Saat sedang berchat seru dengan Alex, seperti biasanya ada chat masuk dari grup sebelah. Arnila mengajak untuk bertemu supaya mudah berbicara daripada chat via media sosial, Arnila mengirimkan juga chat secara privasi kepada Rita katanya ingin membicarakan mengenai Alex. Rita menyetujui pertemuan itu dan menceritakannya pada Alex. "Jangan pakai emosi ya. Kalau Ney bicara sesuatu, datar saja. Jangan sampai terpancing emosi." Itu kata Alex. Yah, memang aku sulit mengendalikan emosi kalau sudah berhadapan dengan Ney karena dia orangnya susah wataknya.
Yang ditunggu - tunggu akhirnya tiba, mereka berjanjian akan bertemu di BIP untuk sekalian jalan - jalan dan juga mengobrol. Rita datang duluan, lalu disusul Arnila dan kemudian Ney. Mereka bertemu di Taman Segar yang isinya banyak tanaman hijau, buah - buah segar tentunya yang harus dibeli, lalu ada pepohonan imitasi yang bisa untuk berselfie. Dengan gaya yang santai, mereka bertiga duduk bersila di bawah hamparan karpet rumput imitasi.
"Bandung panas banget ya. Hujan turun hampir jarang," kata Arnila sambil mengibaskan tangan kirinya.
"Beli kipas kek, daripada pakai tangan," kata Rita sambil membenarkan posisi duduk. Ney duduk dengan santai juga jadi mereka semua posisinya seperti segitiga.
"Mau bicarakan soal apa? Sepertinya serius banget," kata Rita memandang Ney dan Arnila.
"Kamu bagaimana kemarin? Ada perkembangan apa lagi?" Tanya Arnila pada Ney yang mulai memainkan handphonenya.
"Ya kemarin aku bertemu sama Minto," mereka berdua terkejut, aslinya dia benar bertemu sama sang mantan? Waduh!
"Dia bilang sesuatu?" Tanya Rita penasaran sekali. Memperhatikan Ney yang acuh tak acuh dengan Rita dan Arnila. 'Tenang bu, tenaaang.' Pikirku.
"Dia ternyata sudah menikah," mereka berdua langsung bernafas lega. Baguslah!
"Ya bagus itu. Berita baik kan. Terus kenapa kamu murung?" Tanya Rita keheranan banget sama makhluk ini didepan. Berasa tidak punya salah sama sekali, padahal sudah ada Alex.
"Ya aku kan masih suka dia, Ri. Aku belum bisa melupakannya meski dia sudah menikah eh dia juga sama," Ya Allah, tolonglah. Rita menahan rasa amarah yang bertingkat - tingkat dan Arnila menyadarinya kemudian membalas pernyataan Ney.
"Duh! Ney, janganlah Alex mau dikemanakan? Dia itu sudah setengah sempurna kan kamu suka dia karena gantengnya mana kaya juga, anak billion. Kurang apa lagi? Kamu bisa terbang ke negara dia, susah amat sih. Kalau tidak bisa jaga perasaan Alex, lebih baik kamu sudahi deh," kata Arnila sambil tepuk dahinya dan melihat ke arah Rita yang setengah membara karena marah.
"Kamu tuh yang benar dong suka sama orang harus dilanjutin sampai akhir jangan selingkuh terus hanya karena Alex sakit. Payah kamu! Dino kamu banyak khianati jadinya dia minggat. Mau setia pada Alex janjinya mana? Makanya aku ikhlas beri Alex buat kamu. Tahu seperti ini lagi sih, aku tolak dari kemarin." kata Rita sudah kesal ini menahan rasa bete pada Ney.
Ah, menyesaal sudah percaya pada Ney, Rita pikir dia tidak mungkin ya berkhianat kalau dengan orang sekaya Alex nyatanya sama saja. Maunya apa ini orang?
"Kamu ganti haluan pada Alex karena apa? Uang atau tampang gantengnya? Fisik mungkin," kata Arnila karena Alex gitu lho dia hampir memiliki semua kecuali tubuhnya yang memiliki sakit sejak lahir.
"Ya aku tidak suka kalau harus susah - susah dia kan punya penyakit jantung nanti akunya yang harus rawat dia dong," pernyataannya itu membuat lagi - lagi mereka melongo. Benar - benar inginnya langsung hidup enak secara instan.
"Ya pastilah. Kamu terima dia berarti kamu bisa terima kekurangannya. Kalau mau enaknya saja sih mana ada. Lagipula seperti yakin saja kamu akan jadi istrinya bilang harus rawat segala. Sekarang saja kamu ingkar janji, eneg aku yang ada." Kata Rita membuat Ney salah tingkah. 'Aslinya memang eneg sekali entah harus bilang apa lagi sama orang ini yang tidak ada rasa bersyukurnya banget. Padahal Dino sudah oke, ganteng iya, putih, wah kalau boleh milih aku mau deh sama Dino.' Pikir Rita.
"Maksudku kasih Alex ke kamu, kali dengan kamu berhadapan sama dia, kamu bisa sembuh dari kebiasaan kamu. Eh malah mau balik sama mantan yang sudah menikah. Stres sepertinya kamu, pikirkan dong istrinya. Dia apa sih lebihnya di sisi lain dia sudah kecewakan kamu, Ney. Waktu kamu sedang sayang - sayangnya, dia pergi dari kamu kan tahu - tahu sudah nikah?! Otak kamu dimana sih? Sampai - sampai dia pernah ketahuan kan sama kamu, di kamar hotel berduaan sedang Making Love." Arnila juga agak aneh ya sama temennya sendiri. Apa bagusnya coba merindukan lelaki yang sudah berkhianat juga. Apa karma ya? Wallahu alam juga sih.
"Aku tahu Minto sudah mengecewakan aku tapi dia minta maaf kemarin bertemu itu. Terus dia cium aku tiba - tiba. Dia itu spesial banget, Ri, Ar. Dia selalu ada buat aku. Dino dan Alex dua - duanya sama - sama workaholic," ucap Ney sambil memandang Arnila dan aku yang sudah datar ekspresinya.
"Alasan kamu saja kalau itu. Memangnya aku tidak tahu, justru kamu yang maksa Minto selalu ada. Lagi kerja saja, kamu kan yang maksa dia buat bolos sampai - sampai kena teguran dari bosnya. Jangan memutar balikkan fakta deh," jawab Arnila kesal.
"Tenang saja Alex juga tidak ada hati kok sama kamu, dia sudah tahu kamu punya niat tidak baik ke dia. Sudah malas sangat sama kamu jadi aku tarik Alex kembali. Kamu pikirkan saja diri kamu sisanya mau apa. Sudah jujur saja deh kenapa sih kamu sepertinya susah banget bicara jujur bahkan sama Arnila yang temen dekat kamu sendiri." Kata Rita tanpa dikira - kira Arnila memandangnya tajam. Hah? Apa ada yang salah ya??
"Serius Alex bilang begitu?" Tanya Ney tidak percaya. Jadi Rita kirim saja isi chat saat mengobrol dengan Alex ke dalam grup. Arnila masih memasang ekspresi datarnya dan Ney menutup mulutnya karena terkejut.
"Karma itu jelas ada ya," kata Arnila sambil tertawa.
"Terus yang lebih gilanya kamu maunya saja dicium sama orang yang sudah punya istri. Memang kamu tidak ada otak ya pantas hidup kamu susah. Mikir saja tidak bisa," kata Rita datar banget. Ney hanya memandang ke sekeliling pura - pura tidak mendengar pastinya, memang begitu kebiasaannya kalau sudah merasa bosan.
"Tapi pernikahannya lagi bermasalah lho. Dia mau dicerai!" Katanya antusias. Rita hanya tertawa garing mendengarnya, Arnila menggelengkan kepalanya.
"Kamu gila ya sebahagia begitu tahu dia mau cerai. Karma itu memang ada, nih contohnya," tunjuk Rita ke arah Ney yang memelototinya. Tidak pakai emosi, datar tanpa ekspresi tapi menohok.
"Gini deh, aku juga pusing sama kamu Ney. Pilih saja deh sekarang ya karena Alex sudah tidak memungkinkan ada hati ke kamu, kamu hanya tinggal pilih Dino yang workaholic tapi dia setia atau Minto yang ninggalin kamu menikah dan pernah ketahuan ML di hotel? Orang normalnya milih yang bagus, kok kamu kebalik?" tanya Arnila sambil memegang kedua pipinya.
"Karena sepertinya dia sudah merasa, Arnila kalau dia perempuan tidak benar jadi memang cocoknya dengan lelaki tidak benar juga. Makanya Dino sampai dikhianati berkali - kali. Benar tidak?" Tanya Rita berpangku tangan kanan dan memandangi Ney yang sedang menggigiti kuku - kuku jarinya. Tapi dia tidak menjawab juga.
"Tapi kan Alex ... aku juga suka dia," jelasnya tapi sambil melihat jari - jarinya yang apa ya? Kulitnya agak - agak terkelupas. Dia punya kebiasaan gigit kuku dan mengelupas kulit tangan sendiri kalau sudah merasa terpojok, yang menurutku itu sangat ... mengerikan. Kulit tangannya menjadi mengelupas tipis lalu kuku - kuku jarinya sangat pendek tidak normal. Daripada digigit kenapa tidak dipotong menggunakan gunting kuku ya?
"Lupakan Alex! Alex hanya memberikan hatinya buat Rita seorang bukan kamu. Tolong cepat sadar ya jangan memaksa diri. Aku yakin kamu juga tahu kalau Alex sebenarnya sudah ada rasa pada Rita. Tapi kamu tidak mau tersaingi padahal Rita tidak pernah berpikir apa - apa soal kamu atau aku. Hargai orang yang tulus ingin kenal dekat sama kamu, kalau kamu tidak bisa biarkan orang itu memilih jalan pertemanannya sendiri." Ucap Arnila membuat Ney seperti mengeluarkan air mata.
BERSAMBUNG ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 529 Episodes
Comments