...~**🐱**~...
...*...
...*...
...*...
Aku berkendara melewati rumah-rumah cantik yang luasnya berkali-kali lipat dari rumah milik orang tua ku, rumah-rumah dengan taman yang indah menghampar di depannya, pohon-pohon tertata rapi dengan pagar-pagar tinggi yang menjulang
entah berapa banyak uang yang mereka habiskan hanya untuk membangun satu hunian dengan berbagai ornamen pelengkapnya, yang pasti hingga rambutku beruban aku tidak akan mempu mengumpulkan uang sebanyak itu
Lampu-lampu bersinar terang hingga mengalahkan sinar purnama yang tengah menggantung di langit malam, bahkan bintang-bintang tak tampak berkemerlip, meninggalkan langit malam dengan kegelapan tanpa batas
Aku menyisir jalan perumahan dengan motor butut ku yang selalu setia menemani perjalan ku saat menyusur kota pahlawan ini, sangat kontras dengan rumah-rumah mewah yang berdiri kokoh menghiasi tepian jalan ini
jalanan tampak sepi bahkan tak satupun kendaraan yang melintas di jalan ini, entah para penghuninya yang masih betah di kantor atau mungkin mereka tengah menikmati fasilitas mewah yang tersedia di dalam rumah yang tertutup tembok kokoh di dalam sana
Aku tengah asik menyusuri jalan lenggang ini menikmati angin malam yang berhembus pelan saat tiba-tiba dengan sangat cepat dua bayangan menghantam kap depan motorku
dengan cepat aku menekan rem motor hingga tangan ku sakit dan kebas, mungkin ada salah satu dari jari ku yang patah
Aku bergegas turun dari motor mengabaikan hantaman nyeri yang mulai membuat jari tangan ku kebas
aku membantu seorang perempuan yang tadi menghantam motor ku, sedangkan yang satunya adalah seorang pria yang sepertinya terjatuh dan terpental tidak jauh dari motor ku tergeletak, ya motorku tergeletak dengan sangat mengenaskan
Entah dari mana datangnya seorang pria yang berpakaian serba hitam, dengan wajah yang tertutup topi, membantu pria yang terjatuh tadi
Melihat hal itu membuat jantungku berdetak kencang, dari saking kencangnya aku bahkan mengira jantungku akan mencuat keluar dari rongga dada ku dan jatuh hingga menghimpit usus
perut ku mules seketika
dalam otak ku mulai muncul adegan mengerikan yang sempat ku tonton di film action beberapa hari yang lalu
jangan lupakan gambaran kejadian kejahatan berencana yang sering muncul di berita pagi
aku merapal setiap do'a yang melintas di benak ku, berharap kejadian mengerikan yang menguasai kepala ku saat ini hanya kilasan film tanpa makna
Ya Allah seandainya memang harus memilih, boleh kah aku menyisakan nyawaku untuk tetap berada dalam raga ku....?
Hilang harta masih bisa ku cari, kalau hilang nyawa....? Mau beli dimana....? Toko online...?
Benak ku masih dipenuhi ketakutan yang luar biasa, hingga kejadian yang lebih mengerikan lagi menghentikan ketakutan ku dan berganti dengan ketakutan yang lain
'Ya Allah sepertinya memang anak gadis tidak baik keluar malam'
Dua orang yang menabrak motor ku lari bersama bahkan sebelum aku sempat mencerna apa yang terjadi, sekelompok warga datang dengan berduyun-duyun dan membawa ku serta pria dengan pakaian serba hitam tadi menuju entah rumah siapa....?, aku juga tidak paham, yang ada di otak ku saat ini adalah mencoba mengembalikan kewarasan ku yang sempat hampir melayang
Aku dan pria yang tidak ku tau siapa namanya duduk di hadapan tiga orang laki-laki dan dua orang perempuan
sedangkan di luar rumah sekelompok warga tengah mengamuk dan meneriakkan sesuatu yang membuat kepala belakang ku berdenyut nyeri dan telinga ku berdenging
Pria di samping ku mencoba menjelaskan kejadian yang menimpa kami berdua, sedangkan aku masih terdiam, mencoba mencerna kejadian malam ini, dan mencoba menemukan jalan keluar terbaiknya
Aku tidak menangis, jangan kalian bayangkan aku akan menangis seperti halnya drama atau sinetron yang sering kalian tonton, dan aku bukan pemeran wanita yang cengeng
Aku mendengar sayup-sayup pria di sampingku mengatakan bahwa dia bersedia, dengan cepat aku mengangkat tangan menginterupsi
"Stop, beri aku waktu lima menit untuk menjelaskan"
Aku mencoba menjelaskan dengan se-ditail mungkin dan mencoba menunjukkan mimik wajah serius, berharap dengan seperti ini mereka mau mendengar
Dan bukannya sukses, keadaan malah semakin kacau, bahkan ada beberapa warga yang ingin membawa kami ke KUA...?
Yang benar saja!
Malam-malam begini mana ada KUA yang buka....?
Aku baru paham masalahnya, ternyata mereka mengira kami pasangan mesum yang lari dari kampung disebelah perumahan yang tadi aku lalui, dan kemungkinan besar dua orang tadi yang menabrak motorku adalah pelakunya, dan ajaibnya kenapa pula aku yang jadi tersangka di sini.....? pelaku mesum pula kasusnya....? Dunia memang sudah gila, tapi tak ku sangka akan segila ini
'Ya Allah, ya rob'
Aku sebenarnya ingin kembali menjelaskan, tapi entah siapa yang berada di depan ku saat ini, mungkin pak lurah? Atau pak RT....? Aku tidak tau, aku tidak mengenal mereka
Aku mencoba meminta saksi, ini adalah kesempatan terakhir yang aku punya, kalau taktik ini juga gagal, ucapkan selamat tinggal apada masa lajang ku, dan selamat datang dunia baru
Astaghfirullah amit-amit
"Begini saja bapak-bapak, apa bapak-bapak ada saksi bahwa saya dan mas ini pelakunya...?"
Oke lidah ku bahkan kelu saat mengucapkan kata "mas" pada orang asing yang bahkan belum pernah ku kenal, dan bahkan dia tidak melepas topinya, entah ada apa di wajahnya hingga dia memakai topi itu di dalam ruangan seakan dia ingin menutupi wajahnya yang berharga
Ini bukan lagi suting drama Korea kan?
Atau aku nyasar masuk lokasi suting sinetron....?
Mereka membawa dua orang saksi dari warga yang berada di luar rumah, dan aneh bin ajaibnya seakan semuanya telah diatur dengan rapi, persaksian mereka benar-benar bagai petir di siang bolong yang tanpa aba-aba menyambar di hari cerah
"Benar pak mereka berdua pelakunya, saya melihat betul perempuannya berbaju biru dan yang laki-laki berbaju hitam"
Astaghfirullah ini bercandanya sudah tidak lucu!
masa depan ku dan pangeran impian ku akan lenyap dengan seketika kalau begini ceritanya.
"Sudah mbak, jangan banyak alasan lagi, sebaiknya kita segera panggil penghulu, dan kalian segera dinikahkan, daripada nanti kemarahan warga sudah tidak bisa di bendung, bagaimana mas....?"
Mungkin yang berkata baru saja adalah pak lurah, mungkin memang ia pak lurah yang mengatakan hal tersebut dengan lancar dan tanpa beban, sedangkan aku, terdiam dengan punggung seolah tertimpa lima karung beras ukuran dua puluh lima kilo
Ya Allah, setidaknya walau aku harus menikah paksa, aku masih tetap menginginkan pernikahan yang syar'i, menikah sesuai dengan aturan agama yang aku anut
Sederhana boleh, terpaksa boleh, tapi hukum Syara' tetap berlaku, dan keharaman selamanya tidak akan berubah menjadi halal kecuali Allah telah menetapkan aturannya
Nyawaku masih aman kan....? Ini tidak sampai membahayakan jiwa kan....? Masih bisa ikhtiar, setidaknya biarkan aku berusaha untuk tetap berpegang pada aturan agama ku
Bismillah
Dengan merapal "Bismillah" aku memulai
...~*TBC*~...
...**...
...*...
..."Wanita itu adalah aurat, ketika ia keluar, setan akan memperindahnya”...
...(HR. At-Tirmidzi)...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Reza Revaldy
masih nyimak
2021-07-31
4
Iffatul Mardliyah
bagus banget
2021-07-28
4
Ul
Waaaaah they are victims
2021-06-14
5