...Illustration by KIRAMIU source:...
...https://www.pixiv.net/en/artworks/79516322...
Singkat cerita di keesokan harinya, kamipun sampai didepan pintu gerbang kerajaan Elceria. Benteng yang menjadi pagar bagi kerajaan ini cukup besar.
Tingginya sekitar tiga puluh meter dan memiliki ketebalan sekitar sepuluh meter. Tampak dari bawah ada beberapa Prajurit yang sedang bertugas di atas. Mereka juga memiliki sebuah meriam, sebagai senjata pertahanan di atas benteng.
Di depan pintu gerbang terdapat sebuah pos pemeriksaan. Disini juga terdapat beberapa orang prajurit berarmor lengkap.
Ada di antara mereka membawa senjata pedang, busur, dan tombak. Seragam atau armor yang mereka kenakan, hampir mirip dengan seragam armor dari kerajaan Inggris pada zaman dulu.
Disini juga ada beberapa warga sipil yang sedang antri melakukan pemeriksaan untuk masuk kedalam pusat kota kerajaan.
Bahkan, ada banyak diantara mereka disuruh putar balik atau dilarang masuk kedalam pusat kota.
Alasannya mungkin karena pada saat ini sedang terjadi sebuah wabah. Maka daripada itu, para warga sipil yang tidak berkepentingan dilarang untuk masuk.
Mereka juga diwajibkan harus membawa semacam surat izin dari tuan tanah mereka, agar diizinkan masuk. Situasi ini mengingatkan ku dengan Pandemi yang pernah melanda di dunia ku beberapa tahun yang lalu.
Aku perhatikan hanya sejumlah pedagang saja yang diperbolehkan untuk masuk kedalam. Itupun juga harus di periksa dan di geledah, oleh para Prajurit sebelum memasuki pusat kota kerajaan.
Tibalah giliran ku untuk di periksa. Pedati yang aku kendarai digiring ke sebuah tempat. Kemudian seorang petugas datang untuk memeriksa.
"Permisi pak! Bisa menunjukan surat pernyataan dari tuan tanah?"
Tanpa basa-basi, aku menunjukkan lencana yang diberikan Juragan Leonard. Petugas itu lalu memeriksa lencana tersebut.
"Ah! Ternyata anda utusan dari Tuan Tanah Leonard. Baiklah, tapi sebelum itu kami harus melakukan pemeriksaan pada pedati anda."
"Tidak masalah, tapi setelah di geledah aku harap kau rapikan kembali!"
"Baiklah!!"
Petugas itu kemudian menggeledah semua isi pedati. Lalu menggeledah barang-barang milik ku dan Syira. Petugas itu tampak kebingungan setelah melihat barang-barang militer ku.
"Berang-barang apa ini tuan?" tanya petugas itu.
Sepertinya aku mulai di curigai oleh petugas itu. Aku berpura-pura tidak tahu, mengenai barang-barang ku itu. Aku bersiasat kalau senjata itu adalah milik dari Juragan Leonard untuk dijual.
"Itu milik Tuan Leonard, yang ingin sekalian barang-barangnya aku bawa kepada seseorang untuk dijual!"
"Benda-benda ini cukup mencurigakan dan sepertinya bukan barang baru! Apa anda tahu benda apa ini?" tanya Petugas yang mulai curiga.
"Aahhh soal itu, aku tidak tahu menahu. Aku hanya di suruh mengantarkannya saja."
"Itu benar pak!! kami hanya dititipkan barang itu oleh Tuan Leonard." imbuh Syira meyakinkan Petugas.
"Sebelumnya mohon maaf, kami akan tetap menyita barang ini untuk sementara dan akan menyelidikinya terlebih dahulu. Jika tidak ditemukan unsur pelanggaran pada benda ini, anda bisa mengambilnya besok."
"Ya ampun! Tak ku sangka akan seketat ini pemeriksaannya!" gumamku.
Aku kemudian terpaksa mengeluarkan kemampuan manipulasi pikiran yang aku kuasai. Aku memiliki kemampuan ini ketika aku dulu dilatih sebagai seorang Prajurit Elit.
Kegunaan dari Hipnotis ini adalah untuk meminimalisir timbulnya tindak kekerasan pada saat menjalani misi satuan tugas.
Maka target musuh yang bisa diajak negosiasi akan membocorkan rahasianya dan hal untuk mencegah tindak kekerasan.
Lagipula membuat keonaran disini bukanlah pilihan yang tepat, itu akan hanya menimbulkan masalah baru.
Aku hanya khawatir jika senjata yang mereka priksa sewaktu-waktu akan melukai. Tentu saja itu akan menjadi masalah serius bagi ku.
Mengingat mereka tidak tahu-menahu mengenai sejata dari dunia asal ku. Menggunakan metode hipnotis adalah cara terbaik ku untuk lolos dari pemeriksaan. Aku lantas menepuk kedua pundak Prajurit itu sambil berkata.
"Bagaimana hari mu bung?"
"Haa apa?"
"Kau sudah lupa yah! Tidak ku sangka kau sekarang menjadi seorang Prajurit kerajaan!"
"Haaa apa maksud mu? Kau mengenalku?"
"Haaahh kau benar-benar sudah lupa ternyata! Aku Reiner teman masa kecil mu. Kau ingat?"
Aku sambil menatap mata Prajurit itu dengan tajam dan terus menepuk pundaknya.
"Reiner siapa? Aku tidak merasa punya teman bernama Reiner!"
"Iya.. itu karena kita dulu hanya berteman sehari! Orang tua ku adalah seorang pedagang, jadi kita tidak sempat kenal lama. Tapi aku tidak pernah melupakan mu sampai saat ini."
"Oh begitu yah!"
"Ayolah bukankah kita masih berteman hingga sekarang. Kau tidak perlu menyita barang itu! Letakkan kembali ke tempatnya semula. Barang itu bukanlah suatu yang penting!"
"Baiklah!!"
Prajurit itu dengan polosnya menaruh Senjata dan barang milikku kedalam pedati. Setelah merapikan semua barang ketempat nya semula, kemudian dia menghampiriku.
"Sudah kulakukan!"
"Baiklah terimakasih. Tatap mata ku dan dalam hitungan 1, 2, 3 tidurlah." sambil aku menjulingkan kepalanya kebawah, kemudian Prajurit itu tertidur di regapan ku.
Tidak ku sangka, ternyata semudah ini menghipnotisnya. Aku bahkan tertawa kecil karena sangking lucunya ekspresi polos prajurit ini. Dia mau saja disuruh-suruh.
"Apa yang kau lakukan padanya Yudha-sama?" tanya Syira kebingungan.
"Sutt!! Tenanglah, nanti ketahuan prajurit lain! Lihat dan perhatikan aku, mengerti!" sambil aku berbisik.
"Oh okeee!!" balas Syira berbisik.
Aku kemudian membisikkan sugesti ke telinga prajurit itu.
"Dengarkan baik-baik apa yang aku bicarakan, kalau kamu mendengar anggukan kepala."
Prajurit menganggukkan kepalanya tanda ia mendengar suara ku.
"Setelah kamu bangun kembalilah ke pos dan lupakan semua yang telah terjadi antara kita, lupakan kalau kita pernah bertemu, lupakan kalau kau pernah merasa kita bertemu, lupakan kalau kamu pernah melihat barang-barang itu, lupakan semua tentang keberadaan kami, dan hapus keberadaan kami dalam ingatan mu. Kalau kamu mengerti anggukan kepala."
Prajurit itu menganggukkan kepalanya tanda kalau dia mengerti.
"Baiklah, dalam hitungan 1, 2, 3 bangun!"
Prajurit itu kemudian bangun dan tampak kebingungan.
"Kenapa aku disini? Ah sudahlah!"
Dengan polosnya, dia kembali ke posnya. Aku dan Syira kemudian tertawa terbahak-bahak!
"Hihihik, Wah!! Kenapa bisa begitu Yudha-sama? Apa anda menggunakan sihir manipulasi pikiran?"
"Sihir? Aku bahkan tidak bisa menggunakan Sihir. Kau bilang itu Sihir! Itu adalah teknik yang kami gunakan untuk memanipulasi pikiran musuh saat diajak bernegosiasi. ha ha ha ha." sambil ku tertawa sombong.
"Baru kali ini, aku melihat Yudha-sama tertawa selepas ini, hihihik!"
"Uhum!! Biasa saja!!"
"hihihik.. Ekspresi mu mudah di tebak Yudha-sama!" Syira tertawa dengan mengepal kan telapak tangannya ke mulutnya dan itu membuat pesonanya menambah.
"Ah.... sudahlah!!" sambil ku memejamkan mata.
****
Tak lama berselang. Aku melihat semua warga merasa ketakutan, melihat seorang pria yang tengah berjalan. Aku juga merasakan aura membunuh yang kuat dari pria itu.
Tak hanya itu, aku memperhatikan ada sebuah tameng yang terdapat pada lengan kanannya.
Tameng itu juga diselimuti aura merah yang menyala-nyala. Maka tidak salah lagi kalau dia adalah...
(Chapter berikutnya "Perisai")
Ikuti juga Instagram author untuk mendapatkan info seputar update dan perkembangan novel ini di @sapta_yudha.author
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Melonime
Reiner dong 😂
2021-10-01
1
AzEditz
widiw upload lagi ni
2021-09-30
1