Episode 11. Supprise in the middle of Dessert.

Di akhir Januari, udara di Bastion menjadi dingin,  malam dan pagi temperatur bisa turun dibawah titik beku. Walaupun tidak ada salju turun disana. Perbedaan panas dan dingin sangat ekstrem disini. Untungnya pakaian tentara tebal dan berat ini membantu kami untuk tetap hangat. Suhu dingin tanpa salju bagi kami adalah kondisi biasa dan bisa ditangani. Kecuali untuk beberapa tentara koalisi seperti  yang berasal dari negara tropis mereka cukup kesulitan dengan suhu dibawah 5°C.

 

Dan dalam seminggu ini semua persiapan telah hampir selesai, semua SOP telah disepakati, bahkan SOP penanganan untuk perawatan tentara Afganistan telah selesai dirundingkan. Gerald dan tim lainnya sangat membantu. Mereka semua mengerti bahwa situasi lapangan kali ini sangat berbeda, dan keberhasilan, keselamatan seluruh crew tergantung perencanaan pemikiran matang. Logistik hampir semuanya telah datang. Dua tim medical tambahan telah datang hari ini.

Pengundian tim lapangan dimulai hari ini. Sebelum tim inti memulai pelatihan kepada tin khusus Ambulan Udara. Tak ada yang mau bertugas di garis depan. Tapi ini harus dilakukan. Ada 20 orang tim yang terdiri dari 1 dokter dan 1 perawat yang harus siap selalu di post Ambulan Udara. Dokter yang in charge di garis depan akan mendapatkan tambahan penghasilan sebagai reward atas keberanian mereka. Dan pengundian dua tim yang harus  terjun menjadi first medical operation di safe zone.

 

Semua tim akan segera berkumpul di Auditorium besar. Kami akan mulai mengundi. Tapi sebelumnya akan ada breefing singkat kepada tim yang baru datang.

 

Dan aku dan tim inti masuk ke ruang pertemuan. Aku mengedarkan pandanganku dan mataku tiba-tiba terpaku pada satu sosok.

 

Howard Highsmith! That asshole!

 

Aku menatapnya dan dia menatapku. Untuk sesaat aku setengah tak percaya apa yang kulihat. Dia dokter sipil dan tak pernah mengambil penugasan di daerah konflik sejak dulu walaupun dia bekerja di rumah sakit militer, tapi kenapa sekarang dia datang dan menjadi relawan di sini. Dan dibawah tanggung jawabku!? Aku lari darinya tapi sekarang dia muncul sendiri didepanku. Sebenarnya kenapa dia muncul disini?

 

Dia dan aku harus bicara. Aku tak akan biarkan dia mempengaruhi apapun selama disini.

 

Aku melihat data personil dua tim didepanku. Fix. Dia di posisi dokter utama senior. Dibawah mayor Kevin Mitchell M.D. Aku memulai pengarahan singkat dan memperkenalkan diri sebagai pimpinan tim Medical Bastion Camp. Dan anggota tim inti yang aku bentuk untuk membantuku. Dan melanjutkan tentang garis besar misi kami kedepan. Dan akhirnya pengundian misi, dimulai dari tim yang akan bertugas di lini depan dan dilanjutkan dengan 20 dokter bedah muda yang akan menjadi tim utama ambulan udara.

 

"Howard, kenapa kau kesini?" Aku mencegat Howard setelah meeting selesai. Aku bertahan melawan udara dingin di luar bangunan utama untuk bisa bicara dengannya.

 

"Aku ingin bicara denganmu."

 

"Bicara apa, kau tahu tempat apa ini!? Kau bisa terbunuh disini." aku melipat lenganku memasang pertahanan. Dia melihat gesture tubuhku. Tampaknya dia sadar apa yang aku lakukan.

 

"Aku tahu. Hal yang sama juga berlaku padamu. Aku hanya ingin kau tahu sesuatu... " dia menunggu reaksiku, sementara aku hanya menaikkan alisku.

 

"Aku ingin kita kembali bersama Amanda."

 

"What!?"

 

"I really miss you. Aku kini sadar bahwa aku selalu teringat padamu. Aku tak bisa melepaskan pikiranku darimu." Aku tertawa sekarang. Howard hanya diam dan membiarkanku tertawa.

 

"Bukannya kau sudah bertunangan dengan Florence. Apa kau tak ingat kita sudah putus satu setengah tahun yang lalu?" aku menyeringaI setelah puas menertawakannya.

 

"Kami putus. Kau mungkin tak mau mengakuinya. Tapi kau juga masih teringat padaku. Kita sama-sama tak bisa melupakan kebersamaan kita selama tiga tahun ini. Aku tahu aku egois, aku bersalah mengkhianatimu, tapi kumohon beri aku kesempatan memperbaiki kesalahanku Amanda. Aku rela mempertaruhkan keselamatanku untuk menyusulmu dan bicara padamu." Dia memegang tanganku dan aku terpaku tanpa sadar ke wajahnya. Ini kacau. Dia datang kesini membuat semua rencanaku kacau. Aku tak akan mau kembali padanya.

 

"Kau tahu Howard! Aku tak pernah memaafkanmu sampai sekarang, kau berpikir dengan datang kesini aku akan memaafkanmu, kau bermimpi! Tahu bertapa aku menderita selama ini berusaha melupakan mu, dan kehilangan kepercayaan diriku, merasa bahwa diriku sangat buruk. Sekarang kau tiba-tiba datang kesini membuat kacau hidupku dan pekerjaanku. Kau tahu ini saat terpenting dalam hidupku, kau tau bahwa puluhan ribu orang tergantung dalam kejernihan pikiranku sekarang! Kau sangat egois! Kau pikir hidupku hanya akan berputar disekelilingmu! Shit Howard! Aku tidak punya waktu untuk omong kosong seperti ini!" Aku membalikkan badanku dan berjalan meninggalkannya. Tapi Howard memegang erat tanganku.

 

"You're lying Amanda. Kau masih mengingatku. Jangan membohongi dirimu sendiri. " Cekalan eratnya membuatku tertahan.

 

"Lepaskan aku Howard!" aku menarik tanganku. Namun dia mengeraskan cekalannya.

 

"Aku tak akan melepaskanmu lagi Amanda... "

 

"You bastard!" Aku adegan terlibat tarik menarik bodoh. Tapi aku tetap  tak bisa melepaskan diri dari cekalan kerasnya. This man is sick!

 

"Dude, let her go. Amanda you need help?" Gerald tiba-tiba muncul entah dari mana. Iti mengejutkan Howard tapi dia tetap tak melepasku.

 

"This is not your business soldier! Stay away!" Howard mengumpat dan tidak mempedulikan Gerald.

 

"That woman call you bastard, jika kau tidak melepaskannya, aku akan mematahkan gigimu disini. Jika kau mencoba mengabaikanku." Gerald berbicara dengan suara rendah dan berdiri antara aku dan Howard.

 

"I said let her go ..." dia mengulangi perkataannya.

 

Ancaman Gerald  berhasil, Howard melepaskan tanganku dan aku langsung pergi dari sana tanpa menoleh kebelakang lagi.

 

Gerald berlari menyusulku dan menjajari langkahku.

 

"Pria itu mengenalmu. Dia seorang dokter kan?"

 

"Iya... dia mantan pacarku."

 

"Bersamamu di Medical Army?"

 

"Tidak, dia dokter sipil."

 

"Dokter sipil segaja mendaftar jadi relawan? Dia kesini karena masih mengejarmu? Kau baik -baik saja dengan itu?" Aku sampai ke ruangan kantorku dan menghempaskan tubuhku ke kursi. Dan Gerald tampaknya cukup penasaran dengan kejadian tadi.

 

"Kami sudah putus cukup lama. Dia berselingkuh setelah tiga tahun kami bersama.Entah apa yang ada dipikirannya. Sudahlah Gerald, aku tak akan biarkan dia menggangguku. Aku masih punya banyak pekerjaan menunggu." Rasanya setelah beberapa lama menguatkan diri. Ada suatu rasa tidak perduli yang membentengiku. Tanpa disadari aku sekarang menggangap kehadiran Howard yang tiba-tiba tidak terlalu mengganggu lagi. Aku hanya perlu menghindarinya seperti yang biasa aku lakukan sebelumnya.

 

"Colonel meminta kita melapor ke ruangannya, mungkin ada penentuan kapan serangan akan dimulai."

 

"Baiklah, ayo kesana." aku segera beranjak dan berjalan didepan. Gerald sekali lagi menjejeriku. Dia tidak mengucapkan apapun dan berjalan bersamaku dalam diam. Yang jelas aku akan hanya menggangap Howard adalah bawahan unitku sekarang.

----------

 

Tanggal serangan sudah dipastikan, 13 Feb 10,  Colonel James Cowan memberikan info sekaligus meminta laporan persiapan kami, tujuh hari dari sekarang. Pemerintah Afganistan sudah memulai propaganda penyerangan besar-besaran di dua kota itu dengan harapan sebagian besar anggota Taliban dan Al Qaeda akan menyerahkan senjata mereka.

 

Dari akhir Januari pasukan sudah ditempatkan disekeliling kota dan  ditugaskan menutup, merazia ketat jalan jalan masuk  ke Marjah dan Nad Ali, dua kota yang akan berada dibawah tanggung jawab operasi UK Army. Dua kota itu. Walaupun belum ada bentrokan terbuka, namun dari awal kami sudah bersiap akan segala kemungkinan.

 

Team Medical Planning memikirkan semuanya dengan matang, kami semangkin tegang saat tanggal serangan dekat. Tanggal 12 February 10, sehari sebelum serangan, pesawat IASF menyebarkan leaflet di udara ke kota-kota yang akan diinvasi. 'Jangan Biarkan Taliban Masuk Rumahmu'.

 

Aku menelepon kerumah dan mengabarkan bahwa aku akan sangat sibuk beberapa hari kedepan. Dan Adrian selalu bersikap manis dengan mengirimkanku pesan secara berkala. Dia belum tahu kalau Howard ada disini. Entah kenapa, aku ingin mencoba menjajal reaksinya. Rasanya ini menarik untuk dilakukan. Aku mengetikkan pesan singkat ditengah makan malam untuk membalas pesannya dua hari sebelum serangan dimulai. Tidak bisa menelepon melalui jaringan internet disini. satu jaringan wifi diakses oleh begitu banyak orang.

 

"Howard mendatangiku disini."

 

"Apa maksudmu? Dia menjadi relawan disana? Apa yang dia inginkan? Aku ingin bicara bisa kau meneleponku Amanda?"  pertanyaannya langsung menjadi panjang. Aku tersenyum senang, dia merasa terancam tentu saja. Manis sekali. Aku merasa tersanjung sekarang.

 

"Dia memintaku kembali padanya." aku mengirimkan pesan mengantung padanya.

 

"WTF, that asshole. Kau tak menangapinya bukan. Jawab Amanda, Seriously can we talk by phone Amanda." Aku menyeringai lebar dan  membayangkan dia duduk dengan tak tenang membaca pesanku. Sudah hampir sebulan kami berada disini dan dia tetap bersikap manis, setiap hari mengirim pesan dan menanyakan keadaanku. Dan kuakui hatiku mulai melemah sekarang.

 

"Amanda? Princess, bisakah kita bicara di telepon, please." Dia memanggilku princess, so sweet. Baiklah, aku akan melihat apa ada telepon yang bisa kupakai.

 

"Aku tak tahu. Baiklah aku akan coba melihat apa ada line telepon menganggur."

Aku beranjak dari ruang makan ke ruang komunikasi. Ada beberapa telepon yang bisa dipakai. Antrian biasanya selalu mengular. Satu orang hanya diberi waktu lima belas menit untuk menelepon. Hari ini lebih lenggang hanya 3 orang menunggu saat ini. Kabul lebih awal 4.5 jam dari London.

 

"Princess, ... is that you." Adrian langsung terhubung saat deringan pertama.

 

"Iya ini aku, bagaimana kabarmu."

 

"I'm just fine, I miss you princess." Dia manis sekali. Dan aku binggung sekarang bagaimana menjawabnya. Dan begitu dia mengatakannya jantungku berdebar senang.

 

"I'm glad you miss me." Aku ingin tertawa saat ini.

 

"Jadi kau tidak merindukanku sama sekali....?" Dia senang sekali memancing pertanyaan.

 

"I don't know... " diam disana.

 

"Well, setidaknya sekarang aku sudah punya kesempatan 50%, karena kau tak yakin. Aku akan mengusahakan 50% lagi didepan Princess." Aku langsung tertawa. Dia pandai membuat wanita tersipu walau hanya melalui telepon.

 

"That bastard Howard, kenapa dia datang ke sana?"

 

"Dia memintaku kembali padanya ...."

 

"Apa! Kau tak mungkin kembali padanya kan?! Bukannya dia sudah bertunangan?"

 

"Aku tak tahu, katanya dia putus. Aku tak berniat untuk tahu. Aku punya banyak pekerjaan disini, dan tidak berniat menambah beban pikiran dengan memikirkannya."

 

"Kau yakin ...."

 

"Aku rasa begitu. Entah sejak kapan rasanya aku tidak begitu perduli lagi padanya, entah dia ada atau tidak."

 

"Baguslah jika begitu. Jika dia menganggumu jangan ragu memberinya bogem mentah." Aku langsung tertawa terbahak saat dia berbicara begitu.

 

"Kenapa kau tidak datang sendiri kesini dan mengusirnya ..." aku memancing sekarang. God, dia akan menyangka dia mendapatkan lampu hijau sekarang.

 

"Ohh, jika bisa akan kulakukan Amanda. Apakah aku bisa mendapatkan izin untuk mendarat disana." Nadanya serius, walaupun dia tahu itu hal yang mustahil. Aku cuma tertawa dan tersenyum kecil disini.

 

"Kau tak kesepian disana, ... kau tak menemui seseorang?" Aku tak tahu kenapa aku bertanya pertanyaan semacam ini. Dia diam sebentar sebelum menjawab pertanyaanku.

"Aku menunggumu ... cepatlah kembali." Deg. Jantungku membuat detakan aneh.

 

"Mungkin penugasan ini akan panjang diatas 3 bulan aku tak yakin, Operasi gabungan ini akan berjalan lama. Aku diperlukan disini."

 

"It's Ok. Keep save and come back to me soon.** Setelah itu aku tak akan melepasmu lagi." Rasanya ratusan kupu-kupu hinggap diperutku mendengar kata-katanya. Tapi aku tak bisa mengatakan apapun sekarang. Aku hanya ingin menunggu saat yang tepat.

 

"Adrian, aku harus pergi. Antrian telepon dibelakang masih panjang."

 

"Princess, ... "

 

"Ya,..."

 

"Come back soon. I really miss you."

 

"Adrian ... " Diam. Hanya itu yang bisa kulakukan. Aku menjadi bodoh, aku tak tahu bagaimana membalas perkataannya.

 

"Kau tak perlu mengatakan apapun, aku hanya ingin kau tahu ..."

 

"See you Adrian... " Tak ada yang bisa kukatakan saat ini.

"See you Amanda, keep save."

 

"Bye ... " Ya Tuhan! Aku ditengah tugas di medan perang di tengah gurun. Dan di ribuan kilometer disana seseorang mengatakan dia merindukanku.

----

🌸 jangan lupa vote sayang

TERJEMAHAN

》》 It's Ok. Keep save and come back to me soon.

TIdak apa. Berhati hatilah dan kembalilah padaku secepatnya

》》 Come back soon. I really miss you."

Kembalilah secepatnya.  Aku benar-benar  merindukanmu

 

 

 

 

Terpopuler

Comments

Nur Kholifah

Nur Kholifah

adrian soo sweett bgt

2022-01-25

1

Nana

Nana

I miss u too Adrian😍😅

2021-11-14

1

~Sheren💕HS

~Sheren💕HS

sweet nya Adrian

2021-08-09

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!