Di jalan menuju Panti ....
Fatim dan Yati telah melaju melewati rombongannya dan tak ada yang menyadari itu. Dengan santai kini Fatim melajukan motornya menuju ke Panti Asuhan Barokah yang menjadi tujuan baksos sekolahnya kali ini. Dan ibu Fatim merupakan pemilik panti ini sedangkan Fatim adalah donatur tetap dipanti tersebut dari hasil usaha cafe miliknya.
Hanya dalam hitungan menit fatim dan Yati telah memasuki halaman panti dan ia disambut layaknya seorang selebriti, dengan cepat Fatim masuk kedalam meninggalkan Yati yang bengong sendirian.
"Fatim ... loe mau kemanaaaa?" teriak Yati
"Toilettttt," jawab Fatim asal.
Tuh anak larinya gila kenceng banget, udah kayak torpedo perang aja, batin Yati.
Yati jadi binggung sendiri, akhirnya ia cuma berdiri mematung disamping motor Fatim.
Padahal Fatim sengaja masuk ke dalam panti untuk memberitahu kepada seluruh penghuni panti untuk bersikap tidak kenal padanya, saat rombongan sekolahnya tiba, Fatim tidak mau teman -temannya mengetahui statusnya.
"Assalamualaikum, bu ... adek-adek semua" sapa Fatim.
"Waalaikumussalam warohmatullahi wabarokatuh, Nak Fatim!" jawab bu Wati.
"Kak Fatimmmmm ...." teriak adek-adek penghuni panti.
"Ada apa nak kenapa sampai berlarian seperti ini?" tanya bu Wati.
"Bu Wati dan adek - adek semua nanti kalau rombongan dari sekolah kakak tiba Tolong anggap tidak kenal saya ya, saya nggak mau sampai mereka tahu saya siapa, pleasss ... ya bu ya ...." Mohon Fatim sambil menangkupkan kedua tangnnya.
"Tapi nak ...."
"Please ya bu, tolong Fatim." Dengan wajah memelas.
Setelah penuh pertimbangan, dan renggekan Fatim yang tak berhenti, akhirnya bu Wati menyetujuinya.
"Ya baiklah kalau begitu, tapu maaf ya untuk semuanya nanti," ucap Bu Wati.
"Iya Bu, nggak apa-apa kok." Tersenyum menatap bu Wati dan adik-adik panti.
Akhirnya Fatim dapat bernafas lega dan berjalan keluar ruangan panti dengan tenang menuju ke parkiran motornya.
"Yat ...." Menepuk pundak Yati.
"Eh loe bikin kaget gue aja, mau copot tau nggak jantung gue." Memegang dadanya.
"Loe beneran dari toilet, kok lama?" tanya Yati kepo.
"Ya iya lah lama, wong aku bongkar muatan ya musti lama lah, udah ah nggak usah sewot yuk kita tunggu rombongan disamping gerbang panti." Menarik tangan Yati.
#Taman samping Panti#
Mereka berdua menunggu bus rombongan sekolah mereka dengan sabar, kurang lebih lima belas menit kemudian bus 1 sudah memasuki area panti, disusul dengan bus 2, bus 3, dan bus 4.
Kini semua bus telah terparkir dengan rapi dihalaman panti setelah menurunkan semua penumpangnya. Acara formal seperti sambutan dan sebagainya sudah berlangsung dan tibalah acara puncak yaitu penyerahan bantuan berupa sembako, obat-obatan dan uang.
Sang ketos menatap terkejut karena dua orang yang tadi ditinggalnya kok sudah duduk manis dikursi paling depan.
Nih orang benaran apa makhluk jadi-jadian ya ? Kok udah datang aja, padahal tadi kan mereka ... akhhh pusing aku jadinya batin Rangga.
Sang Ketos mengambil alih acara kali ini dan dengan semangat empat lima ia memberikan sambutan dan sekaligus penyerahan bantuan secara simbolis.
"Yang terhormat Ibu Wati selaku pengurus panti, pihak sekolah SMA Unggulan, rekan-rekan Osis, dan adik - adik peserta MOS, serta adik-adik penghuni panti yang kami semua sayangi. Pertama-tama kami ucapkan banyak terima kasih karena telah mau menerima kehadiran kami disini, semua yang kami bawa hari ini merupakan sumbang sih dari adek-adek peserta MOS, diharapkan dari kegiatan ini mereka akan mengerti artinya saling berbagi dan mencintai sesama. Dan siapa tahu nanti akan ada orangtua anak-anak ini yang mempunyai kelebihan rezeki bisa menjadi donatur tetap bagi panti ini seperti bapak saya tuan Mirza, ayahnya Gladis bapak Rizal Reyendra, ada satu lagi donatur lainnya seperti ibu Nadya yang hidup singgel parent tapi sangat suskses. Demikianlah yang dapat saya sampaikan, sekian dan terima kasih. Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh," ucap Rangga dengan bangga.
Ibu Wati melirik Fatim yang hanya mendapatngelengan dari Fatim. Meski perasaannya sakit karena sang Ketos menyinggung masalah privasi ibunya, Fatim berusaha tetap bersabar, dan ia tersenyum sinis.
Cuih ... selalu saja membanggakan kekayaan orangtuanya, batin Fatim kesal.
Setelah semua rangkaian acara selesai tibalah untuk pembacaan doa bersama, dan setelahnya acara ramah tamah dan foto bersama.
#Sesaat kemudian#
"Hei loe ... sini," ucap Rangga sambil melambaikan tangannya kearah Fatim dan Yati.
Yati dan Fatim saling pandang, binggung siapa yang dipanggil ketosnya.
"loee itu Fatim ... sini loe," teriak Rangga kesal.
Dengan malas Fatim berangkat dan meninggalkan Yati.
"Ada apa kak?" tanya Fatim ketus.
"Ketus amat, nggak suka loe dipanggil? Asal loe tahu semua orang harus antri untuk ketemu gue," ucap Rangga sombong.
"Trus nih ngapain manggil gue?" Masih cuek.
"Nggak usah ge er loe, gue cuma mau tanya kok loe bisa sampai juga dimari?"
"Iya lah, naik angkot," ucap Fatim berbohong dia ingin segera pergi, malas rasanya untuk menyahuti omongan yang nggak perlu dari ketosnya.
"Bohongkan loe? Nggak mungkin naik angkot bisa cepet sampai." Melihat sekeliling kalau-kalau ada kendaraan pribadi yang terparkir.
"Terserah gue capek." Fatim segera berlalu meninggalkan Rangga.
Rangga terlihat sangat kesal karena seumur-umur baru kali ini ada cewek yang nggak kelepek-kelepek melihat ketampanan, katajiran, dan ke merduan suaranya.
Nih cewek makin buat gue penasaran, dia sangat berbeda dari semua cewek yang gue kenal, jangankan langsung terpesona, dia seolah menganggapku biasa saja. batin Rangga.
Yah Rangga, Denis, dan Rafael adalah tiga cowok tajir dan tampan disekolah unggulan yang menjadi rebutan cewek - cewek seantero Unggulan mulai dari adek kelas, teman sekelas, bahkan kakak kelas. Sedangkan ratu sekolah Unggulan adalah the Gladis and Geng nya.
Fatim menatap tajam ke arah rombongan Gladis yang juga ikut karena mereka adalah tim Osis, terlihat gengnya mulai menebarkan pesona ke kaum lelaki yang ada disana tak terkecuali sang Ketos.
Fatim dan Yati memilih untuk menyingkir dari pada nanti harus adu mulut atau adu jontos. Sedang asyik duduk dibawah pohon rindang, tiba - tiba Gladis CS sengaja mendatangi mereka dengan membawa air mineral, mereka merasa marah karena tadi Fatim sempat berbicara berdua dengan Rangga, sewaktu Rangga memanggilnya tadi.
#Dibawah pohon yang rindang#
"Heh curut sepertinya loe sengaja ya mau buat ulah biar dapat perhatian Rangga Sang Ketos," ucap Gladis.
"Asal loe tahu ya curut ... Rangga itu udah punya kita, jadi di Unggulan nggak ada satu makhluk cewek pun yang boleh deket sama dia, faham nggak loe? Sambil mengucurkan air mineral ke kepala Fatim.
Wajah Fatim sudah memerah karena menahan marah, Tanggannya sudah terkepal, ingin rasanya ia segera menonjok wajah Gladis dan CS nya, kalau saja ia tak ingat janjinya pada ibu.
"Kenapa loe nggak terim ... ha ... ha ... mau ngelawan tapi nggak berani, kasihan deh loe ya, makanya orang miskin kayak loe jangan sok belagu deh disekolah Unggulan Ini," ucap Riska salah satu anggota geng Gladis.
Rombongan Gladis segera meninggalkannya, setelah kembali menyiramkan air ke wajah Fatim yang memerah. Setelah rombongan orang-orang sangar itu berlalu dengan cepat Yati menghampiri Fatim.
"Fatim ... loe nggak apa - apa kan?"
"Loe nggak bisa lihat gue basah."
"Maaf ya gue nggak berani tadi nolongin loe."
"Nggak apa-apa, tapi yang jelas gue akan buat perhitungan dengan tuh orang, beruntung aja mereka gue udah janji sama nyokap gue untuk nggak bikin ulah dihari pertama gue."
"Loe beneran bisa berantem, tapi loe kayaknya gadis yang kalem gitu."
"Loe jangan nilai gue dari penampilan gue dong, masa loe belum ngerasain aura kepahlawanan gue secara tadi loe udah nyoba di boncengan gue." Seringai Fatim dengan wajah imutnya.
"Loe tunggu aja besok, semoga besok nyokap gue nggak mengikat gue dengan janji jadi anak yang nggak buat masalah." Fatim tersenyum meski hatinya sangat panas dan ia merasa beruntung bisa berteman dengan Yati yang polos.
Rangga yang menyaksikan Gladis memperlakukan Fatim demikian merasa sangat marah, entah apa yang membuatnya marah, biasanya dia akan cuek saja jika ada cewek yang disiksa oleh Gladis karena dirinya. Dan ia segera menghampiri Gladis CS.
"Dis ... lihat gebetan loe kemari," ucap Riska.
Gladis yang merasa ke geeran menjadi salah tingkah.
"Hei ... Ngga tumben nyamperin aku."
Tanpa basa basi Rangga langsung bicara le. inti masalahnya.
"Gue kemari untuk ngingetin loe semua, jangan pernah ganggu in si Fatim anak baru itu atau loe akan berurusan dengan gue, gue nggak suka, paham loe?" Bentak Rangga dan meninggalkan mereka yang melonggo tak percaya.
"Sumpah ... mimpi apa gue semalem sampai seorang Rangga berani ngancem gue, hanya karena si curut itu, gue nggak terima" ucap Gladis marah.
"Loe lihat aja curut gue akan buat loe nyesel karena sudah membuat Rangga berani ngebentak gue" gerutu Gladis.
Mereka belum mengenal Fatim karena dia bukan lah cewek gemulai seperti penampilannya.
To be continue
Makasih ya dah mampir readers loverku 😍
Kalau berkenan mohon like, komen, and votenya 😍
Semoga yang baca sehat dan bahagia selalu, aamiin 😍
Salam Manis,
🤗
Author
Sambil menunggu yang ini UP baca juga karyaku ya Nyanyian Takdir Aisyah. Dan karya apik author lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Daratullaila🍒
Hai author! Aku mampir nih😁 semangat terus nulisnya🤗 ditunggu feedbacknya🤗 5 like dan 5 rate sudah mendaraattt
Numpang promo ya, mampir juga ke novel pertamaku
Salam dari Calon Istri CEO
2020-12-26
1
🌶️Ichan si raja🗡️typo🍉
gemulai😅😅 hantam aja si glasis. kelamaan😅
2020-09-21
1
🦃fira yuniar wekwek🦃
mkin asyik ni alur nya
2020-09-05
2