Episode 19. Going Home

Aku terbangun dengan kepala berat tadi pagi. Aku bangun dan mengingat apa yang terjadi semalam. Aku dan Gerald! We have sex! Walaupun memuaskan, karena akhirnya aku tak bisa menahan godaan, kurasa karena pikiranku terlalu terpaku dengan sosoknya. It just a casual sex, we are just friend with benefit. This will be fine, just fine. It's only for pleasure, not passion or loving each other.

 

"Pagi Doc,..." dia duduk didepanku sambil tersenyum. Rasa panas langsung naik ke wajahku. Ini memalukan entah kenapa, mungkin karena kami bukan pasangan kekasih.

"Pagi Major, ..."

 

"Did you remember what happen." pertanyaan pertama dengan suara rendah yang diajukannya membuatku tersenyum kecil dan memandang sosoknya lagi.

 

"Kau menyangka aku begitu mabuk sehingga tak mengingatnya?" aku menjawab pertanyaannya tanpa memandangnya.

 

"Kau menyesal?" dia tak melepas tatapannya.

 

"No." aku membalasnya dengan jelas.

 

"So we fine..."

 

"Yes we fine ..." percakapan aneh ini akhirnya menemui ujungnya. Aku memberanikan diri membalas pandangannya.

 

"Emergency apa yang terjadi tadi malam." Howard tiba-tiba muncul di meja kami dan langsung bertanya. Aku dan Gerald berpandangan. Apa yang harus dijawab?

 

"Cuma seorang prajurit yang sakit." Gerald menjawab sekenanya.

 

"Sakit macam apa?" Howard melanjutkan pertanyaannya sambil makan.

 

"Demam."

 

"Apa tidak ada dokter jaga?" Itu pertanyaan yang normal sebenarnya, tapi ditanyakan dengan nada yang sedikit memancing. Apa Howard melihat kami?

 

"Tidak ada yang salah dengan memanggil orang yang kukenal baik bukan?" dan itu langsung dijawab  dengan nada lebih tinggi. Howard memandang Gerald dengan waspada.

 

"Apa hanya bertanya disini, kau punya masalah dengan pertanyaanku Major?"

 

"Kau punya masalah jika aku membawa Amanda semalam Doc." Sekarang mereka berpandangan saling menantang satu sama lain, jelas mereka tidak saling menyukai.

 

"Kau yang aneh, pertanyaanku tiba-tiba kau jawab dengan nada tinggi.  Harusnya aku yang bertanya apa kau punya masalah denganku." Gerald tidak mundur.

 

"Stop it. What's wrong with you guys." Mereka diam. Tapi suasana terlanjur memburuk disini. Semua dari kami diam dan tak berbicara.

 

"Pagi, aku sangat senang pagi ini guys, pesta tadi malam sangat meriah. Dan sebentar lagi aku akan kembali ke London. Yeahhhh! " Josh datang menyelamatkan keadaan. Aku menghela napas lega. Setidaknya masih ada penengah jika terjadi kekacauan disini.

 

"Kau sudah memeriksa keadaan Ross, Josh."

 

"Sudah, dia baik-baik saja. Dia juga sudah tak sabar ingin kembali dan bertemu keluarganya. Kurasa kondisinya sudah cukup stabil Amanda. Kita sudah bisa membawanya ke penerbangan."

 

"Aku juga berpikir begitu. Tapi aku akan menunggu beberapa hari observasi lagi untuk bicara dengan Colonel James." begitu kami memastikan kondisinya memungkinkan, kami akan membawanya dalam penerbangan langsung sekitar delapan jam dari Bastion ke London. Dan setelah itu tugas publikasi akan dimulai setelah Ross cukup kuat untuk berbicara.

 

"Kalian berdua sedang sakit tenggorokan? Kenapa kalian diam sekali?" Josh tiba-tiba berbicara setelah menyadari kedua pria lainnya tidak berbicara satu katapun sejak tadi.

 

"Sedang meditasi sambil makan .... " jawapan konyol diberikan Gerald.

 

"Aku sedang menghitung berapa jumlah spaghetti dipiringku." Howard membalas. Sekarang aku tertawa. Josh menatap dua orang didepannya dengan heran.

 

"Fine! Kudengar ada masuk stok granat di gudang amunisi. Kau mau mencoba menghitungnya. Kita dokter, bosan menjahit arteri sobek disini. Bagaimana kalau kita belajar menghitung amunisi. Itu lebih mendebarkan." Gerald dan aku tergelak. Howard menyeringai lebar sekarang. Josh memang bisa diandalkan untuk membuat suasana cair.

 

 

------

 

 

"Kau terlibat dengan Gerald?" pertanyaan Howard membuatku berbalik memandangnya saat kami berdua di ruang istirahat beberapa hari kemudian.

 

"Tidak kami hanya teman." Tentu saja kami teman "with a benefit".

 

"Dia gagah dan populer, kariernya juga mengkilap, banyak wanita mengejarnya. Jangan tergoda padanya Amanda." Para pria ini, apa mereka punya indra keenam untuk merasakan seseorang terlibat satu sama lain.

 

"Please Howard, aku sudah mengalami itu. Tak perlu kau ingatkan aku." aku berbicara tentang hubungan kami yang diganggu orang ketiga.

 

"Aku minta maaf atas apa yang pernah kau lalui Amanda, kembalilah padaku agar aku bisa menebusnya." Sekarang dia memohon lagi, aku lelah mendengarnya.

 

"Howard, kita sudah pernah membicarakan ini sebelumnya ... " aku hanya tersenyum menanggapinya.

 

"I know ... I just keep trying it, hope some love miracle happen to me." That words is sweet, jantungku berdebar untuk sebuah ingatan masa lalu. Dia maju kedepanku. Merapikan rambut halus disekeliling wajahku. Dia sering melakukannya dulu, memainkan rambutku seperti ini. Rasanya sebuah dejavu ditembakkan di kepalaku. Matanya terlalu dekat, aku seakan terpaku pada matanya.

 

"Amanda, I really wish you will me mine again. This time I will not let you go forever." Entah kenapa kali ini jantungku masih berdebar mendengar kata-katanya. Sebuah kecupan ringan mendarat di keningku. Aku memejamkan mata. Aku membiarkannya dan itu rupanya membuat Howard bertindak lebih jauh. Sebuah ciuman halus menyentuh bibirku. Aku terkejut dan menghindar, tapi Howard menahan pinggangku. Dan ciuman itu berakhir dengan ciuman yang dulu sangat kukenal. Aku ingat aku sangat menyukai caranya menciumku. Dan aku tak bisa melepaskan diri kali ini.

 

"Amanda ... I love this feeling so much." akhirnya dia melepaskanku. Aku otomatis mundur dengan perasaan campur aduk. Sesaat tadi tanpa aku sadari aku membalas ciumannya dan Howard tampaknya menyadari itu.

 

"Howard, I can't ... "

 

"Amanda, just take your time. I'll wait ..." aku terpaku menatapnya bicara. Kata-kata ini akan memengaruhiku. Aku melangkah pergi menjauhi Howard. Tidak! Aku tidak bisa kembali. Walau perasaan ini terasa begitu nyaman. Aku tak ingin kembali...

 

--------

Seminggu kemudian aku berada dalam penerbangan delapan jam ke London dari Bastion Camp  bersama dengan Josh, Gerald dan Kapten Ross, dan prajurit lainnya yang  terluka dan dibawa kembali ke Inggris. Kami membawanya dengan medical support lengkap di pesawat. Dia akan langsung masuk sementara ke Military Hospital di Surrey. Sebelum dipindahkan ke Queen Elizabeth di Birmingham.

 

Aku meninggalkan Afganistan dengan pikiran mangkin kacau. Howard memintaku kembali, aku terlibat dengan Gerald walau itu mungkin cuma "friend benefit", tapi kadang aku menyadari entah bagaimana Gerald kadang bertindak seakan kami lebih dari teman.

 

Dan Adrian menungguku disana. Dia masih menunggu. Aku menghargai ketulusannya menungguku. Walau aku belum sepenuhnya memberikan hatiku. Dia telah bersikap sangat baik. Ujiannya telah berakhir. Bagaimanapun aku harus memberinya kesempatan.

 

Aku telah memberi kabar aku akan kembali kepada Bibi, dan Bibi memberitahu ke Adrian. Aku sedikit tidak nyaman menemukan Adrian sudah dianggap sebagai pacarku. Tapi terakhir dia memang mengaku sebagai pacarku.

 

Dan akhirnya Adrian akan menjemputku di Rumah sakit di Surrey setelah aku selesai menyerahkan perawatan Kapten Ross kepada tim yang bertugas di sana.

 

Aku masih memakai pakaian kerjaku dan membawa koperku. Ketika aku melihat Adrian sudah menungguku di lobby rumah sakit sorenya.  Dia langsung tersenyum melihatku. Dia terlihat gagah seperti biasa. Kali ini dia cuma memakai kaus polo yang pas badan berwarna hitam yang memperlihatkan bentuk proporsional tubuhnya. Dia sungguh terlihat tampan. Aku hanya bisa membalas tersenyum padanya sambil menahan napas.

 

Dia menghampiriku. Dan langsung memelukku. Aku berdebar-debar, parfummya tercium dan membuatku teringat ciuman terakhir kami. Apa dia terbiasa bersikap seakrab ini ke semua wanita.

 

"I miss you princess. Kenapa kau tidak memberitahu langsung padaku jadwal kepulanganmu."

 

"Aku bukan tipe merepotkan orang untuk penjemputan."

 

"Ayo." dia membawa koper beratku. Dan memberikan lengannya untuk kugandeng. Aku merasakan wajahku panas entah kenapa. Jantungku berdebar senang. Dan rupanya dia memergoki ekspresiku.

 

"I just love can make you blushing like that." Adrian tersenyum lebar.

 

"Stop it." Aku menahan senyum maluku dan dia tergelak.

 

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Haiiiiii makasih yang udah sampai sini

Gimana diantara 3 pilih mana??? Aku mau list pendukungnya nihhh Howard  .Adrian.  Gerald

hahaha pusing kan ^_^

Ikutin terus yaaa ...post koment kamu yaaaakk

Terpopuler

Comments

scarlet

scarlet

Howard, big Noooo,,,,
klo Adrian n Gerald,, aq Ok,,, tp kekx aq lbh berat ke Gerald,, soalx udh terlanjur basah, nyebur aja sekalian,, 😂

2023-01-24

0

eRni CuTe

eRni CuTe

maaf thorr kurang sreg sama amanda,, dia kayak kurang belaian ya,,, digoda dikit langsung pasarah🤦🏼‍♀️cowok ma sukanya emang coba2 dikit kalo lampu hijau ya langsung salip lah🤣🤣🤣. nggak menghargai komitmen amanda ini. udah tau ditunggu orang malah masih benefitan sama yg lain. udah tau diselingkuhi sakit di ajak begituan sama gerald yg udah punya cewek ehhh dianya mau,,coba kalo kepergok kekasih geral apa bukan namanya selingkuh tu,,, jadi amanda ma florence tu gak da bedanya kayaknya. maaf ya aku kritik kali ini 😁🙏🙏

2022-06-23

2

ohana

ohana

howard coret....gerald jga coret....howard pernah selingkuh, gerald punya kekasih ,amanda jd selingkuhan donk

2022-04-09

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!