...~**🐻**~...
...*...
...*...
...*...
Dalam detik yang singkat aku menunggu jawabannya, dan saat mendengarnya hati ku bersorak gembira karenanya, dia lah yang aku cari selama ini
Alhamdulillah, ya Allah ingin rasanya aku menangis saat ini, namun rasa malu yang mendominasi hati ku seakan menahan bening kristal yang akan muncul di pelupuk mata ku
dia yang aku cari, dia yang selalu aku pinta di sepertiga malam ku, dan dia yang selalu aku sebut dalam sujud ku, dia orangnya, dia jawabannya, Louis Aslan, kesatria berkuda putih yang ku tunggu
setelah semuanya telah siap, kami berangkat menuju Masjid yang telah di sepakati tadi malam, kami berangkat dengan kendaraan berbeda
dia bersama rombongan keluarganya yang ternyata sudah sejak tadi menunggu di mobil masing-masing, dan aku tentu saja berangkat dengan Rama dan ibu, sayang kak Abyan dan Absyar tidak bisa hadir menemani ku, Egypt-indonesia bukan jarak yang dekat apalagi hanya di tempuh dalam waktu satu jam
Cairo-Indonesia memerlukan waktu kurang lebih 13 jam dan pernikahan ku bukanlah pernikahan yang di konsep dan direncanakan jauh-jauh hari, padahal kak Abyan sudah berjanji akan membelikan Abaya putih yang cantik untuk acara pernikahan ku
'baiklah, manusia hanya bisa berencana sedangkan Allah-lah yang menentukan'
bukankah demikian....?
Allah lah pemutus akhir dari setiap perkara, apakah Allah mengizinkan sesuai dengan rencana yang sudah kita rancang atau Allah memiliki rencana yang lebih indah untuk kita jalani
pagi yang damai kembali ramai saat aku melintasi jalan utama, para pencari nafkah sudah memulai rutinitas wajib mereka hingga memenuhi jalanan kota, pemandangan yang akan selalu kalian jumpai saat tinggal ataupun berkunjung ke kota besar
tapi aku termasuk beruntung hari ini karena jalanan tak sepadat biasannya, dan alhamdulilah karena jalan raya hari ini tidak macet
tak terasa kita sudah sampai di Masjid yang sudah di sepakati semalam, ibu dan Khola membawa ku masuk ke dalam Masjid terlebih dahulu
aku memandang sekilas pada ruangan Masjid yang sudah di tata sedemikian rupa, tempat duduk yang terpisah oleh satir antara tempat laki-laki dan perempuan
tempat laki-laki berada di dekat mimbar sedangkan tempat perempuan berada di balik satir di bagian belakang dekat pintu masuk khusus perempuan
melihat hal itu membuat ku tersenyum, ada sedikit rasa penasaran yang mulai menggelitik benak ku, hingga aku memberanikan diri untuk bertanya pada ibu
"ibu, ini yang konsep tempatnya siapa...? Rama atau ibu....?"
aku tidak menyangka akan di konsep sesuai dengan keinginan ku, pernikahan syar'i, dan yang lebih mengejutkan lagi, karena konsepnya sudah seperti di persiapkan dengan matang, bahkan dekorasinya sangat cantik
sebelumnya aku sudah membayangkan jika pernikahan ku hanya akan di hadiri Rama, ibu dan Khola sebagai saksi, tapi saat melihat hal ini, perasaan haru itu membanjiri relung dada ku, bahkan keluarga besar ku semuanya datang, kecuali kak Abyan dan Absyar tentunya, dan keluarganya juga datang walau tidak semua
jangan salahkan aku jika baju yang ku pakai adalah jilbab polos warna biru kesayangan ku, siapa yang akan menyangka jika akan semewah ini......?
"bukan Rama dan bukan ibu"
jawaban ibu membuat ku bingung tentu saja, atau mungkin yang di maksud ibu yang mengkonsep ini adalah WO (Wedding Organizer)....?
"maksudnya WO yang ibu sewa...?"
aku kembali bertanya, hanya untuk mengisi waktu saat menuju lantai dua Masjid, aku juga bingung untuk apa kita naik ke lantai atas
bukankah acaranya di lantai bawah....?
atau ada pernikahan lain hari ini....?
jangan-jangan aku salah sangka jika di bawah adalah tempat akad pernikahan ku, mungkin aku terlalu percaya diri....?
"bukan juga, tapi Louis yang menyiapkan, termasuk WO dan konsepnya"
saat mendengar jawaban ibu membuatku sedikit tidak percaya, bukannya apa, maksud ku, dia...? mas calon suami....? benarkah....?
"masak sih....?"
aku kembali memastikan, lebih tepatnya untuk lebih meyakinkan diri sendiri bahwa dia lah yang melakukan ini semua
"ini ceritanya tanya...? atau mau berdebat....?"
Khola yang sejak tadi diam ikut menanggapi, mungkin Khola gemas dengan pertanyaan ku yang seperti tidak percaya jika yang melakukan ini semua adalah Louis
memang masih sangsi sih, mau bagaimana lagi, konsepnya aku banget sih
"hehehe, habisnya masih nggak percaya"
aku tersenyum lebar menunjukkan gigi ku yang berderet rapi
"kadang kita tidak perlu mengumbar apa yang kita mau, orang yang sudah memantapkan diri untuk menjadi teman sehidup se-surga dengan kita akan memahami kita, dan akan memberikan yang kita butuhkan, bukan apa yang kita inginkan, walau kita tidak memintanya langsung, karena itu adalah kewajiban dia
sama seperti Zu dan Louis, sedikit banyak Louis sudah mempelajari dan mencari tau tentang Zu, untuk itu Louis datang meminta Zu, bukan begitu....?"
penjelasan Khola yang terakhir membuat bibir ku gatal hingga tanpa sengaja mengatakan "orang nikahnya karena di paksa warga juga"
"yakin hanya karena itu....? Louis bisa saja menolak, dan Zu, Khola yakin Rama sudah memberikan pilihan untuk Zu, iya kan...?"
aku hanya terdiam mencoba mengorek ingatan ku tentang sikap tenang Louis dan bagaimana ia dengan mudahnya menerima pernikahan ini, karena sejatinya Louis bisa saja menolak dan membuktikan bahwa aku dan Louis bukanlah pelakunya
"kadang Zu, tak perlu waktu lama untuk mengenali jodoh kita, Khola memang tidak percaya dengan cinta pada pandangan pertama, apalagi, cinta yang menghadirkan keikhlasan itu tidak bisa hanya sekali lihat langsung cinta dengan ikhlas
tapi saat kita mencintai Allah, maka akan dengan mudah bagi kita mencintai makhluknya yang juga mencintai Allah, kadang tak selamanya penampilan dan pemikiran itu tak sejalan, apalagi seorang muslim, penampilan menunjukkan apa yang ada di dalam pikiran dan perasaanya"
benarkah....?
aku mulai memilah dan memilih setiap kilas-kilas kejadian yang menimpa ku dan juga Louis, aku mulai menyadari bahwa apa yang dikatakan Khola ada benarnya
sama seperti aku yang memilihnya karena Allah, dia pun juga demikian, tak mungkin dia akan menikahi wanita yang belum dia kenal kan....?
walau dia hanya mengenal wanita itu beberapa menit saja, jika dia sudah menemukan apa yang dia cari dalam diri wanita itu maka sudah pasti dia tidak akan melewatinya begitu saja
jodoh itu bagai kunci dan gembok, tak perlu waktu lama untuk membuka gemboknya jika kunci yang kita gunakan adalah kunci yang tepat
kita sudah sampai di lantai atas, lebih tepatnya satu ruangan yang di desain khusus untuk ruang ganti
di sana sudah tergantung dengan rapi jilbab berwarna putih sederhana yang indah lengkap dengan Khimar, kaos kaki dan selendang tipis yang di taburi oleh permata yang membentuk bingkai bunga yang tertata apik
jangan lupakan buket bunga Lily putih yang terikat pita, dan ada beberapa perhiasan kecil yang terletak di atas meja rias
"ini juga dia yang siapkan....?"
aku berpaling pada ibu dan Khola untuk memastikan, dan sesuai dugaan, anggukan merekalah jawabannya
"sekarang duduk lah, biar ibu dan Khola bantu bersiap"
Khola menuntunku untuk duduk di kursi yang berada di depan meja rias
"Zu nggak mau di rias yang aneh-aneh, nggak mau tabaruj"
aku mengajukan protes ku, bahkan sebelum Khola sempat menyapukan kapas pembersih yang dipegangnya
"iya sayang, tenang, mana mungkin juga ibu dan Khola mengizinkan kesayangan kami ini melakukan pelanggaran hukum Syara'
kami juga menginginkan pernikahan Zu, sesuai dengan syariat Islam, kita juga menginginkan keridhoan Allah, baik dari prosesnya, pelaksanaanya hingga nanti Zu dan Louis bisa mengarungi rumah tangga yang mendatangkan sakinah, mawadah, warohmah"
suasana haru itu kembali menyelimuti hati ku, dengan cepat aku menghambur ke pelukan ibu dan khola
"sayang kalian"
tangis ku yang sejak tadi ku tahan akhirnya pecah juga
"malah nangis, sudah jangan nangis, ibu bantu siap-siap ya, biar tidak terlalu lama"
aku sudah tidak lagi mengerti apa yang mereka lakukan pada wajahku saat aku duduk di depan meja rias dengan mata yang tertutup
sapuan halus yang kurasakan di atas permukaan kulit ku menghantarkan sensi magic yang mampu mendatangkan kantuk yang sejak semalam entah pergi kemana, aku seakan melupakan apa yang terjadi pada ku saat ini dan terlelap dalam usapan lembut kuas makeup di wajah ku
yang ku tau saat Khola membangunkan ku dan meminta ku mengganti jilbab dengan jilbab putih cantik yang ku lihat sebelumnya, aku masih bingung dan linglung seperti aku sedang terbangun di negri antah berantah dan hanya mengikuti instruksi yang di berikan Khola pada ku
semalaman bergadang bukanlah hal yang bagus untuk di lakukan, apalagi saat menjelang hari yang penting, tapi mau bagaimana lagi, kejadian tadi malam adalah kejadian yang diluar rencana ku dan begitupun dengan bergadang, aku tidak ada rencana untuk melakukan itu, kalau aku tidur tadi juga bukan sesuatu yang ku sengaja, iya kan....?
...~**TBC**~...
......**......
...*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nur hikmah
iya louis is the best kyy dh d rencanakn n authory jg yop...lnjut mg2 cpt2 up yg bnyk
2021-07-19
6
Ul
Louis is best
2021-06-14
7
Zuhrufah.A.
don't forget to give me thumb's up, comments and share this story to the others
thank you ❤️
2021-06-11
5