa?" tanya Sakha.
"Ara geli mendengarnya!" seru Shara.
Mereka berbincang sembari terus melanjutkan langkahnya, hingga terhenti tepat di depan pintu masuk mesjid yang berada di Alun-Alun kota Bandung.
"Kita mau kemana?" tanya Shara.
Sakha sejenak berpikir, lalu ia menyunggingkan senyumnya. Shara mengernyit bingung, melihat tingkah Sakha.
"Dih, kumat gaje nya!" gerutu Shara.
"Gaje?" Sakha menautkan kedua alisnya.
"Ga jelas!" seru Shara tegas.
"Oh, hahaha. Kita ke menara kembar." Sakha berlalu melewati Shara yang masih melongo melihat kelauan anehnya.
"Hah, kok bisa aku mau berteman dengannya?" Shara terus menggerutu, tapi langkahnya masih saja mengikuti Sakha.
***
Mesjid Raya Bandung, seperti yang kita lihat sekarang, terdapat dua menara kembar di sisi kiri dan kanan masjid setinggi 81 meter yang selalu dibuka untuk umum. Atap masjid diganti dari atap joglo menjadi satu kubah besar pada atap tengah dan yang lebih kecil pada atap kiri-kanan masjid serta dinding masjid terbuat dari batu alam kualitas tinggi. Kita bisa menggunakan lift untuk menuju atap menara.
Kini Sakha dan Shara sudah berada di atas menara, mata mereka berbinar melihat pemandangan kota Bandung yang disuguhkan.
"MasyaAllah," ucap Shara pelan memandang jauh hamparan kota Bandung.
"Indah sekali," balas Sakha, tapi matanya tak memandang yang sama dengan Shara, melainkan ia malah menatap wajah wanita yang kini berdiri satu meter di depannya.
"Astagfirulloh," lagi-lagi Sakha terpesona dengan kecantikan wajah Shara.
"Kenapa?" tanya Shara saat mendengar lafaz yang di ucapkan Sakha.
"Ahaha, tidak apa-apa." jawab Sakha berkelit. Kini ia mengalihkan pandangannya dan memotret pemandangan yang kini terpampang nyata.
Sesekali ia juga memotret Shara dengan diam-diam.
"Oh iya, Akha sengaja berlibur kesini? Atau ada urusan lain?" Shara memulai perbincangan.
Sakha terdiam sejenak, "Umm, sebenarnya Akha kesini karena ingin menenangkan diri."
"Kenapa? Apa Akha sedang ada masalah?" tebak Shara.
Sakha mengangguk pelan, ia mengatupkan bibirnya. Mungkin Shara adalah orang yang tepat untuk dia bercerita, Shara juga sepertinya orang yang bisa menanggapi masalah yang tengah Sakha hadapi.
"Begini, ummm, Akha di ajak menikah," ucapnya.
Shara sejenak mencerna kata-kata Sakha, "lalu?"
"Lalu, Akha malah meninggalkannya."
Shara terperanjat, ia mengernyitkan keningnya.
"Kenapa?"
"Akha... Belum siap," sahutnya dengan nada melemah.
"Hanya itu alasannya? Perasaan Akha pada wanita itu, bagaimana?" tanya Shara.
"Akha sayang sama dia. Tapi kalau untuk hidup selamanya dengan dia, Akha belum terpikir sampai sana," tutur Sakha.
"Lah, gak bisa gitu dong. Akha itu laki-laki, harus memiliki pendirian. Jangan mempermainkan perasaan perempuan seperti itu!" Shara tidak habis pikir dengan apa yang ada di otak Sakha. Bagi Shara, seseorang yang meninggalkan pasangannya tanpa kejelasan itu adalah seorang pengecut.
Sakha membisu, ia menarik nafasnya dalam.
"Akha, tidak melakukan hal di luar batas wajar kan dengannya?" Shara menerka.
"Tidaklah, mana mungkin Akha melakukan dosa besar seperti itu!" bantahnya.
Shara menelisik, "Akha, tidak berbohong?" lanjutnya.
"Demi Allah, Akha gak berbuat yang aneh-aneh!" jawab Sakha dengan yakin dan tegas.
"Baiklah, anggap saja kali ini Ara percaya," sahut Shara.
"Tapi ingat, kalau sampai Akha berbohong, Ara gak mau kenal lagi sama Akha."
Sakha termenung, dengan mudahnya perkataan Shara mampu menciutkan nyalinya. Hatinya selolah tidak ingin jika berpisah dengan wanita yang baru beberapa hari di kenalnya.
"Ara bisa pegang kata-kata Akha."
💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐
*Aku tidak ingin kamu seperti mereka yang pernah aku ketemui sebelummu. Dan jangan pernah menjadi laki-laki yang sama seperti mereka. Karena aku sudah ingin bertemu dengan laki-laki yang hanya seperti itu.
Karena dari mereka semua hanyalah laki-laki yang pada akhirnya menyakitiku. Yang katanya tidak akan pergi malah pergi juga. Yang tidak akan membuatku menangis malah dia yang paling parah membuatku menangis*.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Kiky Kurnia Arma
ceritanya bagus sederhana gak berbelit2
2021-05-25
0
Iklima kasi💕
ceritanya bagus tdk bertele2 cuman kurang pas aj klo panggilannya masi pake nama apa lagi untuk obrolan serius, lebih enak didengernya klo Aku-Kamu,,
2020-10-11
5
Erwien Diandaniy
bagus
2020-05-01
0