Chapter 20 "Putri"

Gadis itu bercirikan berparas cantik seperti orang Asia tenggara, berkulit putih nan mulus, bermata biru keunguan, berperawakan langsing dengan tinggi badan sekitar 160 sentimeter, rambut yang terurai panjang dengan warna biru keunguan.

Ia mengenakan gaun mewah berwarna pink.

Sesaat aku amati, wajahnya sangat familiar bagiku. Melihat ciri-ciri fisik hingga warna kulit, terlihat seperti gadis blasteran Indonesia dan Belanda.

Pendapat ku, mungkin dia adalah seorang yang berketurunan dari bangsa atau etnis yang hampir serupa dengan bangsa ku di dimensi ku berasal. Sangat menarik sekali dunia ini untuk ditelisik.

Aku juga melihat sebuah pedang yang tersarung di pinggulnya. Pedang itu bercirikan memiliki ujung yang meruncing dan berwarna keunguan pada bagian gagangnya.

Tapi yang menarik perhatian ku dari pedang itu adalah bola batu kecil yang terdapat pada ujung gagang pedang tersebut. Bola batu itu mengeluarkan pantulan cahaya yang berkilau berwarna ungu muda.

"Sepertinya anda sudah sadar tuan!" ujar gadis cantik itu.

"Siapa kau?" tanyaku pelan.

"Dia seorang Putri kerajaan, yang menolong kita Yudha-sama!" ucap Syira menerangkan.

"Itu benar! Namaku adalah Sanaya Caroline, aku seorang Putri Kerajaan Elceria."

Sanaya, nama ini juga tidak asing ditelinga ku. Namanya juga familiar sekali untuk di dengar.

"Ah maafkan atas kelancangan ku, Tuan Putri!"

"Bukanlah suatu masalah, Tuan Delegasi!"

Tuan delegasi dia bilang, mungkin itu karena lencana milik Juragan Leonard yang diberikan padaku. Jadi dia mengira, aku adalah orang yang dikirim oleh Juragan Leonard. Kalau dia Putri, pasti dialah Pahlawan Pedang yang dimaksud itu gumamku dalam hati.

"Panggillah saja dengan nama depan ku, Sanaya!"

"Rasanya tidak sopan jika memanggil nama anda langsung. Anda kan seorang Putri!"

"Putri itu hanyalah status ku. Aku ya tetap aku!"

"Heee~~" aku bingung melihat reaksinya.

"Tidak usah terlalu formal dengan ku."

Putri ini sepertinya punya masalah dengan statusnya. Bagiku sendiri bicara formal memang akan sedikit ribet dan terkesan terlalu bertele-tele.

"Baiklah, jika and- uhum. Jika kau tidak ingin bicara secara formal." balasku demikian.

"Nah... Aku dengar kau berhasil memojokkan Pahlawan Perisai! Apa kabar itu benar?"

"Kalau dibilang memojokkan, itu memang benar. Tapi aku tidak berhasil menghentikannya. Dia sangat kuat."

"Aku tidak menyangka, seorang delegasi akan dapat memojokkan seorang Pahlawan Perisai. Padahal para Prajurit tidak ada yang sebanding dengannya. Aku dengar dari pernyataan Budak mu itu-"

"Hey!! jangan menyebutnya Budak! Paham! Panggil dia Syira, itu namanya. Kegunaan nama itu untuk dipanggil." kataku sambil menatap tajam kearah Sanaya.

Mendengar pernyataan itu Syira terlihat murung. Dia terkesan terdiskriminasi di ruangan ini.

Aku membelanya karena itu bukan kesalahannya menjadi seorang budak. Terkadang ada juga takdir yang tidak bisa kita hindari, karena itu semua sudah diatur Sang Maha Kuasa.

Kita tidak bisa memilih antara kita bisa hidup dengan bebas ataupun hidup dengan keterbatasan. Untuk menjalani hidup dengan kebebasan, tentunya perlu usaha yang keras dan dibarengi dengan do'a.

"Oh!! Baiklah, maaf jika itu membuat mu tersinggung. Ngomong-ngomong, kau sendiri belum memperkenalkan diri!"

"Nama ku Sapta Yudha, panggil saja Yudha!"

"Umh.. Sapta Yudha? Apa kau berasal dari Nusan? Mendengar nama dan melihat ciri-ciri fisik mu, kau memang terlihat seperti orang Nusan."

"Nusan? Apa maksudnya Nusan? Apa itu salah satu nama ras atau suku?" hati ku bertanya-tanya.

Karena aku sudah disini dan bertemu langsung dengan Pahlawan Pedang. Bagiku tidak masalah jika aku harus jujur.

"Aku tidak berasal dari bangsa manapun di dunia ini. Aku berasal dari bangsa dunia lain."

Mendengar pernyataan ku Putri itu langsung tertawa terbahak-bahak. Itu membuat ku kesal.

"Ah ha ha ha ha ha..... Dunia lain... Ha ha ha jangan bercanda!!"

"Itu benar Tuan Putri. Yudha-sama memang dari dunia lain!" Syira mencoba meyakinkan Sanaya.

"Kau bahkan percaya dengan ucapan pria ini. ha ha ha!"

"Terserah padamu. Aku tidak ada niatan untuk menipu mu." kata ku sambil memejamkan mata dan memalingkan muka.

"Baiklah, soal bangsa itu kita kesampingkan dulu. Aku dengar dari Syira dan sejumlah saksi, kau berhasil menahan serangan dari Pahlawan Perisai dan bahkan sempat membuat dia tersungkur. Bisa kau ceritakan detail kejadiannya!"

"Pada awalnya, aku hanya ingin menyapanya saja. Tapi secara mengejutkan Pahlawan Perisai menyerang ku. Aku memang berhasil menahan serangan itu. Akan tetapi, (menoleh ke arah Syira) Syira tiba-tiba mengamuk dan tak terkendali!"

Syira terlihat kebingungan mendengarkan ku.

"Umh? Mengamuk Yudha-sama? Apa iya?"

"Apa kau tidak ingat? Padahal kau sendiri yang menyerang Pahlawan Perisai, masa kau sudah lupa?"

"Pada waktu itu kesadaran ku kabur Yudha-sama. Jadi, aku tidak bisa mengingat apapun soal kejadian itu."

Misteri baru yang sepertinya harus aku pecahkan. Syira bahkan tidak mengingat jika dirinya kehilangan kendali pada waktu itu.

Aku berspekulasi bahwa mungkin itu adalah kekuatan yang terpendam dalam diri Syira. Kemungkinan, kekuatan itu muncul karena terpicu pada suatu kejadian tertentu yang menimpa dirinya.

Aku sudah sering melihat hal semacam ini di cerita-cerita Anime dan sesuatu yang tidak aneh bagiku.

"Mengamuk? Lalu apa yang terjadi?" Sanaya kembali bertanya.

Aku teruskan menceritakan detail kejadian yang aku alami sebelumnya. Putri Sanaya bahkan takjub dengan cara ku memojokkan Pahlawan Perisai.

"Kemana saja kau ini. Kenapa kau tidak bergabung menjadi kesatria. Orang hebat seperti mu punya potensi besar tahu!" kata Sanaya menceramahi ku tanpa sebab. Mendengar itu membuat ku mengerutkan dahi ku.

"Haaa~~ Sudah kubilang, aku tidak punya hubungan dengan kerajaan ini ataupun dunia ini. Aku berasal dari dunia lain dan aku sudah mengabdikan diri ku untuk negara ku Indonesia. Lagipula dimana seragam militer ku?"

"Soal seragam mu, aku menyimpannya di dalam lemari itu Yudha-sama!" ujar Syira.

"Kau bisa tunjukkan padanya Syira?"

"Umh, Baiklah!"

Syira kemudian membuka lemari dan mengambil seragam militer ku. Kemudian memberikannya pada ku.

"Ini Yudha-sama!"

"Kau lihat lambang merah putih ini. Ini adalah bendera negara ku. Jika, kau bandingkan dengan pakaian kesatria di kerajaan ini tampak berbedakan?" terangku pada Sanaya.

"Iya, aku sudah melihat baju mu itu sebelumnya. Aku tidak tahu kalau ada lambang bendera itu di pundak mu. Soalnya tertutupi Jubah. Jadi, benar kau dari dunia lain?" Sanaya masih tampak meragukan ku.

"Kau bisa menilai dengan cara bicaraku yang masih belepotan kan? Asal kalian tahu, aku berusaha keras untuk mengerti apa yang kalian bicarakan di dunia ini."

"Wah itu hebat Yudha-sama!" ujar Syira memujiku.

"Aku terkesan kau bisa memahami bahasa kami dengan mudah! Bagaimana cara mu mempelajarinya dengan semudah itu? Sebentar aku lelah berdiri. Izinkan aku duduk disini!"

Putri Sanaya lalu duduk di sebuah sofa yang kebetulan ada di kamar ini.

"Bisa kau ceritakan tentang kejadian mu. Kenapa bisa terpanggil ke dunia ini?"

"Ceritanya panjang sekali..." Aku mulai bercerita.

Aku lantas menceritakan semua hal yang telah aku alami sebelumnya. Dari aku tersambar petir hingga aku tiba di kerajaan ini. Setelah panjang kali lebar aku bercerita, Putri Sanaya tampak terkejut dengan pernyataan ku soal lubang hitam.

****

"Jadi, Kau kah Lord Hero itu?"

"Lord Hero? Entahlah itu hanya spekulasi saja!"

"Untuk membuktikan kalau kau adalah Lord Hero dari dunia lain. Seharusnya kau memiliki sebuah Vassal Weapon." ujar putri Sanaya meragukan aku.

"Ya aku tahu itu! Vassal weapon yang kau maksud itu ada di T'hearus kan?"

"Ya itu benar! Jadi kau belum kesana?"

"Aku saja baru tiba di dunia ini beberapa Minggu. Bagaimana aku bisa menyambangi kerajaan itu?"

"Oh jadi kau memang belum kesana!"

"Ya memang belum~ ya ampun!" pungkas ku.

"Memangnya apa benar ancaman lubang hitam sudah dekat?" Sanaya kembali bertanya.

Aku lantas menjelaskan kembali perkara lubang hitam dan serangan para Iblis yang akan mengancam dunia ini. Serta visi misi ku di dunia ini untuk menyatukan dan menemukan para tujuh Pahlawan Bintang.

Sanaya mengerti semua yang aku ceritakan dia nampak serius dengan ucapan ku.

"Baiklah aku mengerti dengan keadaan mu sekarang. Tapi semuanya sepertinya tidak semudah yang kau harapkan, apalagi Pahlawan Perisai sekarang sedang menjadi musuh senegara. Aku harap dengan kemampuan mu juga dapat menyelesaikan masalah ini."

"Ya aku harap bisa membantu! Sebenarnya yang masih membuatku bingung. Kenapa aku bisa disini dan kenapa aku bisa bertemu dengan mu?"

"Uhum! Baiklah aku akan menceritakan kejadiannya."

****

P.O.V Sanaya.

Ketika itu aku sedang berlatih melempar pisau di tempat latihan ku. Kemudian, datanglah seorang Prajurit Wanita yang tidak lain adalah Vilia yang sedang tergesa-gesa membawa sebuah kabar darurat kepadaku.

"Putri Sanaya!! Mohon maaf atas kelancangan hamba mengganggu latihan anda." sambil Vilia membungkuk padaku.

"Ada apa?"

"Pahlawan Perisai mengamuk di gerbang timur! Kabarnya dia juga telah menyerang delegasi Tuan Leonard."

"Apaaa!! Baiklah siapkan kudaku!"

"Siap!!"

Prajurit itu dengan sigap menerima perintah ku dan pergi dari hadapan ku. Aku kemudian bergegas mengenakan baju jirah milikku.

Setelah selesai bersiap, kemudian aku langsung menunggangi kuda untuk menuju gerbang timur. Tapi ketika aku tiba di lokasi, aku sudah melihat Yudha dan Syira sudah tak sadarkan diri.

Ada beberapa prajurit yang menolong dan memeriksa keadaan Yudha dan Syira. Aku menghampiri para prajurit yang tengah berkerumun untuk melihat langsung kondisi mereka berdua.

"Ada apa dengan mereka?" tanyaku ke para prajurit.

"Mereka terkena kutukan dari Pahlawan Perisai!"

"Jadi, mereka pingsan gara-gara kutukan itu! Lalu kemanakah Zef pergi?"

"Pahlawan Perisai pergi keluar pintu gerbang. Sepertinya dia sudah pergi jauh dari sini."

"Kalau begitu cepat bawa mereka ke kastil agar mendapatkan perawatan!"

"Siap Tuan Putri!!

Para Prajurit kemudian membawa Yudha dan Syira ke kastil kerajaan. Tiga hari berlalu semenjak kejadian itu, aku mendengar kalau Syira sudah sadar dan Yudha mulai membaik.

Mendengar kabar itu, aku bergegas menuju ruangan tempat mereka dirawat untuk memastikannya.

****

P.O.V Yudha.

"Begitulah!!" terang Putri Sanaya.

"Hem! Baiklah terimakasih atas perhatian mu terhadap kami!" kata ku sambil membungkuk memberi hormat.

Aku lantas kepikiran soal barang-barang yang aku bawa sebelumnya, aku mencari dengan menoleh sana-sini di kamar ini. Sanaya dan Syira lantas bingung melihat kelakuanku.

"Kenapa dengan mu Yudha-sama?" tanya Syira.

"Kau melihat barang-barang kita Syira?"

"Apa sepenting itukah?" kata Sanaya menimpali.

"Barang-barang itu berbahaya dan bisa melukai sewaktu-waktu." kata ku.

"Tapi untuk apa kau membawanya kemari, jika barang-barang itu berbahaya?"

"Tentu saja aku selalu membawanya. Itukan barang-barang ku dari dunia asal ku."

"Sepertinya barang-barang mu itu masih berada dalam pedati!"

"Lalu pedatinya?" aku semakin cemas jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

"Tenang Yudha-sama, pedati kita aman." ujar Syira menenangkan ku.

"Tapi sekarang dimana?"

"Sepertinya, sekarang di amankan oleh distrik militer timur." pungkas Sanaya.

"Ah syukurlah!! Aku harap pedati itu dibawa kemari."

"Baiklah, nanti akan ku suruh para prajurit membawanya kemari." balas Sanaya.

Masih menjadi pertanyaan di benakku, kenapa Pahlawan Perisai bisa semurka itu? Apa mungkin ada penyebab lain sehingga dia seperti itu?

"Sebenarnya apa yang terjadi dengan Pahlawan Perisai?" tanyaku.

Putri Sanaya hanya terdiam dan mengalihkan pandangannya.

"Oi, jawab aku nona yang terhormat!"

"Soal itu sedikit rumit menjawabnya!" sembari Putri Sanaya memejamkan mata.

"Kau pasti tahu apa yang sedang menimpanya kan?" tanyaku mendesak Sanaya.

"Sebenarnya..."

Bersambung...

(Chapter berikutnya "Sebenarnya")

...----------------...

...Hallo Brand, Senpai mau menginformasikan kalau Sanaya sudah punya Channel YouTube dong. Ayo mampir dan bersuka ria bersama San-chan. Di Subscribe ya dan bunyikan bell notifikasinya. Terimakasih~...

Ikuti juga Instagram author untuk mendapatkan info seputar update dan perkembangan novel ini di @sapta_yudha.author

Terpopuler

Comments

TAmA

TAmA

biasanya ada gambar visualnya:) mana Thor: v

2021-10-14

2

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1 "Awal"
2 Chapter 2 "Pengintaian"
3 Chapter 3 "Penyamun"
4 Chapter 4 "Rampasan"
5 Chapter 5 "Pertolongan"
6 Chapter 6 "Budak" (D 18+)
7 Chapter 7 "Perjalanan"
8 Chapter 8 "Saudagar"
9 Chapter 9 "Peristirahatan"
10 Chapter 10 "Sistem"
11 Chapter 11 "Pahlawan"
12 Chapter 12 "Berkeliling"
13 Chapter 13 "Godaan" (SEMI 18+)
14 Chapter 14 "Perpisahan"
15 Chapter 15 "Keputusan"
16 Chapter 16 "Keberangkatan"
17 Chapter 17 "Bocah"
18 Chapter 18 "Elceria"
19 Chapter 19 "Perisai"
20 Chapter 20 "Putri"
21 Chapter 21 "Sebenarnya"
22 Chapter 22 "Raja"
23 Chapter 23 "Perseteruan"
24 Chapter 24 "Kondisi Syira"
25 Chapter 25 "Statistik"
26 Chapter 26 "Kemampuan"
27 Chapter 27 "Pengujian"
28 Chapter 28 "Petarung"
29 Chapter 29 "Pembuktian"
30 Chapter 30 "Pembalasan"
31 Chapter 31 "Amukan I"
32 Chapter 32 "Amukan II"
33 Chapter 33 "Amukan III"
34 Chapter 34 "Tumbang"
35 Chapter 35 "Nasib" [ARC VOL 1 END]
36 Epilog Dokumentasi
37 Ilustrasi
38 Kisah Sang Perisai "PENDAHULUAN"
39 Chapter 1 "Prolog"
40 Chapter 2 "Peristiwa" (SEMI 18+)
41 Chapter 3 "Pembantaian" (SEMI 18+)
42 Chapter 4 "Lembah Naga"
43 Chapter 5 "Roh Tameng"
44 Chapter 6 "Ikatan"
45 Chapter 7 "Kaiju Naga Langit"
46 Chapter 8 "Tunggangan"
47 Chapter 9 "Rumah Pohon" (SEMI 18+)
48 Chapter 10 "Gurun Hera"
49 Chapter 11 "Munafik"
50 Chapter 12 "Rencana Azrael"
51 Chapter 13 "Reruntuhan"
52 Chapter 14 "Kakak Beradik"
53 Chapter 15 "Tujuan"
54 Chapter 16 "Tak Terduga"
55 Chapter 17 "Sultan Muda"
56 Chapter 18 "Malam Terakhir"
57 Chapter 19 "Tragis"
58 Chapter 20 "Akhir"
59 Chapter 21 "Epilog"
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Chapter 1 "Awal"
2
Chapter 2 "Pengintaian"
3
Chapter 3 "Penyamun"
4
Chapter 4 "Rampasan"
5
Chapter 5 "Pertolongan"
6
Chapter 6 "Budak" (D 18+)
7
Chapter 7 "Perjalanan"
8
Chapter 8 "Saudagar"
9
Chapter 9 "Peristirahatan"
10
Chapter 10 "Sistem"
11
Chapter 11 "Pahlawan"
12
Chapter 12 "Berkeliling"
13
Chapter 13 "Godaan" (SEMI 18+)
14
Chapter 14 "Perpisahan"
15
Chapter 15 "Keputusan"
16
Chapter 16 "Keberangkatan"
17
Chapter 17 "Bocah"
18
Chapter 18 "Elceria"
19
Chapter 19 "Perisai"
20
Chapter 20 "Putri"
21
Chapter 21 "Sebenarnya"
22
Chapter 22 "Raja"
23
Chapter 23 "Perseteruan"
24
Chapter 24 "Kondisi Syira"
25
Chapter 25 "Statistik"
26
Chapter 26 "Kemampuan"
27
Chapter 27 "Pengujian"
28
Chapter 28 "Petarung"
29
Chapter 29 "Pembuktian"
30
Chapter 30 "Pembalasan"
31
Chapter 31 "Amukan I"
32
Chapter 32 "Amukan II"
33
Chapter 33 "Amukan III"
34
Chapter 34 "Tumbang"
35
Chapter 35 "Nasib" [ARC VOL 1 END]
36
Epilog Dokumentasi
37
Ilustrasi
38
Kisah Sang Perisai "PENDAHULUAN"
39
Chapter 1 "Prolog"
40
Chapter 2 "Peristiwa" (SEMI 18+)
41
Chapter 3 "Pembantaian" (SEMI 18+)
42
Chapter 4 "Lembah Naga"
43
Chapter 5 "Roh Tameng"
44
Chapter 6 "Ikatan"
45
Chapter 7 "Kaiju Naga Langit"
46
Chapter 8 "Tunggangan"
47
Chapter 9 "Rumah Pohon" (SEMI 18+)
48
Chapter 10 "Gurun Hera"
49
Chapter 11 "Munafik"
50
Chapter 12 "Rencana Azrael"
51
Chapter 13 "Reruntuhan"
52
Chapter 14 "Kakak Beradik"
53
Chapter 15 "Tujuan"
54
Chapter 16 "Tak Terduga"
55
Chapter 17 "Sultan Muda"
56
Chapter 18 "Malam Terakhir"
57
Chapter 19 "Tragis"
58
Chapter 20 "Akhir"
59
Chapter 21 "Epilog"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!