Alhamdulillah, kenyang!
bagaimana tidak jika aku harus menghabiskan dua kota sushi yang rasanya menggoyang lidah, beruntung tadi pagi aku hanya sarapan dua lembar roti bakar, dan dua box sushi bukan jumlah yang banyak saat kita memakannya dengan perut yang sudah kosong, aku tidak menyangka jika Louis sengaja memesan dua kotak agar aku bisa mencicipi varian yang lain, dan aku sangat bersyukur untuk itu, walau ada rasa sedikit menyesal saat tau berapa banyak uang yang harus Louis keluarkan hanya untuk membayar makan siang, sayang uangnya lebih baik untuk sedekah daripada terpakai untuk sesuatu yang hanya dinikmati sebentar saja, sepertinya ini akan menjadi kali terakhir ku makan makanan mahal dengan harga yang akan membuat kepala ku pusing
"Zu ke kamar mandi dulu boleh....?, mau cuci tangan...?" aku meminta izin pada Louis saat kami telah selesai makan, aku tidak terlalu suka tidak membasuh tangan setelah makan walaupun aku makan dengan menggunakan sendok atau garpu, seperti ada yang kurang kalau tangan tidak menyentuh air setelah makan
"aku tunggu di depan" Louis berjalan keluar resto sedangkan aku menuju kamar mandi
aku tidak memerlukan waktu lama di kamar mandi, karena tujuanku hanya untuk mencuci tangan, bukan untuk touch up atau melakukan hal yang lainnya, maklum aku tidak memakai makeup atau riasan yang lainnya kecuali bedak bayi, itu saja sudah cukup
aku melangkah keluar kamar mandi sambil mengedarkan pandangan mencari keberadaan Louis yang ternyata sedang berbincang dengan seorang laki-laki yang di temani seorang wanita yang tengah bergelayut mesra pada lengan laki-laki itu
'mungkin itu temannya....?' aku hanya mengira-ngira karena sejak mengenal Louis hingga saat ini aku tidak pernah tahu Louis memiliki teman akrab kecuali Sam, entah itu bisa dikatakan sebagai teman atau bukan, karena sikap Louis yang pendiam membuat ku sedikit sangsi jika mereka bisa dikatakan teman
atau Leo mungkin lebih cocok di katakan teman Louis, jika itu bisa masuk hitungan
entahlah
aku sudah hendak memanggil namanya saat jarak ku sudah mulai dekat, tapi saat ku lihat tangan Louis yang terjalin membentuk huruf "T", persis seperti tanda time out di pertandingan olah raga, membuat ku dengan otomatis menghentikan langkah ku, aku bahkan melihat Louis sedikit menggeser tubuhnya, mungkin untuk menghalangi ku....? aku juga tidak begitu yakin dengan hal itu
entah apa yang sedang mereka bicarakan, atau sebenarnya apa yang laki-laki itu bicarakan pada Louis, karena sejak tadi Louis hanya diam membisu, bahkan aku dapat melihat laki-laki itu memandang Louis dengan pandangan meremehkan....?
'sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan.....?'
aku akhirnya memutuskan untuk kembali duduk di meja yang berada di dekat ku dan memutuskan untuk menunggu hingga mereka selesai berbicara, jika itu bisa dikatakan begitu
aku meneliti setiap perubahan gestur tubuh Louis dan aku bisa melihat dengan jelas jika Louis merasa sangat tidak nyaman berada di dekat mereka, dan orang itu, tatapannya sangat jauh dari kata bersahabat, sorot matanya yang tajam seakan menyiratkan kebencian yang sangat mendalam pada Louis
'siapa dia sebenarnya....?'
lama menunggu hingga akhirnya mereka berlalu dan meninggalkan Louis yang mencoba menahan amarah, aku bisa mengetahuinya dengan mudah jika Louis tengah menahan amarahnya saat ini, karena aku dapat melihat tangan Louis yang terkepal dengan sangat erat
walau kedua orang itu telah pergi, Louis masih berada di luar resto, dia bahkan tidak menoleh kearah ku dan malah menuju tiang pembatas yang berada di tengah mall, aku memberi jeda sejenak dan tidak langsung menghampirinya, mungkin dia memang butuh waktu untuk menenangkan diri...?
setelah ku rasa cukup, aku melangkah keluar dari resto dan mendekati Louis yang masih memunggungi ku, tangan ku terulur untuk menyentuh punggungnya yang tampak menegang, bahkan aku merasakan gerakan kecil di punggungnya saat Louis terlonjak kaget karena sentuhan ku
dia masih membelakangi ku saat tangannya terulur dan memberi menepuk lembut juga sapuan ringan pada punggung tangan ku yang berada di pundaknya
aku memang tidak mengerti apa yang tengah terjadi padanya saat ini, tapi setidaknya aku ingin menunjukkan padanya jika aku akan selalu ada untuknya sebagai tempat dia beristirahat saat lelah, sebagai tempat dia berbagi setiap rasa yang akan dia lalui, senang, sedih, bahagia, kecewa atau menjadi tempat yang bisa dia curahkan setiap keluh kesah dan kegelisahannya, aku akan selalu ada bersamanya menjadi teman untuk berbagi suka dan duka bersama dan aku berharap sentuhan ringan ku mampu mengingatkannya tentang itu
"mau pulang....?, atau mau main di Timezone...?" bukan tanpa alasan aku menanyakan hal itu, karena hanya itu cara yang ku tahu untuk menghilangkan galau laki-laki, setidaknya untuk kak Abyan dan si bontot Absyar tentunya, aku tidak tau apakah cara ini juga akan bekerja pada Louis....? semoga saja bisa, kalau tidak....? mungkin akan ku pikirkan cara yang lain
"Timezone....? ngapain ke Timezone....?" Louis berbalik menghadap ku dan bertanya dengan ekspresi wajah yang datar, sangat khas Louis
"ya main, mau....?" aku bertanya dengan nada lembut walaupun sebenarnya hati ku sedikit dongkol, sedikit tidak banyak
"emang aku anak kecil apa main di Timezone, kita pulang aja lah, tapi nanti sampai rumah, boleh minta pijit nggak...?"
jangan salah bapak suami, Timezone bukan hanya untuk anak kecil, emangnya cuma anak kecil yang butuh hiburan....? kadang orang dewasa juga butuh hiburan, walau nggak harus di Timezone juga sih
"boleh, nanti Zu pijitin, tenang" aku berucap dengan rasa perca diri yang melebihi batas wajar
dia tersenyum tipis melihat tingkah ku yang tidak seperti biasanya, tangan nya terulur menjepit hidung ku dengan pelan, mungkin dia gemas dengan tingkah ku atau bagaimana....?
"ayo pulang"
kami berjalan menuju lift yang akan langsung menuju tempat mobil Louis di parkir, Louis berjalan di sampingku, mencoba menyamakan langkahnya yang lebar dengan langkah ku yang pendek-pendek, mau bagaimana lagi, kaki ku tak seberapa di bandingkan kakinya yang jenjang.
lift tampak ramai dengan banyaknya orang yang juga tengah menunggu giliran bersama kami, jam makan siang memang bukan waktu yang tepat untuk tergesa-gesa, harus sabar.
Louis menarik lembut tangan ku agar bergeser ke samping untuk menghindari keramaian, aku hanya menurut dan tidak banyak protes tentang itu, dari pada aku tergencet karena berdesakan, badan ku yang mungil akan sangat mudah terdorong ke sana kemari saat kondisinya tengah ramai begini, bahkan saat berada di dalam lift Louis harus menjadikan badannya sebagai tameng untuk melindungi ku, ternyata begini rasanya punya bodyguard pribadi, aku tak perlu lagi merasa takut terpental atau terdorong oleh orang dengan badan yang lebih besar dari ku, padahal aku sudah berdiri sejauh mungkin dari kerumunan tapi lift yang terlalu padat membuat posisi Louis kurang nyaman, beruntung lift lantai yang kami tuju tidak terlalu jauh sehingga kami tiba dengan cepat, walau kami harus menunggu untuk menjadi orang yang terakhir keluar dari lift, itulah mengapa aku tidak terlalu suka menggunakan lift dan lebih suka menggunakan eskalator, si tangga berjalan
"akhirnya pulang" tanpa sadar aku mengatakan itu dengan cukup keras saat merebahkan punggungku di kursi penumpang
"capek...? katanya tadi mau mijitin sampai rumah emang masih kuat...?" Louis bertanya dengan tangan yang mencoba membenarkan Khimar ku yang sedikit tertekuk di bagian dahi
"insyaAllah masih, nanti habis sholat dhuhur Zu pijitin, ok" aku mencoba meniru gayanya dengan mengedipkan sebelah mata ku dengan susah payah, padahal aku mencoba mengedipkan sebelah mata tapi yang terjadi malah kedua mataku yang terpejam, dan hal itu sukses membuat Louis melukis senyum tipis dan jangan lupakan tangannya yang memberi sapuan halus di pucuk kepala ku, sangat Louis sekali, memang dia Louis, siapa lagi memangnya....?
"ok, mari kita pulang" Louis kembali mengedipkan sebelah matanya sebelum berpaling dan mengendarai mobil yang aku tumpangi dengan kecepatan sedang hal itu sukses membuat tawa ku berderai
kadang bahagia semudah itu
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Nina Maryanie
love u Thor..verrry good your imagination
2022-10-01
2
Ul
omg she's so lucky
2021-06-22
5
Zuhrufah.A.
don't forget to give me thumb's up, comments and share this story to the others ok, thank you, 💓
2021-06-22
6