Setelah seharian berpergian dari pagi meninggalkan rumah Fatim akhirnya pulang, dan tampak selalu ceria, meskipun Sebenarnya ia sangat kelelahan.
Motor Ninja merah telah terparkir rapi didalam garasi, dan sang pengendara telah masuk kedalam rumah yang sangat megah bak istana.
"Assalamualaikum, maaaa ... mamaa anakmu yang cantik dan sholehah ini sudah pulang lho." Teriak Fatim sambil duduk dikursi teras belakang untuk melepaskan semua atribut memgendarai motornya.
Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik seperti wanita yang masih berumur empat puluhan, turun dari tangga dengan senyum sumeringgah.
Meski hanya duduk didalam rumah ia terus memantau kegiatan putrinya. Dan dari rumah juga ia memantau semua perusahaannya.Kecuali memang ada kendala atau ada meeting yang tak bisa diwakilkan barulah ia akan ke Kantornya.
"Sayang mama sudah pulang, kok sore sih nyampainya, bagaimana dihari pertamamu sayang."
"Maaa ...." Renggek Fatim manja.
"Nih mau nanya atau interogasi sih, pertanyaannya kok udah kayak kereta api."
Keduanya tergelak karena merasa lucu dan saling berpelukan.
"Duh acemmmmnya anak gadis ibu, mandi dulu gih, habis itu kita makan ya, mama udah masak makanan kesukaanmu."
"Aaasiiiaaaap komandan."
" Cup !" Fatim mengecup pipi mamanya sambil berlari meninggalkan mamanya menuju ke kamarnya untuk segera mandi.
"Fatimmmm ... acemmm ... ihh jorok." Teriak mamanya sambil tertawa.
Begitulah suasana rumah keluarga Nadya akan terasa sangat hidup kalau Fatim bersamanya. Dan para pembantu dirumah ini semua sangat menyayangi kedua majikannya karena sikapnya yang selalu baik dan murah hati.
Saatnya makan sore menjelang malam untuk Fatim karena siang ia tidak makan dirumah, jadi sore atau malam wajib bersama. Dan serunya meja makan dirumah keluarga Fatim cukup untuk dua puluh orang.
Setiap makan malam semua orang yang bekerja dirumah Fatim wajib makan bersama, dan uniknya mereka akan makan satu meja dengan majikan kesayangan mereka. Perlu diingat ya semua pegawai dirumah Fatim tinggal dikediaman mereka, dan setip orang yang bekerja dirumah Fatim tak ada yang mengeluh, semua bahagia.
Semua sudah berkumpul dimeja makan, dan ritual makan pun dimulai. Semua makan dengan hikmat sampai suara bell pintu terdengar.
"Ting Tong !"
Mama segera meminta tolong salah satu pegawainya untuk membuka pintu.
"Maaf mau bertemu siapa, dan bapak siapa?"
"Saya Rahmat teman ibu Nadya sewaktu beliau masih kecil."
"Baiklah silahkan menunggundulu saya akan menyampaikan kepada ibu Nadya."
Dengan tergesa pegawai itu mohon diri untuk menyampaikan kepada Nyonya Nadya. Segera ia membisikkan ketelinga Nyonyanya.
Mendengar nama Rahmat membuat Nadya tersenyum manis.
"Biarkan dia masuk, dan ajak makan bersama juga."
"Baik Nyah."
Sesaat kemudian .....
"Assalamualaikum Nadya."
"Waalaikumussalam."
"Rahmat, silahkan bergabung, angin apa yang membawamu kemari?"
Rahmat duduk dan memperhatikan sekelilingnya. "Apa sedang ada pesta?"
"Nggak ada, keluarga besar kita sedang makan malam bersama "Ucap Nadya tersenyum.
"Mereka semua adalah keluargaku."
Akhirnya ritual makan selesai juga meski diwarnai dengan jeda iklan sebentar.
Tak lama Nadya mengajak tamunya pak Rahmat untuk duduk bersantai diruang keluarga.
"Mat sebenarnya angin apa yang membawamu kemari setelah sekian lama kita tidak bertemu," ucap Nadya.
"Sebelum aku menjawab pertanyaanmu bolehkah aku bertanya."
"Kamu masih saja tidak berubah mat, masih seperti dulu, setiap ditanya pasti balik nanya."
"Kamu mau bertanya apa?"
"Ehmmm ... apa kamu sejak berpisah dengan Bram tidak terpikirkan untuk menikah lagi."
Nadya tersenyum miris, seraya menggeleng.
"Aku sudah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tak akan lagi menikah, yang menjadi perioritasku adalah putriku Fatim, kebahagiaan Fatim adalah ke kebahagiaanku."
"Maafkan aku Nadya, aku hanya sedikit terpikirkan kebahagiaanmu, jika kau inginkan kebahagiaan Fatim, masih ingatkan janji yang pernah kita buat saat kau sedang mengandung fatim dan kala itu istriku juga hamil anak pertama kami."
Lama Nadya termenung pikirannya melayang ke lima belas tahun lalu, dimana dia dan istrinya Rahmat sama - sama berjanji jika anak meraka laki - laki dan perempuan maka mereka akan menjodohkannya.Dan apa bila mereka sama -sama perempuan maka mereka akan menjadi saudara angkat.
"Heem aku ingat tapi tunggu sebentar ya aku panggilkan anakku."
Dibalik tembok pembatas ruang keluarga seorang gadis berkepang dua menguping pembicaraan mamanya.
"Waduhhh mama why sih you kok pakai acara jodoh menjodoh gituuu, semoga anak om itu perempuan jadi aku punya saudara perempuan." ucap Fatim hampir tak terdengar oleh siapapun.
Saat sedang asyik menguping Fatim tidak tahu kalau mamanya sudah berdiri dibelakangnya dan menepuk pundaknya.
"Eh mak copot - copottt." Teriak Fatim terkejut sambil memegang dadanya.
"Apaan sih Tim yang copot dasar latah aja." Ucap Mamanya sambil tertawa.
"Mama ngagetin aja , emang nya siapa sih teman mama itu, kok ngomongin jodoh - jodoh segala."
"Makanya cepat ikut gabung sama mama biar tahu apa yang akan mama ceritakan, tapi tolong ke bik Ijah dulu ya untuk membawa minuman hangat dan camilan." ucap Nadya segera berlalu.
"Siap komandan laksanakan." Ucap Fatim segera berlari kedapur.
Fatim segera menemui bik Ijah untuk memberitahukan bahwa mama Nadya meminta dibawakan minuman hangat dan camilan untuk tamunya.
Nadya menemui Rahmat diruang tamu.
"Maaf ya Mat kamu harus menunggu lama."
"Nggak apa - apa Nadya biasa saja, nggak usah sungkan."
"Jadi sekarang apa kau masih mengurus pondok pesantrenmu?"
"Iya Nadya alhamdulillah, aku dan istriku masih mengurus pondok pesantren Al Hikmah yang dulu kau bangun bersama suamimu, dan alhamdulillah kami dianugrahi seorang putra dan sejak melahirkan itu rahim istriku terpaksa sekalian diangkat karena suatu penyakit. Jadi kami hanya dipercayakan Allah dengan satu orang anak."
"Aku kemari ingin meluruskan janji kita dulu, jika bekenan kita lanjutkan jika tidak pun nggak apa - apa, karena nanti kita serahkan kepada anak - anak saja."
Akhirnya Fatim dan bik Ijah datang membawa minuman teh hangat dan camilan.
"Nah Rahmat perkenalkan ini princesku yang sangat aku sayangi, namanya Fatimah Ananbra." ucap Nadya sambil memeluk Fatim sekilas.
"Subhanlallah putrimu gelisss, cantik sepertimu Nadya." Puji Rahmat sambil tersenyum.
"Fatim perkenalkan ini om Rahmat teman mama sedari kecil waktu dikampung, dan sekarang om Rahmat adalah pemimpin pondok pesantren Al Hikmah yang dulu sering kita kunjungi waktu kamu masih di Taman kanak - Kanak." ucap Mama Nadya menjelaskan.
Fatim menyalami tangan om Rahmat dan mencium tangannya dengan penuh hormat.
"Fatim om." Fatim memperkenalkan diri.
"Om Rahmat." Jawab Rahmat singkat.
"Entah mama kamu sudah cerita apa belum kalau dulu kami pernah berjanji akan menjodohkan anak - anak kami, dan kebetulan anak om laki - laki, tetapi ini hanya rencana kami orangtua dan Hasilnya akan terserah kalian anak - anak mau atau tidak." Jelas om Rahmat.
Fatim terkejut mendengar penjelasan om Rahmat, dan melihat mamanya. Mama Nadya hanya tersenyum dan mengangguk tanda membenarkan ucapan om Rahmat.
"Tapi mama masak nanti Fatim menikah diusia dini, nggak mau ah Fatim." Wajah Fatim cemberut.
Mama Nadya sama om Rahmat tertawa bersamaan.
"Ha ... ha ... ha ...." Keduanya tertawa lepas.
"Fatim sayang dijodohkan itu bukan berarti langsung dinikahkan, hanya saja artinya nanti kalau waktunya sudah tepat baru kalian akan dinikahkan, tapi kalau nanti kalian tidak mau atau tidak berjodoh nggak apa - apa sayang." ucap Nadya sambil meraih jemari putri kesayangannya.
"Sudahlah nggak usah dipikirkan Fatim, sekarang sekolah aja dulu yang benar nanti jika sudah waktunya om akan datang lagi untuk menanyakan kesiapanmu." ucap om Rahmat bijak.
"Baiklah terima kasih om sudah sangat pengertian, kalau kami berjodoh pasti nanti akan terwujud Semua keinginan para orangtua." Ucap Fatim mulai bisa tersenyum kembali.
"Mama ... om ... Fatim pamit dulu ya, mau istirahat kerena besok adalah hari kedua aku di SMA Unggulan dan aku tak mau kesiangan." ucap Fatim sambil menyalami om Rahmat dan mencium mamanya.
"Aku juga mohon pamit Nadya, terima kasih jamuan makan Malamnya sangat berkesan, semoga anak - anak kita bisa berjodoh nanti, aku akan langsung pulang ke kampung besok karena Aminah istriku agak kurang sehat, makanya dia nggak bisa ikut, nanti kapan - kapan ajaklah Fatim mainnke pondok."
"Iya Mat aamiin semoga Aminah segera sehat ya, sampaikan salamku pada istri dan anakmu calon mantuku."
Akhirnya Om Rahmat meninggalkan kediam keluarga Fatim kembali ke kampung .Sedangkan Nadya masih tersenyum memikirkan gadis tomboynya nanti akan menikah dengan anak pondok yang kalem dan bijaksana. Dan Fatim juga tak bisa memejamkan matanya karena memikirkan perjodohan itu.
"Aduh kok jadi mikiran perjodohan sih, harusnya aku mikirin hari keduaku besok dan semoga nggak di bully sama Gladis Cs." Gumam Fatim.
"Sekarang ya boooboook," teriak Fatim kesal.
To be continue...
Makasih ya udah baca karyaku 😍
Makasih juga yang sudah kasih like, komen, dan juga votenya ya, semoga sehat dan bahagia selalu, aamiin😍
Salam Manis,
😍
Author
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Sri Widjiastuti
papa bram nya sdh tutup buku nihh??
2021-07-16
0
Aryan Lee
Klo cogan mo aj fat!
2020-10-05
1
🌶️Ichan si raja🗡️typo🍉
aku kok agak miris sih. dengan kalimat perjodohan🤧
2020-09-26
1