Chapter 7 "Perjalanan"

Audiobook soon 🎧

...Chapter akan direvisi berbarengan dengan perilisan Audiobook. Perevisian meliputi perbaikan SPOK, tanda baca, dan ejaan KKBI. Disarankan untuk menunggu perbaikan dan perilisan Audiobook....

...Jika ada alur yang menyimpang, memang masih belum direvisi. Harap dimaklumi!...

...----------------...

'Kruk... Krukk... Kruk'

Terdengar suara perut yang minta di isi. Wajah Syira pun berubah merah seperti tomat yang baru matang dari pohonnya.

"Ha aa aa~ itu emh!" ujar Syira malu-malu.

"Hee~ Ha ha ha ha... iya iya aku tahu, kau juga pasti belum makan kan?"

"Mouh! Sudahlah Yudha-sama!"

"Ha ha ha ha... Baiklah tunggu sebentar ya! Jangan terlalu banyak bergerak dan tetaplah berdiam diri!"

"Anda mau kemana?" tanya Syira.

"Sudahlah diam saja!"

Aku kemudian mengambil sebungkus bubur ayam jatah TNI dari tas ku dan menyeduhnya dengan air panas kedalam kaleng gelas. Ya tentu saja bubur ini akan aku berikan pada Syira yang tengah kelaparan.

"Ini makanan lah mumpung masih hangat. Ayo buka mulut mu!"

"Hump! Apa ini Yudha-sama?" tanya Syira kebingungan, melihat sekaleng bubur ayam.

"Itu Bubur Ayam! Sudahlah jangan banyak tanya makan saja! Buka mulut mu! aa aa"

"Tidak apa Yudha-sama! Aku bisa makan sendiri!" Syira mencoba menolak.

"Kau sedang sakit dan tidak boleh terlalu banyak bergerak! Nanti sakit lagi, sudahlah turuti saja!"

"Ah tapi aku- umph!"

"Sudahlah!" sebelum Syira protes aku memasukkan bubur ke mulutnya.

Sepertinya, bubur yang aku suapi membuat Syira mulai senang. Itu terlihat dari raut wajahnya yang mulai kegirangan.

"Uwaaa, enak sekali Yudha-sama! Hiks hiks... Ha Haree? Kenapa mataku basah?" tiba-tiba tanpa disadari, Syira menitikkan air mata.

Sepertinya ada luapan emosi di kepalanya. Seakan-akan kegembiraan dan kesedihan bercampur menjadi satu. Syira pun seakan mencoba menahan tangisnya.

Menurut ku tidaklah baik menahan tangis. Aku lantas menyuruhnya untuk meluapkan emosi.

"Jangan memaksa diri, luapkan emosimu. Berteriaklah jika perlu. Jika kau ingin menangis, maka menangislah demi isi hatimu. Karena kau adalah orang, bukan alat." ku coba menenangkannya.

"Hiks Hiks hua aa aa aa aa ha aa aa ha aa hiks hiks ha aa" Syira pun menangis sejadi-jadinya.

Aku lalu memeluknya untuk mencoba menenangkannya.

"Selama aku di tempat itu hiks.... aku hanya di beri makanan ala kadarnya hiks hiks.... Bahkan aku tidak di beri makan seperti ini hiks.... Aku diperlakukan kasar hiks.... hiks dan hiks.... di beri makan layaknya hewan ternak hiks.... Bahkan makan pun tanpa menggunakan alas hiks hiks... ha aa aa ha aa."

"Apa!? Tanpa menggunakan alas! Jadi selama ini kau makan dilantai?"

"Itu benar Yudhaaa-sama... ha aa... hiks tangan dan kaki ku hiks... terikat dengan rantai hiks... aku bahkan tak bisa makan dengan tangan ku sendiri... hiks aa aa"

Benar-benar biadab! Mereka tak lebih dari Iblis. Tidak bahkan Iblis lebih mulia ketimbang mereka.

Mendengar perlakuan mereka membuat ku mengepalkan tangan ku. Aku bersumpah akan menghabisi mereka jika ku bertemu dengan mereka nanti.

Berhubung aku berada di dunia lain tak salahnya jika menghabisi satu sampai dua orang jahat. Menceramahi mereka pun percuma, orang seperti mereka layak untuk binasa.

Tak terhitung banyaknya jumlah Budak yang telah menderita dan terbunuh oleh mereka.

"Tenang! sekarang kau sudah aman Syira! Aku pastikan akan membantu mu selama aku di dunia ini. Mencari tahu tentang dirimu dan aku berjanji akan membalaskan semua yang terjadi padamu. Sekarang kau aman!" ujarku sambil mengusap-usap kepalanya.

"Sekarang aku yakin, dengan mengabdikan diriku kepadamu. Aku bisa lebih menghargai hidup ku, Yudha-sama. Aku mohon jadikanlah aku pelayan setia mu! Aku bersumpah akan membantu, Yudha-sama selama berada dunia ini."

Malam yang hening berubah menjadi isak tangis yang tak terelakkan. Emosi yang meluap yang tak terindahkan. Laksana gunung api yang telah menahan bebannya!

****

Setelah menangis dan memakan bubur yang aku berikan. Syira pun kembali tertidur dengan nyenyak. Aku kemudian menyelimutinya agar dirinya tak kedinginan.

Sekali lagi ku amati wajah Syira.

"Ya ampun mirip sekali dengannya. Jika saja tubuhnya lebih dewasa pasti akan sangat mirip. Aku bersumpah akan menjaga mu Syira!" kembali aku berbicara dalam hati.

Sekarang Jam radar ku kini menunjukkan pukul 23.56 malam. Waktu di dunia ini memang beriringan dengan waktu yang ada di Bumi. Jadi, tidak heran kalau ada kesamaan pada waktunya.

Mungkin saja yang berbeda adalah sistem penanggalan dan kalender yang berbeda dengan dunia ku. Kemungkinan penyebutan hari juga berbeda.

"Baiklah saatnya aku juga beristirahat!" Kataku yang kini mulai terlelap.

****

Waktu menunjukkan pukul lima subuh. Aku terbangun lalu menuju pinggiran sungai untuk mengambil air.

Segeralah aku menunaikan kewajiban ku. Setelah selesai, aku mengecek kembali kondisi Syira. Ku lihat sepertinya Syira nampak tertidur pulas.

"Baiknya aku biarkan saja ia tertidur!" gumamku.

Setelah mengecek kondisi Syira, aku memeriksa kondisi kuda-kuda yang seharian telah lelah menarik pedati. Ku rasa, mereka sepertinya mulai lapar.

Aku berinisiatif untuk membawa mereka ke padang rumput dipinggiran sungai untuk mereka makan. Kuda-kuda ini cukup jinak, mereka sesekali menjilati mukaku.

Ya! aku merasa geli dibuatnya, karena tekstur lidahnya mirip dengan lidah kucing yang terasa kasar di kulit.

Karena aku mulai tertarik dengan mereka, sepertinya aku akan memberikan nama ke mereka untuk sementara.

"Baiklah teman! Aku akan memberi mu nama mulai sekarang, karena kau jantan, namamu Jean!"

"Nyihihih perll!" Jean pun mendesis, sepertinya ia suka dengan nama yang ku berikan padanya.

"Dan untuk mu Shasa, karena kau betina!"

"Nyihihihi!" Shasa hanya menganggukan kepalanya seolah dia mengerti.

Setelah membawa mereka ke padang rumput dipinggiran sungai. Aku kembali menyiapkan perapian untuk memasak.

****

"Bau enak apa ini.... Uoahhh!" ujar Syira sambil menguap.

"Oh... sudah bangun rupanya!" tegurku.

"Eh Yudha-sama, sudah bangun duluan ya ehe he!"

"Tetu saja, ini sudah menjadi kebiasaan ku sebagai Prajurit! Bisakah kau tidak menggunakan Sama, ya ampun!" aku merasa kesal dipanggil Sama.

"Sudah kubilang sebelumnya... Yudha-sama sudah berjasa. Aku akan tetap memanggil anda Yudha-sama!"

"Terserahlah!! Ini untukmu makanlah! Apa perlu kusuapi lagi?"

"Em.. tidak perlu Yudha-sama! Aku bisa makan sendiri. Wah ternyata Anda juga pandai memasak. Seharusnya aku yang mengerjakan ini! Maafkan aku Yudha-sama!"

"Ah tidak apa! ini sudah rutinitas ku juga sebagai Prajurit!"

"Hum? Apa anda juga seorang koki?"

"Ah! Aku bukan Koki! Aku hanya hobi memasak. Ayolah jangan bersikap formal seperti itu!"

Syira kemudian mulai memakan daging BBQ untuk. Kemudian reaksi Syira, nampak sangat menyukai rendang yang aku sajikan.

"Wah daging ini enak sekali!" ucap Syira.

"Begitu ya..."

Syira menatapku antusias.

" Ini sangat enak Yudha-sama. Tekstur dagingnya yang lembut dan rasa bumbunya benar-benar sangat gurih melekat di lidah. Sepertinya jika anda membuka rumah makan pasti anda akan jadi koki terkenal." puji Syira.

Melihat tingkah Syira sekarang aku yakin dia memang berumur tujuh belas tahun atau mungkin lebih tua dari penampilannya.

"Haaa~ Tidak juga... Aku hanya hobi saja."

Setelah kami makan, kami lalu berkemas dan berangkat meninggalkan lokasi kami sekarang.

****

Di pertengahan jalan, aku mendapati banyak sekali tumbuhan herbal di sekitaran pinggir jalan yang kami lalui.

"Wah banyak sekali tumbuhan herbal disini! Hem semua ini bisa dimanfaatkan dan mungkin sebagian bisa dijual, yosh!" pikirku.

Aku lantas menghentikan pedati dan turun untuk memeriksa tumbuhan-tumbuhan herbal itu.

"Ada apa Yudha-sama!!" Syira bertanya karena aku berhenti.

"Aku melihat beberapa tumbuhan herbal disana! Sepertinya bisa berguna sewaktu-waktu."

"Tumbuhan herbal?" Syira tampak kebingungan.

"Wah banyak sekali jenisnya!" Aku di buat terkejut melihat banyaknya jenis tumbuhan herbal.

Aku berinisiatif untuk memetik tumbuhan-tumbuhan herbal itu.

"Anda tahu tumbuhan herbal ya?"

"Ah! Tidak banyak yang ku tau, hanya beberapa saja. Aku juga tau cara meramunya."

Selain juga aku seorang tentara otaku. Aku juga hobi memelihara tanaman herbal di pekarangan Bedakan ku. Sehingga aku sedikit tau manfaat dari tumbuhan herbal yang ada disini.

"Wah Yudha-sama tahu banyak!"

"Ah biasa saja! Mungkin dengan tumbuhan herbal ini, aku bisa membuat Posion!"

"Iya mungkin itu juga bisa dijual Yudha-sama" Syira memberi saran.

"Itu ide yang bagus!" imbuh ku.

Aku lalu memetik tumbuhan herbal itu secukupnya dan menyisakan yang masih muda, agar mereka tetap berkembang biak dan terpelihara dengan baik.

Disisi lain Syira sangat ingin membantu ku memetik tumbuhan herbal itu, akan tetapi aku melarangnya. Aku khawatir dia akan tambah sakit oleh sebab itu aku menyuruhnya untuk tetap beristirahat.

Kemudian kami beristirahat sejenak. Karena sudah tengah hari, jadi ku mulai saja melakukan kewajiban. Syira yang tengah melihat ku, merasa bingung dan heran dengan apa yang aku lakukan sekarang.

Seusai menunaikan kewajiban, aku lantas menjelaskan hal itu padanya. Respon Syira cukup baik dan dia menghormatinya.

****

Kami pun kembali melanjutkan perjalanan. Dalam perjalanan menyusuri jalan di hutan, aku merasakan hawa mencekam dan nafsu membunuh sangat pekat di area kami sekarang. Suasana menjadi hening seketika sebelum burung-burung gagak mulai berseliweran di udara.

'KOAK KOAK KOAK KOAK'

"Sebenarnya ada apa ini perasaanku jadi tak enak." gumamku.

"Yudha-sama bisa kau lebih cepat?! Aku merasa kalau daerah ini tidak aman!" kata Syira memperingati.

Benar kuduga ada sesuatu yang tidak beres sampai Syira sendiri mulai panik. Syira memiliki naluri dan insting Harimau, mungkin saja instingnya tersebutlah yang mempengaruhinya.

Kembali radar kecil ku mendeteksi ancaman. Terlihat pada radar ada sebuah objek ancaman dari arah sebelah Utara.

Tak tahu akan ancamannya aku memecut kuda ku dengan keras agar kudanya berlari dengan cepat.

"HAAA!!"

"Sepertinya ada sesuatu yang sedari tadi mengintai kita!"

"Itu sepertinya benar Yudha-sama aku juga merasakannya! Semoga kita bisa melewati daerah ini dengan selamat." kata Syira panik.

Benar saja objek asing itu justru mendekat lebih cepat kearah kami dan secara mengejutkan menghadang jalan kami.

'SWRANGGGG'

Benar apa yang kuduga seekor T-rex berbadan besar muncul dihadapan kami. Mendengar akan raungan Dinosaurus itu membuat Jean dan Shasa menjadi tak terkendali.

"Sial! Kenapa harus sekarang?! Syira tutup telinga mu!"

"Ba-baik"

Secara spontan aku menarik Pistol ku dan menembakkannya kearah T-rex itu.

'PLAR PLAR PLAR'

Bukannya menembus kulit Dinosaurus itu peluru ku justru malah terpental. Ini bukan kali pertama peluru yang aku tembakan terpental. Setiap kali bertemu Dinosaurus, tak sedikit peluru yang aku tembakan juga terpental.

"Sial aku lupa! Seharusnya kugunakan saja Sniper ini. Syira tetap disini! Aku akan mengalihkan perhatiannya."

"Tapi Yudha-sama anda-"

"Sittt sudahlah tak ada waktu untuk berdebat! Ingat Syira jangan bersuara, itu akan memancing perhatiannya." kata ku sambil berbisik.

Syira mengangguk mengerti apa maksud ku. Aku langsung turun dari pedati membawa Pistol, Sniper dan satu Flashbang.

Aku tahu kalau menggunakan Sniper untuk bertarung jarak dekat sangat tidaklah efektif, akan tetapi Sniper punya keunggulan yakni memiliki tembakan kaliber yang besar. Hal itu yang akan membuatnya dapat menembus baja sekalipun.

"Woy Gob*** Ikut gua Anj***!"

'PLAR'

Aku menembakkan Pistol ku ke udara untuk memancing perhatian T-rex itu. Mendengar umpatan ku dalam bahasa Indonesia membuat Syira bingung. Syukur ni cewek gak ngerti.

'GREGRE SWRANGGG'

Benar saja T-rex itu teralihkan perhatiannya oleh ku. Kini Dinosaurus itu mengejar ku. Aku sudah sering bertemu Dinosaurus selama di hutan ini, tapi aku belum sekalipun menemui T-rex. Situasi ini mengingatkan ku dengan film Jurassic Park.

Aku pun memancing T-rex itu menjauhi pedati sejauh mungkin. Setelah jarak aman dari pedati di rasa cukup. Dengan kecerdikan ku, aku melemparkan Flashbang kearah T-rex itu, sehingga membuat pandangannya menjadi buta sementara.

Melihat ada kesempatan, aku berlari menuju kearah T-rex itu dan meluncur melewati antar kedua kolong kakinya sembari menembakkan peluru Sniper.

'BLAR .... CEKROAK'

Peluru ku sukses menembus kepala T-rex itu membuat makhluk mengerikan ini tumbang ketanah. Memastikannya benar-benar mati, aku menyayat leher T-rex itu dengan pisau sangkur.

"Segini doang? Haah~"

Seusai mengalahkan makhluk otot itu, aku kembali menuju pedati. Syira seperti tidak percaya kalau aku bisa mengalahkan Dinosaurus itu.

"Yudha-sama keren! Bisa mengalahkan Naga itu!"

"Hah apa... Naga? Jadi itu Naga... bukan T-rex?"

"T-rek? Apa itu?"

Sepertinya aku dan Syira saling kebingungan. Disisi lain Syira menyebut Dinosaurus itu Naga, sedangkan aku menyebutnya memang sejenis Dinosaurus Tyrannosaurus Rex. Soal kalau Dinosaurus itu Naga juga aku tidak membantahnya, karena penafsiran orang di setiap dunia pasti juga berbeda.

Aku lantas menjelaskan prihal Dinosaurus itu pada Syira. Aku menjelaskan kalau dulu di dunia ku juga pernah ada makhluk seperti itu hidup jutaan tahun yang lalu. Syira cukup terkejut mendengarnya, dia seakan tak percaya kalau dunia ini dan dunia asal ku tak jauh berbeda.

Kami kemudian kembali melanjutkan perjalanan dengan tetap selalu waspada.

****

Ditengah perjalanan, aku melihat sebuah plang kayu bertuliskan sesuatu. Aku tidak mengerti, tulisannya terlihat seperti aksara Jawa kuno.

Tapi bentuk hurufnya mirip tulisan Jepang yang dirangkai. Karena penasaran kenapa aku berhenti, Syira kembali menanyakan sesuatu.

"Kenapa berhenti lagi Yudha-sama?"

"Aku melihat sebuah papan petunjuk! Kira-kira apa kau bisa membaca tulisan itu?"

"Itu bertuliskan satu hari lagi menuju kota Kerajaan Elceria!" jawabnya dengan lancar.

"Wah! Ternyata jarak kita masih jauh rupanya! Ngomong-ngomong, kau bisa dengan mudah membacanya!"

"Eey... Itu mungkin karena aku dulu mempelajarinya! Tapi aku tidak merasa kalau aku pernah belajar. Entahlah aku sudah lupa!"

"Heee!! Baiklah jangan paksakan dirimu mengingat hal yang tidak perlu" imbuhku.

Elceria nama kota kerajaan yang sangat asing bagiku di dunia ini. Jaraknya sekitar satu hari perjalanan menggunakan kuda.

Itu masih cukup jauh di bandingkan perjalanan menggunakan mobil. Masih mending menaiki kuda kalau berjalan kaki mungkin perlu waktu berhari-hari.

"Hem... Elceria! Apa kau ingat sesuatu tentang kota itu?"

"Aku belum bisa mengingatnya Yudha-sama!"

"Baiklah, tidak usah memikirkan sesuatu yang berat. Kau cukup Istirahat saja!"

Tampaknya Syira tidak mengindahkan perkataan ku dan hanya terdiam.

"Kau kenapa?"

"Tidak apa Yudha-sama!" tersenyum kecil.

"Heee...aku tau kalau itu senyum palsu." ucapku dalam hati.

Bersambung...

(Chapter berikutnya "Saudagar")

Ikuti juga Instagram author untuk mendapatkan info seputar update dan perkembangan novel ini di @sapta_yudha.author

Terpopuler

Comments

Kazuto Kirigaya

Kazuto Kirigaya

Andai kudanya ada tiga, pasti yang satu namanya Connie

2022-04-04

2

ᴷᶜ Riska Febriani MangaTo͜on

ᴷᶜ Riska Febriani MangaTo͜on

semangat kk

2022-02-18

1

Si Beban

Si Beban

Lanjut Thor

2021-07-20

4

lihat semua
Episodes
1 VOLUME 01 "PENDAHULUAN"
2 Chapter 1 "Awal"
3 Chapter 2 "Pengintaian"
4 Chapter 3 "Penyamun"
5 Chapter 4 "Rampasan"
6 Chapter 5 "Pertolongan"
7 Chapter 6 "Budak" (D 18+)
8 Chapter 7 "Perjalanan"
9 Chapter 8 "Saudagar"
10 Chapter 9 "Peristirahatan"
11 Chapter 10 "Sistem"
12 Chapter 11 "Pahlawan"
13 Chapter 12 "Berkeliling"
14 Chapter 13 "Godaan" (SEMI 18+)
15 Chapter 14 "Perpisahan"
16 Chapter 15 "Keputusan"
17 Chapter 16 "Keberangkatan"
18 Chapter 17 "Bocah"
19 Chapter 18 "Elceria"
20 Chapter 19 "Perisai"
21 Chapter 20 "Putri"
22 Chapter 21 "Sebenarnya"
23 Chapter 22 "Raja"
24 Chapter 23 "Perseteruan"
25 Chapter 24 "Kondisi Syira"
26 Chapter 25 "Statistik"
27 Chapter 26 "Kemampuan"
28 Chapter 27 "Pengujian"
29 Chapter 28 "Petarung"
30 Chapter 29 "Pembuktian"
31 Chapter 30 "Pembalasan"
32 Chapter 31 "Amukan I"
33 Chapter 32 "Amukan II"
34 Chapter 33 "Amukan III"
35 Chapter 34 "Tumbang"
36 Chapter 35 "Nasib" [ARC VOL 1 END]
37 Epilog Dokumentasi
38 Ilustrasi
39 Kisah Sang Perisai "PENDAHULUAN"
40 Chapter 1 "Prolog"
41 Chapter 2 "Peristiwa" (SEMI 18+)
42 Chapter 3 "Pembantaian" (SEMI 18+)
43 Chapter 4 "Lembah Naga"
44 Chapter 5 "Roh Tameng"
45 Chapter 6 "Ikatan"
46 Chapter 7 "Kaiju Naga Langit"
47 Chapter 8 "Tunggangan"
48 Chapter 9 "Rumah Pohon" (SEMI 18+)
49 Chapter 10 "Gurun Hera"
50 Chapter 11 "Munafik"
51 Chapter 12 "Rencana Azrael"
52 Chapter 13 "Reruntuhan"
53 Chapter 14 "Kakak Beradik"
54 Chapter 15 "Tujuan"
55 Chapter 16 "Tak Terduga"
56 Chapter 17 "Sultan Muda"
57 Chapter 18 "Malam Terakhir"
58 Chapter 19 "Tragis"
59 Chapter 20 "Akhir"
60 Chapter 21 "Epilog"
61 Awakening Of The Hero Commander Telah Rilis
Episodes

Updated 61 Episodes

1
VOLUME 01 "PENDAHULUAN"
2
Chapter 1 "Awal"
3
Chapter 2 "Pengintaian"
4
Chapter 3 "Penyamun"
5
Chapter 4 "Rampasan"
6
Chapter 5 "Pertolongan"
7
Chapter 6 "Budak" (D 18+)
8
Chapter 7 "Perjalanan"
9
Chapter 8 "Saudagar"
10
Chapter 9 "Peristirahatan"
11
Chapter 10 "Sistem"
12
Chapter 11 "Pahlawan"
13
Chapter 12 "Berkeliling"
14
Chapter 13 "Godaan" (SEMI 18+)
15
Chapter 14 "Perpisahan"
16
Chapter 15 "Keputusan"
17
Chapter 16 "Keberangkatan"
18
Chapter 17 "Bocah"
19
Chapter 18 "Elceria"
20
Chapter 19 "Perisai"
21
Chapter 20 "Putri"
22
Chapter 21 "Sebenarnya"
23
Chapter 22 "Raja"
24
Chapter 23 "Perseteruan"
25
Chapter 24 "Kondisi Syira"
26
Chapter 25 "Statistik"
27
Chapter 26 "Kemampuan"
28
Chapter 27 "Pengujian"
29
Chapter 28 "Petarung"
30
Chapter 29 "Pembuktian"
31
Chapter 30 "Pembalasan"
32
Chapter 31 "Amukan I"
33
Chapter 32 "Amukan II"
34
Chapter 33 "Amukan III"
35
Chapter 34 "Tumbang"
36
Chapter 35 "Nasib" [ARC VOL 1 END]
37
Epilog Dokumentasi
38
Ilustrasi
39
Kisah Sang Perisai "PENDAHULUAN"
40
Chapter 1 "Prolog"
41
Chapter 2 "Peristiwa" (SEMI 18+)
42
Chapter 3 "Pembantaian" (SEMI 18+)
43
Chapter 4 "Lembah Naga"
44
Chapter 5 "Roh Tameng"
45
Chapter 6 "Ikatan"
46
Chapter 7 "Kaiju Naga Langit"
47
Chapter 8 "Tunggangan"
48
Chapter 9 "Rumah Pohon" (SEMI 18+)
49
Chapter 10 "Gurun Hera"
50
Chapter 11 "Munafik"
51
Chapter 12 "Rencana Azrael"
52
Chapter 13 "Reruntuhan"
53
Chapter 14 "Kakak Beradik"
54
Chapter 15 "Tujuan"
55
Chapter 16 "Tak Terduga"
56
Chapter 17 "Sultan Muda"
57
Chapter 18 "Malam Terakhir"
58
Chapter 19 "Tragis"
59
Chapter 20 "Akhir"
60
Chapter 21 "Epilog"
61
Awakening Of The Hero Commander Telah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!