...~**🦙**~...
...**...
...*...
Suasana kembali sunyi, aku tidak tau harus berbuat apa dan harus memulai topik pembicaraan yang seperti apa, sedangkan aku bukan orang yang biasa SKSD dengan laki-laki, apa lagi lelaki yang baru aku kenal, termasuk Louis. jadi perasaan canggung itu masih menyelimuti kami, di tambah dengan sikap Louis yang memang sedikit lebih kaku dari kebanyakan orang Indonesia yang ramah dan friendly. aku tidak tau apakah pada dasarnya sifat laki-laki memang seperti itu.....? jaim gitu...? jaga image.
hal ini sebenarnya sangat tidak baik jika di biarkan berlarut-larut, aku bahkan bisa merasakan seakan ada jarak yang terbentang sangat jauh antara aku dan Louis. padahal saat ini kami tengah duduk di satu sofa yang sama dengan jarak kurang dari satu meter. hanya saja dia tengah sibuk dengan tablet yang berada di tangannya, entah apa yang tengah dia baca, mungkin masalah pekerjaan.....?
sedangkan aku disini hanya bisa memperhatikan tanpa mampu berbuat apa-apa, jadi bagaimana caranya agar bisa romantis, seperti kebanyakan pasangan yang memposting keromantisan mereka di sosial media....?
mungkin mereka sudah menikah dalam jangka waktu yang lama.....? tak heran mereka bisa semanis itu.
walau aku juga tidak akan mau jika harus menampakkan kemesraan di depan umum seperti itu, nanti kalau ada yang iri bagaimana.....?
kalau yang iri orangnya sudah punya pasangan halal sih tidak masalah, yang menjadi masalah kalau yang iri itu mereka yang masih jomblo, yang masih lajang gitu......? apa kabar selanjutnya....? pada siapa mereka akan menyalurkan keromantisannya....? pada guling....?
kadang-kadang kita juga harus sedikit peka pada sesama, atau mungkin saja mereka menikahnya karena sudah sama-sama cinta....? makanya mereka bisa bermesra-mesraan dengan mudah.
sedangkan aku dan Louis....? kadang mengingat hal itu membuat ku sedikit lucu bagaimana takdir membuat kejutan yang begitu tidak terduga dalam hidup ku
Sam datang memecah keheningan dia antara kami, dia meletakkan kotak makanan yang masih mengepulkan asap panas, seketika cacing-cacing di perutku bersorak nyaring seperti halnya para pendemo yang meminta harga sembako untuk diturunkan
Louis masih sibuk dengan benda pipih dalam genggamannya, entah apa yang sedang dia lakukan aku tidak mau ambil pusing, perut ku sudah lapar dan aku sudah tidak mau menunggu lebih lama lagi, tangan ku dengan cepat memindahkan beberapa lauk pada piring yang juga disiapkan oleh Sam
'eeemmmm, saatnya makan, baby cacing'
aku sudah hendak menyuap nasi yang berada di tangan ku saat aku mengingat satu hadis yang pernah ku baca sebelumnya
di dalam hadis itu diceritakan bagaimana kehidupan Rasulullah dengan para istri beliau dan bagaimana cara beliau bergaul dengan para Ummahat
kalau tidak salah hadisnya berbunyi demikian:
"Saya minum air pada sebuah gelas dalam kondisi haid, kemudian saya menyerahkannya kepada Nabi SAW. Tiba-tiba Nabi SAW menaruh bibirnya persis di bekas tempat saya minum. Saat saya makan sepotong daging, kemudian saya serahkan sisanya kepada Nabi SAW, Beliau juga menaruh bibirnya persis di bekas gigitan saya"
hadis yang di sampaikan oleh ibunda Aisyah ini sukses menggagalkan niat awal ku yang hendak menyuap makanan, aku melirik pada Louis yang tengah asik dengan benda pipihnya, seperti tidak ada tanda-tanda bahwa Louis akan menghentikan pekerjaannya dalam waktu dekat
dengan perasaan campur aduk, was-was, takut dan juga bingung aku memberanikan diri mengarahkan sendok berisi makanan yang hendak ku santap tadi kepadanya, sedangkan aku hanya bisa mengecap udara kosong, bersabar sedikit lagi tidak masalah bukan....?
"makan dulu"
dia menoleh pada ku dengan senyum tipisnya, sebelum kemudian terdengar lantunan samar saat bibir itu berucap "bismillah"
Louis kemudian membuka lebar bibir tipisnya saat menerima suapan ku, seperti ucapan selamat datang makanan lezat tanpa harus di ucapkan
"terimakasih"
dia kembali fokus pada benda pipih itu, sedangkan disisi lain dia tengah mengunyah makanannya dengan hikmat. aku hampir tertawa dibuatnya, kenapa aku melihat tingkahnya sama seperti anak kecil....?
mungkin benar kata orang, kalau suami itu tak ubahnya bayi besar yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa, tentu saja dia akan sangat manja pada istrinya
tak mau ambil pusing dengan itu, aku-pun ikut menyuap makanan untuk diri ku sendiri, dengan sendok dan makanan yang sama dengan yang aku gunakan untuk menyuapi Louis.
hal itu terus berlanjut hingga makanan yang terhidang di hadapan kami tandas. walau makanan itu lebih banyak masuk kedalam perut ku. tapi Louis tidak tampak protes dengan hal itu.
makan siang menjelang sore yang menguras kesabaran, dan sedikit aneh menurut ku, kapan terakhir kali aku menyuapi orang lain untuk makan....? mungkin waktu Absyar masih duduk di bangku sekolah dasar....? dan itu sudah beberapa tahun lalu
aku dengan cepat membersihkan kotak makana yang sudah kosong dan memasukkannya kembali ke dalam tas, sedangkan Louis tengah membersihkan bibirnya dengan tisu sebelum menandaskan sisa jus jeruknya
'akhirnya aku bisa pulang juga'
aku sudah hendak beranjak dan berpamitan saat suara Louis kembali menghentikan langkah dan juga niat ku untuk pulang
"Jangan pulang dulu ya, tunggu aku pulang kantor, sekalian nanti kita pulang bersama"
dia mengatakan hal itu dengan senyum tipisnya yang tak terlihat seperti biasa, dan entah mengapa aku merasa jika Louis saat ini sedangan menjahili ku, atau itu hanya perasaan ku saja.....?
"terus aku ngapain disini.....?"
nungguin dia kerja....?
bengong gitu.....?
sebenarnya bukan masalah besar untuk menunggunya hingga pulang kerja, dan juga waktu pulang kantor tinggal beberapa jam lagi, walau sekarang sudah hampir jam tiga sore, sebentar lagi masuk waktu ashar, dan dua jam setelahnya waktu pulang kantor kan.....?
tidak maslah sebenarnya jika aku menunggu, tapi yang menjadi masalah adalah, bagaimana aku harus menghilangkan sara bosan yang akan menghinggapi benak ku saat aku tengah menunggu jam kerjanya selesai.....?
dua jam setengah bukanlah waktu yang singkat, itupun jika Louis merupakan pegawai yang teladan, masuk dan pulang kerja tepat waktu, ditambah lagi aku lupa membawa buku yang sedang ku baca akhir-akhir ini, seandainya ada tempat wudhu disini, setidaknya aku bisa menghabiskan waktu dengan membaca Al-Qur'an
"ya nemenin aku dong" Louis dengan mudahnya menjawab. seakan menunggu adalah hal paling menyenangkan untuk di lakukan
"kalau bosan....?" wah benar-benar cari perkara ini suami baru, bagaimana bisa dia menjawab dengan entengnya perkara yang menguras emosi jiwa, apa dia lupa kalau perempuan itu lebih baik di tungguin daripada nungguin....?
"duduk sini" Louis membawaku untuk kembali duduk di sofa panjang yang aku tempati beberapa saat lalu
setelahnya dia berjalan menuju rak buku yang berada di bagian belakang meja kerja, dia melihat beberapa saat pada rak nomer empat dari bawah dan mengambil sebuah buku dari sana, entah buku apa....?
dia kembali duduk di sampingku dengan menyodorkan buku dengan sampul hitam yang bertuliskan "Matsnawi" senandung cinta abadi karya Jalaluddin Rumi, aku menerima buku itu dengan bingung, tidak mungkin juga aku menolak kan....?
"suka baca buku kan....?" dia bertanya setelah aku menerima buku itu dan menimangnya
"suka. tapi tidak terlalu suka yang terlalu romantis dan puitis juga, capek mikir makna tersiratnya"
aku memang suka membaca, tapi tidak terlalu suka membaca karya sastra yang terlalu mengandung makna tersirat yang mendalam, aku tidak suka jika membaca buku dengan bahasa yang tidak terlalu ku fahami, maklum saja kadar sifat romantis ku berada di titik dasar
dia tersenyum tipis saat mendengar jawaban ku. senyum tipis yang bahkan tidak mampu mengangkat sudut bibirnya hingga membentuk lengkungan indah. entah semahal apa senyumannya hingga dia tersenyumpun tidak tampak sebagaimana layaknya orang tersenyum, mungkin aku harus mengajarinya cara tersenyum yang baik dan benar....?
"nanti akan ku ingat, untuk saat ini bersabar dengan itu, boleh....?" Astagfirullah, punya suami kok sukanya ngajarin cara bersabar. bagus sih, tapi tolong dong jangan sering-sering
"kalau baca yang lain boleh....?" aku bertanya dengan menampakkan puppy eyes andalan ku, di tambah senyum secerah matahari pagi yang jika aku menampakkannya di hadapan ibu dan juga Rama, mereka tidak akan mempu menolak permintaan ku. siapa tahu ini juga akan sangat efektif untuk meluluhkan Louis, sudah halal kan......? jadi boleh dong.....?
"boleh, cari sendiri di rak, saya mau melanjutkan kerja sebentar, nanti kita sholat ashar berjama'ah, ok"
dia melangkah meninggalkan ku dan kembali berkutat dengan tablet yang sejak tadi menempel dengan sangat kuat di genggamannya, entah apa yang dia kerjakan di sana....?
meninggalkan Louis yang tengah berkutat dengan pekerjaannya, aku juga bergerak lincah di antara deretan buku yang judulnya saja membuat ku sakit kepala. banyak diataranya yang berbahasa Inggris
disini tidak hanya terdapat buku ekonomi, atau management saja tapi ada banyak sub bidang yang lain, hukum, politik, sikologi, Agama dan banyak lagi yang lainnya. bahkan aku menemukan beberapa karya puisi dan filsafat sama seperti buku yang Louis berikan tadi. sayang aku kurang minat
aku mencoba menemukan novel di antara tumpukan buku yang butuh konsentrasi penuh saat membacanya, sayangnya aku tak menemukan satupun novel di sana
mungkin aku memang harus bertahan dengan syair clasic ini. tapi mohon maaf aku bukan pecinta hal-hal yang terlalu romantis dan kata-kata puitis dengan makna yang susah di pahami orang awam
jadi ku putuskan untuk mengalihkan tujuan ku pada rak yang berisikan buku-buku Agama
aku menarik satu buku yang menarik minat ku, buku dengan sampul biru gelap, di atasnya tertulis, "1001 inventions, the enduring legacy of Muslim civilization"
'sepertinya buku yang sangat menarik'
aku membawa buku itu dalam genggamanku dan kembali duduk di sofa panjang untuk menyamankan posisiku. aku bahkan melepas sepatuku dan duduk bersila dengan nyaman di atas sofa.
'semoga tidak ada tamu atau teman kerja Louis yang berkunjung'
'mari membaca, sambil menunggu waktu ashar datang' aku bergumam dalam hati sebelum membuka lembar pertama pada buku yang tengah ku pegang, dan mulai terhanyut dan tenggelam dalam kisah dan gambaran peradaban kejayaan Islam yang tersaji di dalamnya
seakan aku mampu menyelami kisahnya, berpindah pada kilas-kilas masa lalu yang menampakkan gambaran kegemilangan sebuah negara yang makmur dan penuh dengan para orang cerdas dan ilmuan menakjubkan
...~**TBC**~...
...**...
...*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Sawiru
.
2023-01-19
2
Zuhrufah.A.
don't forget to give me thumb's up, comments and share this story to the others
2021-06-17
5
Ul
i think it's sweet
2021-06-17
5