“Assalamu’alaikum, om Dimas! Ara!”
Minggu pagi Firly sudah berada di kediaman Dimas. Misinya dimulai hari ini. Dia sengaja memilih hari ini karena tahu setiap hari Minggu om gantengnya itu selalu meluangkan waktu berdua dengan putri cantiknya.
“Waalaikumsalam,” bi Parmi asisten rumah tangga Dimas membukakan pintu.
“Om Dimas sama Ara-nya ada bi?”
“Ada non, lagi di taman belakang.”
“Ok, makasih bibi cantik,” Firly menoel dagu bi Parmi, wanita paruh baya itu hanya geleng-geleng saja melihat tingkah gadis itu.
Firly bergegas menuju halaman belakang. Di sana dia melihat Dimas sedang mengajari Ara gerakan taekwondo. Sudah menjadi aturan wajib bagi keluarga Ramadhan, setiap anggota keluarganya harus bisa bela diri. Hal ini untuk melindungi diri sendiri dari bahaya yang sewaktu-waktu mengancam. Dan ini menular pada yang lainnya. Si kembar Lilan, Rain, Reyhan, Gara, Azriel, Akhtar dan Bilqis juga diwajibkan.
“Om Dimas, Ara.”
Dimas menyudahi latihannya saat melihat Firly. Gadis itu segera menghampiri lalu mencium punggung tangan omnya. Ara berlari menghampiri Firly lalu memeluknya.
“Kak Ily mau main di sini?”
“Iya, kak Ily mau main sama kamu sambil belajar. Om sini deh,” Firly menuntun Dimas kemudian mendudukkannya di atas kursi santai. Dia sendiri duduk di hadapan Dimas.
“Om, di sekolah kan lagi ada acara unjuk bakat. Nah rencananya Ily mau ikut lomba masak. Ajarin Ily masak dong om, biar Ily menang.”
“Ngga bisa Ily, om sibuk. Minta ajarin bunda Poppy atau mama Sarah aja.”
“Bunda lagi sibuk bantuin tante Rena di yayasan. Mama Sarah lagi ke Jakarta nemenin papa Regan. Jadi tinggal om Dimas harapan Ily. Om tahu sendiri mami mana bisa masak. Ya om ya, ajarin Ily,” Firly memulai rayuan pulau kelapanya.
“Kalau om mau ngajarin Ily, seminggu ini tugas antar jemput Ara biar jadi tanggung jawab Ily. Dan Ily bakal nemenin Ara di rumah sampai om Dimas pulang, gimana?” Firly menaik turunkan alisnya.
“Bantuin kak Ily pa,” Ara ikutan membujuk.
“Ayo dong om Dimas sayang, yang ganteng, baik hati dan tidak sombong. Please jangan malu-maluin Ily, masa punya om chef terkenal tapi keok ikut lomba masak. Mau taruh di mana muka Ily nanti? Harga diri Ily dipertaruhkan di sini om. Jadi pleaaaaseee tolongin Ily kali ini aja.”
Firly menunjukkan puppy eyesnya. Dimas menghela nafas panjang. Sebenarnya dia tidak punya kesibukan apapun tapi memang sengaja menghindar dari para keponakannya. Melihat mereka mengingatkan Dimas akan sosok Sissy.
“Maaf Ily, om benar-benar ngga bisa. Ara, cepat mandi dan Ily lebih baik kamu pulang.”
Ara kecewa dengan jawaban papanya. Dia sudah senang sekali mendengar ucapan Firly yang akan mengantar jemputnya plus menemaninya di rumah sambil menunggu papanya pulang. Di antara yang lain, Ara memang paling dekat dengan Firly, mungkin karena mereka mempunyai banyak kesukaan yang sama. Dengan langkah gontai gadis itu memasuki kamarnya yang terletak di lantai atas.
“Om, Ily punya salah ya sama om?”
“Ngga Ily. Om beneran lagi sibuk. Belajar masak itu ngga bisa sehari jadi dan om ngga bisa luangin waktu buat kamu karena pekerjaan om banyak.”
“Ily kangen om Dimas yang dulu. Om Dimas yang perhatian, yang selalu dengerin ocehan kita. Om Dimas yang selalu menghibur kita kalau kita lagi sedih. Ily kangen om Imas.”
“Ily berapa kali om bilang om ngga suka dipanggil begitu!”
Firly terkejut Dimas membentaknya. Hatinya mencelos, tanpa dikomando matanya berkaca-kaca. Om Dimasnya sudah banyak berubah. Dimas bukan hanya berubah menjadi pendiam tapi juga kasar.
“Maafin Ily om. Maaf kalau Ily udah ganggu om dan buat om jadi ngga nyaman. Ily janji ngga akan ganggu om lagi. Ily pulang om.”
Firly yang baru pertama kali mendapat bentakan Dimas langsung shock. Semangat dan keberaniannya menguap begitu saja. Hatinya sakit melihat tatapan dingin Dimas. Airmata yang sudah menggenang luruh begitu saja membasahi pipinya. Dengan kasar dihapusnya airmatanya. Kemudian berbalik meninggalkan Dimas.
Dimas tak kalah terkejut melihat reaksi Firly. Tak menyangka gadis itu akan menangis mendengar bentakannya. Ada perasaan bersalah menyusup dalam hatinya. Dengan cepat dikejarnya Firly.
“Ily tunggu,” Dimas memegang lengan Firly, menahannya untuk pergi.
“Maaf om ngga bermaksud bentak kamu.”
“Ngga apa-apa om. Emang Ily yang salah hiks.. hiks.. tolong bilang ke Ara, Ily pulang hiks.”
Firly hendak pergi tapi Dimas masih menahannya. Dibalikkannya tubuh Firly menghadap padanya. Dihapusnya airmata gadis itu yang terus mengalir.
“Maaf sayang, maafin om. Sini kita duduk dulu,” Dimas mengajak Firly duduk di sofa. Dirangkulnya bahu Firly.
“Ily mau belajar masak apa?”
“Om Dimas mau ngajarin Ily?”
“Hmm.”
Yess, hati Firly bersorak. Kalau tahu airmatanya bisa meluluhkan hati Dimas secepat itu, sejak awal harusnya memperagakan adegan melow.
“Temanya ada masakan nusantara, western food sama Asian. Ily milih Asian food. Pengennya sih masak makanan Korea. Kan om Dimas jago masakan Korea atau Jepang, makanya Ily minta ajarin om Dimas.”
“Kamu mau bikin apa?”
“Tteokboki, bimbimbap sama patbingsu.”
“Ya udah om ajarin. Tapi kita beli bahannya dulu.”
“Beneran om?” tanya Firly dengan mata berbinar. Dimas hanya mengangguk. Firly bersorak senang, dipeluknya Dimas yang duduk di sampingnya. Kepalanya menelusup ke dada bidangnya.
“Om,” panggil Firly seraya mendongakkan kepalanya.
“Hmm.”
“Mandi gih, om bau keringet.”
PLETAK
“Auw..” Firly mengelus keningnya yang terkena sentilan Dimas. Bibirnya dimajukan beberapa senti, pipinya sedikit menggembung karena cemberut. Dimas tertawa melihat wajah Firly yang mirip ikan buntal.
“Hahaha,” Dimas mengacak-acak rambut Firly kemudian berdiri, melangkahkan kakinya menuju kamarnya sambil terus tertawa. Ara yang baru saja turun bingung melihat papanya yang tertawa lepas. Sudah lama sekali dia tak melihat ayahnya tertawa seperti itu.
“Papa kenapa kak?”
“Ngga tau, kesambet kali.”
“Ara baru lihat papa ketawa kaya gitu.”
“Masa? Ya udah mulai sekarang kak Ily bakal bikin papa kamu ketawa terus kaya gitu. Kalau perlu sampai rahangnya kram.”
“Hahaha, kak Ily bisa aja.”
Ara mengajak Firly ke dapur untuk sarapan. Perutnya sudah keroncongan karena baru terisi segelas susu saja. Di meja makan sudah tersedia bubur ayam buatan bi Parmi. Dengan lahap kedua gadis itu menikmati sarapannya.
🍁🍁🍁
Dimas menepati janjinya mengajari Firly memasak. Semua bahan sudah dibelinya bersama Firly dan Ara. Dimas memakaikan apron ke badan Firly lalu memakai untuk dirinya sendiri. Dia menjelaskan satu per satu bahan yang digunakan. Pelajaran hari ini membuat tteokboki.
“Salah satu bahan untuk bikin saos tteokboki itu gochujang atau pasta cabe yang difermentasi. Berhubung gochujang yang dijual diragukan kehalalannya, om bikin sendiri dan ini yang dipakai di restoran om. Pertama, kita bikin tteok-nya dulu.”
Firly memperhatikan cara Dimas membuat tteok. Dia merekam semua aksi Dimas dengan ponselnya. Tangan Dimas begitu terampil membuat adonan tteok. Di mata Firly omnya ini jauh terlihat lebih tampan saat sedang memasak.
“Nah ini tteok-nya udah jadi tinggal dikukus. Sekarang kita bikin saosnya.”
Lagi-lagi Firly disuguhi kecepatan tangan Dimas ketika mencincang atau mengiris bahan-bahan untuk saos. Tangannya bergerak cepat memasukkan semua bahan kemudian mengaduknya hingga matang. Aroma khas gochujang tercium dari asap yang keluar.
Dimas mengambil kue beras yang sudah matang kemudian mencampurnya dengan saos. Dia memasukkan tteokboki ke dalam mangkok kemudian diberi taburan wijen.
“Nah udah jadi tteokboki-nya. Kamu juga bisa kasih mozarella di atasnya terus dibakar. Rasanya bakal lebih gurih. Mau coba?”
“Mau om,” Firly mengangguk antusias.
Dimas memasukkan tteokboki ke dalam mangkok lain, memberi taburan mozarella parut di atasnya. Dia mengambil portable torch yang sudah dipasangi gas hi-cook kemudian membakar mozarella sampai meleleh. Air liur Firly hampir saja menetes melihat hidangan di depannya.
“Cobain.”
Firly terlebih dulu mencoba tteokboki original. Rasanya benar-benar enak, dia seperti tokoh wanita yang sedang menikmati camilan khas negeri ginseng dalam drama Korea yang sering ditontonnya.
“Hmm.. enak banget om. Sekarang Ily coba yang ini ya,” Firly mencoba tteokboki yang ditaburi mozarella.
“Daebak, ini enak banget om. Ily bikin yang ini aja pas lomba nanti. Ara sini cobain.”
Ara yang sedang menonton televisi segera menghampiri Firly. Dia membuka mulutnya saat Firly menyuapkan tteokboki berlapis mozarella. Mata Ara membulat, kemudian mengangkat telunjuk dan ibu jarinya membentuk huruf O. Firly mengambil lagi tteokboki, kemudian mengarahkannya pada Dimas.
“Om aaaa,” Dimas membuka mulutnya menerima suapan Firly.
“Hmm.. enak, ini bener-bener enak. Om bikin banyak kan? Ily mau bawa pulang, pasti mami seneng banget.”
“Iya bawa aja,” Dimas membereskan peralatan yang tadi dipakainya. Sudah menjadi kebiasaannya membereskan kembali peralatan yang digunakannya memasak tanpa menyuruh bi Parmi. Firly menghentikan makannya dan membantu Dimas. Setelah selesai dia membawa tteokboki ke ruang tengah. Dia memakannya bersama Ara sambil menonton televisi.
Dimas memperhatikan wajah Ara yang terlihat gembira. Sepertinya anak itu tengah merasakan kehangatan keluarga yang sempat hilang semenjak kepergian sang mama. Matanya tampak berbinar. Sesekali Firly menggodanya dengan mengalihkan suapan yang tadi untuk Ara tapi dialihkan pada dirinya atau Dimas.
“Kak Ily!”
“Hahaha.. jangan ngambek dong sayang. Nih, aaaaa... uluh-uluh anak pintar,” Firly mengusap puncak kepala Ara.
“Ara besok berangkat sekolah bareng kak Ily. Jam enam lebih seperempat kak Ily jemput ok.”
“Ok, kalau pulangnya?”
“Pulangnya sama bunda Poppy dulu ya. Begitu kak Ily pulang sekolah, kita main bareng sambil nunggu papa pulang.”
Ara mengangguk senang. Sudah terbayang apa yang akan dilakukannya besok bersama Firly. Hati Dimas menghangat melihat pemandangan di depannya. Belum pernah dia melihat Ara tersenyum selebar ini.
“Om besok kita belajar masak lagi kan?” pertanyaan Firly membuyarkan lamunan Dimas.
“Iya, besok om usahain pulang cepat, jadi kamu bisa belajar lagi. Besok kita bikin bimbimbap.”
“Ashiyaaap bos,” Firly tersenyum memperlihatkan deretan gigi putihnya.
Anak kecil yang dulu sering digendong, dipangku dan bermanja padanya kini sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Melihat Firly sekarang, menyadarkan dirinya akan waktu-waktu yang telah dia lewatkan. Dimas mengingat Elang yang sudah tumbuh menjadi pemuda tampan, juga Ayunda, yang mulai beranjak remaja.
Tak terasa hari menjelang sore. Sehabis memasak, Ara mengajaknya bermain di kamarnya hingga anak itu tertidur. Dimas memasukkan tteokboki ke dalam beberapa wadah. Dia ingin memberikan pada para keponakannya. Firly menghampiri Dimas di dapur.
“Kamu ke sini tadi naik apa?”
“Jalan kaki om, sekalian olahraga.”
“Ya udah om anterin. Ini udah om wadahin tteokboki-nya. Buat Elang, Yunda, Ilan, Azriel, Rain, Rey, Gara, Farel, Akhtar sama Bilqis.”
“Lah buat Ily mana om?”
“Kan kamu udah makan banyak tadi.”
“Tapi Ily kan masih mau. Tteokboki buatan om enak banget soalnya,” Ily memberengut karena tak dapat jatah. Dimas terkekeh melihatnya.
“Besok om buatin lagi.”
“Bener om? Janji ya?” Firly mengacungkan jari kelingkingnya. Dimas mengaitkan jari kelingkingnya kemudian menautkan kedua ibu jari mereka.
Dimas mengeluarkan mobilnya, Firly masuk seraya membawa tote bag berukuran besar. Roda kendaraan bergulir menuju persinggahan pertama, rumah Gara. Destinasi kedua adalah rumah Bilqis. Dan terakhir tentu saja rumahnya. Mobil yang dikendarai Dimas berhenti di depan rumah Firly.
“Om mau mampir dulu ngga?”
“Ngga, nanti Ara bangun nyariin om.”
“Ok, makasih buat pelajaran hari ini. Daaagghh om Dimas.”
Firly turun dari mobil namun sebelumnya dia memberikan kecupan di pipi omnya itu. Dimas mengulas senyum tipis, kelakuan Firly masih sama seperti waktu kecil dulu. Setelah melambaikan tangannya, dia menekan pedal gas, memacu mobilnya meninggalkan Firly yang masih melambaikan tangan ke arahnya.
🍁🍁🍁
**Wah kayanya om Dimas udah mulai cair nih.. Penasaran kisah mereka selanjutnya?
Like, comment n vote nya dulu dong biar mamake semangat buat up lagi, ok😉**
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 316 Episodes
Comments
reza indrayana
keponakan gimana nichh...jdi penasaran ...🤔🤔🤔😍😍😍
2024-01-01
2
Khodijah Cyti
bakat akting alea plus jahilnya ega kayaknya diborong ily
2023-10-26
2
ዪጎልክጎ
jgan bilang dimas bakal jdi mantu Ega am alea bun
2023-03-29
2