indahnya pacaran setelah menikah 2

...~**🦦**~...

...**...

...*...

aku menggerakkan punggungku dan memposisikannya pada posisi yang lebih nyaman, 'ini lebih baik', tangan ku kembali mendekap guling yang berada dalam dekapan ku lebih erat, aku sudah hendak kembali berlayar menuju pulau mimpi saat sebuah kesadaran menghantam benak ku dengan keras

dengan gerakan cepat aku menegakkan punggung ku dalam posisi duduk hingga menyebabkan kepala ku berdenyut nyeri, Astagfirullah, langsung duduk saat tengah berbaring bukanlah hal yang benar untuk di lakukan, tak heran jika aku mengalami pusing saat ini, sepertinya aliran darah ku yang menuju otak sedikit mengalami gangguan

aku mencoba mengabaikan rasa pusing yang tengah mendera saat mengingat sebuah fakta yang sangat penting. pertama, saat ini aku tertidur....? dan yang kedua, aku tertidur di atas kasur.....?

bagaimana bisa.....?

ingatan terakhir kali yang mampu ku ingat adalah saat aku duduk di dalam mobil yang di kendarai oleh Louis setelah acara pernikahan kami yang dibumbui sedikit drama percintaan Leo yang menguras air mata, dan aku yakin jika perjalanan dari masjid menuju rumah bukanlah perjalanan singkat

sekarang yang menjadi pertanyaan adalah, bagaimana bisa aku tidur nyenyak. di atas kasur pula...?, dan sebenarnya berapa lama aku tertidur....? pertanyaan ini berputar dalam benak ku beberapa saat

hingga kemudian aku memutuskan untuk mengedarkan pandangan ku mencari benda bulat yang berisikan 12 angka. saat aku menemukannya aku melihatnya dengan seksama, saat ini jarum pendeknya tepat menunjuk angka 11 sedangkan yang panjang menunjuk tepat di angka dua, yang artinya aku sudah tertidur hampir dua jam lamanya

"Alhamdulillah belum dhuhur" perasaan lega menghampiri benak ku walau belum sepenuhnya

"Alhamdullillahilladzi ahyaanaa ba'da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur"

aku melafalkan do'a yang selalu ku ucapkan sesaat setelah bangun dari tidur. sebelum akhirnya menyingkap selimut tipis yang menutupi hampir seluruh tubuhku dan berjalan meninggalkan kamar menuju ruang keluarga, saat ini hanya satu orang di benakku yang mampu menjawab kebingungan ku.

aku dengan tergesa keluar dari kamar hingga melupakan satu hal yang penting untuk di lakukan setelah bangun dari tidur, mencuci muka. aku tidak lagi memikirkan bagaimana nasib wajah ku, aku hanya berharap semoga wajah ku baik-baik saja. mengingat fakta jika riasan tipis yang menghiasi wajah ku pagi tadi belum ku hapus

aku berjalan cepat menuju kursi yang kini tengah di tempati ibu yang sedang duduk di kursi panjang yang berada di bagian pinggir, dengan se-toples makanan yang di letakkan di pangkuannya. kedatangan ku yang tiba-tiba tentu saja membuat ibu sedikit terkejut, dan aku merasa bersalah untuk hal itu

"sudah bangun...?" ibu bertanya dengan tatapan yang masih fokus pada layar televisi

"em" aku mengangguk pelan sebagai jawaban

"ibu, Rama mana...?" aku bertanya setelah memastikan tidak ada siapapun disini kecuali aku dan ibu

"Rama berangkat ke toko setelah dari masjid tadi, tumben tanya Rama, nggak sekalian tanya suaminya kemana?"

sebenarnya aku tidak terlalu memikirkan kemana perginya Louis. tapi, setelah ibu menyinggungnya, ada sedikit rasa penasaran yang mencubit hati ku. sedikit, hanya sedikit, tidak banyak

"oowww" aku tidak menanggapi lebih lanjut, dan duduk menyamankan posisi ku, yang kini duduk memeluk ibu.

mata ku menatap pada keripik pedas di pangkuan ibu yang tampak sangat menggiurkan, sangat menggugah selera. di tambah perutku sejak tadi pagi belum terisi apapun, atau bahkan sudah sejak semalam perut ku kosong. sayangnya aku belum menggosok gigi setelah Bagun tidur tadi, jadi aku hanya mampu meneteskan air liur dalam diam

tapi tak lama aku kembali bertanya "memangnya Louis kemana? paling juga pulang kerumahnya" mau bagaimanapun juga aku masih sedikit penasaran dengan keberadaan mas suami baru ku

aku masih fokus pada se-toples keripik pedas yang sekarang hanya tinggal setengah saat ibu meletakkan toples itu di atas meja. dan dengan otomatis pandangan ku juga ikut mengarah ke arah meja.

ibu menepuk tangan ku dengan pelan sebagai bentuk teguran

"anak ini, jangan cuek-cuek sama suami, nggak baik, Louis tadi izin sama ibu untuk berangkat ke kantor, sama tadi dia berpesan untuk di sampaikan sama Zu kalau dia pulangnya agak terlambat katanya"

aku mengangguk anggukkan kepala ku dengan pelan untuk menghargai ibu, walau sebenarnya dalam hati aku sedikit bersyukur Louis berangkat ke kantor.

bukan karna apa, hanya saja aku butuh sedikit waktu untuk menenangkan hati ku, dan mengistirahatkan tubuhku yang sajak semalam menerima banyak kejutan

"oh iya Bu, tadi yang bawa Zu ke kamar siapa....?" kembali pada topik awal, hal yang sedikit membuat ku penasaran hingga harus terbangun dengan tergesa-gesa

"siapa lagi....? Rama....? kan nggak mungkin dong, Rama sudah tua, pinggangnya sudah tidak kuat buat angkat Zu, sudah ah ibu mau masak, sebentar lagi mau dhuhur ini, Rama sebentar lagi pulang buat makan siang, Zu juga bantu ibu masak, nanti sekalian antar ke kantor Louis"

setelah mengatakan itu ibu meninggalkan aku yang masih termenung memikirkan kata-kata ibu yang sebenarnya sangat mudah di pahami, tapi sepertinya Otak ku sedang tidak mau di ajak berfikir cepat, mungkin oksigennya belum tersuplai dengan baik

jadi yang di maksud ibu, yang membawaku ke kamar itu Louis.....?

tidak mungkinkan aku tidur sambil berjalan kan.....?

aku bergidik ngeri membayangkan dia membopongku hingga ke kamar. kilasan film romantis yang sangat jarang aku tonton melintas di benakku

memikirkan hal itu membuat ku sedikit kasihan dengan pinggangnya yang harus menanggung beban seberat itu, ya walaupun aku termasuk berbadan kurus, tapi berjalan dari mobil ke kamar sambil membopong ku bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan, belum lagi saat orang tertidur, beratnya akan sedikit bertambah daripada saat dia sedang tidak tidur

tak mau ambil pusing aku kembali masuk ke dalam kamar untuk mencuci muka dan juga membantu ibu di dapur, walau sebenarnya permintaan ibu yang terakhir sedikit membuat ku sangsi, masalahnya, aku tidak tau dimana kantor Louis dan yang lebih penting aku tidak memiliki nomer telfonnya, jadi bagaimana aku akan mengantarkan makan siang untuknya, sedangkan kemana aku harus pergi saja aku tidak tau.....?

...******...

selesai sholat aku berangkat membawa motor butut kesayangan ku dengan bermodalkan alamat yang telah aku catat di note hp. beruntung dia menyertakan alamat kantornya di CV yang Rama kirim tadi malam

aku berhenti di depan bangunan tinggi menjulang langit. entah gedung ini terdiri dari berapa lantai....?

dan untuk apa juga aku menyibukkan diri untuk menghitung jumlah lantainya. yang penting sekarang, aku harus mengantarkan makanan ini dan ikut makan bersamanya. perut ku sudah keroncongan sejak tadi.

dengan cepat aku mengendarai motorku menuju tempat parkir yang lumayan menguras tenaga jika harus berjalan kaki dari tempat itu menuju pintu utama, jadi aku harus lewat di sebelah mana.....?

aku menoleh ke kanan dan ke kiri mengikuti gerakan orang yang juga memarkirkan kendaraan mereka disini.

aku berusaha mencari scurity terdekat untuk bertanya. dan sayangnya tidak ada.

itu artinya, aku harus menuju pintu parkir untuk bisa bertanya dan itu cukup jauh untuk di tempuh. ya Allah tenaga ku sudah berada di titik dasar. bahkan aku bisa merasakan kaki ku bergetar karna kekurangan tenaga, aku kelaparan!.

Astaghfirullah bagaimana bisa seorang arsitek membuat lapangan parkir yang begitu luas tanpa menyertakan jalan khusus yang bisa berjalan sendiri.....?

setidaknya jika ada benda itu aku tidak perlu menghabiskan sisa tenaga ku yang sudah berteriak meminta tolong

setelah perjuangan yang cukup menguras energi, akhirnya aku sampai juga di lantai 40 dari 50 lantai yang ada. rasanya aku sudah mau pingsan saja.

walau aku sangat terbantu dengan adanya eskalator. sebenarnya orang gila mana yang terfikir untuk membangun gedung setinggi dan seluas ini.....?

sepertinya ini akan menjadi kali pertama dan juga terakhir kalinya aku akan mendatangi tempat ini, ya Allah kaki ku sudah tidak sanggup lagi berdiri, aku kelaparan! dan sekarang aku haus.

aku dengan cepat mendatangi seorang wanita cantik yang duduk di belakang meja resepsionis yang ada di lantai ini

"kak, permisi, saya mau bertemu bapak Louis Aslan, apa beliau ada...?" entah apa jabatan Louis di kantor ini, aku tidak mau ambil pusing untuk itu, yang terpenting sekarang adalah, aku ingin segera menyantap makanan ku

"Mr. Aslan...?" dia bertanya memastikan.

entah apa yang dia pikirkan, yang pasti dia seakan meneliti penampilan ku dari atas hingga ujung kaki. beruntung aku memakai sepatu tadi, setidaknya walau sepatu ku bukan sepatu yang mahal dan hanya sepatu lokal yang sangat terjangkau untuk kocek mahasiswa, aku masih merasa itu sudah cukup sopan daripada aku datang dengan memakai sandal jepit yang selalu ku pakai saat berbelanja di minimarket dekat rumah....?

setelah jeda yang cukup panjang akhirnya dia mengatakan "mari saya antar"

dia berjalan mendahului ku menuju lorong yang dipenuhi kabin-kabin kantor yang berpetak-petak

aku mengekor dibelakangnya dengan berusaha keras menggeret kaki ku yang bergetar, aku bahkan beberapa kali harus memegang kaki ku. takut kaki ku yang terasa akan oleng setiap waktu jika aku tidak melangkah dengan benar

kami berhenti di ruangan paling ujung, di sana tampak seorang laki-laki muda yang tengah menerima telfon, kakak yang tadi membantuku yang baru ku tau bernama Linda, terimakasih pada nametag yang selalu bertengger cantik di bagian kiri atas kemeja, itu memudahkan ku mengingat namanya, dia menghampiri laki-laki itu dan memberitahukan tentang keperluan ku

"untuk saat ini Mr. Aslan sedang berada di ruang rapat, dan kemungkinan masih satu jam lagi baru selesai, rapatnya baru saja di mulai beberapa menit yang lalu, jika ibu ada keperluan yang mendesak bisa di sampaikan kepada saya, nanti saya yang akan menyampaikan kepada Mr. Aslan"

dia menjelaskan dengan sangat sopan dan dengan senyum secerah mata hari pagi, tapi sayangnya entah mengapa aku merasa ini adalah pengusiran halus yang terbalut keramahan semu

'kalau aku pulang sekarang apa kata ibu nanti.....? apa aku bilang saja, jika aku sudah datang dan dia sibuk...? kan memang faktanya begitu....?' aku berbisik dalam hati memilah dan memilih langka mana yang harus ku ambil.

hingga pada akhirnya aku memutuskan untuk menunggu saja, toh cuma satu jam ini, kalau beruntung aku bisa sambil memakan bagian ku, itupun kalau memungkinkan

setelah aku meminta izin untuk menunggu, dan Alhamdulillah nya kakak itu cukup baik dengan mengizinkan aku untuk menunggu bahkan memberiku segelas air mineral, dan aku sangat bersyukur untuk itu.

aku duduk dengan nyaman di sofa yang memang di sediakan di ruang tunggu, ruangan yang cukup nyaman setidaknya untuk orang yang akan di hinggapi rasa bosan dalam beberapa waktu

semilir dingin pendingin ruangan menghantarkan rasa kantuk yang mulai bergelayut manja di pelupuk mata, sepertinya tidur bukanlah pilihan yang buruk, dan satu jam masih sangat lama untuk di lalui tanpa melakukan apa-apa, sebaiknya aku tidur sebentar

...~**TBC**~...

...**...

...*...

Terpopuler

Comments

Nur hikmah

Nur hikmah

sykur lh d meja resepsonisy baik g ky yg lainya....heee

2021-07-19

6

Zuhrufah.A.

Zuhrufah.A.

don't forget to give me thumb's up, comments and share this story to the others, ok

2021-06-16

5

lihat semua
Episodes
1 Prolog (untuk mu calon imam)
2 Permata Zambrut
3 ‍ Rembulan Yang Redup ‍
4 Ku Melangkah Dengan "Bismillah"
5 Khitbah
6 Sepertiga Malam
7 Separuh Agama Yang Lain
8 Separuh agama yang lain part 2
9 Aku, Kau dan Allah Sebagai Saksi
10 Langkah Awal Bersama Mu
11 Indahnya pacaran setelah menikah
12 indahnya pacaran setelah menikah 2
13 Indahnya Pacaran Setelah Menikah 3
14 Romantis Atau Irit....?
15 Romantis Atau Irit 2
16 Mengenal Mu Lebih Dalam
17 Holiday (a day with you)
18 holiday (a day with you) 2
19 Isarat tangan
20 Treatment for stress less
21 Rindu
22 Hi thaha
23 Insiden yang berakhir manis
24 Kegilaan yang haqiqi
25 Salah paham
26 Salah Paham 2
27 Salah paham 3
28 This is crazy
29 Beautiful
30 Bingung
31 Malam panjang
32 Should I say goodbye.....?
33 should I say goodbye.....? 2
34 Jarak
35 Jarak 2
36 Don't go
37 Don't go 2
38 hospital romance.....?
39 Hospital romance......? 2
40 hospital romance.....? 3
41 hospital romance.....? 4
42 Kisah Louis
43 kisah Louis....2
44 Planning
45 Kisah Louis......4
46 Kisah Louis...3
47 Kisah Louis.......4
48 Planning
49 Muqoddimah yang Panjang
50 Elio In Action
51 Elio In Action.....2
52 Elio In Action.....3
53 Rencana Mommy
54 Yang Penting Halal
55 Mommy and the gang
56 Mommy and the gang.....2
57 Mommy and the gang.....3
58 Pilihan Louis
59 Aneh
60 Kram
61 Takdir
62 Takdir 2
63 Takdir 3
64 hujan pembawa rindu
65 hujan pembawa rindu 2
66 hujan pembawa rindu 3
67 Hujan pembawa rindu 4
68 hujan pembawa rindu 5
69 Hujan Pembawa Rindu 6
70 Hujan Pembawa Rindu 7
71 Hujan Pembawa Rindu 8
72 Hujan Pembawa Rindu 9
73 Kisa Elisa
74 LOUIS
75 Kamar Baru
76 Pilihan Elio
77 Elio Still a Baby
78 Elio is a Baby 2
79 Elio still a Baby 3
80 Elio still a Baby 4
81 there's no milk
82 need you
83 surat cinta untuk mu
84 Hi, readers
85 need you 2
86 need you 3
87 menjadi ibu
88 teman baru
89 resah
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Prolog (untuk mu calon imam)
2
Permata Zambrut
3
‍ Rembulan Yang Redup ‍
4
Ku Melangkah Dengan "Bismillah"
5
Khitbah
6
Sepertiga Malam
7
Separuh Agama Yang Lain
8
Separuh agama yang lain part 2
9
Aku, Kau dan Allah Sebagai Saksi
10
Langkah Awal Bersama Mu
11
Indahnya pacaran setelah menikah
12
indahnya pacaran setelah menikah 2
13
Indahnya Pacaran Setelah Menikah 3
14
Romantis Atau Irit....?
15
Romantis Atau Irit 2
16
Mengenal Mu Lebih Dalam
17
Holiday (a day with you)
18
holiday (a day with you) 2
19
Isarat tangan
20
Treatment for stress less
21
Rindu
22
Hi thaha
23
Insiden yang berakhir manis
24
Kegilaan yang haqiqi
25
Salah paham
26
Salah Paham 2
27
Salah paham 3
28
This is crazy
29
Beautiful
30
Bingung
31
Malam panjang
32
Should I say goodbye.....?
33
should I say goodbye.....? 2
34
Jarak
35
Jarak 2
36
Don't go
37
Don't go 2
38
hospital romance.....?
39
Hospital romance......? 2
40
hospital romance.....? 3
41
hospital romance.....? 4
42
Kisah Louis
43
kisah Louis....2
44
Planning
45
Kisah Louis......4
46
Kisah Louis...3
47
Kisah Louis.......4
48
Planning
49
Muqoddimah yang Panjang
50
Elio In Action
51
Elio In Action.....2
52
Elio In Action.....3
53
Rencana Mommy
54
Yang Penting Halal
55
Mommy and the gang
56
Mommy and the gang.....2
57
Mommy and the gang.....3
58
Pilihan Louis
59
Aneh
60
Kram
61
Takdir
62
Takdir 2
63
Takdir 3
64
hujan pembawa rindu
65
hujan pembawa rindu 2
66
hujan pembawa rindu 3
67
Hujan pembawa rindu 4
68
hujan pembawa rindu 5
69
Hujan Pembawa Rindu 6
70
Hujan Pembawa Rindu 7
71
Hujan Pembawa Rindu 8
72
Hujan Pembawa Rindu 9
73
Kisa Elisa
74
LOUIS
75
Kamar Baru
76
Pilihan Elio
77
Elio Still a Baby
78
Elio is a Baby 2
79
Elio still a Baby 3
80
Elio still a Baby 4
81
there's no milk
82
need you
83
surat cinta untuk mu
84
Hi, readers
85
need you 2
86
need you 3
87
menjadi ibu
88
teman baru
89
resah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!