Episode 4. You

Ya ampun! Lihat gaun ini. Gaun berwarna peach, dengan banyak renda dan lace. Ini cantik tapi benar-benar bukan gayaku. Ini gaya Cinderella dengan tiara berkilau. Me? Xena the Warriors dengan pedang tajam ditanganku. Bibi Mary dan diriku  punya pandangan yang sangat berbeda soal busana.

 

"Bibi, aku tahu ini gaun cantik. Tapi aku membenci warnanya. Ini bukan aku." Aku menghela napas panjang melihat gaun yang terlalu cantik itu. Walaupun aku tahu dia telah meluangkan waktunya untuk berburu gaun itu.

 

"Benarkah ... pas pertama aku melihatnya aku langsung berpikir kau akan menyukainya, ... baiklah ini kencan pertamamu, pakailah apa yang kau suka, tapi berjanjilah padaku suatu saat kau akan memakai gaun ini." Dia memasukkan gaun itu ke lemariku.

 

Sampai saat ini aku belum mengetahui siapa pria yang dikenalkan Bibi Mary. Dan itu membuatku bertambah tidak nyaman. Sebaliknya sejak aku pulang dari rumah sakit, dia sudah sibuk mengikutiku. Dimulai dengan memastikan aku mandi, memblow rambutku, mendandaniku, sampai memilihkan gaun untukku. Ya Tuhan ini terlalu berlebihan.

 

Aku memilih gaun hitam yang elegan dan nyaman menurutku. Dan sebuah sepatu  pump heels berwana krem yang membuat kakiku terlihat jenjang. Rambutku diblow sedikit dan makeup simple dengan lipstik warna natural yang sering kupakai. Aku hanya ingin terlihat apa adanya aku, tanpa terlihat terlalu berlebihan. Bibi menyarankan make up tambahan tapi jawapanku tidak. Dia menyerah akhirnya, dan aku walaupun berusaha biasa saja, harus aku akui aku tegang. Rasanya ini seperti wawancara kerja pertamaku.

 

Tepat jam 6.30 bell aku mendengar bell berbunyi. Mungkin pria itu sudah datang. Bibi sudah turun duluan ke lantai bawah Mansion.

 

Aku tinggal disebuah Mansion besar di Mayfair London. Neville adalah sebuah nama keluarga dengan keturunan bangsawan di Inggris dan bisnis hotel keluarga kami bisa dikatakan cukup besar. Ayah dan Ibu meninggalkan jaringan hotel di beberapa kota Eropa dibawah pengawasan manajemen perusahaan Paman, dan walaupun aku tidak terlibat manajemen, aku masih memegang 10% keseluruhan saham sebagai bagianku dan sisanya dikelola oleh group paman dan pemilik saham lainnya dengan sepupuku, Andrew anak pertama paman sebagai CEO utama group perusahaan kami.

 

Bibi Mary mengetuk pintu. Benar, pria itu sudah datang. Aku gugup tentu saja. Walaupun ini semacam blind date, tapi ketegangannya bertambah karena ini dikenalkan oleh Paman dan Bibi. Aku meremas tanganku dengan cemas.

 

"Kau gugup sayang?" Bibi Mary tersenyum lebar melihat reaksiku.

 

"Bibi, kau yang membawaku ke situasi aneh ini." Dia tertawa lepas. Bukannya membantu, dia membuatku bertambah gugup sekarang.

 

 

"Tenanglah, kau akan menyukainya ..." dia menepuk tanganku.

 

"Semoga ... " aku mengikuti Bibi Mary menuruni tangga utama menuju ruang tamu keluarga utama.

 

Suara hells ku terdengar di lantai kayu yang tidak ditutupi karpet. Aku menahan napas, kalau bisa aku ingin melihatnya dulu, jadi aku bisa berpura-pura sakit jika aku tidak menyukainya, aku tahu itu mustahil, rencana melarikan diri yang bodoh. Ughh, aku benci kencan buta ini.

 

Aku melihat seseorang pria duduk di sofa membelakangiku. Rambutnya berwarna gelap dan kelihatan cukup tinggi. Tapi aku tidak pernah bisa mengingat tanpa melihat wajahnya.

 

Paman bangkit melihat bibi dan aku datang. Dan pria itu, akhirnya berbalik. Sekarang aku melihat dengan jelas siapa yang kuhadapi.

 

"Tuan Hudson .... " aku membelalak lebar dan menyebutkan namanya. Si Vampire tuan rumah pesta yang duduk bersamaku di pesta Halloween dua bulan lalu. Aku bahkan tak pernah memikirkannya lagi. Kenapa dia bisa disini. Dia pria yang akan dikenalkan itu.

 

"Nona Amanda ... " dia meminta tanganku dan aku memberikannya. Kupikir dia bersalaman. Tapi dia menciumnya, aku merinding. Ya Tuhan,... Aku salah tingkah sekarang.

 

"Amanda duduklah, ... " Bibi menyadarkan aku yang berdiri tidak nyaman  didepan pria ini dan meninggalkanku duduk  disebelah Adrian, sementara ia duduk disamping Paman.

 

"Bukankah kalian pernah bertemu sebelumnya." Paman membuka pembicaraan.

 

"Iya, kami sempat berkenalan di Pesta Halloween di rumahku beberapa bulan yang lalu." Andrian menjawab pertanyaan Paman, sementara aku diam saja memandangnya. Well, aku bisa menatapnya dengan jelas sekarang, dulu saat di taman aku tak begitu memperhatikan sosoknya, karena saat itu memang aku tak mau diganggu. Bibi Mary berkata 'he is hottest man she ever seen' and oke I probably agree with 70% probability. That's overrated. He mature and well quite hot. But sure not like my Chris Hemworth who own 100 rate poin.**

 

Andrian menyadari aku memperhatikannya. Dia tersenyum kearahku. Aku membalasnya dengan sopan. Aku harus mengingatkan diri bahwa dia adalah mitra bisnis Pamanku. Setidaknya aku bisa menjaga mannerku.

 

"Amanda, Paman mengenal Adrian sejak tujuh tahun yang lalu, saat dia baru merintis bisnisnya .... " Paman mengenalkan latar belakangnya padaku. Dia pemilik bisnis online ticketing dan tour yang diperhitungkan di Eropa karena inovasi-inovasi barunya. Ini aneh rasanya seperti perkenalan bisnis, sementara aku merasa tak nyaman karena seperti mendengar portofolio pemegang saham dibacakan didepanku.

 

"Pergilah, kami orang tua ini berharap kalian menikmati waktu kalian." Bibi mengusir  kami agar pergi secara halus setelah dua puluh menit Paman, Adrian dan bibi berbicara sementara aku cuma mendengarkan. Ini akan jadi perkenalan paling canggung yang pernah kujalani.

 

"Kau tak keberatan jika kita pergi ke sebuah restoran Perancis." kata pertama yang diucapkannya ketika aku sudah duduk di mobilnya. Sebuah Audi RS 5, pilihan yang cukup konservatif. Untunglah dia tidak membawa semacam mobil sport untuk pamer dihadapanku.

 

"Ok." aku menjawab dengan canggung. Aku berpikir apa dia yang memulai permintaan perkenalan ini atau Paman Roland. Bukankan aku sedikit kelihatan 'desperate' jika Paman yang memulainya. Kenapa ini sekarang terasa begitu memalukan.

 

"Kau sedang cuti dari rumah sakit?"

 

"Tidak, aku mengambil shift ER pagi. Belum ada rencana penugasan misi." Aku menjawabnya dengan sedikit terbata. Tenanglah Amanda, ini cuma perkenalan. Tapi aku benar-benar tak tahu apa yang harus kubicarakan sekarang. Faktanya aku tak pernah menjalani blind date dengan siapapun.

 

"Adrian, maaf kalau aku kasar. Apa Paman dan Bibi yang memintamu berkenalan denganku. Ini memalukan bagiku, kau perlu tahu bahwa tak punya kewajiban apapun padaku, ehmm maksudku setelah semua ini kau tak punya kewajiban meneleponku atau apapun itu... " aku berhenti melihat reaksinya. Dia memandangku dan tertawa.

 

Apa yang kukatakan lucu? Aku tak mengerti bagian mana yang lucu.

 

"Amanda, sejujurnya aku yang meminta berkenalan denganmu. Aku yang harusnya mengatakan hal itu padamu. Tapi mari berkenalan saja dan anggap saja kita mulai menjadi teman tanpa ada kewajipan apapun. Deal."

 

Itu melegakan. Setidaknya aku tidak kehilangan mukaku. Menjadi teman adalah usul yang baik. Aku akan menerima itu tanpa ragu.

 

"Benarkah, baiklah itu melegakan. Maafkan aku. Aku sedikit merasa seperti barang dagangan yang ditawarkan. Aku berpikir  betapa desperate-nya aku jika Paman dan Bibiku yang memintamu. Maafkan aku jangan tersinggung dengan ucapanku."

 

"Aku mengerti, selanjutnya kita berdamai? Apa kau terganggu dengan kenyataan bahwa aku yang memulai meminta perkenalan ini?" Sekarang giliran dia yang menanyaiku.

 

"Ehh, ... aku baik ... entahlah ... sedikit aneh. Kenapa kau ingin berkenalan dengan penyihir sepertiku."  aku menyeringai lebar sambil menatap Adrian yang sedang mengemudi.

 

"Hahaha ... kau masih membawa pertemuan pertama kita di pesta Halloween itu. Kau mau aku jujur?"

 

"Jika kau nyaman dengan itu ..."  dia sejenak mengalihkan tatapannya dari jalanan.

 

"Kurasa aku bosan dengan wanita yang cantik seperti mereka, mereka menuntutmu memperlakukan mereka seperti putri. Berkali-kali mencoba dengan wanita cantik aku tak bisa menemukan diriku cocok dengan salah satunya. Aku merasa kosong. Itu saja... "

 

"Berapa umurmu jika aku boleh tahu?"  aku menambahkan jika aku boleh tahu. Aku takut dia tersinggung jika aku menanyakan umurnya.

 

"36." Aku diam. Aku sudah menduga umurnya sekitar itu. Pria mapan seperti dia harusnya tidak punya kesulitan jika ingin terlibat dengan siapapun.

 

"Kenapa, apa yang ada dipikiranmu?"

 

"Apakah kau begitu pemilih?" Dia langsung tertawa.

 

"Aku tidak punya kriteria khusus. Seperti yang kubilang, aku hanya tidak merasakan apapun kepada mereka."

 

"Apa maksudnya tidak merasakan apapun. Maksudmu kau kehilangan gairah sehingga tidak bisa ereksi. Kau perlu rekomendasi dokter khusus?" Apakah pembicaraan ini menjadi normal atau keterlaluan. Aku seperti dokter menanyakan pasiennya. Dan dia bukan pasienku!

 

"Amanda, sekarang aku mengagumi dokter. Apakah semua dari mereka bertanya terus terang sepertimu. Did you think man only care about his dicks feeling."  Dia tertawa. Aku tidak tertawa. Kupikir memang begitu, bukankah mereka lebih tertarik pada a big boobs or tits, a great sex with a beautiful woman. Howard sialan itu melakukannya seperti itu.

 

"Iya aku berpikir seperti itu. Bukankah memang begitu?" Dan sekarang dia menghentikan tertawanya. Andrian diam sebentar sebelum menambahkan.

 

"Kau sepertinya punya pengalaman sehingga kau bicara seperti itu... " baiklah pembicaraan ini menjadi serius dan tidak menyenangkan karena aku teringat cerita menyebalkan itu.

 

"Kind of ... " Aku hanya menatap lurus kedepan. Aku mendengarnya menarik napas panjang.

 

"Boleh aku tahu?"

 

"Untuk apa."

 

"Mungkin bisa memberikan semacam perfektif." Aku menyeringai. Sudut pandang apa. Sama sekali tidak ada sudut pandang baru tentang hal semacam itu.

 

"Pacarku yang terakhir, kami berjalan tiga tahun. Dia menyelingkuhiku dengan wanita muda sexy. Itu saja." Dia diam.

 

"Dan kau tampaknya masih terpengaruh sampai saat ini?" Rupanya terlihat jelas. Pantas saja Bibi Mary mengkhawatirkanku. Aku merasa bersalah pada Bibi sekarang. Harusnya aku berusaha lebih baik tidak menbuatnya kuatir. Tahun lalu, saat aku pulang dari rumah sakit dengan menangis hebat karena memergoki Howard sedang berselingkuh dengan perawat sexy itu, dia tahu bertapa hancurnya aku. Bahkan aku harus mengambil cuti satu minggu setelahnya.

 

"Aku melihatnya setiap hari, it sucks. Tidak aku tidak ingin kembali padanya. Hanya rasanya memuakkan. Aku kadang sangat menantikan jika aku bisa bertugas di luar London."

 

"Itu mudah. Temukan seseorang yang baru. Kau akan melupakannya dengan cepat."

 

"Mungkin kau benar. Tapi, entahlah ... kurasa aku lebih senang sendiri sekarang."

 

"Kurasa kita harus mengganti subjek pembicaraan. Pembicaraan seperti ini membuat tertekan." Adrian menatapku sebentar sambil tersenyum.

 

"Kau benar, mari bicarakan hal-hal yang menyenangkan saja."

 

Untungnya setelah itu pembicaraan kami lebih baik. Adrian pria yang cerdas memahami situasi dan punya selera humor yang baik. Malam itu berlalu cepat dan kami menikmati pertemuan pertama kami. Kami sejenak menikmati  waktu untuk makan makanan enak dan mengobrol layaknya seorang teman. Membicarakan hal-hal yang menyenangkan, dan menghindari membicarakan hubungan pribadi kami.

 

Bisa kubilang aku menikmati waktuku bersamanya untuk pertama kali malam itu. Dan dia bersikap sopan, setelah makan malam dia mengantarku kembali di rumah tanpa ujung yang macam-macam. Hanya ucapan selamat malam yang menyenangkan.

 

Jika kau tanya apakah lain kali jika dia dia mengajakku pergi apakah aku akan mengiyakannya? Well, sepertinya iya.

🌸🌸🌸

Klik jempol  sayangku 😁👍

TERJEMAHAN

'he is hottest man she ever seen' and oke I probably agree with 70% probability. That's overrated. He mature and well quite hot. But sure not like my Chris Hemworth who own 100 rate poin.

BIBI mary berkata dia pria terpanas yang pernah dia lihat. Oke aku mungkin setuju dengan 70%. Itu berlebihan. Dia terlihat dewasa dan cukup panas. Tapi tentu saya tidak seperti Chris Hemsworth yg memiliki 100 poin dariku.

Terpopuler

Comments

haniaz

haniaz

kenapa baca 1 bab novelku berasa singkat banget sih kak
nagiiiihhhhh

2024-09-08

0

Vlink Bataragunadi 👑

Vlink Bataragunadi 👑

aku jd inget sama temennya Harry Potter hihihi

2023-01-05

0

Vlink Bataragunadi 👑

Vlink Bataragunadi 👑

i like xena (♥ω♥*)

2023-01-05

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!