Chapter 3 "Penyamun"

Aku sekarang bisa menebak dan memperkirakan umur gadis harimau putih itu, mungkin sekitar dua belas tahun. Melihat kondisinya saat ini, aku merasa memang dia sedang tidak baik-baik saja.

Dia terus diperlakukan kasar oleh Bos Bandit itu, sehingga membuatnya menangis dan menderita.

"Keluar kau Budak kecil, cepat layani kami, Wa ha ha ha ha ha!" Teriak Bos Bandit dengan tawa anehnya.

"Ahhh..."

Gadis kecil itu hanya bisa merintih kesakitan pascaditarik keluar dengan kasar. Cih, aku benar-benar muak menyaksikan mereka memperlakukan gadis seperti itu.

Aku berdecak kesal menyaksikan tindakan pria gendut itu. Pembawaannya mengingatkanku pada tokoh antagonis pria tua buruk rupa seperti yang kulihat di sejumlah manga, anime, dan bahkan gim.

Tidak kusangka, dunia ini juga ada orang bejat sepertinya. Yah, tapi sudah tidak aneh lagi bagiku. Dunia memang luas, tak heran akan menemukan orang-orang yang mirip dari segi sikap dan perilaku.

"Hei, Budak! Cepat buka pakaianmu dan layani kami." Teriak salah satu anggota mereka.

Mendengar salah seorang dari mereka berucap membuat gadis harimau putih menjadi panik dan terus menangis.

"Tidak, jangan lakukan itu! Kumohon lepaskan aku. Aku akan melakukan apa yang kalian pinta, tetapi tidak dengan ini!"

Ucap gadis Harimau putih itu sambil terus menangis dan memohon. Air mata tak henti menetes dari pelupuk matanya.

"Ah, banyak omong kau. Budak seperti mu cukup diam. Patuhi perintah tuan mu! Haaah... cepat lakukan saja!” Tegas Bos Bandit.

"Tidak, jangan kumohon jangan... haa haaa~" Gadis harimau itu menjerit dan terus menangis ketika pakaian usangnya ditarik-tarik oleh Bos Bandit. Ia mencoba untuk berontak, namun apa daya, gadis itu terlihat tidak cukup tenaga untuk melakukannya.

Dari Monitor kontrol UAV, aku melihat mereka mulai melakukan tindakan tak senonoh pada gadis itu dengan hampir melucuti pakaiannya.

"Cih, aku gak tahan lihatnya!"

Tanpa pikir panjang, aku keluar dari persembunyian ku dan berlari menuju tempat mereka sambil membawa beberapa sajam untuk berjaga-jaga.

Aku tidak mengunakan senjata api, karena aku harus menghemat amunisi ku agar tidak cepat habis.

Aku hanya akan menggunakan senjata api untuk menyerang dari jarak jauh jika diperlukan atau membunuh monster berbahaya jika memungkinkan.

Bagi seorang Prajurit Elite, aku diharuskan dapat bertarung dengan tangan kosong. Maka membawa sajam adalah pilihan yang tepat, karena mereka juga bersenjatakan pedang.

Secara realistis, aku masih bisa menghadapi sepuluh orang sekaligus dengan tangan kosong. Kalau hanya lima orang bersenjata pedang kurasa masih sanggup, itupun jika mereka minim pengalaman bertarung.

Setelah sampai, aku mendobrak pintu gudang. Mereka terkejut ketika ku memasuki gudang itu. Secara spontan mereka menarik pedang dari sarungnya.

'SRINGG'

Pada bagian ini aku akan memberikan nama kode anggota Bandit dengan A, B, C, dan D agar kamu pembaca dan pendengar sekalian dapat mengerti.

"Gak ada capeknya ya kalian. Orang kayak kalian memang harus mati di sini!" Ucapku dengan dingin dalam bahasa Indonesia.

Mereka saling menatap satu sama lain karena tak mengerti apa yang aku katakan.

"Siapa Kisanak? Beraninya Kisanak kemari, cari mati Kisanak rupanya!" Kata Bos Bandit.

"Pakaian apa itu? Kau terlihat seperti orang bar-bar, ha ha ha ha!" Ejek Bandit A.

Meskipun aku kebingungan dengan apa yang dikatakannya. Aku tahu betul dari ekspresi wajah itu kalau dia sedang meledek ku. Mungkin karena melihat pakaian ku yang compang camping membuat salah seorang dari mereka menganggap ku demikian.

"Bukan seperti lagi, dia memang orang bar-bar!" Bandit B menambahkan.

Jujur, aku masih bingung dengan logat bicara mereka. Sehingga, aku hanya terdiam melihat mereka dengan tatapan dingin. Aku hanya bisa mengerti sedikit dari apa yang mereka katakan.

“Orang bar-barkah dia bilang? Apa mungkin sebab penampilan ku yang berantakan, jadi mereka ngiranya aku dari suku pedalaman?" Gumamku.

"I don't care what you say! But, Let go the girl!" Tegasku dalam bahasa Inggris. Tetapi tampaknya mereka tidak mengerti karena pelafalan yang berbeda.

"Ha? Bicara apa kau orang bar-bar? Apa kau sedang meracau? Wa ha ha ha ha ha!” Ucap Bos Bandit sembari mengejekku.

"Sepertinya orang ini baru keluar dari pedalaman Bos, ha ha ha ha!" Bandit C menimpali.

"Asal Kisanak tahu! Jika ada orang asing masuk ke tempat ini akan ditawan. Bahkan, jika berani macam-macam juga akan dibunuh. Cepat tangkap, bila melawan bunuh saja dia!" Perintah Bos Bandit ke anak buahnya.

Mereka pun mulai mendekatiku. Bandit D berjalan kearah ku seraya berkata.

"Baiklah, aku harap Kisanak mau mematuhi kami agar tak terluka. Cepat berlututlah! Egh..." Kata Bandit D mencoba menendang tulang kering ku dengan sekuat tenaga.

Namun, pergerakannya dengan mudah terbaca oleh ku. Secara refleks, aku menangkisnya dengan telapak kaki ku.

'BUK'

"Argh... Kaki ku!!!" Teriak Bandit D kesakitan.

Bandit D pun berguling-guling di tanah menahan nyeri akibat dari tulang keringnya. Sangat lucu sekali, kita lihat, tulang kering siapa yang nyeri sekarang. Mereka tidak tahu, kalau yang tengah mereka hadapi sekarang adalah seorang Pesilat penyandang sabuk putih.

Melihat rekannya tersakiti, Bandit B langsung menyerang ku dengan pedangnya.

"Kurang ajar!!'

'WOSSHH'

Secara refleks, aku berhasil menghindar. Aku lantas membalas serangan dengan menghujamkan lututku ke perutnya, sehingga pedangnya terlepas dari genggaman.

Dengan cepat, aku memukul tengkuk lehernya dengan keras hingga ia pingsan. Aku langsung mengangkat tubuhnya ke pundak ku dan membantingnya ke arah Bandit A dan C yang tengah berjejer. Mereka pun terjungkal ke belakang karenanya.

"Tidak akan kubiarkan!"

Kulihat Bandit D mulai berdiri kembali, dengan cepat aku melakukan tendangan keras ke arah wajahnya hingga ia ikut terjungkal.

Lalu ketika Bandit A dan C kembali akan berdiri, aku menendang perut mereka dengan cepat dan keras hingga mereka berdua pingsan.

Saat Bandit D tersungkur, ia mencoba mengambil kembali pedangnya. Sayang tindakannya percuma. Aku lantas memukul tengkuk lehernya dengan keras hingga ia pun ikut pingsan.

Sekarang hanya tersisa Bos Bandit seorang diri. Kita lihat apa yang akan terjadi.

"Apa, tidak mungkin… Mu-mustahil? Si-siapa Kisanak sebenarnya?" Tanya Bos Bandit terbata-bata dengan mengeluarkan keringat dingin.

Aku suka ini. Melihat sang antagonis menderita dan ketakutan adalah kepuasan tersendiri bagiku. Aku pun menyeringai sambil menepuk kedua tangan ku untuk membersihkan debu.

'PLAK PLAK PLAK'

"Hegh,Tōrisugari no Arumidā, oboete oke!" Ucapku berbahasa Jepang, siapa tahu dia mengerti.

("Tentara yang numpang lewat. Ingat itu!")

"Army?"

Tidak jauh dari tempatnya berdiri. Kulihat ada keberadaan gadis Harimau putih tengah terduduk lemas. Karena terkejut, takut, dan panik, Bos Bandit pun menarik gadis itu berdiri dengan menyodorkan pisau belati ke lehernya.

"Ahhhhhh!!!" (Gadis Harimau putih histeris)

"Berani Kisanak macam-macam akan kusayat lehernya! Mundur Kisanak!”

Begitulah kebanyakan tokoh penjahat bila terdesak. Mereka akan menghalalkan segala cara licik untuk dapat membalik keadaan.

"Cih, aku muak melihat sampah sepertimu!" Ucapku berbahasa Indonesia.

Ketika disekap, gadis harimau putih hanya bisa menangis dan tidak bisa berbuat banyak.

"Bagaimana sekarang Kisanak? Apa yang akan Kisanak lakukan? Pergi, atau dia kubunuh?" Ancamnya.

"Ha? Pergi? Itu sama aja aku nyerah sebelum berperang-"

"Aaaereeggghh"

Tiba-tiba hal tak terduga terjadi, gadis itu lantas menggigit dengan keras lengan Bos Bandit yang terdapat pisau belati.

Ia menggunakan gigi taring yang terdapat pada mulutnya. Pisau belati itupun terlepas dari genggamannya dan Bos Bandit itu mengerang kesakitan.

"Ahhh… tidak! Apa yang kau lakukan Budak sialan, tanganku berdarah!" Teriak Bos Bandit dengan histeris sembari memperhatikan lengannya yang mulai mengucurkan cairan merah.

Sekarang adalah momentum bagiku menyelamatkan gadis malang itu. Dengan cepat, kutarik dan kupeluk ia sembari melakukan pukulan uppercut ke rahang Bos Bandit itu hingga ia juga ikut pingsan.

'BUK'

Aku tak menyangka gadis ini memiliki gigi taring yang tajam. Hal itu mungkn wajar, sebab dia ras Demi Human Harimau Putih. Aku langsung menenangkan gadis ini ketika situasi sudah dalam kendali ku.

"Okay relax, you're safe now little girl!" Kataku dalam bahasa Inggris.

Aku lupa kalau logat bicara ku akan sulit dimengerti olehnya. Baiklah, aku akan mencoba menggunakan logat Jepang sekarang.

"Relakkusu, yuare sefu now rittere jiiru!" kataku terbata-bata.

Walaupun pengucapan ku masih payah, tetapi sepertinya gadis ini paham perkataan ku. Mulai sekarang, aku akan menerjemahkan percakapanku, dengan orang di dunia ini ke dalam bahasa Indonesia.

"Sekarang kau aman adik kecil. Kau tak akan tersakiti lagi." Ucapku.

"Emh... Ariga... to!" Ucap gadis itu berbisik.

Gadis harimau ini pun pingsan dalam pelukan ku. Tunggu, apa aku tidak salah dengar, dia mengucapkan Arigato? Aku pikir mungkin bahasa yang digunakan hampir mirip dengan bahasa Jepang. Jadi, ada penggunaan kata yang sama.

Ketika ku menyentuh kulitnya, aku merasakan suhu tubuhnya panas. Oleh sebab itu, aku menyimpulkan kalau dia terkena demam.

"Sepertinya ia terkena demam!"

Aku lalu memperhatikan wajah gadis ini dengan jelas. Aku mengangkat alisku tidak percaya dengan apa yang aku lihat sekarang.

"Ya ampun!? Dia mirip banget sama cewek itu!"

Cewek yang kumaksud adalah perawat yang pernah ku ceritakan sebelumnya. Aku tak percaya akan ada seseorang yang mirip dengannya di dunia ini.

Hanya saja tubuhnya lebih seperti seorang gadis kecil yang memiliki telinga dan ekor harimau. Mungkin gadis harimau putih ini adalah wujud Perawat itu ketika masih kecil, hanya saja dalam bentuk Demi Human.

Borgol pemberat di kakinya kulepas dengan kunci yang terdapat di atas sebuah peti. Kemudian, aku membaringkannya di atas bangku kayu di dekatku.

Setelah itu, aku mengikat tangan para Bandit itu dengan tali tambang yang terdapat di gudang ini. Aku mengikat mereka menjadi satu, agar mereka tidak kabur.

Kukumpulkan pedang-pedang mereka dan kutaruh ke dalam peti kosong. Aku juga mengambil beberapa uang koin di saku mereka untuk kujadikan barang rampasan.

Sesaat ku perhatikan mata uang koin yang digunakan di dunia ini. Terlihat ada sebuah ukiran lubang persegi ditengahnya dan beberapa relief tulisan aneh. Aku hanya menemukan sejumlah koin perak dan perunggu di saku mereka, sepertinya bukanlah jumlah yang fantastis.

Kemudian, aku kembali ke tempat persembunyian ku sebentar untuk mengambil barang-barang yang ku tinggal di sana. Setelah mengambil barang-barang, aku kembali ke tempat itu dan sudah mendapati para Bandit telah siuman.

Sebenarnya, aku ingin membunuh orang-orang seperti mereka. Tetapi, ada sesuatu hal yang mencegah ku berbuat demikian.

Di sini ada seorang anak perempuan. Aku khawatir, hal itu justru akan membuat dirinya terkena beban mental sejak dini, karena melihat pembunuhan berdarah.

Oleh sebab itu, aku membiarkan mereka hidup untuk sementara waktu. Sebelum akhirnya, aku benar-benar menghabisi mereka. Aku juga akan mencoba mengorek informasi dari mereka jika memungkinkan.

"Mohon belas kasih, Tuan Pahlawan! Tolong ampunilah kami ini! Kami akan melakukan apa pun yang, Tuan Pahlawan mau." Pinta Bandit B.

"Baiklah, sebelum itu aku ingin bertanya pada kalian!" Kata ku.

"Apa itu, Tuan!? Kami akan mencoba menjawabnya semampu kami!" Sahut Bos Bandit.

"Hutan apa ini dan aku sekarang ada dimana?"

Para bandit itu hanya saling menatap satu sama lain mencerna apa yang aku katakan.

"Sebenarnya, Kisanak ini siapa?" Tanya Bandit A.

"Tuan, terlihat seperti orang bar-bar. Tetapi kebanyakan orang bar-bar tidak bicara dengan bahasa Greis. Jadi siapa, Kisanak sebenarnya?" Tanya Bandit D menambahkan.

"Oh, jadi bahasa yang mereka gunakan namanya Bahasa Greis. Begitu rupanya." Batin ku.

"Kenapa kalian malah balik bertanya? Kalian tak perlu tahu siapa aku! Cepat jawab pertanyaan ku!"

Mendengar kan bentak kan ku, mereka hanya menelan ludahnya.

"Baik Tuan, anda berada di Fluoran Florest...." Bos Bandit pun menjelaskan secara perinci.

****

Hutan Fluoran sebutannya, adalah salah satu hutan terlarang di dunia ini. Banyak yang mengatakan bahwa hutan ini menyimpan segudang misteri yang belum terpecahkan.

Orang dunia ini menyebutnya hutan terlarang sebab banyak sekali peristiwa buruk yang telah terjadi. Di dalam hutan ini terdapat banyak sekali monster menakutkan berlevel tinggi dan juga menjadi tempat ideal persembunyian bagi para bandit didalamnya.

Konon katanya, terdapat makhluk legenda yang bersemayam. Itulah sebabnya, hutan ini menjadi salah satu hutan yang paling dihindari oleh para petualang dan pedagang. Hutan ini terletak jauh di bagian utara Kerajaan Elceria dan berbatasan langsung dengan Kerajaan Sivieth.

Note : Elceria dibaca Elseria. Sivieth dibaca Siviet.

...Illustration by Sawsan source https://www.pixiv.net/en/artworks/87736814...

Sekarang ini, aku sedang berada dipinggiran utara wilayah Kerajaan Eceria. Kedua Kerajaan ini terdengar sangat asing ditelinga ku. Hal ini memperkuat dugaan ku, kalau aku memang berada di dunia lain.

Setelah mendengar penjelasannya, aku kembali berpikir sejenak sembari menyentuh dagu ku.

"Apa aku jadi Pahlawan, ya? Tapi, harusnya kan ada semacam ritual pemanggilan Pahlawan kayak di Anime. Lah ini? Boro-boro ada ritual, yang ada aku malah kejebak di hutan ini. Dahlah, bikin pusing. Kupikirin nanti aja." Gumamku.

Bersambung....

(Chapter berikutnya "Rampasan")

...Ikuti juga Instagram author untuk mendapatkan info seputar update dan perkembangan novel ini di @saptayudha.author. Follow juga Instagram @hiraaoi_...

Terpopuler

Comments

mr. Lucifer

mr. Lucifer

nice

2022-03-14

4

lihat semua
Episodes
1 VOLUME 01 "PENDAHULUAN"
2 Chapter 1 "Awal"
3 Chapter 2 "Pengintaian"
4 Chapter 3 "Penyamun"
5 Chapter 4 "Rampasan"
6 Chapter 5 "Pertolongan"
7 Chapter 6 "Budak" (D 18+)
8 Chapter 7 "Perjalanan"
9 Chapter 8 "Saudagar"
10 Chapter 9 "Peristirahatan"
11 Chapter 10 "Sistem"
12 Chapter 11 "Pahlawan"
13 Chapter 12 "Berkeliling"
14 Chapter 13 "Godaan" (SEMI 18+)
15 Chapter 14 "Perpisahan"
16 Chapter 15 "Keputusan"
17 Chapter 16 "Keberangkatan"
18 Chapter 17 "Bocah"
19 Chapter 18 "Elceria"
20 Chapter 19 "Perisai"
21 Chapter 20 "Putri"
22 Chapter 21 "Sebenarnya"
23 Chapter 22 "Raja"
24 Chapter 23 "Perseteruan"
25 Chapter 24 "Kondisi Syira"
26 Chapter 25 "Statistik"
27 Chapter 26 "Kemampuan"
28 Chapter 27 "Pengujian"
29 Chapter 28 "Petarung"
30 Chapter 29 "Pembuktian"
31 Chapter 30 "Pembalasan"
32 Chapter 31 "Amukan I"
33 Chapter 32 "Amukan II"
34 Chapter 33 "Amukan III"
35 Chapter 34 "Tumbang"
36 Chapter 35 "Nasib" [ARC VOL 1 END]
37 Epilog Dokumentasi
38 Ilustrasi
39 Kisah Sang Perisai "PENDAHULUAN"
40 Chapter 1 "Prolog"
41 Chapter 2 "Peristiwa" (SEMI 18+)
42 Chapter 3 "Pembantaian" (SEMI 18+)
43 Chapter 4 "Lembah Naga"
44 Chapter 5 "Roh Tameng"
45 Chapter 6 "Ikatan"
46 Chapter 7 "Kaiju Naga Langit"
47 Chapter 8 "Tunggangan"
48 Chapter 9 "Rumah Pohon" (SEMI 18+)
49 Chapter 10 "Gurun Hera"
50 Chapter 11 "Munafik"
51 Chapter 12 "Rencana Azrael"
52 Chapter 13 "Reruntuhan"
53 Chapter 14 "Kakak Beradik"
54 Chapter 15 "Tujuan"
55 Chapter 16 "Tak Terduga"
56 Chapter 17 "Sultan Muda"
57 Chapter 18 "Malam Terakhir"
58 Chapter 19 "Tragis"
59 Chapter 20 "Akhir"
60 Chapter 21 "Epilog"
61 Awakening Of The Hero Commander Telah Rilis
Episodes

Updated 61 Episodes

1
VOLUME 01 "PENDAHULUAN"
2
Chapter 1 "Awal"
3
Chapter 2 "Pengintaian"
4
Chapter 3 "Penyamun"
5
Chapter 4 "Rampasan"
6
Chapter 5 "Pertolongan"
7
Chapter 6 "Budak" (D 18+)
8
Chapter 7 "Perjalanan"
9
Chapter 8 "Saudagar"
10
Chapter 9 "Peristirahatan"
11
Chapter 10 "Sistem"
12
Chapter 11 "Pahlawan"
13
Chapter 12 "Berkeliling"
14
Chapter 13 "Godaan" (SEMI 18+)
15
Chapter 14 "Perpisahan"
16
Chapter 15 "Keputusan"
17
Chapter 16 "Keberangkatan"
18
Chapter 17 "Bocah"
19
Chapter 18 "Elceria"
20
Chapter 19 "Perisai"
21
Chapter 20 "Putri"
22
Chapter 21 "Sebenarnya"
23
Chapter 22 "Raja"
24
Chapter 23 "Perseteruan"
25
Chapter 24 "Kondisi Syira"
26
Chapter 25 "Statistik"
27
Chapter 26 "Kemampuan"
28
Chapter 27 "Pengujian"
29
Chapter 28 "Petarung"
30
Chapter 29 "Pembuktian"
31
Chapter 30 "Pembalasan"
32
Chapter 31 "Amukan I"
33
Chapter 32 "Amukan II"
34
Chapter 33 "Amukan III"
35
Chapter 34 "Tumbang"
36
Chapter 35 "Nasib" [ARC VOL 1 END]
37
Epilog Dokumentasi
38
Ilustrasi
39
Kisah Sang Perisai "PENDAHULUAN"
40
Chapter 1 "Prolog"
41
Chapter 2 "Peristiwa" (SEMI 18+)
42
Chapter 3 "Pembantaian" (SEMI 18+)
43
Chapter 4 "Lembah Naga"
44
Chapter 5 "Roh Tameng"
45
Chapter 6 "Ikatan"
46
Chapter 7 "Kaiju Naga Langit"
47
Chapter 8 "Tunggangan"
48
Chapter 9 "Rumah Pohon" (SEMI 18+)
49
Chapter 10 "Gurun Hera"
50
Chapter 11 "Munafik"
51
Chapter 12 "Rencana Azrael"
52
Chapter 13 "Reruntuhan"
53
Chapter 14 "Kakak Beradik"
54
Chapter 15 "Tujuan"
55
Chapter 16 "Tak Terduga"
56
Chapter 17 "Sultan Muda"
57
Chapter 18 "Malam Terakhir"
58
Chapter 19 "Tragis"
59
Chapter 20 "Akhir"
60
Chapter 21 "Epilog"
61
Awakening Of The Hero Commander Telah Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!