...~**🦋**~...
...*...
...*...
...*...
Waktu terasa cepat berlalu, panas teriknya matahari yang tadi berkobar di atas ubun-ubun kini telah meredup dan condong ke ufuk barat
gemerlap kota Surabaya yang tak pernah surut walau malam kini datang menyambut, kendaraan hilir-mudik memenuhi jalan menghantarkan bunyi bising yang sedikit mengganggu gendang telinga setiap orang yang mendengar
para mahasiswi berhamburan keluar masjid sesaat setelah salam penutup aku ucapkan
aku memang sering mengisi kajian di kampus ini, setidaknya dua kali dalam sepekan, di salah satu kampus swasta yang cukup terkenal di kawasan Surabaya, kampus ini berada di salah satu perumahan terbesar dan termewah yang berada di kawasan kota Surabaya
aku menunggu hingga waktu sedikit larut untuk menghindari macet, karena jalan yang akan aku lalui nanti adalah jalan utama, dan aku bukan orang yang cukup sabar untuk menunggu antrian panjang dengan bau asap kendaraan yang lumayan mengganggu Indra pernafasan
"kak Zu, belum pulang...?"
Leta salah satu mahasiswi yang cukup sering datang kajian menyapa dari balik pintu, kebetulan kini aku sedang menunggu di teras masjid
"belum, Leta juga kenapa belum pulang..?"
Leta ikut duduk bersamaku melihat jauh kearah gerbang masjid sebelum kembali menatap ku dengan senyum lebar yang mereka sempurna
"nunggu ayah kak"
aku tersenyum mendengar jawabannya, sedikit aneh memang, bukan karena apa, rumah Leta berada dalam kompleks perumahan yang sama dengan kampus ini, hanya terpisah satu blok saja dari kampus, bukankan itu cukup dekat....?
"ayah ada urusan di kampus kak, jadi ya sekalian, kak Zu kenapa belum pulang....?"
Leta bertanya dengan kepala yang sedikit condong, alisnya bergerak-gerak lucu hingga tanpa sadar membuat ku tertawa lirih
"Kak Zu lagi nunggu jam macet berlalu dek"
aku menjawab sambil lalu, sedang tangan ku sedang sibuk mencari sesuatu, aku baru sadar jika gelang kaki ku tidak lagi berada di tempat yang semestinya
gelang kaki ku hilang!
"Macet kok di tunggu kak Zu, malam loh nanti pulangnya, kak Zu cari apa...?"
mungkin Leta menyadari gerak-gerik ku yang aneh atau mungkin dia memperhatikan tangan ku yang terus menyisihkan beberapa benda di dalam tas
"Kak Zu lagi cari gelang"
aku menjawab dengan tangan yang masih fokus mencari gelang itu di dalam tas, berharap gelang itu masih ada di sana
"Gelang emas kak....?, Kita cari di pos depan kak, takutnya ada yang nemu terus di titipkan di pos depan"
aku tidak terfikir gelang itu akan berada di sana, bukannya apa, tapi aku selalu memakai kaos kaki yang hanya akan aku buka saat berada di rumah atau tadi saat berwudhu, tapi tidak ada salahnya berikhtiar kan?
"Iya dek, emas, boleh lah, terus nanti Ayah Leta bagaimana...?"
Aku bertanya dengan bingung, tapi anehnya Leta malah tertawa kecil mendengar pertanyaan ku
"Kan ada HP kak Zu, ya tinggal telfon aja"
mendengar jawaban Leta seketika membuat ku menepuk dahi, kenapa pula aku tidak terfikir dengan itu, memang kadang panik membuat otak bekerja sedikit lambat dari yang seharusnya
Kita sudah hendak melangkah saat sayup-sayup terdengar suara seorang laki-laki menginterupsi langkah kita
dia seorang laki-laki berperawakan tinggi dengan rambut yang tertata rapi, dan berpakaian terlalu rapi untuk ukuran seorang mahasiswa, dan entah mengapa aku sedikit aneh jika menganggapnya sebagai seorang dosen, dia terlalu muda untuk menjadi seorang dosen, atau memang bukan....? Entahlah
"Boleh saya minta tolong...?" dia memulai
Suaranya yang berat memberikan kesan manly dan entah bagaimana mampu menghadirkan getaran aneh yang membuat hati ku merasa tidak nyaman
Aku hanya terdiam tidak menanggapi, bukan karena aku tidak sopan, aku hanya tidak ingin menatap langsung pada mata Zambrut-nya yang berkilau hijau tertempa cahaya lampu
mata yang sangat indah untuk ukuran seorang pria, Astaghfirullah, aku kembali menunduk menjadikan pandangan jahat yang akan membayang di pelupuk mata, sambil beberapa kali merapal kata 'pandangan pertama adalah rizki dan yang selanjutnya dari setan' aku tidak ingin semakin terhanyut dalam perasaan tidak nyaman ini, sungguh.
"Iya kak, kalau saya bisa, saya coba bantu"
Leta yang berada di samping ku menjawab pertanyaan pemuda dengan mata Zambrut yang indah itu, Astaghfirullah mata itu benar-benar mampu menarik perhatian ku dan ini bukan sesuatu hal yang bagus
"Tadi saya menemukan gelang di simpangan tempat wudhu, tolong di berikan pada pos depan, takut ada yang mencari"
pemuda itu menyodorkan seutas gelang emas yang sangat ku kenal, dengan refleks aku mengambil gelang emas yang kini tengah berada di tangan Leta itu
aku tidak terlalu berani untuk mengambilnya langsung dari tangan pemuda tadi, terlalu banyak godaannya dan lebih aman menghindar, bukan begitu? yah mungkin begitu lebih baik, daripada rasa aneh ini terus di pupuk dan berakhir tragis ....?
siapakah aku ini....? aku cukup sadar diri dengan kondisiku, mana ada di dunia nyata laki-laki tampan yang mau dengan gadis pas-pasan
kenapa aku berkata pas-pasan...? karena sejatinya tidak ada orang jelek, yang ada hanya mereka yang tak pandai menjaga Rizki yang Allah berikan, fisik yang Allah pinjam kan untuk kita rawat dan kita penuhi hak-nya bukan malah di biarkan terbengkalai bagai rumah tak berpenghuni
"Leta, ini gelang kaki kak Zu yang hilang"
aku berkata pada Leta sebelum menghadap pemuda tadi dan melanjutkan "kak, ini gelang kaki saya yang hilang, terimakasih sudah menyimpannya"
Pemuda tadi masih bergeming seperti menatap dengan penuh selidik, ya Allah kenapa cobaannya luar biasa sekali....?
ternyata bukan hanya wanita yang menjadi cobaan bagi para laki-laki, tapi laki-laki tampan juga cobaan buat para wanita jomblo, Astaghfirullah ngelantur lagi!
"Saya tidak berbohong, sebentar saya ada buktinya"
dengan cepat aku mengeluarkan benda persegi panjang yang banyak di gemari kaum millenial dan menyodorkan gambar gelang saat pertama kali aku membelinya, beruntung gambar itu masih aku simpan.
"ini"
aku mengulurkan gambar itu padanya
"Baiklah kalau begitu, saya permisi"
dia berlalu begitu saja meninggalkan aku dan Leta yang masih terdiam mematung
"Kak Zu, tadi itu orang kan?"
Aku berpaling pada Leta yang masih menatap tempat pemuda tadi berlalu menjauh, dia tampak melongo dengan wajah bingungnya yang menggemaskan.
"Iya lah, masak Alien...?"
aku menjawab sambil lalu dengan tangan yang menggandeng tangan Leta untuk kembali duduk di teras Masjid
"Gila ekspresinya datar amat"
walau Leta menyuarakannya dengan suara lirih, tapi tak sedikitpun mengurangi rasa jengkel dalam nada suaranya, dan aku rasa aku sependapat dengan Leta.
"Nggak ada gilanya leta, orangnya sehat koq"
sesaat setelahnya tawa lirih ku berderai melihat ekspresi wajah Leta yang lucu, wajah kagetnya benar-benar lucu!
"Kak Zu, bisa ngelucu juga ternyata"
Aku masih terus menunggu hingga jam 21:15 berharap lalu lintas sudah mulai sedikit lenggang, sedangkan Leta sudah pulang saat jam tujuh tadi, gerbang kampus akan di tutup saat jam sepuluh malam
tidak terlalu mengejutkan memang karena beberapa kampus di Surabaya masih menerima dan membuka perkuliahan untuk mahasiswa yang mengambil jam perkuliahan malam, karena tidak semua mahasiswa yang waktunya fokus untuk kuliah, ada di antara mereka juga yang harus membagi waktu antara bekerja dan juga kuliah, walau tidak bisa juga di katakan perkuliahan khusus karyawan, Karana kelas karyawan akan di mulai saat weekend
aku melirik pada jam analog yang terpampang di layar depan HP yang menunjukkan jam 08:30 malam, lumayan larut memang, mengingat ini adalah Surabaya, kota yang tak pernah tidur, in sya Allah jalanan tidak terlalu menyeramkan jika di bandingkan suasana kampung halaman ku
"saatnya pulang"
aku bergumam sebelum melangkah meninggalkan pekarangan masjid dan menuju tempat parkir, di sana motor butut ku sudah bersiap melaju menyusur kota metropolitan yang penuh dengan gemerlap kemewahan dan kepalsuan....? mungkin...? bukankah dunia hanya Senda gurau belaka? begitupun dengan kekayaan dunia bukankah itu sesuatu hal yang semu...?
mungkin pemuda tadi juga semu....? who knows......?
...~*TBC*~...
...**...
...*...
...~*wanita*~...
..."Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan ***********, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.......ila Akhirul ayat"...
...(QS An-Nur : 31)...
...~*laki-laki*~...
...“Setiap Muslim yang melihat kecantikan seorang perempuan, kemudian dia menundukkan dan memejamkan matanya, Allah mengganti sebagai suatu ibadah)"...
...(Riwayat Ahmad dari Abu Umamah)...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Sawiru
ini cerita yg saya cr, dan br ketemu
2022-11-25
2
Ul
What are you waiting for?
2021-06-14
5
Zuhrufah.A.
like
2021-05-28
5