Episode 3. An Arranged Blind Date

Dua bulan dari pesta Hallowen itu.

 

"Amanda, my dear you look awful, ... apakah kau baik baik saja?! " Bibi Mary menghampiriku sambil memijat pundakku di meja makan besar itu. Aku anak yang beruntung memiliki paman dan bibi uang begitu perhatian. Wajah bulatnya yang selalu tersenyum ramah benar-benar keibuan selalu membuatku merasa diperhatikan.

** you look awful = kau terlihat menyedihkan

"Aku baik-baik saja Bibi. Beberapa hari ini ada banyak jadwal operasi di  rumah sakit. Ada shift panjang semalam di ruang operasi." aku baru bangun untuk makan siang. Sebentar lagi aku harus kembali ke RS yang tak jauh dari sini.

 

"Kau tak usah mamaksakan dirimu sayang. Istirahatlah dulu ...." Aku sudah dianggap putri mereka. Paman Roland kakak ayahku dan bibi Mary hanya mempunyai dua orang putra. Dan aku mereka anggap putri mereka sejak aku kehilangan orang tuaku.

 

Mereka memaksaku tinggal di Mansion mereka di Mayfair, London dan tidak membiarkanku memiliki Apartemenku sendiri. Well, aku menurutinya karena selama ini aku sering bertugas di luar London, saat aku dengan Howard kadang aku menginap di flatnya. Jika aku membeli apartment sendiri,   hanya akan dibiarkan berdebu karena aku jarang disana.

 

"Tidak, aku harus kembali mengawasi perkembangan pasienku bibi." Bibi Mary duduk disampingku menemaniku makan.

 

"Amanda, kau masih bekerja bersama Howard?" suapanku terhenti. Aku melihat ke arah wanita cantik yang perhatian ini. Terkadang aku heran mungkin dia punya intuisi bisa membaca perasaanku.  Banyak yang berkata seorang Ibu kadang punya ikatan batin dengan putrinya.

 

"Iya, Aku masih terjebak dengannya. Kenapa bibi menanyakan tentang asshole itu." aku meringis sambil melanjutkan suapanku.

 

"Pasti berat tiap hari harus bertemu dengannya. Kau tak ingin pergi menemui teman baru, maksudku memulai sebuah hubungan baru...?" Bibi Mary menatapku dengan tatapan Ibu yang kuatir dengan kebahagiaan anaknya. Aku tersenyum menatapnya.

 

"Bibi, jangan kuatirkan aku. Aku bahagia dengan hidupku sekarang. Aku tak kurang satu apapun. Percayalah padaku." Aku melanjutkan makanku. Perhatiannya membuat aku selalu merasa punya teman.

 

Saat aku putus dengan Howard dua tahun yang lalu ia menemaniku menangis bersamaku semalaman. Aku tak pernah lupa moment itu.

 

Paman Roland masuk ke ruang makan. Ia duduk disampingku.

 

"Kau akan kembali ke rumah sakit dear? Long shif semalam."

 

"Iya Paman, aku menjalani dua operasi kemarin. Dan harus segera kembali untuk monitoring pasienku."

 

"Amanda, bagaimana kalau aku menjodohkanmu dengan seseorang..." Bibi Mary belum selesai bicara. Aku sudah tersedak dengan minumanku. Dia langsung memukul punggungku.

 

"Bibi!? Kau membuatku tersedak!" aku masih terbatuk-batuk. Sedangkan Paman menyeringai lebar hampir menertawakanku.

 

"Sayang, kalian lebih mempercayakan komputer memilihkan jodoh untuk kalian. Apa itu Tinder, BlindDate ... kenapa kalian tak percaya pilihan orang tua yang sudah berpengalaman ini. Kami tak akan menjerumuskan anak-anak kami." Bibiku dengan muka serius mendesakku. Ya Tuhan! Aku pasti sudah membuat kekacauan sehingga mereka ingin menjodohkanku. Apa aku kelihatan begitu menderita selama ini. Fuck You Howard!

 

"Amanda, kata-kata bibimu benar. Bagaimana kalau kau mencobanya. Tak ada salahnya sedikit menyenangkan kami. Anggap saja kami aplikasi Blind Date-mu." Aku menatap kedua orang didepanku. Kedua orang ini benar-benar serius. Bahkan Paman menyetujui usul Bibi, tak kusangka mereka bekerja sama. Tunggu dulu! Mereka sudah punya calon? Siapa?

 

"Kalian benar-benar serius dengan pembicaraan ini ...?" Bibiku langsung mengangguk dan tersenyum lebar. Sedangkan aku membelalak shock. Paman cuma melanjutkankan makannya dan mengangkat bahunya. Dia pasti di tim istrinya.

 

"Sayang, Bibi tidak pernah meminta apapun padamu. Kali ini Bibi hanya minta kau pergi makan malam dan berkenalan dengan seseorang. Sebenarnya kau sudah pernah bertemu dengannya. Dia pria yang baik, aku percaya itu. Bibi mohon sekali saja kau mencobanya. " Shit! Ini kacau.

 

"Bibi Mary... " aku akan mengucapkan 100 list alasan untuk penolakan yang terlintas di kepalaku.

 

"Amanda, ayolah sayang, Bibi mohon. Bibi tak pernah memohon padamu... Bagaimana kalau malam minggu ini. Dia akan menjemputmu." Ini benar-benar gila. Bibi sudah merencanakan segalanya. Aku sudah membayangkan scene abad pertengahan, seorang pangeran menjemput seorang putri kerajaan.

 

"Bibi Mary, ini gila. Aku tak pernah membayangkan dijodohkan ... Bibi ini sudah bukan jaman Duke and Duchess,... "

 

"Sayang, aku cuma minta kau berkenalan dengan seseorang, anggap ini blind date mu ... ayolah." dia memegang tanganku. Matanya memelas dan berkaca-kaca. That puppy eyes, bagaimana aku bisa menolaknya! Sekali dia menginginkan sesuatu. Dia akan konsisten menekanmu hingga kau menyetujuinya. Aku benci sifatnya yang ini.

 

"Amanda, .... Bibimu memohon padamu. Sekali ini jangan menolak." sekarang gantian Paman Roland yang mendesakku. Dua orang ini bekerja sama dan sudah membicarakannya dengan matang. Aku tak bisa kemana-mana. Aku menghela napas putus asa. Kali ini aku kalah.

 

"Baiklah kalian menang, cuma makan malam dan berkenalan ... Deal. Bukan perjodohan, jangan pernah menyebutkan kata itu didepanku."

 

"Ohh sayang.... aku menyayangimu." Bibiku langsung memelukku. "Aku akan mencari gaun untukmu ... "

 

"Bibi, aku sudah punya banyak gaun. Pakai saja yang ada." aku langsung mengeleng melihat dia begitu bersemangat.

 

"Siapa dia? Orang yang ingin kalian kenalkan? Aku sudah pernah bertemu dengannya?" sekarang aku penasaran. Bibi langsung mencubit pipiku. Kukira selama ini aku sering berpikir dia tetap menganggapku gadis kecilnya yang berumur enam tahun.

 

"Tidak! Aku akan membeli gaun baru untukmu. Kau akan bertemu dengannya nanti. You know dear ... He is the hottest man I ever seen in my life!" sekarang gantian paman yang menyemburkan air minumnya dan terbatuk batuk. Aku langsung tertawa terbahak-bahak, sementara Bibi mendelik melihat suaminya.

 

"My dear Roland, are you jealous. It's so sweet. Still ... I must told you Amanda.... he was the hottest man I ever seen." Aku akan mati tertawa di meja makan ini. Mereka pasangan paling manis yang pernah kutemui. *

 

 

Hmmm ... hottest man. Aku pernah bertemu dengan dia sebelumnya? I wonder who is he? I wish he like  Chris Hemworth. Ohhh I'm dying want him. But he was married.**

 

🌸🌸🌸🌸🌸

KLIK LIKE JANGAN LUPA

 

TERJEMAHAN

》》My dear Roland, are you jealous. It's so sweet. Still ... I must told you Amanda.... he was the hottest man I ever seen.

Roland sayang apa kau cemburu. Manis sekali. Tetap saja ...aku harus memberitahumu Amanda. Dia adalah pria terpanas yang pernah kulihat.

》》hottest man. Aku pernah bertemu dengan dia sebelumnya? I wonder who is he? I wish he like  Chris Hemworth. Ohhh I'm dying want him. But he was married.**

Pria terpanas. Aku pernah bertemu dia sebelummya. Aku membayangkan diapa dia. Aku berharap dia seperti Chris Hemsworth. Ohh aku sangat menginginkannya. Tapi dia sudah menikah

Terpopuler

Comments

Mebang Huyang M

Mebang Huyang M

salam thor. hebat bangat , apik bangat cara nulis novelnya hebat2 saya suka semoga sampai akhirnya bagus ya thor.

2023-03-07

0

Chiki

Chiki

Thor. aku paham bahasa inggrisnya dikit.
feel nya jd dapet dan lbh dlm

2022-01-09

2

~Sheren💕HS

~Sheren💕HS

lanjut Mom.. keren

2021-08-05

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!