“Ly, maaf....”
“Ily tau om, maaf Ily ngga sanggup denger penolakan om. Om ngga usah khawatir Ily baik-baik aja. Terima kasih udah kasih kesempatan untuk Ily dekat dengan om. Terima kasih sudah bersabar dengan semua sikap konyol Ily. Ily doakan semoga hubungan om dengan ibu Pertiwi dimudahkan sampai jenjang pernikahan. Ily doakan om Dimas dan Ara bahagia selalu. Mulai hari ini Ily akan berusaha menghapus perasaan Ily untuk om. Ily akan menjadi keponakan om yang dulu.”
Firly meremas kuat tangannya, mencoba menahan rasa sakit yang dirasakannya kini. Matanya sudah berkaca-kaca, sekali kedipan saja airmatanya akan mengalir jatuh membasahi pipinya. Sedang Dimas, hatinya mencelos mendengar semua ucapan Firly barusan. Hati dan pikirannya benar-benar bertentangan saat ini. Otaknya mengatakan untuk segera mengakhiri semua kegilaan ini sedang hatinya tak rela melepas Firly dari hidupnya.
“Om, untuk pertama dan terakhir kalinya Ily boleh ya cium om.”
Dimas tak menjawab, otak dan hatinya masih terus berperang. Melihat tak ada reaksi dari Dimas, Firly nekad mendekatkan wajahnya pada Dimas. Sambil menutup mata, dia menabrakan bibirnya pada bibir Dimas. Tak ada pergerakan, hanya bibir saja yang menempel untuk beberapa detik. Firly benar-benar menikmati detik-detik pertemuan bibir ini, setelah itu melepaskan bibirnya. Namun tanpa disangka tangan Dimas bergerak menahan tengkuk Firly.
Dimas ******* bibir tipis itu dengan lembut. Firly membuka matanya, melihat lelaki di hadapannya sedang menutup mata dengan bibir yang terus ******* bibirnya. Firly menutup matanya kembali, menikmati ******* demi ******* dan sesekali membalasnya walaupun masih terasa kaku. Dimas mengakhiri ciumannya kemudian menautkan kening keduanya.
“Om.”
Dimas kembali melahap bibir Firly, kali ini dia memberikan gigitan kecil di bibir tipis itu membuat sang empu membuka mulutnya. Dengan cepat lidahnya masuk dan mengabsen semua isi di dalamnya. Ciuman keduanya semakin dalam dan menuntut. Dimas menarik pinggang Ily membuat tubuh mereka semakin tak berjarak. Decapan demi decapan memenuhi seisi ruangan.
Dimas mengakhiri ciumannya saat dirasakan Firly mulai kehabisan pasokan oksigen. Kening keduanya kembali menaut dengan nafas yang masih memburu.
“I love you, Ily,” lirih Dimas di telinga Firly.
Tubuh gadis itu menegang mendengar pernyataan cinta lelaki di hadapannya. Ingin rasanya dia mendengar sekali lagi kalimat itu, takut kalau tadi hanyalah halusinasinya.
Menyadari kalau gadis di hadapannya masih belum mempercayai ucapannya tadi.
Dimas membelai wajah Firly dengan jemarinya, menghapus airmata yang membasahi pipi mulus itu. Matanya menatap dalam ke iris Firly kemudian bibirnya kembali mengucapkan tiga kata yang menggambarkan perasaannya saat ini.
“I love you Firly Sakhi Prakarsa.”
“I love you too om.”
Dimas menarik Firly ke dalam pelukannya. Akhirnya Dimas menyerah, hatinya berhasil menaklukkan otaknya. Tubuhnya mempresentasikan perasaannya dengan ciuman dan pelukan pada gadis yang dicintainya itu. Dia tak peduli kalau seisi dunia mengutuknya. Yang dia tahu, dirinya sangat mencintai Firly dan tak ingin kehilangannya.
“Ini bukan mimpi kan om?”
PLETAK
“Ouch.. sakit om,” Firly mengusap keningnya yang terkena sentilan Dimas.
“Sakit kan? Berarti bukan mimpi,” Dimas terkekeh, Firly mencebikkan bibirnya.
“Apa kamu yakin akan menghabiskan sisa hidupmu bersama pria tua sepertiku?”
“Kalau Ily ngga yakin, Ily ngga akan memulai ini semua. Om adalah pria tuaku yang tampan dan gagah. Di mata Ily ngga ada lelaki lain yang lebih mempesona selain om dan papi tentunya.”
“Om ngga percaya bayi mungil yang dulu sering om gendong sekarang sudah berhasil menjadi pencuri hati dan membuat om tergila-gila.”
“Ily juga ngga percaya om Imasku akhirnya akan menjadi imamku.”
“Ck.. berhenti manggil om Imas,” Firly terkekeh, panggilan itu sengaja dia dan Firlan ucapkan untuk membuat omnya jengkel.
“Oh iya, gimana lamaran om sama ibu Pertiwi?”
“Sssttt... Jangan pernah menyebut nama perempuan atau laki-laki lain saat kita sedang bersama hmm?” Dimas meletakkan jari telunjuknya di bibir Firly, gadis itu mengangguk cepat.
“Om akan batalkan lamaran itu. Lagi pula bunda Poppy yang menginginkannya bukan om. Secepatnya om akan menemui mami dan papimu. Setelah pengumuman kelulusanmu, om akan melamarmu.”
“Biar Ily bilang sama papi dulu. Takutnya papi jantungan pas om ngelamar Firly.”
“Dan mulai sekarang kamu ngga boleh deket-deket atau jalan bareng sama anak culun itu.”
“Denis om, namanya Denis. Jahat banget sih nyebut culun.”
“Emang dia culun. C U L U N,” Dimas mengeja kata culun membuat Firly tergelak.
“Tiga hari lagi om mau ke Milan. Kamu mau ikut?”
“Boleh om?” Dimas mengangguk.
“Tapi Ily kasih alasan apa ya ke papi sama mami.”
“Biar om yang ngomong,” Firly mengangguk senang.
“Sekarang pulang yuk,” ajak Dimas. Dia berjalan menuju meja kerjanya, membereskan dokumen yang telah ditanda tanganinya. Firly mengambil tasnya kemudian berdiri menunggu Dimas.
Dimas merangkul Firly keluar dari ruangan sambil merangkul bahu Firly. Dia berhenti sebentar di depan meja Arini, memberikan dokumen di tangannya.
“Rin, pesankan satu tiket lagi buat ke Milan ya.”
“Siap pak,” tanpa bertanya Arini sudah tahu untuk siapa tiket tambahan itu.
Setelah urusannya dengan Arini selesai, Dimas berlalu pergi bersama Firly. Arini memandang Dimas dengan senyuman di bibirnya. Melihat temannya kembali bersemangat menjalani hari-harinya membuatnya turut berbahagia.
🍁🍁🍁
Malamnya seluruh keluarga Prakarsa sedang berkumpul di ruang keluarga. Mami Alea masih melanjutkan perdebatannya dengan anak bungsunya, Azriel. Firlan menatap heran pada maminya yang akhir-akhir ini semakin memaksakan kehendaknya pada anak-anaknya.
“Pokoknya tiga hari lagi kamu harus ikut ke Jepang. Mami sudah menjadwalkan kamu latihan di sana bersama pemain profesional dan mami ngga mau dengar penolakan.”
“Ziel akan ikut tapi Ziel tetap ngga mau home schooling. Kalau mami tetap maksa home schooling mendingan Ziel berhenti main badminton.”
“Ziel! Kamu keras kepala banget ya.”
“Mami juga mutusin sesuatu tanpa diskusi dulu sama Ziel. Ini hidup Ziel mi, Ziel punya hak untuk mengambil keputusan.”
“Cukup!! Ziel, kamu ikuti jadwal latihan yang udah mami siapkan. Dan mami hargai keputusan Ziel untuk sekolah seperti biasa.”
Alea baru saja akan protes tapi Ega sudah mengangkat tangannya tanda tak ingin dibantah. Azriel tersenyum pada sang papi. Alea masuk ke kamar dengan kesal.
“Pi, lusa aku mau ke Ciremai.”
“Sama siapa?”
“Biasa pi, Elang, Gara, Farel, bang Akhtar, Virzha sama Jayden.”
“Papi juga harus ke Palembang ninjau lokasi pembangunan resort di sana.”
“Loh.. loh.. kok pada pergi semua. Terus nasib Ily gimana?”
“Kamu ikut papi atau Ziel sama mami ke Jepang.”
“Ngga mau, bete ikut sama papi. Kalau ikut Ziel juga paling banter nyangkut di GOR doang. Ily mau ikut om Dimas ke Milan boleh pi?”
Firlan melihat pada saudara kembarnya, Firly mengedipkan matanya pada Firlan. Dia tersenyum, melihat wajah ceria Firly berarti adiknya itu berhasil menaklukkan hati om Dimas.
“Apa?? Kamu mau ke Milan?” Alea yang mendengar ucapan Firly saat keluar dari kamar bergegas menghampirinya. Kerongkongan Filry terasa tercekat mendengar pertanyaan maminya.
“I..iya mi. Ngga boleh ya?”
“Boleh. Sekalian kamu beliin tas Gucci edisi terbaru yang keluar bulan lalu. Itu limited edition. Dari bulan kemarin ada yang janji mau beliin tapi ngga ada realisasinya,” Alea melirik suaminya. Ega hanya nyengir sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
“Beneran Ily boleh ikut om Dimas?”
“Iya. Pi, jangan lupa kasih black card kamu ke Ily buat beli tas.”
“Iya mi iya.”
Firly menghembuskan nafas lega. Rasanya dia ingin berterima kasih pada Gucci yang telah mengeluarkan rancangan terbarunya hingga dia bisa diijinkan dengan mudah ikut ke Milan bersama Dimas, om merangkap calon imamnya.
🍁🍁🍁
**Akhirnya om Dimas nyerah juga, udah gitu main sosor aja. Kalau ketahuan ayah Irzal bisa diseleled tuh om Dimas😂
Yang mau ikutan Ily liburan ke Milan ngacung🙋
Yang habis baca jangan lupa ya
Like..
Comment..
Vote..
Hatur nuhun🙏**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛
lama ngak nyosor tu om Dimas
2024-01-03
2
Ajusani Dei Yanti
om dimas main sorodot gaplok nya bikin hareudang jiwa🤭🤭🤭🤭
2023-05-11
1
Uneh Wee
waduh enk donk om dapet abg tingting. hihihii emng rezaki ank soleh
2022-12-19
1