Cinta Bersemi Diujung Musim
Dalam dunia rumah tangga kadang tidak seindah yang kita bayangkan dan juga kadang tak sejalan seperti yang kita harapankan. Setiap perjalanannya pasti menemui kerikil - kerikil tajam yang menghalangi jalan, namun sebenarnya bukan seberapa banyak kerikil yang diharus dihindari untuk mempertahankan sebuah hubungan melainkan seberapa besar kemauan untuk menyingkirkan kerikil - kerikil tajam itu.
Seperti sebuah kisah dalam keluarga Bramantio dan Nadya. Mereka adalah sepasang kekasih yang saling mencintai dan telah menikah atas dasar cinta. Pada masa - masa baru menikah mereka sama seperti pasangan pengantin baru lainnya. sangat mesra dan membuat iri mata yang melihatnya.
Setelah mengarungi bahtera rumah tangga yang hampir enam bulan akhirnya Nadya hamil, dan tentu saja berita ini sangat mengembirakan bagi kedua keluarga besar. Namun rupanya dari sini lah awal terjadinya maslah dalam pernikhannya Nadya dan Bram.
Sejak memasuki kehamilan yang cukup besar Bram semakin sering pulang terlambat bahkan pernah beberapa kali tidak pulang. Sampai hari Naas itu terjadi.
"Pak ... tolong segera siapkan mobil ya, saya mau ke kantornya Mas Bram," ucap Nadya.
"Baik Bu," ucap Pak Mamat yang memang sudah lama bekerja untuk keluarga Nadya.
Nadya sengaja tak mengabari suaminya kalau ia mau datang ke kantor sekalian minta diantarkan cek up kandungan.
Disepanjang perjalanan menuju ke kantor suaminya Nadya tak henti-hentinya tersenyum karena membayangkan suaminya akan terkejut dan senang.
Tak lama mobil pun segera merapat ke halaman loby kantor, dan Nadya pun turun. Semua karyawan menunduk memberi hormat kepada pemilik perusahaan tempat mereka berkerja sekaligus istri dari CEO mereka Pak Bram.
Nadya membalas sapaan setiap karyawan yang ditemuinya, yah Nadya adalah seseorang yang sangat baik, ramah, dan tegas. Meskipun ia punya kedudukan yang tinggi dan harta yang melimpah tak menjadikan seorang Nadya orang yang sombong.
Nadya segera memasuki lip khusus untuk CEO dan tamu - tamu penting, ia segera menuju ke lantai 25 tempat suaminya berada. Dan ...
"Ting ...." suara pintu lip terbuka, Nadya segera keluar dan langsung menuju ruang suaminya meski perutnya yang sudah besar memasuki usia kandungan delapan bulan jalan sembilan bulan.
"Selamat siang Toro, apa Bapak ada?" tanya Nadya.
"Ada Bu, tapi ...." Belum selesai Toro bicara, Nadya segera berlalu dan masuk keruangan suaminya.
"Haduhhh mati gue, tamat riwayat gue," ucap Toro Kalut.
Nadya melihat ruangan suaminya kosong, dan ia berjalan menuju meja suaminya dan ia mendengar suara yang sangat tak pantas untuk didengar.
"Ahhh lagi Mas lebih cepat kamu hebat Mas," ucap seseorang didalam kamar istirahat diruangan suaminya.
"Oh ... kamu masih sempit Yan." Itu suara suaminya.
Hati Nadya sangat hancur berkeping - keping, meski begitu ia memberanikan diri untuk membuka pintu itu yang memang dia punya kunci serepnya.
"Klek," suara pintu terbuka namun kedua orang yang sedang memadu kasih itu tak mendengarnya.
Air mata Nadya sudah berlinang namun dengan kasar ia menyekanya seolah ia tegar dan tak menagis. Nadya duduk disofa didekat ranjang itu ia menyaksinya semuanya sampai mereka selesai. Saat sedang asyik berciuman setelah memadu kasih itu, Bram segera tersadar dan seperti tersambar petir disiang hari, ketika ia melihat istri sahnya yang sangat ia cintai duduk santai disofa.
"Sayang ... maafkan aku ... aku hilaf ... aku merindukannmu tapi karena dokter melarang kita untuk berhubungan beberapa minggu ini membuat aku tersiksa ... maafkan aku ... ." ucap Bram menyembah dikaki Nadya hanya dengan balutan selimut.
Sedangkan yang perempuam adalah Yani pegawai resepsionis dikantor mereka karena sudah tertangkap basah ia dengan senang hati jujur pada Nadya.
"Maafkan saya Nyonya, saya memang sudah lama jatuh cinta pada Pak Bram, dan kami sudah sering melakukan ini" ucap Yani tersenyum sinis merasa diatas angin, dia tidak tahu bahwa pemilik perusahaan ini adalah Nadya bukan Bram.
Nadya sudah tak bisa berkata - kata ia hanya memandang tajam pada suaminya dan Yani yang akan segera menjadi mantan suami dan mantan karyawannya.
Nadya berjalan keluar dengan tubuh yang lemas dan hampir terjatuh, beruntung ada Toro yang sigap menangkapnya. Sebenarnya Toro sangat kasihan melihat Bu Nadya namun ia tak berani untuk memberitahu kebusukan suaminya.
"Biar saya antarkan Bu," ucap Toro menawarkan diri.
"Tidak usah Toro, dan tolong tutup masalah ini dari siapapun termasuk media. Mereka adalah mantan suamiku dan mantan karyawanku mulai detik ini," ucap Nadya bergetar.
Nadya segera turun dan menuju loby namun tiba - tiba perutnya sangat sakit, dan ia mulai mengeluarkan banyak darah. Nadya terkulai lemas dan pinsan. Dengan sigap Semua pegawai yang ada dibawa berusaha memberikan pertolongan terbaik untuk menyelamatkan istri bos mereka.
Nadya telah dibawa kerumah sakit dan ia pun rupanya akan segera melahirkan. Hari kelahiran putrinya seharusnya menjadi hari yang sangat membahagiakan bagi Nadya tapi justru sebaliknya ia akan mengenang hari ini sebagai hari terburuk dalam hidupnya.
Nadya melahirkan seorang putri yang sangat cantik, buah cintanya bersama Bram. Sejak kejadian itu Bram tidak diperbolehkan lagi untuk menginjakkan kaki dikediaman mereka. Meski Bram berulang kali berusaha untuk memohon maaf dari Nadya, namun tak pernah berhasil.
Meskipun terlihat kejam Nadya masih berbaik hati memberikan sebuah apartemen untuk Bram dan sebuah perusahaan kecil milik Nadya untuk Bram kelola. Karena Nadya tahu Bram tidak punya apa-apa, ia membawa Bram dari sebuah desa yang kecil dan mereka saling jatuh cinta.
Namun sekarang tinggal kenangan bagi Nadya meski ia sangat mencintai Bram yang sekarang mantan suaminya bagi Nadya.
Putri kecil Nadya diberi nama Fatimah Ananbra. Dimana Ananbra adalah singkatan anak Nadya dan Bram, hanya itu cara Nadya untuk terus mencintai mantan suaminya itu.
Fatimah putrinya biasa dipanggil Fatim, karena tumbuh tanpa sosok Ayah memaksa Fatim bersifat tomboy karena ia ingin menjadi anak sekaligus lelaki bagi Ibu yang sangat dicintainya. Sifat suka menolong dan tidak sombong Fatim menurun dari Ibunya, dan sifat suka hal -hal yang menantang atau jiwa petualang diwarisi dari Ayahnya.
Fatim sedari sekolah Taman Kanak - kanak sudah terlihat tomboy, meski ia tak suka potongan rambut pendek. Rambut Fatim sangat lebat dan hitam ia suka dikepang dua, saat pertama melihatnya pasti orang - orang akan mengira ia gadis manis yang sangat feminim.
Fatim kerap kali berkelahi dengan anak laki - laki yang suka menganggu temannya. Tak jarang Nadya dipanggil kesekolah dan harus bertanggung jawab terhadap anak yang berkelahi dengan Fatim dan mereka terluka.
Sekarang Fatim kecil sudah beranjak remaja ia tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik, rambut yang tetap tebal, hitam, dan panjang. Kini ia sudah mulai bersekolah di SMA unggulan di kotanya. Dan ini adalah hari sekolah pertamanya.
"Tok ... tok ... Fatim ... bangun sayang, ini kan hari pertamamu sekolah," ucap Nadya lembut.
"Krik ... krik ... krikkk." Sepi tak ada jawaban.
Nadya sengaja ingin membuat Fatim terkejut dan segera bangun agar ia tak telat, makanya ia sengaja berteriak keras - keras.
"Ya Tuhan rupanya sekarang sudah jam 8 dan aku telat ke kantor." teriak Nadya histeris.
Dengan cepat Fatim melompat dari tempat tidurnya dan bergegas kekamar mandi hanya menggosok gigi saja dan cuci muka saja habis itu langsung ganti baju, rambut diikat asal, pakai sepatu dan menyambar tas segera berlari menuju pintu keluar. Dan dipintu luar Mamanya sudah menunggu untuk menghentikan anak gadisnya.
Dan semua pembantu mereka sudah hafal dengan kelakuan ibu dan anak itu setiap pagi dan setiap hari, mereka sudah meyaksikan drama ini sejak non Fatim kecil.
"Awasss Maa Fatim lewattt telattttt." Berlari dengan tergesa-gesa dari kamarnya.
"Stop ... stop ...." ucap Nadya.
"Plis Ma Fatim udah telat nih," ucap Fatim memohon.
"Sarapan dulu, dan biarkan Mama merapikan rambutmu," ucap Nadya.
"Tapi Ma ...." ucap Fatim terputus.
Nadya segera menyodorkan jam yang memang sudah disiapkannya.
"Mamaaa!" teriak Fatim kesal karena merasa tertipu.
Nadya hanya tersenyum sambil menarik tangan gadis kesayangannya menuju meja makan. Fatim menikmati sarapannya dengan santai dan Nadya mengepang rambut putrinya dengan rapi.
"Sayang kamu mau berangkat diantar Pak Mamat atau sendiri?" tanya Nadya lembut.
"Sendiri aja Ma, nanti dikira Fatim anak orang kaya lagi main anter segala," ucap Fatim.
"Ma ... Fatim naik motor ninja itu ya pleassss!" Rayu Fatim.
"Hmmm tapi nggak pake ngebut, dihari pertama dan please jangan buat masalah oke!" ucap Nadya sambil menatap putrinya memohon.
"Inshaa Allah, janji Ma." ucap Fatim mengacung dua jarinya.
Dan Fatim pun segera memacu kendaraannya menuju sekolah barunya lengkap dengan jaket kulit plus helm kesayangannya.
Setelah sampai ditempat parkir Fatim segera markirkan motornya dan berdiri tepat didepan gerbang sekolahnya. Well come to Our Second Home ( selamat datang dirumah kedua kita).Tulisan itu terpampang sangat besar dipintu masuk sekolahnya.
"Yap semoga betah dan tak bermasalah," ucap Fatim melangkah masuk menuju sekolah barunya.
Thanks for reading 😍
Mohon like, komen, and votenya untuk karya keduaku. 😍
Semoga readers loversku sehat dan bahagia selalu, aamiin.
Salam Manis,
🤗
Author
Sambil menunggu novelku yang ini UP, baca juga novelku yang lain serta novel author lainnya yang tak kalah seru.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
maura shi
layangan putus nih
2022-01-21
0
Auristella Rosalind___
hai kak aku mampir nih bawa like 🤗, semangat terus kak di tunggu kelanjutannya.
sesama author ayo saling dukung 🤗.
mampi juga ke cerita ku
MENJALANI KETERPAKSAAN
salam hangat ❤️
2020-12-19
1
Alya putri utami
hai ak alya
2020-12-06
1