Seusai sekolah Firly bergegas pulang. Hari ini dia tak berminat mengikuti bimbingan belajar karena sedari pagi pikirannya hanya tertuju pada Dimas dan Ara. Tak lupa dia membelikan baso untuk Ara di tukang baso langganannya. Masih menggunakan seragam, Firly langsung menuju rumah Dimas.
“Assalamu’alaikum Ara ini kak Ily bawa....”
Ucapan Firly terhenti saat melihat Sabrina sedang berkutat memasak sesuatu di dapur, sedangkan Ara duduk menunggu makanannya matang di meja makan.
“Eh kak Ily, kakak bawa apa?”
“Ini kakak bawa baso mas Tommy yang mangkal di depan sekolah,” Firly mengangkat bungkusan di tangannya.
Mata Ara nampak berbinar, dia memang senang sekali dengan baso mas Tommy. Firly mengambil mangkok lalu memindahkan isinya. Belum sempat Ara makan, Sabrina datang dengan membawa dua piring spaghetti.
“Eh Ara, ini spaghettinya udah jadi.”
“Tapi Ara mau makan baso.”
“Mendingan makan spaghetti, Ara. Ini dibikin di rumah, terjamin kebersihannya. Kalau makanan pinggir jalan belum tentu bersih. Nanti kalau kamu sakit gimana?” Sabrina melirik tajam ke arah Firly. Diambilnya mangkok baso dari hadapan Ara kemudian memberikannya pada Firly.
“Kamu aja yang makan baso ini. Aku ngga mau calon anakku makan sesuatu yang belum terjamin kebersihan dan nilai gizinya.”
Ingin rasanya Firly menenggelamkan nenek lampir ini di rawa-rawa, sayang di daerah ini sudah tidak ada rawa. Ara yang kesal dengan larangan Sabrina memilih mogok makan. Spaghetti di hadapannya tak disentuh sedikit pun.
“Ara sayang, dimakan dong.”
“Ngga mau! Ara mau baso!”
Sabrina menarik kasar tangan Firly sedikit menjauh dari meja makan. Firly segera menepis tangan Sabrina begitu menjauh dari Ara.
“Gara-gara kamu datang Ara jadi ngga mau makan. Mending kamu pulang, kehadiran kamu sudah tidak dibutuhkan di rumah ini. Urusan Dimas dan Ara sekarang menjadi tanggung jawab saya.”
“Cih emang situ istrinya? Ijab kabul aja belum, kepedean banget. Yakin om Dimas mau nikahin situ? Inget ya, om Dimas tuh cinta banget sama tante Sissy dan tante girang ngga ada apa-apanya dibanding almarhumah tante Sissy!”
“Apa kamu bilang? Tante girang?”
“Lah emang iya, tante itu tante girang. Belum apa-apa udah kegirangan duluan, berasa jadi istrinya om Dimas.”
Sabrina benar-benar emosi mendengar ucapan Firly. Dicengkeramnya lengan Firly dengan kencang hingga gadis itu meringis kesakitan.
“Ada apa ini?” suara bariton Dimas mengejutkan Sabrina. Dengan cepat dilepaskan cengkeramannya pada lengan Firly.
“Eh mas, ini Firly mau pulang aku tahan soalnya Ara mau makan ditemenin Firly,” Firly mencibir ke arah Sabrina kemudian berlalu menuju meja makan dan duduk di samping Ara yang masih ngambek. Dimas pun ikut ke meja makan.
“Loh anak papa kenapa belum makan?”
“Ara pengen makan baso yang kak Ily bawa tapi tante Sabrina ngga bolehin. Dia maksa Ara makan spaghetti. Ara bosen pa, udah tiga hari ini makan spaghetti terus.”
Mampus lo nenek sihir.
Firly memandangi Sabrina yang terlihat gugup. Dimas menatap tajam ke arah temannya ini. Kemudian mengambil mangkok baso dan memberikannya pada Ara.
“Biar papa yang makan spaghettinya, Ara makan baso aja.”
“Makasih papa.”
Ara langsung melahap baso yang sudah berkurang kadar panasnya karena perdebatan dengan Sabrina. Firly mengusap kepala Ara yang sedang asik menikmati baso.
“Kak Ily ngga makan?”
“Ngga, udah tadi di sekolah.”
“Hmm.. baso mas Tommy emang juara. Apalagi pangsitnya, enak banget. Papa nanti kalau udah sembuh bikinin pangsit kaya gini ya pa.”
“Iya sayang,” Dimas mengusap puncak kepala anaknya kemudian melihat pada Firly. Dia terharu melihat Firly begitu tulus menyayangi anaknya. Dimas menatap spaghetti aglio olio di hadapannya kemudian memakannya perlahan. Sabrina memang pintar memasak masakan Italia. Rasa spaghetti buatannya sudah tidak diragukan lagi.
“Ly, kapan kamu unas?”
“Dua bulan lagi om.”
“Kamu rencana mau kuliah jurusan apa?”
“Ambil komunikasi om.”
“Hmm bagus itu. Apapun jurusannya, kamu harus kuliah yang bener. Jangan pacaran dulu biar kuliah kamu ngga terganggu.”
“Ily ngga mau pacaran om. Ily mau langsung nikah aja.”
“Bagus itu. Kamu udah punya calon?”
“Belum om, masih dalam proses doa hehehe.”
Dimas terkekeh, Sabrina memutar bola matanya malas mendengar percakapan keduanya. Sesekali Firly melirik wanita di sampingnya ini.
“Kamu nikahnya sama Elang aja. Kan papi kamu pengen banget Elang jadi menantunya.”
“Dih ogah banget. Bisa bengek Ily punya suami kaya Elang.”
“Hahaha.. terus kamu pengennya punya suami kaya siapa?”
“Kaya om Dimas.”
Uhuk.. uhuk...
Dimas tersedak mendengar jawaban frontal Firly. Sabrina langsung mendelik ke arah gadis itu. Pancaran kebencian jelas terlihat dari kedua matanya. Ara hanya senyum-senyum saja. Dia benar-benar menikmati drama di meja makan siang ini.
“Ra, udah beres makannya?”
“Udah kak.”
“Kemon let’s go.”
Firly merangkul Ara meninggalkan meja makan. Keduanya berjalan menuju ruang tengah. Dimas meneguk habis segelas air putih, ucapan Firly barusan benar-benar mengejutkannya.
“Mas...”
Belum sempat Sabrina meneruskan kalimatnya, dari arah ruang tengah terdengar suara musik yang cukup keras. Spontan keduanya menoleh ke sana. Tampak Firly sedang mengajarkan gerakan senam yang harus dihapalkan Ara untuk tugas sekolahnya. Ara memperhatikan gerakan yang diperagakan Firly. Kemudian dia mulai mengikuti gerakan tersebut sesuai arahan Firly. Sesekali terdengar gelak tawa mereka membuat Dimas menarik bibirnya ke atas.
Makasih Ly, kamu bisa membuat Ara tersenyum dan tertawa bahagia.
Dimas meraba dadanya yang berdetak sedikit lebih kencang saat melihat senyum Firly. Sungguh gadis itu terlihat lebih cantik di matanya saat ini.
🍁🍁🍁
Dengan langkah tergesa Firly menuruni tangga rumahnya. Dari balkon kamarnya tadi terlihat mobil papinya sudah memasuki halaman rumah. Dia ingin menyambut oma Santi yang sudah dirindukannya.
“Omaa!”
Firly menghambur ke arah omanya yang baru saja turun dari mobil dibantu oleh Ega. Diciumnya punggung tangan sang nenek yang sudah keriput dimakan usia. Kemudian dia melingkarkan tangannya di lengan oma Santi, membantunya masuk ke dalam rumah. Firly membawa oma duduk di ruang tengah. Firlan dan Azriel juga menyambut kedatangan wanita yang sudah berusia lanjut itu dengan mencium punggung tangannya.
“Oma seterusnya tinggal di sini kan?” tanya Firly seraya mendaratkan bokongnya di samping omanya.
“Iya sayang, oma bakal di sini terus sama kalian.”
“Ily, omanya bawa ke kamar aja biar istirahat,” titah Ega yang masuk sambil menggeret koper langsung menuju kamar tamu.
“Oma mau di sini dulu, lagian tadi di mobil oma juga tidur terus.”
“Oma mau makan ngga? Ily masak sop ayam loh oma.”
“Ily udah bisa masak?”
“Iya dong oma. Cucu oma yang cantik ini udah bisa masak sekarang. Ayo oma mau nyobain masakan Ily ngga?”
“Boleh.”
Firly membantu oma Santi berdiri kemudian menuntunya ke meja makan. Firly menghangatkan sebentar sop yang dibuatnya beberapa jam yang lalu kemudian menaruhnya ke dalam mangkok. Tak lupa dia menambahkan irisan daun seledri dan taburan bawang goreng.
“Ini oma,” Firly meletakkan mangkok ke hadapan oma Santi. Aroma harum sop ayam langsung menguar menyapa penciumannya.
“Hmm.. kayanya enak nih. Oma coba ya,” oma Santi menyendokkan kuah sop kemudian memasukkannya ke dalam mulut.
“Wah masakan kamu benar-benar enak. Siapa yang ngajarin kamu sayang?” oma Santi kembali menyuapkan sop ke mulutnya.
“Om Dimas.”
“Pantes yang ngajarin chef terkenal.”
“Itu setelah menjalani perjuangan panjang dan memakan korban jiwa,” ledek Azriel yang memang terkenal usil. Firly melayangkan tatapan horor pada adiknya ini.
“Belajar masak kan emang butuh perjuangan dan kesabaran. Ngga bisa sehari langsung jago masak, perlu latihan berulang-ulang.”
“Tapi mami sampai sekarang masakannya masih ngga enak oma. Aaaaaaa...”
Azriel berteriak saat sebuah jeweran mendarat di telinganya. Alea yang sedari tadi sudah ada di belakang mereka langsung menghukum anak bungsunya yang lidahnya kelewat lemes, persis seperti papinya. Oma Santi hanya tertawa melihat adegan KDRT di depannya.
Inilah kehangatan keluarga yang kerap dirindukannya. Selama di Jakarta dia hanya ditemani para pelayannya saja. Jika menginap di rumah Tombak, oma Santi juga tidak bisa merasakan kehangatan seperti ini. Para anggota keluarga lebih senang menghabiskan waktu di kamar masing-masing.
“Oma, Ily juga buat kentang schootel sama salad buah khusus buat oma. Nanti cicipin ya oma.”
“Iya sayang. Oma seneng kamu sekarang sudah lebih dewasa dan mandiri.”
“Harus dong oma, kan Ily pengen jadi istri solehah.”
“Emang Ily mau nikah? Udah punya calonnya gitu?”
“Lah oma lupa, calonnya kak Ily kan mas Elang. Tuh papi kan ngebet banget pengen jodohin kak Ily sama mas El,” celetuk Azriel.
“Dih ogah banget,” sanggah Ily.
“Apa sih ribut-ribut di meja makan,” Ega datang menghampiri dan langsung duduk di samping Firly.
“Itu kak Ily udah ngebet pengen nikah sama mas El,” goda Azriel.
“Yang bener Ly? Nanti papi ngomong deh ke ayah Irzal.”
“Ih ngga. Ziel lo emang pengen ditampol ya, tuh mulut lemesnya ngga ilang-ilang.”
“Ngga usah geer kali kak. Mas El juga belum tentu mau sama kakak hahahaha,” Azriel senang sekali membuat kakaknya kesal. Melihat kobaran amarah di mata Firly, Azriel langsung ngacir ke kamarnya.
“Ya ampun Ga, itu Azriel mirip banget sama kamu ya. Bukan cuma muka tapi kelakuannya juga,” oma Santi geleng-geleng kepala.
“Gimana ngga mirip ma. Pas hamil Azriel, anak mama tuh ngeselin banget. Makanya ceples bener sama dia,” sembur Alea yang sedari tadi hanya menjadi pendengar setia. Ega hanya garuk-garuk kepala saja. Sepertinya Alea tidak pernah lupa insiden dirinya dengan Soraya saat hamil Azriel dulu.
“Oma nanti sore kita jalan-jalan ke taman yuk,” ajak Firly.
“Boleh, tapi sekarang oma mau istirahat dulu. Makasih ya, sop ayamnya enak, oma suka.”
“Sama-sama oma,” Firly tersenyum senang omanya menghabiskan sop ayam buatannya. Selesai makan dia mengantar oma Santi beristirahat di kamar.
🍁🍁🍁
**Cieee... Om Dimas udah berdebar-debar nih. Ayo Pepet terus Ily..
Azriel bener2 cetakannya Ega ya😂
Hai para readersku jangan lupa ya dengan ritualnya setelah membaca
Like..
Comment..
Vote..
Thank U😉**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛
cetakan Ega wadahnya al
2024-01-02
2
Yuli Indri
kl ceritanya udh tamat gini pengen cepet² selesai bacanya tp kl nunggu up juga kesel krna ceritanya jd gantung serba salah ya hahaa
2023-02-11
1
# zaichik #
😂😂😂😂😂......bngekk..... ily kan jdohnya om dimas tau, duren tuh smkin kedpan yg mda lwat wkwkwk
2022-05-12
2