Chapter 9 "Peristirahatan"

Dini hari sekitar pukul tiga pagi, akhirnya kami tiba di sebuah ladang gandum yang terbentang luas. Diterangi dengan cahaya rembulan membuat suasana malam menjadi terasa tenang. Ditambah lagi dengan suara jangkrik malam yang menambah suasana malam.

Malam itu aku masih terjaga dan Syira tertidur pulas dengan bersandar di bahu ku. Sepertinya, sebentar lagi kami akan tiba ke sebuah desa pemukiman.

"Tuan! Apakah sebentar lagi kita sampai ke tempat mu?"

"Masih agak jauh Kisanak! Bersabarlah, kita baru saja keluar dari wilayah hutan Fluoran. Aku perhatikan Kisanak tidak tidur sedari tadi!"

"Aku hanya mengawasi dan berjaga, kalau ada suatu hal buruk terjadi. Aku juga mencoba mengingat rute jalanan ini."

"Kisanak benar-benar waspada sekali!"

"Yah! Hal ini sudah biasa ku lakukan semenjak ku tiba di dunia ini."

****

Setelah menempuh perjalanan panjang, akhirnya kami sampai di sebuah desa. Mengingat letak Desa ini, aku rasa tidak salah lagi bahwa sebentar lagi kami akan tiba di kediaman saudagar Leonard. Akupun bertanya kepadanya.

"Tuan Leonard! Apa rumahmu sudah dekat? Bukankah kita sudah memasuki wilayah mu?!"

"Iya kisanak! Kita memang sudah sampai di wilayahku. Sebentar lagi, kita akan sampai ke kediaman ku. Setelah sampai nanti, aku harap kisanak dapat beristirahat untuk beberapa saat, ini sebagai balas budi ku terhadap kisanak. Karena kisanak sudah menyelamatkanku!"

"Wah! Dengan senang hati! Terima kasih atas bantuanmu juga. Setidaknya aku bisa beristirahat untuk beberapa saat di tempat mu."

Aku bukannya tidak enak hati pada Juragan Leonard. Mengingat aku sendiri sudah menyelamatkan nyawanya, setidaknya aku dapat bayaran yang setimpal dengan apa yang aku lakukan padanya.

"Maafkan jika aku lancang kisanak! Jika boleh aku tahu siapa namamu kisanak?"

"Ah ya! Sebelumnya aku belum mengenalkan siapa namaku. Baiklah akan ku beritahu, namaku Sapta Yudha, panggil saja aku Yudha."

"Baiklah Tuan Yudha! Mulai sekarang Aku akan memanggil dengan nama anda. Apa Kisanak tidak keberatan!"

"Sama sekali tidak, tapi yang membuatku terganggu adalah kata Tuan. Sebab aku tidak terbiasa dipanggil Tuan."

"Ha ha ha! Wajar saja karena usia anda masih muda. Tapi nanti juga terbiasa."

****

Ketika kami sampai di desa itu. Kami disambut oleh warga desa yang tengah beraktifitas di pagi hari. Aku akui mereka cukup ramah, sesekali mereka memberikan senyumannya kepada ku.

Kebudayaan desa ini mirip dengan Eropa pada abad pertengahan. Aku juga melihat beberapa kincir angin untuk mengelola gandum. Menurut ku suasana disini sama seperti di Belanda pada abad pertengahan atau Jerman di masa kegelapan.

Aku kemudian menatap Syira yang sedang tertidur lelap. Tampaknya dia tidur dengan sangat pulas dan terlihat nyaman. Saudagar Leonard memperhatikan Syira, lantas ia pun bertanya.

"Ngomong-ngomong, apakah tuan Yudha yang mengobati Budak itu?"

"Ya seperti yang kau kira!"

"Begitu rupanya, anda cukup perhatian juga orangnya!"

"Itu sudah menjadi keharusan bagiku, mengingat aku adalah seorang Tentara. Meski aku sekarang terjebak di dunia lain, aku harus tetap membela yang lemah. Karena itu sudah menjadi kewajiban kami sebagai Prajurit di dunia ku sebelumnya."

Juragan Leonard agak sedikit mengangkat alisnya mendengar pernyataan ku barusan.

"Tentara di dunia Tuan, berbeda sekali dengan Tentara di dunia ini. Tidak akan ada Tentara yang mau melakukan hal sepele semacam itu tanpa di perintah. Tentara Kerajaan hanya bertugas pada umumnya saja seperti prajurit tempur, penjaga, pengawal dan ajudan, itu saja."

"Hee~ Jadi seperti itu Tentara kerajaan ini Sepertinya hal yang sangat bisa sekali." ucapku dalam hati.

"Masih cukup jauhkah Tuan Leonard! Apa sekarang sudah dekat!"

"Sepertinya anda sudah tidak sabar untuk beristirahat. Harusnya sih sudah dekat, setelah persimpangan itu kita akan sampai ke kediaman ku."

****

Jam radarku menunjukkan pukul lima pagi! Akhirnya kami sudah sampai di kediaman saudagar Leonard. Perjalanannya cukup panjang dan melelahkan.

Meskipun aku sempat berurusan dengan seekor T-rex perjalanan kali ini memang begitu berkesan untuk ku. Karena kami sudah sampai, aku lantas membangunkan Syira yang sedang tertidur lelap.

"Hey Syira bangunlah! Kita sudah sampai!"

"Emh? Kita sudah sampai ya Yudha-sama?" tanya Syira yang masih sangat mengantuk.

"Ya kita sudah sampai." balasku.

Kami kemudian turun dari pedati, aku dan Syira di buat terkejut ketika melihat kediaman milik saudagar Leonard, ternyata cukup besar dan megah.

"Ya ampun! Ini bukan rumah lagi. Tapi sebuah Mansion besar!" gumamku terheran-heran.

"Yudha-sama, apa kita tidak salah tempat? Rumah ini seperti Istana!" tanya Syira.

"Sepertinya tidak!" pungkas ku.

Ketika kami sampai di Mansion Saudagar Leonard, kami disambut oleh beberapa maid yang cantik dan menawan. Aku bahkan terpesona melihat mereka. Kami langsung disambut dengan sambutan yang ramah.

"Selamat datang kembali Gunshiujin-sama!" ucap para Maid serentak.

"Aku pulang!" kata Tuan Leonard.

"Wah! Apa mereka semua budak yang kau bicarakan?"

"Benar Tuan Yudha!"

Beda halnya dengan Syira, dirinya seperti diperlakukan berbeda. Ketika sampai Syira tiba-tiba dibawa ke belakang oleh beberapa Maid. Entah apa yang mereka lakukan dan rencanakan, aku pun tidak tahu!

"Kemana Syira akan dibawa?!" bentak ku.

"Dia akan kami tangani, mengingat dia bagian dari kami." ucap salah seorang Maid Serigala.

"Aku harap kalian tidak melakukan hal buruk padanya!"

Mendengar ucapanku mereka terkejut dan tampak ketakutan.

"Tenang saja Tuan muda! Kami tidak akan berlaku buruk padanya!" kata seorang Maid domba yang terlihat cantik.

"Ah tidak apa-apa Tuan Yudha! Para maid ku tidak akan melakukan hal semacam itu. Anda tidak usah khawatir." Saudagar Leonard mencoba meyakinkan aku.

"Baiklah! Aku pegang omongan mu!"

"Baiklah Tuan Yudha! Sepertinya Anda harus beristirahat dulu, mengingat kita baru saja melakukan perjalanan yang cukup jauh bukan?"

"Lalu bagaimana dengan Syira? Dia sedang sakit dan perlu sebuah perhatian khusus. Tidak mungkin baginya bisa langsung di pekerjakan!"

"Sepertinya Anda terlalu khawatir terhadap dirinya. Tenang saja Tuan Yudha! Para Maid, ku pastikan, akan merawatnya dengan baik."

"Baiklah! Semoga tidak terjadi apa-apa terhadap dirinya. Jika terjadi sesuatu terhadap dirinya, aku tidak akan tinggal diam, kau mengerti!" ancamku.

"Iya tuan Yudha! Kami tidak akan melakukan hal buruk padanya."

"Baiklah! Mengenai barang-barang itu. Akan aku Amanah kan padamu. Tolong untuk semua itu kau berikan ke orang yang tidak mampu. Untuk tumbuhan herbal itu aku berikan saja kepada mu."

"Aku pastikan menjaga Amanah dari Tuan Yudha dan terimakasih atas pemberiannya. Baiklah, ayo kita masuk ke dalam!"

Aku membawa peralatan Militer ku kedalam kediaman itu. Mengingat peralatan ku cukup berbahaya, sehingga harus ada penanganan khusus dari seorang Tentara langsung.

Beberapa Maid mencoba untuk membawakan peralatan ku, tapi aku menolaknya! Karena mungkin saja mereka akan menyalahgunakannya. Oleh sebab itu aku menolaknya.

****

Setelah itu aku berjalan menuju ke dalam rumah besar itu. Terlihat dari luar, Exterior Mansion itu tampak seperti berdesain ala ke barat-baratan.

Terdapat air mancur di pekarangannya dan beberapa tanaman bunga-bunga yang menjadi hiasan di pekarangannya, sehingga sangat nyaman untuk dilihat.

Ketika di dalam, Aku melihat beberapa hiasan dinding yang tampak mewah dengan lukisan-lukisan indah. Bahkan di ruang tengahnya terdapat sebuah patung dewi yang besar berdiri di tengah sepasang anak tangga.

Aku akui interior rumah ini cukup bagus dan mewah, Yah memang seperti inilah rumah orang kaya. Apalagi bergelar bangsawan.

"Dengan seluruh kemewahan ini. Apa mungkin kau seorang Baronet Tuan Leonard?"

"Ha ha ha. Seperti yang pernah aku katakan sebelumnya. Aku mendapat semua ini dari mendiang Mertua dan Istri ku Tuan Yudha. Aku hanya di beri amanat untuk menjaganya saja dan kelak semua ini akan menjadi milik anak-anak ku." pungkasnya sambil tertawa kecil.

Juragan Leonard bilang kalau dia memiliki dua orang anak. Lantas dimanakah mereka sekarang, aku bahkan tak menemui mereka.

"Oh ya! Bukankah kau memiliki beberapa orang anak. Lalu dimanakah mereka sekarang? Selama disini aku tidak menjumpai mereka!"

"Ah! Mereka sudah dewasa, anak pertama ku bernama Ferhand Leonard, sekarang dia sudah berkeluarga dan tidak tinggal lagi disini. Dia bekerja sebagai pemimpin perserikatan dagang antar daerah."

"Lalu anak kedua ku seorang perempuan. Dia sekarang menjadi seorang prajurit wanita kerajaan Elceria.

Namanya Vilia Leonard, pada saat masih kecil dirinya sangat piawai menggunakan pedang di Akademi.

Karena ia berprestasi, itu sebabnya dirinya dipromosikan menjadi Kesatria. Sekarang dia berada di kesatuan militer wanita di bawah langsung kepemimpinan Tuan Putri dan tidak lagi tinggal di sini." ujarnya.

Mendengar pernyataannya aku di buat kagum. Tak ku sangka anak-anak dari Juragan Leonard akan memiliki karir gemilang seperti itu.

"Wah semua anak mu ternyata sukses di karirnya masing-masing. Itu cukup hebat!"

"Terimakasih atas pujiannya Tuan Yudha. Baiklah saya permisi dulu, anggap saja rumah sendiri. Jika anda menginginkan sesuatu anda tinggal memintanya kepada para Maid ku, mereka senantiasa akan membantu anda. Permisi!"

Juragan Leonard kemudian mengundurkan diri dan pergi ke suatu tempat di rumah ini. Aku digiring oleh salah seorang Maid Demi Human Domba yang berpenampilan cantik ke sebuah kamar yang cukup luas. Jujur saja ukuran kamar ini lebih besar daripada Bedakan asrama yang aku tinggali di Batalyon.

Bedakan : Semacam rumah susun yang dikontrakkan.

"Baiklah tuan, ini kamar anda. Selamat beristirahat! Jika perlu sesuatu kau tinggal panggil saja pelayan di rumah ini. Baiklah saya permisi." kata Maid itu kemudian melenggang pergi.

"Hah akhirnya! Setelah perjalanan yang melelahkan. Aku bisa beristirahat juga! Baiklah mungkin aku akan membersihkan diriku terlebih dahulu.

Apa Mansion ini ada pemandian air panasnya ya? Hehe seperti cerita-cerita yang ada di anime. Baiklah mungkin aku bisa bertanya!" gumamku.

Aku lalu masuk ke kamar itu dan letakkan semua barang-barang ku di samping tempat tidurku. Lalu keluar kamar dan bertanya ke salah seorang maid laki-laki Demi Human serigala yang kebetulan tengah melintas di depan pintu kamar ku.

"Permisi! Apa Mansion ini ada pemandian air panasnya?" tanyaku.

"Tentu saja tuan! Apa Anda ingin mandi dan berendam?"

"Wah kebetulan sekali! Ya aku memang ingin mandi dan berendam air panas!"

"Tapi mohon maaf sebelumnya Tuan Muda, saat ini pemandian sedang digunakan oleh majikan kami! Mungkin anda bisa menunggu beberapa saat lagi!"

"Begitu ya! Yah baiklah!"

Setelah pemilik Mansion ini selesai dengan mandinya. Tiba giliran ku untuk berendam. Aku merasa nikmat saat berendam air panas.

Seakan semua lelah ku terbayarkan dengan kenikmatan yang ada. Ya! ini adalah bayaran yang setimpal, jikalau kita membantu orang lain.

"Hah! nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan!... uh nikmatnya. Seingat ku terakhir kali aku berendam air panas di kota Lamongan tahun lalu dah. Ternyata udah lama juga ya, dahlah nikmat aja yang ada sekarang. Isekai saikyou da begitulah kata Wibu." ucapku basa-basi sendiri.

Setelah mandi dan berendam. Aku pun kembali ke kamar untuk beristirahat. Karena masih jam enam pagi masih sempat bagiku untuk menunaikan kewajiban.

Setelah selesai aku langsung rebahan ke kasur sembari berpikir kalau Syira akan baik-baik saja dan tidak akan terjadi suatu hal buruk padanya. Sepertinya dia sedang dirawat dan pasti sedang beristirahat.

Setelah memikirkan itu, tanpa sadar, aku telah memejamkan mata dan tertidur dengan lelapnya.

Ini adalah hari ketiga ku di rumah Saudagar Leonard. Setiap hari, aku hanya makan dan tidur, karena tubuhku tidak fit untuk beraktivitas, bahkan aku sempat demam ringan.

Jadi, para Maid menyuruhku untuk tetap beristirahat sampai aku benar-benar fit dan sembuh.

Ya mengingat aku telah melakukan perjalanan yang cukup jauh dan lama. Seketika badan ku benar-benar lelah dan butuh istirahat beberapa hari.

Selama tiga hari ini aku tidak melihat Syira. Entah apa yang mereka lakukan terhadap dirinya. Tapi aku yakin sepertinya Syira akan baik-baik saja.

Saat ini aku sedang tertidur pulas di kamar. Ketika ku terbangun dan membuka mata, aku melihat Syira sedang duduk di bangku tepat di sebelah ranjang tempat aku tidur. Aku pun terkejut dan heran, kenapa Syira bisa ada di kamar ini?

Saat ini penampilan Syira berbeda dari sebelumnya. Dia tampak bersih, tidak ada luka lebam, ataupun goresan di kulitnya. Syira tampak cantik mengenakan gaun maid dan terlihat manis untuk dipandang.

Seakan-akan, hal ini membuatku mengalami diabetes, karena sangking manisnya dirinya. Aku pun lantas bertanya.

"Kenapa kau berada di kamarku?"

"Aku ditugaskan majikan untuk merawatmu yang sedang sakit!" jawab Syira.

"Ya ampun, padahal aku cuman sakit ringan dan aku terlihat baik-baik saja bukan!"

"Tetap saja anda perlu perhatian khusus! Mengingat Yudha-sama adalah tamu spesial di rumah ini dan juga ini menjadi bagian balas budi ku ke Yudha-sama!"

"Apa tidak masalah seorang perempuan masuk tanpa izin ke kamar laki-laki? Bukannya hal ini akan menjadi runyam!"

"Mengingat aku hanyalah seorang Maid, tentunya ini tidak masalah menurut ku Yudha-sama dan majikanku juga telah mengizinkanku untuk merawatmu!"

"Apa maksudmu mengizinkanmu? Apa kau yang meminta majikan mu, agar kau merawatku?"

"Ee hehe!" Syira hanya tersenyum kecil.

"Maafkan aku, jika aku lancang telah memasuki kamar anda tanpa izin! Kalau begitu aku permisi!" sepertinya Syira merasa tidak enak padaku dan dia terlihat cemberut.

"Tunggu dulu! Hei apa ucapanku menyakitimu?" ujarku menghentikan langkah Syira.

"Tidak Yudha-sama! Ini memang kesalahan ku! Jika keberadaan ku hanya akan mengganggumu, baiknya aku pergi, maafkan aku!"

Syira sepertinya merasa tidak enakkan pada ku. Aku juga merasa bersalah karena menanyakan hal yang tidak perlu.

"Aku tidak merasa terganggu sedikitpun! Aku hanya terkejut! Kenapa kau ada di kamarku, itu saja, dan aku tidak terbiasa jikalau harus menghadapi wanita. Jadi beginilah aku!"

"Jadi, aku harus bagaimana Yudha-sama?"

"Hah! Ya ampun terserah kau saja, kau boleh kok tetap berada di kamarku!"

"Kalau begitu baiklah izinkan aku menemanimu disini!"

"Baiklah terserah kau saja! Ngomong-ngomong! Apa ingatan mu berangsur pulih?"

"Aku belum bisa mengingat apapun, sampai sekarang!" pungkas Syira.

"Jadi begitu ya, sepertinya butuh waktu yang lama."

Pagi itu, aku hanya berada di kamar dengan ditemani Syira di sampingku. Kami saling mengobrol satu sama lain agar suasana tidak canggung. Aku banyak bercerita banyak hal tentang dunia ku berasal, Syira sangat antusias mendengarkan dan penasaran akan dunia ku.

Karena aku sudah merasa baikan, kemudian aku putuskan untuk menemui Saudagar Leonard.

Aku masih penasaran mengenai sistem dunia ini dan sejarah yang terdapat di dalamnya, jadi aku bertujuan menanyainya.

Bersambung...

(Chapter berikutnya "Sistem")

Ikuti juga Instagram author untuk mendapatkan info seputar update dan perkembangan novel ini di @sapta_yudha.author

Terpopuler

Comments

Si Beban

Si Beban

Mungkin si Syira lagi di 🗿

2021-08-12

2

Hana-Akia-San (。◕‿◕。)➜

Hana-Akia-San (。◕‿◕。)➜

Penulisannya udah bagus, peletakan tanda baca yg tepat, dan mudah dicerna dengan baik oleh pembaca. Lanjut Kak

2021-08-12

3

Fadlan Rizqilah

Fadlan Rizqilah

Semangat Thor jangan sampai kehabisan ide

2021-08-12

2

lihat semua
Episodes
1 VOLUME 01 "PENDAHULUAN"
2 Chapter 1 "Awal"
3 Chapter 2 "Pengintaian"
4 Chapter 3 "Penyamun"
5 Chapter 4 "Rampasan"
6 Chapter 5 "Pertolongan"
7 Chapter 6 "Budak" (D 18+)
8 Chapter 7 "Perjalanan"
9 Chapter 8 "Saudagar"
10 Chapter 9 "Peristirahatan"
11 Chapter 10 "Sistem"
12 Chapter 11 "Pahlawan"
13 Chapter 12 "Berkeliling"
14 Chapter 13 "Godaan" (SEMI 18+)
15 Chapter 14 "Perpisahan"
16 Chapter 15 "Keputusan"
17 Chapter 16 "Keberangkatan"
18 Chapter 17 "Bocah"
19 Chapter 18 "Elceria"
20 Chapter 19 "Perisai"
21 Chapter 20 "Putri"
22 Chapter 21 "Sebenarnya"
23 Chapter 22 "Raja"
24 Chapter 23 "Perseteruan"
25 Chapter 24 "Kondisi Syira"
26 Chapter 25 "Statistik"
27 Chapter 26 "Kemampuan"
28 Chapter 27 "Pengujian"
29 Chapter 28 "Petarung"
30 Chapter 29 "Pembuktian"
31 Chapter 30 "Pembalasan"
32 Chapter 31 "Amukan I"
33 Chapter 32 "Amukan II"
34 Chapter 33 "Amukan III"
35 Chapter 34 "Tumbang"
36 Chapter 35 "Nasib" [ARC VOL 1 END]
37 Epilog Dokumentasi
38 Ilustrasi
39 Kisah Sang Perisai "PENDAHULUAN"
40 Chapter 1 "Prolog"
41 Chapter 2 "Peristiwa" (SEMI 18+)
42 Chapter 3 "Pembantaian" (SEMI 18+)
43 Chapter 4 "Lembah Naga"
44 Chapter 5 "Roh Tameng"
45 Chapter 6 "Ikatan"
46 Chapter 7 "Kaiju Naga Langit"
47 Chapter 8 "Tunggangan"
48 Chapter 9 "Rumah Pohon" (SEMI 18+)
49 Chapter 10 "Gurun Hera"
50 Chapter 11 "Munafik"
51 Chapter 12 "Rencana Azrael"
52 Chapter 13 "Reruntuhan"
53 Chapter 14 "Kakak Beradik"
54 Chapter 15 "Tujuan"
55 Chapter 16 "Tak Terduga"
56 Chapter 17 "Sultan Muda"
57 Chapter 18 "Malam Terakhir"
58 Chapter 19 "Tragis"
59 Chapter 20 "Akhir"
60 Chapter 21 "Epilog"
61 Awakening Of The Hero Commander Telah Rilis
Episodes

Updated 61 Episodes

1
VOLUME 01 "PENDAHULUAN"
2
Chapter 1 "Awal"
3
Chapter 2 "Pengintaian"
4
Chapter 3 "Penyamun"
5
Chapter 4 "Rampasan"
6
Chapter 5 "Pertolongan"
7
Chapter 6 "Budak" (D 18+)
8
Chapter 7 "Perjalanan"
9
Chapter 8 "Saudagar"
10
Chapter 9 "Peristirahatan"
11
Chapter 10 "Sistem"
12
Chapter 11 "Pahlawan"
13
Chapter 12 "Berkeliling"
14
Chapter 13 "Godaan" (SEMI 18+)
15
Chapter 14 "Perpisahan"
16
Chapter 15 "Keputusan"
17
Chapter 16 "Keberangkatan"
18
Chapter 17 "Bocah"
19
Chapter 18 "Elceria"
20
Chapter 19 "Perisai"
21
Chapter 20 "Putri"
22
Chapter 21 "Sebenarnya"
23
Chapter 22 "Raja"
24
Chapter 23 "Perseteruan"
25
Chapter 24 "Kondisi Syira"
26
Chapter 25 "Statistik"
27
Chapter 26 "Kemampuan"
28
Chapter 27 "Pengujian"
29
Chapter 28 "Petarung"
30
Chapter 29 "Pembuktian"
31
Chapter 30 "Pembalasan"
32
Chapter 31 "Amukan I"
33
Chapter 32 "Amukan II"
34
Chapter 33 "Amukan III"
35
Chapter 34 "Tumbang"
36
Chapter 35 "Nasib" [ARC VOL 1 END]
37
Epilog Dokumentasi
38
Ilustrasi
39
Kisah Sang Perisai "PENDAHULUAN"
40
Chapter 1 "Prolog"
41
Chapter 2 "Peristiwa" (SEMI 18+)
42
Chapter 3 "Pembantaian" (SEMI 18+)
43
Chapter 4 "Lembah Naga"
44
Chapter 5 "Roh Tameng"
45
Chapter 6 "Ikatan"
46
Chapter 7 "Kaiju Naga Langit"
47
Chapter 8 "Tunggangan"
48
Chapter 9 "Rumah Pohon" (SEMI 18+)
49
Chapter 10 "Gurun Hera"
50
Chapter 11 "Munafik"
51
Chapter 12 "Rencana Azrael"
52
Chapter 13 "Reruntuhan"
53
Chapter 14 "Kakak Beradik"
54
Chapter 15 "Tujuan"
55
Chapter 16 "Tak Terduga"
56
Chapter 17 "Sultan Muda"
57
Chapter 18 "Malam Terakhir"
58
Chapter 19 "Tragis"
59
Chapter 20 "Akhir"
60
Chapter 21 "Epilog"
61
Awakening Of The Hero Commander Telah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!