Setelah selesai pengumuman dan acara salam salaman Fatim dan Yati segera undur diri untuk pulang, dan berjalan menuju ke parkiran sekolah, karena kali ini Fatim memarkirkan motornya di parkiran sekolah sebab motor yang dia bawa saat ini motor matic biasa. Dan karena besok mereka berkarya wisata maka hari ini Fatim tidak mengajak Yati untuk pergi ke cafe.
"Oneng yuk naik, kita langsung pulang ya."
"Loh kok pulang, kita nggak mampir ke cafe."
"Nggak usah tadi aku udah telepon bang Wawan kalau kita izin besok mau ikut karya wisata."
"Apa kita tidak dimarah bang Wawan, kan gajiku udah dibayar lunas."
"Enggak Oneng bang Wawan nggak marah nih lihat SMS nya."Sambil menunjukkan Hpnya.
"Alhamdulillah baik benar bang Wawan, semoga murah rezekinya aamiin."
"Gue nggak loe doa in ya oneng, kan gue yang ngizinin kita."
"Iya frennku semoga loe sehat dan bahagia selalu, karena loe udah baik banget mau temanan ama gue."
"Udah nih,"Sambil melihat wajah Yati dengan tersenyum.
"Kalau loe belum selesai gue tinggal."
"Ehh jangan dong, udah kelar kok."Sambil merapikan bawaanya dan segera duduk manis diboncengan Fatim.
Motor matic Fatim segera melaju menuju kediaman Yati, namun baru kendara sekitar sepuluh menit Fatim membelokkan motornya kearah kanan.
"Loh kok belok sih Fatim ini kan..."
"Nggak usah berisik ikut aja, tuh ada mobil yang mencurigakan sedang mengikuti kita, jadi loe duduk manis aja, pegangan yang kuat."
Fatim memacu motornya lebih cepat namun karena yang dikendarainnya motor biasa Fatim nggak bisa tancap gas dengan kencang.
Mobil yang tadi mengikuti mereka semakin mendekat, saat hampir menambrak mereka dari belakang dengan gesit Fatim segera berbelok masuk kedalam gang sempit sehingga mereka terhindar.
Untuk memastikan keselamatan sahabatnya Yati segera menghubungi teman - temannya yang dibawah jembatan untuk segera membantunya untuk mengatasi masalah ini.
Hanya dalam hitungan menit geng motor yamg bersarang dibawah jembatan sudah sampai di lokasi dan segera melakukan tugas mereka, dengan cepat mobil yang mengikuti Fatim pergi menghindari para preman yang melindungi Fatim.
Shittt tu anak punya bamper preman, nggak nyangka gue, itu artinya gue harus punya rencana yang lebih matang untuk tu curut, loe tunggu aja Fatim besok adalah akan jadi yang tak akan pernah loe lupain.
Setelah dibantu oleh teman - temannya dari bawah jembatan, akhirnya Fatim bisa kembali tenang.
"Bang terimakasih banyak ya, untung aja kalian cepat datang kalau nggak mungkin kita udah celaka tadi."
"Nggak usah sungkan dek Fatim, kami senang bisa membantu dek Fatim, kalau begitu kami semua pamit ya."
"Iya kak sama - sama, kami juga mau lanjut ini."
Kedua rombonganpun berpisah menuju ke tujuan masing - masing.
Setelah berkendara hampir lima belas menit akhirnya Fatim sampai dikediaman Yati.
"Fren kita sudah sampai, jangan lupa besok gue jemput loe jam tujuh ya."
"Oke makasih banyak ya fren, loe nggak mampir dulu."
"Nggak usah terimakasih, karena gue masih ada urusan, titip salam juga buat ayah dan ibu loe ya."
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam, hati - hati ya."
Fatimpun segera meninggalkan kediaman Yati menuju ke rumahnya.
****
Kediaaman Fatim....
Dengan segera Fatim memasukan motor maticnya ke garasi dan segera memasuki rumah, karena ia ingin segera beristirahat, seluruh tubuhnya terasa sangat lengket karena berkeringat.
"Assalamualaikum, mama Fatim pulangggg."Sambil berlari menuju kamarnya.
"Waalaikumussalam, sayang kalau sudah selesai cepat turun ya kita makan siang bersama."
"Siap komandan."Jawab Fatim dengan senyum lebarnya yang manis sehingga nampaklah deretan gigi putihnya yang cemerlang.
"Klek." Fatim membuka pintu kamar kesayangannya yang bernuansa alami sangat nyaman sehingga bisa merilekskan tubuhnya yang lelah.
"Ahhhh akhirnya bisa juga menikmati ademnya istanaku." Ucap Fatim sambil rebahan.
Saking capeknya Fatim langsung terlelap boro - boro mandi, semua perlengkan yang dia pakai untuk sekolah masih melekat ditubuhnya yang ideal, mulai. dari seragam, sepatu, bahkan tasnya ikut rebahan bersamanya.
Sementara merasa lama menunggu dimeja makan membuat Nadya merasa heran, karena tidak biasanya Fatim berganti pakaian atau mandi selama ini, yang akhirnya memaksa Nadya untuk naik ke kamar Fatim.
"Tak tok... tak tok.. ." Suara kaki Nadya naik ke lantai dua menuju kamar Fatim.
"Tok... tok.. sayang apa kamu didalam."
Hening... tidak ada jawaban.
"Sayang... apa kau didalam."
Masih hening tak ada jawaban, akhirnya Nadya membuka pintu kamar Fatim perlahan.
"Klek."Daun pintu terbuka.
"Astagfirullah Fatim, bisa - bisanya nih anak tidur belum ganti baju dan masih menyandang tas."Sambi geleng - geleng kepala.
Otak Jahil Nadya langsung bekerja dengan cepat ia menyiapkan microfon munggil milik Fatim untuk membunyikan sirine seolah - olah terjadi sesuatu.
"Tuitttttttttt.... tuittttttttt."
"Semua warga segera meninggalakan ruangan banjirr.... banjirrrrr."
Fatim yang tertidur lelap sayup - sayup mendengar teriakan banjir yang membuat ia terpaksa membuka matanya. Dan seruan banjir dan sirine itu semakin jelas.
Ya Allah ini bukan mimpi ternyata ini sungguhan, aku harus segera mengungsi ya Tuhannn mamaku.
Dengan segera Fatim berangkat dari tidurnya dan segera berlari menuju lemari untuk menyelamatkan surat - surat berharganya dan setelah dirasa cukup ia berpikir untuk menyelamatkan mamanya.
"Ya Allah selamatkanlah kami, surat - surat penting sudah sekarang tinggal mengamankan mama."Gumam Fatim dengan wajah khas bangun tidurnya.
Nadya yang melihat kepanikan putrina sudah tertawa terbahak - bahak ia tidak sanggup lagi melanjutkan permainannya.
"Mama kebetulan sudah disini cepat ma kita pergi, banjir ma banjirrr, ayoo maa."Wajah Fatim sangat panik.
Nadya tertawa semakin keras sampai terguling - guling dilantai.
"Ha... ha... Fatim... ha... ha.."
"Mama musibah datang kok senang kayak menang lotre, ayo ma kita mengungsi. " Fatim masih belum sadar dengan kajahilan mamanya.
"Sayang... maafkan mama ya."Nadya diam sebentar dan kembali tertawa.
"Ha... ha.. sayang.. ha.. ha.."
"Mama jangan - jangan..." Fatim tak melanjutkan omongannya namun segera berlari menuju jendela untuk melihat situasi.
Suasana tenang dan syahdu disekililing rumah dalam benak Fatim itu berarti....
"Mamaaaaaaa ihhhh kok tega sih sama Fatimmmmmn."Omel Fatim dengan kesal.
Nadya semakin terpinggal dibuatnya sehingga sampai mengeluarkan ai mata.
"Huwaaaaaa.. mama jaharaaa sama Fatimmmm."
"Ha.. ha.. iya. maafin mama ya sayang."
"Habisnya kamu buat mama menunggu kan mama lapar, pas dilihat kamunya malah molor mana nggak ganti baju jorok amat sih jadi gadis."
"Mama jaharaaa Fatim kesel" Ucap Fatim dengan manja.
"Ya udah sekarang ganti baju, bersihkan badanmu, mama tunggu dibawah ya."Nadya berlalu dengan senyum yang masih terlukis indah mengingat kelucuan Putrinya.
"Astagaaa apa yang gue bawa ini."Ucap Fatim menepuk jidatnya dan tersenyum sendiri mengingat apa yang sudah dia lakukan dengan kejahilan mamanya.
"Dasar mama senang banget melihat anaknya menderita ."Ucap Fatim sambil merapikan semuanya dan bersiap ganti baju.
*****
Ruang Makan...
Nadya masih setia menunggu putrinya untuk makan bersama.
"Mama Fatim datang, bibi ayo makan."Sapa Fatim ramah
"Duh cantiknya gadis sholehah mama."
"Makasih mama, mama juga sangaaaaaat cantik."
"Love you mom."
"Love you too girls."
"Yuk makan mama sudah laper banget ini."
Akhirnya kedua ibu dan anak itu dapat makan denga tenang. Setelah makan selesai keduanya menuju taman belakang untuk bersantai.
Ma besok Fatim akan karya wisata lo dua hari, sebagai hadiah karena kelompok Fatim menang dipentas seni."
"Oh iya, hebat dong, selamat ya sayang you are the best buat mama."
"Ihh mama ini kerja sama team bukan Fatim doang."
"Iya nggak apa - apa pokoknya mama tetap bangga biarpun ini kelompok bukan personal."
"Jadi sekarang Fatim mau bersiap - siap dulu ya ma untuk perlengkapan besok, dan nanti Fatim nggak turun makan malam, jadi boleh ya minta dianterin bibik."
"Iya sayang, apa sih yang nggak buat kesayangan mama".Sambil mencium kening Fatim.
Fatim segera menuju Kamarnya untuk bersiap - siap.
*****
Keesokan Hari....
Matahari pagi telah menyapa dengan sinarnya yang indah, dan Fatim sudah tampil dengan sangat rapi. Rambut kepang dua khasnya Fatim, baju kemeja kotak - kotak berwarna hitam dengan kaos Berwarn putih didalamnya, dipadu dengan celana jeans berwarna biru, sepatu cats putih, tak lupa jaket jins biru, dan topi sport putih, sangat perfek santai tetapi kesan feminimnya juga dapat.
"Mama sayang Fatim berangkat ya doakan anakmu ini sehat dan selamat pergi sampai pulang lagi."Ucap Fatim sambil memcium mamanya.
"Iya sayang selalu berhati - hati dan jaga kesehatanmu, dan jangan lupa kabari mama kalau sudah sampai."
Fatim segera berangkat kali ini ia minta diantarkan pak Maman supir mereka, dan tentu saja tidak lupa mampir untuk menjemput Yati si Oneng.
Mobil telah melaju menuju kediaman Yati dan tidak perlu waktu yang lama mereka sudah sampai.
"Tin... tin... "Suara klakson mobil.
Dengan terburu - buru Yati keluar melihat siap a yang membunyikan klakson.
Mengintip dari jendela....
Bener itu Fatim, apa sebenarnya Fatim anak orang kaya ya, kok gonta ganti kendaraan gampang amat tu anak, gue jadi minder sama Fatim, apa sebaiknya gue tanya in dulu ya tau gue harus mulai menjauh dari Fatim, gue nggak mau dibilang teman penjilat atau... ya Allah kok gue mikirnya yang aneh - aneh gini ya, Fatim kan tulus banget sayang gue masak gue suuzdon sih, astagfirullah ampunin gue ya Allah.
Akhirnya Yati keluar juga.
"Oneng loe jadi ikut gue ngga?"
"Iya bentar jadi kok."
Tak lama Yati keluar membawa koper yang sangat besar."
"Loe diusir oneng."
"Enggak emang kenapa."Tanya Yati polos.
"Kita pergi dua hari loe bukan satu bulan."
"Iya tahu gue."
"Kalau tahu kenapa kopermu segede itu hah, gue nggak mau bantuin loe bawanya entar beratttt."
"He.. he.. iya maaf, gue takut nanti gue kelaperan jadi banyak bawa bekal makanan ."
Keduanya tertawa dan melanjutkan perjalanan menuju sekolah.
*****
SMA Unggulan...
Semua peseta MOS sudah bersiap berkumpul dilapangan basket dan mereka bersiap menunggu intruksi selanjutnya.
"Oke semua peserta MOS kita sudah sampai dihari kelima dan sekarang kita terbagi dalam dya kegiatan yang pertama karya wisata oleh kelompok B sedangkan yang lain akan kamping disekolah selama dua harj juga."Ucap Rangga selaku ketua osis.
"Dan untuk kelompok B silahkan menuju mobil bus yang telah disiapin, sedangkan untuk kawan - kawan yang tinggal disini akan dipandu oleh Dimas."
Sekarang acara disekolah diambil alih oleh Dimas, karena Rangga akan mengikuti. rombongan karya wisata.
Semua kelompok B sudah memasuki bus dan mereka terkejut karena kursi di bus sudah ada lebel namanya masing - masing.
"Oke semua silahkan duduk sesuai mananya masing - masing ya."Ucap Rangga tersenyum manis.
Semua sibuk mencari namanya.
"Fatim nih kursi gue tapi kok gue nggak sama loe sih males gue."Ucap Yati sedih .
"Kursi gue mana ya kok nggak ada sih nama gue, masak gue paling bontot namanya."Ucap Fatim dan segera kebelakang mencari namanya.
"Tuh kan bener nama gue dibelakang dan...."
"Whattt gue duduk sama Rangga, yang bener saja nggak mau gue." Rutuk Fatim kesal.
Ini pasti rencanaya kak Rangga, dasar buaya darat, awas aja cari kesempatan.
Fatim segera duduk dengan malas, tak lama Rangga masuk.
"Perhatian semuanya kita akan karya wisata ke Bandung ya nanti kita akan ditempatkan dirumah - rumah penduduk selama dua hari itu bukan dihotel, nanti nama desanya kakak info lagi, silahkan duduk dan nikmati perjalannya."
"Hei.. kakak duduk ya."
"Duduk aja kak nggak ada yang larang."
"Kali ini kamu bisa nggak jangan ketus sama kakak."
Fatim diam melirik sebentar dan kembali cuek. Dia mengambil headset nya dan asyik dengan dunia lagunya.
Rangga sedikit kesal karena Fatim tak peduli sama sekali padanya. Namun ia tetap bersyukur karena kali ini ia bisa menikmati wajah cantik Fatim cukup dekat dan lama, meski yang ditatap terpejam menikmati alunan musiknya.
Ya Tuhan sungguh sempurna kau menciptakan gadis disamping gue ini, semakin membuat gue ingin memiliki loe Fatim, bibir pink alami milikmu pasti sangat manis akkkk gue semakin gila.
Tak terasa sudah hampir satu jam mereka berada diperjalanan, dan Fatim maupun yang lain sudah tertidur, begitu juga Rangga yang tertidur kepalanya bersandar dibahu Fatim.
Sepanjang perjalanan terasa hening karena semuanya terlelap didunia mimpinya masing - masing sampai tiba - tiba mobil yang mereka tumpangi oleng karena salah satu ban tiba - tiba pecah, beruntung saja pak supir tidak mengebut sehingga tidak terbalik. Semua panik dan histeris sampai mobil berhenti.
"Semua turun dulu ya dan silahkan berkumpul dibawah pohon itu kita istirahat dulu sambil makan siang, dan menunggu pak sopir memperbaikinya. "Ucap Rangga menenangkan pasukannya.
Semua kepanikan berakhir dengan canda tawa sambil makan siang bersama dan setelah makan Fatim mendekati pak sopir.
"Bagaimana pak apa bisa diperbaiki ."
"Sepertinya susah neng ternyata ban serep kita juga sudah tidak layak pake, tipis."
"Jadi apa kita perlu minta bantuan seseorang,"
"Sebaliknya iya."
"Baiklah bapak tunggu saja saya akan usahakan."
Selagi semua sibuk makan dan bercengkerama Fatim beraksi untuk membantu pak sopir mendapatkan ban dengan menyetop semua mobil yang lewat namun belum ada yang bisa membantu sampai....
"Trieeeeeet."Rem sebuah mobil berderit.
"Asstaqfirullah ya Allah, hampir saja."
"Maaf mbak kamu mau bunuh diri ya, istiqfar mbak."Ucap seaeorang sambil membuka kaca mobil.
Subhanallah ya Allah ternyata bidadari yang turun dari kayangan , sangat cantik Asstaqfirullah langsung menundukkan pandangannya, jantungku mengapa deg... deg.. haduh apa aku sakit jantung.
"Yeee siapa juga yang mau bunuh dir rugi tahu masuk nerakaa."
"Eh tahu itu mbaknya lalu kenapa menghadang mobil saya."
"Gue mau minta tolong, noh lihat mobil rombongan gue bannya pecah, loe bisa bantu nggak."
"Oooh gitu ya mbak, bisa kok saya ada bawa ban serep sepertinya cocok untuk mobil bus nya mbak, tunggu saya ambilkan."Keluar dari mobil.
Kenapa jantung gue berdetak nggak beraturan gini ya saat melihat senyum lelaki itu, gue nggak pernah merasa grogi kayak gini sebelumnya, ahh nggak ngerti gue.
"Mbak ini bannya tapi maaf ya saya nggak bisa bantu masangin Soalnya saya buru - buru mau menjemput orangtua saya."
"Iya maksih ya tapi jangan panggi gue mbak ya, kapan gue nikah ama masmu."
"Ha.. ha.. "Lelaki itu tertawa lembut.
"Iya habisnya saya nggak tahu nama mbak siapa."
"Tuhkan mbak lagi."
"Fatim"Sambil menyodorkan tangannya.
Namun lelaki itu menangkupkan kedua tangannya didepan dada.
"Abas."
"Aneh kok nggak mau jabat tangan gue."
"Belum halal Fatim."
"Saya pamit ya, senang bertemu denganmu. Fatim semoga kita bertemu lagi."
"Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
*Cowok aneh baru nemu gue ada cowok yang nggak mau salam sama gue yang cantik ini, dasar aneh tapi baik... eh kok gue jadi kepo sih dan jantung gue ngapain loe dag dig dug gini hah aneh rasanya sher.. sherr gitu geli - geli anehhh.
Hemm cewek yang baik, ceplak ceplok lucu dan manis membuat jantungku berdebar debar, dipondok nggak ada yang model gitu, semoga bertemu lagi ya bidadariku*
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
🌶️Ichan si raja🗡️typo🍉
dag-dig-dug ser. geli geli🤣😂
2020-09-26
1
Nayla Nur
ko ayahnya Fatin ga nongol2 yah
2020-09-17
1
zuma
fix abas anaknya om Rahmat
2020-09-15
1