...~**🦚**~...
...*...
...*...
...*...
aku keluar dari ruang rias dengan jilbab cantik yang terulur hingga ujung kaki, bunga Lily yang terbingkai pita bersandar nyaman dalam genggaman ku, selendang tipis yang indah menghiasi kerudung yang ku kenakan, makeup tipis atau yang biasa di bilang no makeup-makeup look menghiasi wajah ku yang biasanya polos tanpa riasan, kesederhanaan yang manis
ibu dan khola menuntunku menuruni tangga. aku duduk di tengah, di apit dua bidadari cantik, di sebelah kanan ku ada ibu ku tentu saja, dan di sebelah kiri ku duduk manis seorang wanita cantik dengan wajah khas wanita Eropa, dia menatap ku dengan tatapan lembut dan senyum tipis penuh kebahagiaan. tangan lembutnya menuntun tangan ku untuk bergelung dalam dekapan tangannya yang halus. hati ku berbisik jika wanita ini adalah ibu dari laki-laki yang sebentar lagi akan menjadi imam ku
"Hi, Zu"
dia menyapa ku dengan suara lembutnya yang merdu, tak heran Louis memiliki suara yang khas, ternyata sang mama juga demikian
aku menuntun tangannya untuk ku cium dan ku tempelkan di dahi ku, sebagai bentuk penghormatan ku pada wanita yang bertaruh nyawa membawa belahan jiwa ku melihat dunia
"Tante"
aku bingung hendak memanggilnya apa, jadi hanya untuk berjaga-jaga, Karena budaya kami berbeda, biar lah beliau yang mengoreksi jika panggilan ku salah
"call me Mommy, like Louis did" (panggil aku ibu, seperti Louis memanggil ku)
ku rasakan elusan lembut di atas kepala ku dan hal itu memantapkan hati ku untuk memanggilnya Mommy, bukankah beliau adalah ibu suami ku, yang berarti beliau adalah ibu juga....?
"Mommy"
aku memanggilnya dengan senyum tersungging di bibir ku
percakapan kami terputus saat aku mendengar lantunan ayat Al-Qur'an yang begitu merdu, dia membaca awal surat yang sangat ku kenal "Thaha" kalimat yang hanya Allah-lah yang mengetahui makna sebenarnya
meski begitu banyak di atara kita yang mencoba menerka makna yang terkandung di dalamnya, ada yang mengartikan sebagai kalimat pembuka surat. ada yang mengatakan bahwa Thaha memiliki makna sebutan khusus untuk Rasullullah, bahkan ada juga yang menyebutkan makna Thaha adalah "hi lelaki", seruan untuk laki-laki yang disayangi oleh Allah, mereka yang Allah berikan petunjuk kepadanya melalui Al-Qur'an, Al-Huda.
aku tidak tau mengapa Louis memilih surat Thaha di antar 114 surat Al-Qur'an yang ada, tapi yang pasti saat dia melafalkan ayat demi ayat dengan fasih, aku seakan mampu meresapi pesan cinta Allah yang terkandung di dalamnya.
bagaimana Allah menunjukkan rasa cintanya kepada setiap hambanya yang beriman, bagaimana Allah selalu menyertai setiap hambanya yang ta'at, dan bagaimana Allah memberikan peringatan dan janji kenikmatan yang kelak ia sediakan untuk hamba-hambanya yang selalu berpegang teguh pada Al-Qur'an, pada setiap hamba yang menjalankan kehidupan ini dengan aturan Allah yang sempurna.
dari setiap ayat yang terlantun seakan aku dapat memahami janji tersirat yang coba Louis sampaikan, aku seakan memahami jika Louis saat ini tengah berjanji jika ia akan membimbing ku dengan Al-Qur'an, seakan ia berjanji bahwa ia akan menghiasi hari-hari dalama pernikahan kami nanti dengan keta'atan kepada Allah
Laki-laki ini selalu membawa kejutan tak terduga dari sejak awal kita berjumpa, entah bagaimana lagi aku harus bersyukur atas nikmat Allah yang satu ini, sungguh kasih sayang Allah begitu besar, dia lah Ar-Rohman dan Ar-Rahim.
air mata ku sudah tidak dapat terbendung, cucuran kristal itu kini membasahi pipi ku, bahkan aku harus menggigit bibir dalam ku agar suara ku tidak terdengar, punggung ku yang bergetar di peluk oleh dua wanita hebat yang kini juga tengah tersedu dalam diam bersama ku, Mommy menggenggam tangan ku dengan erat, seakan beliau ingin menguatkan ku agar tidak kembali pecah dalam tangis
entah bagaimana nasib riasan ku, aku hanya berharap semoga mata ku tidak menghitam dan semoga pipiku tidak terbelah oleh lelehan air mata yang akan membuat ku tampak mengerikan, walau riasan ku tak seberapa, tapi namanya juga orang sedang menangis mana ada yang masih kelihatan cantik...? kecuali di film-film, itupun sudah pasti di touch-up berkali-kali
aku mencoba mengatur nafas yang masih tersengal, sedangkan ibu dan Mommy sibuk menghapus air mata ku yang tak henti-hentinya mengalir saat Rama mulai mengucap ijab
"Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau ananda, Louis Aslan ferrero bin Corradeo ferrero dengan putri kandungku Atiya Az-Zuhruf binti Aiman Az-Zuhrie dengan mas kawin 100 gram perhiasan emas dibayar tunai."
terdapat jeda sejenak sebelum aku mendengar kembali suara Louis, bahkan aku mendengar dengan jelas tarikan nafasnya yang berat, mungkin karena jarak microphone-nya terlalu dekat....? atau telinga ku yang lebih peka dari biasanya....?
"Bismillahi arrohmani arrohim"
kata itu terdengar lirih di telinga ku, sebelum kemudian di susul dengan suaranya yang lantang saat mengucap qobul
"Saya terima nikah dan kawinnya Atiya Az-Zuhruf binti Aiman Az-Zuhrie dengan mas kawin 100 gram perhiasan emas dibayar tunai."
Louis mengucapkannya dalam satu tarikan nafas yang panjang, bahkan hingga kini kalimat itu masih terngiang di telinga ku walau kalimat syukur saling bersautan
aku merasakan tepukan halus pada tangan kanan ku, seakan ibu ingin meyakinkan ku jika semuanya akan baik-baik saja, sedang Mommy masih setia menggenggam tangan kiri ku dengan hangat
tiba saat aku berjumpa dengan laki-laki yang kini telah menjadi suami ku, ibu menuntunku ke arah samping yang sedikit jauh dari para wanita berkumpul
aku masih berdiri di balik satir dengan ibu dan Mommy. hanya kami bertiga sedangkan Khola tetap di tempat duduk para wanita, dengan cemas aku menunggu, hingga satir di depan ku perlahan-lahan terbuka dan menampakkan sosok laki-laki yang mulai saat ini hingga nanti akan membersamai ku dalam suka maupun duka, laki-laki yang di pilih Allah untuk membimbing ku menuju perjumpaan dengannya, di surganya kelak. in sya Allah
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh, ya Albi"
ini adalah salam pertamanya saat status kami telah berganti menjadi halal, bukan seperti salam sebelumnya yang menyebut nama ku, kali ini panggilan yang mengundang senyum itu iya gunakan untuk memanggil ku
Albi...? yang benar saja, ya Allah bagaimana bisa dia menyebut ku dengan sebutan seromantis itu di depan orang tua kami
Albi
Albi
Albi
kata itu terasa menyenangkan di telinga ku, apa lagi jika di ucapkan oleh orang yang tepat
"wa'alaikum salam warohmatullah wabarokatuh"
aku tidak punya panggilan khusus untuk dia saat ini, dan jika aku memanggil namanya seperti sebelumnya rasanya akan terasa jomplang dengan panggilannya yang sangat romantis terhadap ku
memang benar bahwa Rasulullah mencontohkan untuk memanggil Istri dengan panggilan khusus sebagai bentuk kasih sayang, tapi tidak di depan orang tua juga, Zu kan malu!
ibu meminta ku untuk mencium tangan Louis sebagai bentuk hormat, dan juga sebagai tanda jika kami telah halal. dan tentu saja boleh untuk bersalaman, hanya saja, karena hal ini baru, membuat ku membutuhkan waktu beberapa menit untuk menyambut tangan Louis yang terulur, aku beberapa kali mencoba mengulurkan tangan ku tapi di detik berikutnya aku kembali menariknya, tangan ku terasa kaku, aku bahkan bisa merasakan pertambahan butir-butir keringat di setiap detiknya
ternyata bukan hanya aku yang masih merasa gugup dan malu untuk berjabat tangan, aku melihat Louis pun juga demikian, dia berulang kali menarik tangannya dan melakukan gerakan menggenggam dan mengulurkan lagi di detik berikutnya, ternyata kami sama saja!
"tak apa, sudah boleh"
aku menoleh pada ibu dengan wajah memohon agar hal ini di lalui saja, tapi yang ku dapat adalah gelengan tegas dari ibu
sedangkan ayah Louis atau haruskah ku panggil Daddy agar serasi dengan panggilan ku terhadap Mommy....? beliau mengatakan sesuatu yang sedikit lucu di Indra pendengaran ku
"saatnya berbuka, buddy"
ya Allah lelucon macam apa ini....?
mohon maaf bapak mertua sekarang bukan lagi bulan Ramadhan, bukan hari Senin atau Kamis juga, dan waktu masih terlalu pagi untuk berbuka, atau berbuka dalam arti yang lain.....?
entahlah, hanya mereka yang paham maknanya
"Zu, ayo salam sama suami"
ibu kembali meminta dan saat ini bahkan tangan ibu menuntun tangan ku yang kaku untuk bersentuhan dengan tangan Louis
sengatan listrik yang menggelitik ujung syaraf ku seakan menghantarkan sinyal baru pada tubuh dan otak ku, sengatan aneh yang baru ku rasakan untuk pertama kalinya, sengatan yang timbul saat tangan ku menyentuh ujung tangan Louis
ya Allah, dengan jantung yang berdetak kencang aku mencoba menggenggam tangan itu sendiri, dan dengan perlahan menundukkan wajah ku. "bismilllah" aku berucap dengan lirih sesaat sebelum bibir dan hidung ku menyentuh punggung tangan nya
saat hendak memindahkan punggung tangan Louis untuk menyentuh dahi ku, seperti hal yang biasa ku lakukan saat menjabat tangan Rama dan ibu, aku merasakan sapuan hangat tangan Louis menyentuh ubun-ubun ku, dan detik berikutnya lantunan do'a yang terdengar merdu di telinga ku mengalun syahdu
"bismillahi arrohmani arrohim, ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu kebaikan dirinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya"
aku mencoba menahan air mata ku agar tak kembali menetes, namun tetap saja butiran sebening kristal itu kembali membasahi kelopak mata ku, lagi. mana mungkin aku tidak terharu saat dia memperlakukan aku dengan penuh kelembutan....?
aku mengucap "aamiin" setelah dia selesai memanjatkan do'a, dan melanjutkan gerakan ku yang tertunda tadi, menyentuhkan punggung tangannya pada dahi ku
setelahnya dengan perlahan aku melepas tangan ku dan kembali menegakkan punggung ku
tangan nya yang bergetar terulur menghapus air mata ku, bahkan saat aku belum sempat memundurkan kepala ku
tidak mungkin juga aku memundurkan kepalaku dengan tiba-tiba saat laki-laki yang sudah menjadi suami ku ingin menghapus air mata ku, apa kata orang nanti, walau tidak ada orang lain yang melihat kecuali orang tua kami
jika setelah bersalaman akan ada prosesi mencium kening sang istri, berbeda dengan Louis, bukannya mencium ubun-ubun ku dia malah menjawil ujung hidung ku
aneh bukan.....?
entah apa maksudnya
aku tidak paham
apa mungkin karena di dalam hadis anjurannya memegang ubun-ubun dan bukan menciumnya makanya dia melakukan hal itu, atau bagaimana.....?
“Apabila salah seorang dari kamu menikahi wanita atau membeli seorang budak maka peganglah ubun-ubunnya lalu bacalah ‘basmalah’ serta doakanlah dengan doa berkah seraya mengucapkan: “Ya Allah, aku memohon kebaikannya dan kebaikan tabiat yang ia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya dan kejelekan tabiat yang ia bawa“. (HR. Bukhari).
...~**TBC**~...
...**...
...*...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Sri Ankati
great ,, next thor
2021-07-26
4
Ul
Oh, romantic, I want to have one like you, Louis
2021-06-14
7
Zuhrufah.A.
don't forget to give me like, comments, and share this story to the others
thank you 💓
2021-06-12
5