...~**🦌**~...
...**...
...*...
waktu berlalu begitu cepat, hingga tak terasa kami telah melalui tiga sholat wajib bersama. aku sempat terkejut tadi saat mendengar bagaimana Louis melantunkan ayat-ayat Al-Qur'an saat menjadi imam sholat magrib dan isya, walau aku sempat mendengar bacaannya di acara pernikahan kami.
entah mengapa suaranya yang merdu selalu mampu menyihir ku untuk mendalami maknanya dan mengingatnya dengan jelas dalam benak ku, bahkan aku sampai menangis dalam diam saat Louis membaca surat At-Tahrim, terutama di ayat pertama hingga ayat ke enam, hatiku seakan di tikam rasa takut yang mencekam.
walau di ayat itu Allah menceritakan tentang kisah nabi dan istrinya, tapi ayat itu juga menyiratkan tentang bolehnya seorang suami menceraikan para istri yang melakukan pelanggaran hukum syara'.
walaupun aku menikah dengan Louis karena terpaksa, bukan berarti aku mau menceburkan diri dalam kubangan pelanggaran hukum Syara' hanya untuk di ceraikan. amit-amit, ya Allah
astaghfirullah
ayat itu juga mengajarkan bahwa sejatinya kita perempuan harus mampu menjaga rahasia rumahtangga kita, dan seakan Louis menginginkan aku untuk bisa menjaga setiap rahasia dalam rumah tangga yang kita jalani saat ini.
yang mana hal itu bukanlah perkara yang mudah untuk dilakukan. dengan kondisi zaman yang sudah semakin canggih, sosial media yang bertebaran dimana-mana, nanti seandainya aku malah kebablasan membuat postingan yang tak seharusnya, habislah sudah. semoga tidak demikian, Amit-amit, na'usdzubillah min dzalik
tapi saat aku mendengar ayat ke enam dari bacaannya hati ku terasa sejuk dan lega, seakan aku bisa bernafas dengan sangat leluasa setelah tadi terkungkung rasa takut yang membelenggu dengan sangat erat.
saat aku mendengar Louis melantunkan ayat itu, seakan dia mengatakan kepada ku " tenanglah, aku akan menjagamu di dunia hingga akhirat", senyum ku mengembang dengan sempurna hanya karena mengingat hal itu
aku terkejut saat merasakan tangan besar Louis meraih tangan ku dalam genggamannya dan membawanya dalam pangkuannya
"ih, bahaya tau, nyetir pakai satu tangan" aku mencoba melepaskan tangannya yang menggenggam tangan ku dengan erat, bukan karena apa, aku hanya takut saja, dan menyetir dengan satu tangan bukanlah hal yang baik untuk di lakukan
"lagi macet, InsyaAllah Aman" dia kembali fokus pada jalan di depannya yang penuh dengan antrian panjang mobil dengan berbagai tipe dan model. pulang di jam pulang kantor memang bukan pilihan yang bijak, di tambah jalan yang kita lalui adalah jalan utama, dan jalan ini memang sering mendapat langganan macet saat jam-jam crowded
"tapi tangan ku keringetan loh" aku merasa kurang nyaman dengan tangan yang berkeringat dan harus bersentuhan dengan orang lain
aku takut mereka akan merasa tidak nyaman dengan itu, di samping memang aku yang tidak terbiasa bergandengan tangan apa lagi dengan laki-laki, sepertinya pemikiran itu sudah mulai harus ku kikis perlahan-lahan
" nggak apa-apa, keringat istri sendiri" iya juga sih, hanya saja itu sedikit asing untuk ku, tapi sudahlah, Louis juga tidak masalah dengan itu, mungkin aku harus membiasakan diri dengan skinship yang akan dengan tiba-tiba aku terima
inilah realita pernikahan. kadang kita harus menyesuaikan diri dengan hal-hal baru, bahkan dengan hal-hal yang tidak kita sukai sebelumnya
"ini mau kemana, kenapa belok...? bukannya kita harusnya lurus....?" aku bertanya dengan bingung saat aku melihat kita melintasi jalan yang berbeda dengan jalan yang seharusnya kita lintasi. aku sangat yakin jika ini juga bukan jalan menuju rumah yang di tempati Louis
"kita dinner dulu ya" aku tidak mengerti apakah Louis mengatakannya dengan nada tanya atau dengan nada perintah....? yang pasti mau tidak mau kita akan tetap pergi makan malam di luar malam ini
mau bagaimana lagi....? mobil yang ku tumpangi sudah berhenti tepat di depan tenda pinggir jalan yang biasa di gunakan para pedagang kaki lima favorit ku, aku memang suka membeli ayam penyet di depan gang, dan menurutku makan pinggir jalan begini rasanya tak kalah nikmat dari makanan restoran ternama yang penyajiannya di hiasi garnis warna warni
membayangkan bebek goreng dan ayam goreng dengan cocolan sambal pedas
plus kecap membuat ku hampir meneteskan air liur, padahal aku baru saja makan tiga jam yang lalu
entah kemana perginya makanan yang tadi....? mungkin sudah di bagi-bagi oleh baby cacing penghuni usus ku. mari kita lupakan sejenak jika makana di lambung memerlukan waktu enam sampai delapan jam untuk menuju usus. asal kita tetap mengingat "makan setelah lapar dan berhenti sebelum kenyang." itu rumus patennya
aku keluar dari mobil, berjalan tepat di belakang Louis yang berjalan lebih dulu, saat kami memasuki tenda yang masih tampak sepi itu, bapak penjualnya menyapa Louis dengan akrab, mungkin Louis sering membeli makan disini....? hingga bapak itu tak lagi harus menanyakan makanan apa yang akan di pesan oleh Louis
"Zu mau makan apa...?" Louis bertanya pada ku saat bapak penjualnya bertanya "mau pesan apa lagi..?"
saat perempuan di tanya tentang makanan tentu saja jawabannya adalah "dilema". sama seperti saat ini, lauk yang tersaji tampak enak dan menggugah selera. ayam goreng dengan bermacam varian tersaji dengan sangat menggiurkan, belum lagi bebek goreng dan bebek hitamnya, aku rasanya ingin mencicipi semuanya
tapi sayangnya aku tidak akan sanggup menghabiskan semuanya dalam waktu bersamaan, dan hal yang paling sulit untuk dilakukan adalah "memilih" makanan mana yang harus ku makan malam ini
saat Louis membutuhkan waktu yang sangat singkat untuk memutuskan pilihannya, aku memerlukan waktu sedikit lebih lama dari biasanya, semakin banyak pilihan yang tersaji, tentu semakin sulit untuk memilih
"bingung" aku menatap pada Louis dengan tatapan meminta tolong
"mau bebek goreng...?"
bebek goreng sepertinya tidak terlalu buruk, tapi ayam goreng geprek bertabur cabai juga sangat enak untuk di santap
jadi ku putuskan untuk menggelengkan kepala
"ayam goreng...?" Louis kembali bertanya saat melihat ku menggelengkan kepala
bebek bumbu hitam sepertinya lebih menggiurkan daripada ayam goreng
jadi aku memutuskan untuk menggelengkan kepala
"lele....?"
lele, tidak buruk juga, tapi aku sedang tidak ingin makan lele
"jadi....?"
ya Allah, perkara memilih makanan saja aku sudah sebingung ini, apa lagi dengan memilih sesuatu yang lebih ribet dan ruwet dari hanya sekedar memilih makan
"bebek goreng aja deh, sepertinya enak"
aku terkikik geli saat mendengar hembusan nafas berat Louis, mau bagaimana lagi, aku juga bingung mau makan yang mana, dan bebek goreng bukan pilihan yang buruk juga untuk di santap sebagai hidangan makan malam
aku hanya mampu berdo'a dalam hati 'semoga bapak suami sabar menghadapi sifat ku yang satu ini'
kami memesan dua porsi makanan dengan dua teh hangat sebagai pendampingnya, ayam goreng untuk Louis dan bebek goreng untuk ku
aku sudah hendak memposisikan piring ku tepat di depan ku, saat tangan Louis menggesernya dan menggeser piring yang seharusnya berada di depannya berpindah tepat di depanku, menggantikan posisi piringku yang sudah bergeser ke pinggir, kasihan nasib piringku yang tersisihkan
aku menatap prihatin pada piringku yang tersisihkan
"ngapain...?" aku menatapnya dengan heran, dengan alis yang sedikit terangkat
"kita makan ini dulu ya, mumpung sepi belum ada pembeli yang lain"
maksud anda bapak Aslan....?
"ini ceritanya mau makan sepiring berdua...? seriously....?" aku bertanya dengan suara yang sangat pelan, takut bapak dan ibu penjualnya akan mendengar, 'kan malu'
"Sunnah Rosul lah" Louis menjawabnya dengan tanpa beban seakan ini bukan masalah penting
ini di depan umum bapak, malu dilihat orang, Allah ya Karim kadang-kadang ya
"malu"
walau bibir aku berucap malu, tangan ku dengan cepat menyendok nasi dan lauk untuk menyuapi Louis yang menatap ku dengan senyum tipis ciri khas nya
"wah, Mister bisa romantis juga ya buk" bapak pedagang yang melihat kami, malah menjadikan kami bahan lelucon, bahkan saat ini mereka tengah asik menertawakan sikap Louis yang katanya berwibawa, ternyata punya sikap manja juga
ya Allah, ya Robbi
aku hanya bisa mengabaikan ledekan mereka dengan menyibukkan diri menyuapi Louis dan makan bagian ku sendiri tentunya, walau aku sedikit sebal dengan Louis, tapi aku juga bersyukur setidaknya aku bisa mencicipi ayam dan juga bebek gorengnya yang enak, lumayan kan buat ngirit.....?
...~**TBC**~...
...**...
...*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Roza Yusriani
masya alloh ceritanya
lanjut.....
2023-04-09
3
Nur hikmah
nmay louis tpi ilmu agamya mntap......
2021-07-19
6
Ul
so sweet
2021-06-18
7