Chapter 5 "Pertolongan"

Jam menunjukkan pukul tiga sore. Sampailah aku di tepi sungai pinggiran jalan. Kuhentikan langkah kaki kuda yang telah letih menarik pedati berat ini.

Ketika Sang Surya, telah menghilang dari ufuk barat. Selesailah, aku menunaikan kewajibanku. Kuberdiri dari tempat ku berdoa menuju seorang gadis yang tengah terbaring lemah tak berdaya di dalam kereta kuda.

Kuperiksa kembali kondisinya untuk memastikannya telah pulih dari sakitnya. Namun nyatanya, harapan masih menjadi harapan. Panasnya tak kunjung menurun dan gadis itu masih hilang sadar.

Aku berinisiatif untuk kembali mengobatinya. Sebelum ku melakukannya, tentu ia harus dibersihkan terlebih dahulu. Didalam keheningan malam, kuperhatikan kembali gadis nan cantik ini.

"Kasian ni anak, harus cepet ku obati! Kotor banget dia, sama bajunya juga udah pada sobek gini. Mending ku ganti aja."

Aku bermaksud untuk mengganti pakaian usangnya yang dipenuhi dengan sobekan disana sini. Aku hanya berniat untuk memberikan pertolongan dan pengobatan pada gadis kecil ini. Bukan bermaksud untuk melecehkannya.

Aku tahu kalau dalam norma sosial hal ini adalah bentuk pedofilia terhadap anak. Akan tetapi, kasusnya sekarang berbeda dengan hal tersebut. Gadis ini sedang butuh pertolongan medis dan aku hanya bermaksud untuk memberikan pertolongan itu padanya.

Setelah kuperiksa lebih lanjut, alisku terangkat setelah melihat sesuatu yang menonjol. Aku baru menyadari jikalau gadis kecil ini memiliki ukuran dada yang lumayan berisi di usianya. Hal ini membuat ku menjadi terheran-heran dan membuat ku ragu kalau ia benar berumur dua belas tahun.

"Gila ni Bocil, udah punya oppai toh ternyata! Apa iya dia, Bocil ya? Hemm... Aku kok jadi ragu? Dahlah, niat ku cuma mau ngobatin aja." Gumam ku.

Sepertinya reaksiku wajar dan normal sebagai seorang lelaki. Setelahku mengetahui jika gadis ini memiliki aurat dewasa. Aku lantas berinisiatif untuk menutup mataku dengan kain hitam, agar aku tidak melihat secara ekslusif.

Aku memang sudah terlatih dalam mengerjakan sesuatu dengan mata tertutup. Jadi, hal semacam itu sudah menjadi keahlian ku.

Meskipun aku harus meraba dan menyentuh kulitnya. Setidaknya aku tidak melihatnya. Aku bukannya munafik sebagai seorang lelaki. Aku hanya tidak mau melihat sesuatu yang tidak boleh dilihat bagiku.

Sebelum akan memulai pengobatan, aku memeriksa peti yang kurampas tadi siang. Berharap jikalau saja ada peti yang berisikan pakaian. Aku lantas menemukan sebuah gaun putih, dan beberapa pakaian dalam wanita. Raut wajahku seketika berubah setelah melihat pantsu 🗿.

"Hee~ ada cawet toh! Lah kok, aku malah keliatan kayak om-om mesum ya? Nah, terus ini ada gaun putih lagi. Mana terlalu terbuka, tipis pula. Apa gak semriwing kalau kena angin? Njirlah, gak ada baju lain lagi apa?" Kata ku mengumpat.

****

Singkat cerita, selesailah ku membersihkan tubuhnya dengan handuk basah, membalut lukanya, mengompres kepalanya, serta mengganti pakaiannya.

Tentunya aku menutup mataku dengan kain hitam, ketika mengelap tubuhnya dengan handuk basah, begitu pun juga ketika mengganti pakaiannya.

Tidak lupa, aku merapikan dan memotong rambutnya yang terlihat berantakan. Aku mengatur poni rambutnya ke sebelah kanan sehingga itu menutupi mata kanannya.

Aku sengaja melakukannya, karena dia mirip sekali dengan wanita idaman ku, berhubung dia juga memiliki gaya rambut seperti ini. Sekarang gadis ini sudah terlihat sempurna dan tampak cantik serta mirip dengannya. Hal ini membuat mata ku tak dapat berkedip ketika melihat kecantikannya.

"Isekai emang beda!" Gumamku.

Karena pakaiannya terlalu terbuka, aku lantas menutupinya dengan selimut agar ia tidak kedinginan.

****

'KRUK KRUK'

"Haaahh~ Aku belum makan seharian. Gara-gara Begal tadi siang, aku jadi lupa makan. Dahlah, aku coba masak sesuatu aja."

Perutku pun meminta jatahnya malam ini. Aku menyiapkan api dan alat masak portable. Aku juga memeriksa barang rampasan yang aku rampas dari para Begal itu. Kutemukan beberapa potong daging, roti, dan sedikit bumbu rempah.

Secara saksama aku mengamati daging jenis apa itu. Sepertinya itu daging sapi biasa. Aku berinisiatif memasak Steak BBQ dari bumbu yang ada dan ditambah makan dengan segumpal roti.

Akhirnya aku sekarang dapat memakan makanan yang layak. Setelah berminggu-minggu lamanya, hanya memakan daging buruan yang hambar di tengah hutan. Meskipun masih ada dua Ransum yang tersisa, aku tidak memakannya. Aku hanya ingin menghemat persediaan ku agar tidak cepat habis.

Seusai sarapan, aku kembali memeriksa gadis harimau putih itu. Aku lantas menyentuh keningnya untuk mengetahui suhu badannya. Sepertinya sudah mulai mendingan. Secara perlahan ia pun mulai sadar dan mencoba untuk mencerna situasinya sekarang.

Gadis ini tampak bingung dengan situasinya dan mulai memperhatikan barang di sekelilingku, kemudian menoleh ke arahku.

"Ah, hah... Aku... dimana?"

"Kau bersamaku sekarang." Balasku

"Tuan, yang telah menyelamatkan saya? Saya sangat berterima kasih!" Ujarnya sambil menundukkan kepala.

Aku mengangkat alisku. Tidak kusangka, gadis ini langsung mengenali ku. Aku kira dia akan takut dengan ku, nyatanya tidak, justru sebaliknya.

"Ah, tak perlu sesungkan dan seformal itu." Kataku.

Ia pun membuka selimut yang aku kenakan padanya. Gadis ini memperhatikan sekujur tubuhnya yang penuh dengan pembalut luka.

Secara spontan ia mengerutkan dahi. Alangkah terkejutnya dirinya, ketika melihat pakaian yang dikenakannya berganti.

"Haa!!.... Apa Tuan, melihatnya?" Ujarnya mulai marah.

Aku sudah menduga akan reaksinya. Karena dia seorang Perempuan, maka wajarlah jika dia terkejut dan marah.

"Eee... tidak, aku tadi hanya membersihkan tubuhmu dari debu dan kotoran. Sekaligus mengobati dan mengganti pakaianmu yang telah usang."

Kataku yang mencoba menerangkan situasi ini padanya.

'PLESS'

"Akaiah!"

(Akaiah itu artinya "Aduh" dalam bahasa Banjar)

Tanpa mendengarkan penjelasanku, dia menampar pipiku. Syukurnya, aku sudah terbiasa menerima tamparan seperti ini pada waktu Taruna dulu. Sehingga, aku tidak merasakan apapun meskipun hal itu cukup mengejutkan ku.

"Asal, Tuan tahu saja! Aku memang Budak, tapi tidak begini caranya. Memanfaatkan momen disaat ini tidak baik!"

"Kau salah paham. Aku benar-benar tidak melihatnya! Aku hanya melakukan seperti yang aku katakan tadi dan kau masih anak-anak! Aku mana bernafsu untuk menidurimu." Aku mencoba menjelaskan keadaan.

“Anak-anak? Kau mengiranya aku anak-anak? Asal kau tahu, usiaku saat ini tujuh belas tahun. Aku memang terlihat lima tahun lebih muda karena tubuhku menyusut."

"Apa? Tujuh belas tahun?"

Mendengar pernyataannya, membuat ku mengangkat alis. Aku memang sudah menduga kalau usianya mungkin lebih tua dari penampilannya. Harusnya aku berhati-hati dan menunggu ia siuman saja ketika ku ingin mengganti pakaiannya.

"Lantas jika kau tidak melihatnya. Bagaimana kau bisa mengganti pakaian dan mengobatiku?"

"Dengar! Aku menutup mataku saat mengganti dan membasuh mu dengan kain hitam ini." Jawabku tegas, sembari menunjukkan kain penutup mata.

"Bohong! Bagaimana mungkin kau melakukan itu dengan mata tertutup?"

Karena ia tak percaya bahwa aku memiliki kemampuan mengerjakan sesuatu dengan mata tertutup. Aku lantas mempraktekkan ilmu ku padanya.

"Kau tidak percaya? Baiklah, lihat ini baik-baik."

Aku kembali menutup mataku dengan kain hitam tersebut. Lalu mencoba membongkar senapan pistol dan merakitnya dengan mata tertutup untuk membuktikannya kalau aku tidak berbohong. Aku melakukannya tanpa hambatan yang berarti, dengan cepat aku kembali merakit pistol itu seperti semula.

Seusai merakit pistol tersebut, aku melepaskan kain hitam yang menutupi mata ku. Nampak, gadis itu malu dan membuang pandangannya setelah mengetahui kemampuan ku.

"Bagaimana, kau masih tak percaya?" Kataku.

"Lain kali janganlah lagi seenaknya pada wanita. Aku memanglah Budak, tapi tidak terikat kontrak dengan mu. Aku hanya akan melayani orang yang kontraknya terikat denganku saja. Walaupun aku sangat membencinya." Jelasnya yang masih diliputi amarah dan agak sedikit menurunkan nada bicaranya.

Aku menyadari kesalahanku. Karena penampilannya, kupikir dia memanglah anak-anak. Ternyata dugaan ku salah, rupanya dia seorang gadis remaja berumur tujuh belas tahun.

Hal ini mungkin saja terjadi dicerita-cerita fantasi Isekai. Loli yang masih terlihat muda, bisa jadi adalah nenek-nenek berumur dua ribu tahun.

Ketika ku mendengar kata kontrak membuat dahi ku berkerut. Sebenarnya, apa yang dimaksud kontrak itu? Aku lantas menanyainya.

"Haa, kontrak apa?"

"Apa? Jadi Tuan, tidak tahu mengenai kontrak Budak ini?"

"Aku benar-benar tidak mengerti tentang konsep dunia ini, seperti halnya yang kau katakan tadi. Budak, kontrak, atau apalah itu!"

"Jadi Tuan, benar-benar tidak tahu? Sebenarnya, darimana, Tuan berasal? Kau terlihat seperti orang Bar-Bar!"

"Aku bukan orang Bar-Bar!" Jawabku ketus sambil melipat kedua tangan ku.

Aku pun memberikan klarifikasi padanya prihal masalah yang tengah kuhadapi. Setelah lama ku bercerita, akhirnya gadis kecil ini mulai memahami situasi ku sekarang.

Pada awalnya, ia sempat ragu kalau aku berasal dari dunia lain. Tetapi setelahku menunjukkan bukti, gadis ini pun akhirnya percaya walaupun agak sulit meyakinkannya.

"Sekarang kau percayakan? Begitulah masalahku." Kataku ketus

Gadis harimau putih itu hanya tertunduk malu dan tiba-tiba mulai mengubah sikapnya seperti ketika ia siuman. Sepertinya, ia tidak enak hati, karena berprasangka buruk padaku. Apalagi barusan dia juga menamparku yang pastinya membuat perasaannya campur aduk.

"Ma-maafkan saya, Tu-tuan! Saya tidak tahu kalau, Anda memiliki permasalahan seperti itu. Saya benar-benar minta maaf atas kesalahan saya." Kata gadis itu menundukkan kepalanya.

Gadis tersebut tiba-tiba kembali bicara formal setelah mengetahui asal-usul ku. Dia bahkan meminta maaf atas kesalahan yang dia perbuat.

Disini aku juga salah, karena telah mengganti pakaiannya tanpa berpikir dua kali. Jadi, tamparan tadi pantas aku dapatkan.

"Sudahlah angkat kepala mu! Aku juga minta maaf karena telah mengganti pakaian mu saat kau pingsan. Jujur, aku hanya berniat menolong mu. Kupikir kau ini anak-anak karena penampilan mu. Ternyata kau dan aku hampir seumuran." Kataku sambil menggaruk tengkuk ku meski tidak merasa gatal.

Gadis kecil itupun mengangkat kepalanya.

"Tidak apa-apa, Tuan! Saya tahu kalau ini hanyalah kesalahpahaman belaka. Saya sekarang bisa mengerti setelah anda menjelaskannya. Sekali lagi saya minta maaf."

"Ya, syukurlah kau bisa mengerti! Aku juga minta maaf." Kataku.

"Maafkan jika saya lancang. Jika boleh tahu, nama, Anda siapa?"

"Oh, Namaku Sapta Yudha. Panggil saja, Yudha. Umur ku dua puluh dua tahun."

"Baik, Yudha-sama. Untuk menebus kesalahann saya. Mulai sekarang, saya akan mengabdikan diri kepada anda dan akan terus melayani anda."

Mendengar perkataannya membuat ku mengangkat alis.

"He... Apa!? Kau mau mengabdikan diri mu padaku?"

"Benar, Yudha-sama!"

"Gila ni Cewek, seriusan? Itu sama aja mau jadi Istri ku." Batinku.

Bukankah tadi itu terlalu berlebihan. Hal itu bisa merepotkan kalau dia tidak segera dibebaskan. Bagaimanapun juga aku akan mencoba membebaskannya.

Dia bahkan mengucapkan kata Sama di akhiran namaku. Aku pikir karena logatnya mirip dengan Jepang, jadi mungkin ada penggunaan kata yang serupa.

Aku sama sekali tidak berniat untuk menikah dengan Wanita di dunia ini. Bukan berarti aku tidak tertarik dengan mereka.

Karena bagiku tidak mungkin menikah di dunia ini. Sebab suatu saat, aku mungkin bisa saja kembali ke dunia ku. Aku juga tidak berniat untuk menghasilkan keturunan di dunia ini.

"Kau yakin akan terus bersama ku? Lalu bagaimana jika kita bertemu dengan Majikan, mu?"

"Itu err... Saya akan memilih bersama, Anda!"

Dia lebih memilih ku daripada Majikannya sendiri? Sangat konyol sekali. Bagaimana manapun juga aku akan mencoba membebaskannya.

Akan sangat merepotkan jika terus bersama ku, belum lagi perjalanan ku kedepanya mungkin akan sangat berbahaya. Aku hanya tidak ingin dia menjadi beban bagi ku.

Aku berencana akan memulangkannya kepada keluarganya setelah mengetahui asal usulnya. Untuk sementara waktu kubiarkan saja dia ikut bersama ku.

"Lalu bagaimana jika aku mengembalikan mu pada keluarga mu?"

Gadis harimau putih itupun terdiam untuk beberapa saat sebelum akhirnya memejamkan matanya.

"Itu tidaklah mungkin, Yudha-sama. Saya tidak akan pernah bisa kembali kepada mereka."

Mendengarnya berkata demikian membuat dahiku berkerut.

"Kau tidak punya keluarga?"

"Entahlah, tetapi seperti yang saya katakan, hal itu sangat mustahil."

"Mustahil? Kenapa begitu?"

"Saya pun tak dapat menjelaskannya."

Dia masih terus memejamkan mata lalu memalingkan mukanya. Karena penasaran dengan latar belakangnya, aku lantas menanyakan identitas gadis harimau ini.

"Baiklah, boleh aku tahu siapa namamu?"

"Nama saya Syira Eloula. Saya biasa dipanggil, Syira. Seperti yang anda ketahui saya hanyalah seorang, Budak Pembantu."

Gadis ini bernama Syira, menurutku itu nama yang bagus dan cocok untuk gadis cantik seperti dirinya. Akan aku ingat namanya dalam memoriku.

"Nama yang cantik, secantik orangnya!"

"Heh... Apa!? Em... Tidak juga Yudha-sama!" Sepertinya perkataan ku barusan membuat pipinya me-blusing.

Hati ku masih diliputi oleh banyak pertanyaan mengenai dirinya. Aku lantas mengajukan beberapa pertanyaan padanya.

"Kenapa kau menjadi seorang Budak, Syira?"

"Saya pun tak dapat menjelaskannya, Yudha-sama. Semenjak menjadi Budak, saya lupa dengan masa lalu saya. Jadi maaf, saya tidak dapat mengingatnya."

Ah, ini menjelaskan keadaannya. Syira sepertinya tengah mengalami Amnesia sebagian, sehingga ia tidak dapat mengingat beberapa hal tentang dirinya.

Amnesia: Kondisi di mana seseorang mengalami hilang ingatan.

Meskipun demikian, sepertinya jati diri Syira tidaklah hilang sepenuhnya. Hal itu terlihat dari cara ia menyikapi masalah dan defensif akan hal sensitif. Dia bahkan masih mengingat namanya.

Jikapun Syira kehilangan jati dirinya, mungkin ia tidak akan seperti sekarang. Syira mungkin akan menjadi seorang gadis yang gila, tanpa mengetahui siapakah dirinya.

"Lalu, apakah kau masih mengingat beberapa hal tentang keluarga mu?" Tanyaku lagi.

"Tidak sama sekali. Seperti yang saya katakan sebelumnya, hal itu sangat mustahil." Balasnya.

Aku merasa kasihan padanya. Menjadi seorang Budak dan kehilangan ingatan, akan menjadi hal yang sangat terpuruk untuknya.

Belum lagi dia harus kehilangan keluarga yang sangat berharga. Aku merasa berempati pada Syira, aku berencana akan mengasuhnya selama ku masih di Isekai ini.

Setidaknya, aku membebaskannya dari belenggu perbudakan dan memerdekakannya. Kalaupun ia tak memiliki keluarga, setidaknya aku juga harus membuat Syira lebih mandiri agar dia bisa menentukan jalan hidupnya sendiri.

"Bisakah kau ceritakan kembali kejadian sebelum dirimu diculik oleh para Bandit itu?"

Aku lantas memintanya untuk menceritakan kejadian yang telah ia selama ini, agar setidaknya aku mengetahui latar kisahnya untuk saat ini.

"Baiklah, Yudha-sama! Jadi..."

Bersambung...

(Chapter berikutnya "Budak")

...Ikuti juga Instagram author untuk mendapatkan info seputar update dan perkembangan novel ini di @saptayudha.author...

Episodes
1 VOLUME 01 "PENDAHULUAN"
2 Chapter 1 "Awal"
3 Chapter 2 "Pengintaian"
4 Chapter 3 "Penyamun"
5 Chapter 4 "Rampasan"
6 Chapter 5 "Pertolongan"
7 Chapter 6 "Budak" (D 18+)
8 Chapter 7 "Perjalanan"
9 Chapter 8 "Saudagar"
10 Chapter 9 "Peristirahatan"
11 Chapter 10 "Sistem"
12 Chapter 11 "Pahlawan"
13 Chapter 12 "Berkeliling"
14 Chapter 13 "Godaan" (SEMI 18+)
15 Chapter 14 "Perpisahan"
16 Chapter 15 "Keputusan"
17 Chapter 16 "Keberangkatan"
18 Chapter 17 "Bocah"
19 Chapter 18 "Elceria"
20 Chapter 19 "Perisai"
21 Chapter 20 "Putri"
22 Chapter 21 "Sebenarnya"
23 Chapter 22 "Raja"
24 Chapter 23 "Perseteruan"
25 Chapter 24 "Kondisi Syira"
26 Chapter 25 "Statistik"
27 Chapter 26 "Kemampuan"
28 Chapter 27 "Pengujian"
29 Chapter 28 "Petarung"
30 Chapter 29 "Pembuktian"
31 Chapter 30 "Pembalasan"
32 Chapter 31 "Amukan I"
33 Chapter 32 "Amukan II"
34 Chapter 33 "Amukan III"
35 Chapter 34 "Tumbang"
36 Chapter 35 "Nasib" [ARC VOL 1 END]
37 Epilog Dokumentasi
38 Ilustrasi
39 Kisah Sang Perisai "PENDAHULUAN"
40 Chapter 1 "Prolog"
41 Chapter 2 "Peristiwa" (SEMI 18+)
42 Chapter 3 "Pembantaian" (SEMI 18+)
43 Chapter 4 "Lembah Naga"
44 Chapter 5 "Roh Tameng"
45 Chapter 6 "Ikatan"
46 Chapter 7 "Kaiju Naga Langit"
47 Chapter 8 "Tunggangan"
48 Chapter 9 "Rumah Pohon" (SEMI 18+)
49 Chapter 10 "Gurun Hera"
50 Chapter 11 "Munafik"
51 Chapter 12 "Rencana Azrael"
52 Chapter 13 "Reruntuhan"
53 Chapter 14 "Kakak Beradik"
54 Chapter 15 "Tujuan"
55 Chapter 16 "Tak Terduga"
56 Chapter 17 "Sultan Muda"
57 Chapter 18 "Malam Terakhir"
58 Chapter 19 "Tragis"
59 Chapter 20 "Akhir"
60 Chapter 21 "Epilog"
61 Awakening Of The Hero Commander Telah Rilis
Episodes

Updated 61 Episodes

1
VOLUME 01 "PENDAHULUAN"
2
Chapter 1 "Awal"
3
Chapter 2 "Pengintaian"
4
Chapter 3 "Penyamun"
5
Chapter 4 "Rampasan"
6
Chapter 5 "Pertolongan"
7
Chapter 6 "Budak" (D 18+)
8
Chapter 7 "Perjalanan"
9
Chapter 8 "Saudagar"
10
Chapter 9 "Peristirahatan"
11
Chapter 10 "Sistem"
12
Chapter 11 "Pahlawan"
13
Chapter 12 "Berkeliling"
14
Chapter 13 "Godaan" (SEMI 18+)
15
Chapter 14 "Perpisahan"
16
Chapter 15 "Keputusan"
17
Chapter 16 "Keberangkatan"
18
Chapter 17 "Bocah"
19
Chapter 18 "Elceria"
20
Chapter 19 "Perisai"
21
Chapter 20 "Putri"
22
Chapter 21 "Sebenarnya"
23
Chapter 22 "Raja"
24
Chapter 23 "Perseteruan"
25
Chapter 24 "Kondisi Syira"
26
Chapter 25 "Statistik"
27
Chapter 26 "Kemampuan"
28
Chapter 27 "Pengujian"
29
Chapter 28 "Petarung"
30
Chapter 29 "Pembuktian"
31
Chapter 30 "Pembalasan"
32
Chapter 31 "Amukan I"
33
Chapter 32 "Amukan II"
34
Chapter 33 "Amukan III"
35
Chapter 34 "Tumbang"
36
Chapter 35 "Nasib" [ARC VOL 1 END]
37
Epilog Dokumentasi
38
Ilustrasi
39
Kisah Sang Perisai "PENDAHULUAN"
40
Chapter 1 "Prolog"
41
Chapter 2 "Peristiwa" (SEMI 18+)
42
Chapter 3 "Pembantaian" (SEMI 18+)
43
Chapter 4 "Lembah Naga"
44
Chapter 5 "Roh Tameng"
45
Chapter 6 "Ikatan"
46
Chapter 7 "Kaiju Naga Langit"
47
Chapter 8 "Tunggangan"
48
Chapter 9 "Rumah Pohon" (SEMI 18+)
49
Chapter 10 "Gurun Hera"
50
Chapter 11 "Munafik"
51
Chapter 12 "Rencana Azrael"
52
Chapter 13 "Reruntuhan"
53
Chapter 14 "Kakak Beradik"
54
Chapter 15 "Tujuan"
55
Chapter 16 "Tak Terduga"
56
Chapter 17 "Sultan Muda"
57
Chapter 18 "Malam Terakhir"
58
Chapter 19 "Tragis"
59
Chapter 20 "Akhir"
60
Chapter 21 "Epilog"
61
Awakening Of The Hero Commander Telah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!