Mereka mulai saling memberikan penjelasan. Alex banyak cerita mengenai kakaknya, banyak orang yang menyalahkan dirinya terkait kecelakaan kakaknya itu. Yang Rita tangkap dari kisahnya mana bisa disalahkan karena tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Jadi sampai sekarang dia sangat bersalah, tidak pantas hidup bahagia karena sudah 2 orang yang dekat dengannya berakhir tragis. Alex menganggap dirinya adalah kutukan, Allah SWT mencapnya sebagai anak terkutuk. Rita mulai mencari dengan Gugel di internet. Apa ada Allah SWT memberi gelar pada hambaNya sebagai anak terkutuk.
Allah SWT adalah Tuhan yang sangat lembut dan sangat super baik. Sekalipun hamba - hambaNya durhaka padaNya tapi Dia sama sekali tidak pernah mencap mereka sebagai hamba terkutuk. Bila ada orang yang dalam hidupnya selalu sial atau mengalami hal buruk semasa hidupnya, ternyata itu berkaitan dengan kehidupannya di masa lalu. Boleh jadi Allah SWT menarik orang - orang yang disayanginya, banyak mengalami kehilangan sesuatu, karena Dia ingin kita sadar dan kembali ke jalannya.
Yah, melihat Alex yang seperti anak nakal begini sih mungkin memang begitu makanya hidupnya dia merasa selalu sial. Rita kisah kan itu pada Alex dan dia sangat menyesal mengenai apa yang dia lakukan di masa lalunya. Rita berkata padanya kalau pintu tobat selalu terbuka kapan saja.
"Kamu dan Ney sepertinya tidak dekat. Kamu bukan teman dia," kata Alex.
"Memang bukan," kata Rita sambil merasa aneh.
"Teman dia itu Arnila dan duanya lagi," kata Alex lagi dengan cepat.
"Iya. Apalagi soal Safa dan Feb, itu dua makhluk seperti kepribadian Ney,"
"Ney selalu membantu setiap kamu punya masalah sekarang kamu tendang dia seenaknya. Kamu yang kurang ajar," lagi - lagi keluar masalah ini kapaaan coba Ney pernah bantu Rita keluar dari masalah yang dia punya.
"Tahu apa kamu soal aku? Sekarang saja kamu sama sekali tidak tahu apa - apa. Bicara sok tahu. Tahu kamu dia kemana kalau aku ada masalah? Dia kabur. Justru orang - orang yang selalu ada buat aku itu bukan dia tapi teman yang jauh jaraknya denganku," kata Rita yang mulai jengkel pada Alex.
"Ney bilang dia selalu ada untuk kamu. Berhentilah berbohong," kata Alex menyerang lagi.
"Selalu ada? Dia itu selalu sibuk pacaran. Dimana dia yang selalu ada? Aku nangis sendirian juga dia tidak tahu. Coba kamu tanya sama dia, aku pernah curhat soal apa ke dia," Rita menantang Alex yang sok tahu.
"Aku tanya ya. Awas kalau kamu salah akan ada hukumannya,"
"Idih, siapa takut? Ya tanya sana! Baca jawaban dia, kalau dia benar - benar selalu ada." Rita suruh Alex bergegas untuk bertanya. Takutnya dia lupa.
Beberapa menit berlalu, Rita masih menunggu kedatangan chat Alex. 5 menit masih belum nampak, Rita sambil makan cemilan. Entah kenapa setiap bicara dengannya, Rita selalu pusing apalagi kalau mulai bertengkar. "........" itu isi chat dari Alex artinya dia tidak mendapatkan jawaban yang dia mau dan memang benar sangkaannya.
"Apa?" Tanyaku. Lalu Alex mengirimkan isi chat dengan Ney.
Alex : "Hey, I want ask you something,"
Ney: "Oh sure, what it is?"
Alex: "Is that true you always give Rita solution
from her problem?"
Ney: "Yes, of course. She was my best friend .
Dengan siapa lagi dia curhat selain dengan
aku. She doesn't have friend beside me,"
Alex: "Then what problem you already give
solution? I wanna know,"
Alex bertanya pada Ney masalah apa yang pernah dia bantu dan Ney tidak menjawabnya sama sekali. "Oke, Maaf. Kamu benar dia tidak pernah membantu masalah kamu tapi pasti ada kan yang pernah dia lakukan untuk kamu?"
"Tidak ada,"
"She was lying to me! How dare. I'm gonna mad to her soon." Berabe amat nih orang? Siapa suruh percaya begitu saja. Harusnya kenal dalam dulu dengan Rita baru teman - temannya kalau temannya memang teman sejati. Kalau biasa saja sih mana bisa tahu.
"Sudahlah hentikan. Tidak ada efeknya kamu marah - marah memang dia begitu. Dia memutar balikkan fakta entah apa maksudnya, aku saja sampai sekarang tidak mengerti sama jalan pikirannya," ucap Rita menghentikan kemarahan Alex kalau dibiarkan justru bagus sih tapi malas juga nanti ada apa - apa lagi.
Alex terdiam dan mengakui kalau Ney telah berbohong. "Begini ya kamu itu orang asing jadi bersikaplah layaknya orang asing. Tidak perlu ikut campur segala,"
"Tapi kamu yang mengenalkan Ney ke aku," kata Alex tidak mau kalah.
"Ney yang minta dan aku sadar sudah salah juga harusnya aku tolak," mereka sama - sama terdiam. "Kamu berhenti minum alkohol ya tidak baik untuk jantung. Keajaiban kamu masih hidup sampai sekarang," ucap Rita. Wine kan memang tidak baik sudah haram eh membuat rusak kualitas jantung.
"Iya, aku tidak akan melakukannya lagi. Kamu juga banyak minum ya, kamu selalu pusing kan kalau bicara denganku," Rita heran kok dia bisa tahu ya?
"Aku tahu. Aku kan bisa baca pikiran kamu," katanya sambil menambahkan simbol bulat ketawa.
"Coba kamu baca aku mikir apa?" Ketik Rita. Dalam pikirannya, Rita berkata, 'Kamu kurang ajar, tidak sopan sama orang yang lebih tua. Nakal banget kamu, dewasa apanya kamu? Dasar kurang ajar!!' "Coba sebut aku bilang apa?" Alex cuma membalas dengan simbol wajah datar.
"Kamu benci aku sepertinya," kata Alex dengan emoji muka datar lalu sedih kemudian tertawa. Nano - nano nih orang.
"Iya agak - agak tidak suka. Awal aku suka, tadinya aku pikir kamu lucu tapi lama - lama jadi amit - amit." Ketik Rita tapi memang iya. Dia tuh orangnya 3 Dimensi ya, kadang tampak seperti anak kecil yang penurut nanti berubah jadi remaja nakal. Lalu ada sisi seperti malaikat dan iblis. Ucapan kadang sopan lalu tiba - tiba jadi kasar. Kalau bijak sama sekali tidak ada, tapi dia klaim bijak (haduuuuhhh).
Yang Rita sadari sifatnya itu pure Bodoh dan itu yang buatnya nyaman dan tertawa tapi kalau sudah sok tahu, susah dicari celah. "Kamu senang jadi pusat perhatian, ya? Sepertinya dari kecil kamu sangat dimanja," kata Rita menduga - duga pemikirannya.
"Iya. Apapun yang aku minta harus dituruti," kata Alex.
"Kalau aku maaf saja ya. Yang seperti itu tidak ada, kalau kamu kurang ajar, pergi jauh saja." ucap Rita membuat Alex terdiam lalu mengerti.
Kesal banget sih sama nih orang baru kali ini mengalami seperti ini. Orang baru kenal sudah seenaknya begini begitu, heran sepertinya seorang pemberontak sama orang tuanya juga. Biasanya kalau orang uang usianya muda, Rita suka dipanggil teteh, mbak atau emak karena usianya lebih tua. Tapi kalau Alex, seenaknya bilang 'Hei," "You," bagaimana sih orang tua mendidiknya? Bukan hanya Rita saja deh sepertinya tapi hampir semua orang. Orangnya kurang ajar benar - benar minus manners. Orangnya gampang pundungan sepertinya kalau sudah begitu, bibirnya monyong ke depan 10 cm.
"Bicarakan ini dengan Ney. Kalau kamu merasa Ney terlalu banyak berbohong, kamu harus selesaikan," kata Alex ingin semuanya lebih jelas lagi.
"Iya memang mau kok tidak perlu suruh - suruh segala. Siapa coba yang pakai tes - tes segala? Kamu saja kurang ajar," kata Rita yang masih belum menerima Alex sepenuhnya. Kasihan.
"Maaf. Aku hanya mengetes saja akan seperti apa tanggapan kamu. Ternyata malah jadi kacau, aku jadi tidak enak," kata Alex. Ya jadi kacau karena sok tahu apa - apa bukannya nanya dulu malah menyimpulkan yang dikatakan orang lain. Katanya bisa tahu pikiran orang tapi kelakuan orang saja tidak bisa dia tangkap.
"Kamu ini suka buat masalah ya bukan aku tapi kamu. Tes? Memangnya kamu siapa, tidak ada manners banget ya. Orang tua kamu bagaimana sih ngurus kamu?" Tanya Rita takutnya tidak sempat diajari menghormati orang yang lebih tua atau sopan santun pada orang lain. Di atasnya atau di bawahnya.
"Jangan bawa - bawa orang tualah. Aku di didik dengan baik," katanya sambil agak kesal.
"Apanya yang baik? Kamu dimanja dari kecil, fasilitas selalu ada, jelek tahu akhirnya sudah besar tidak ada yang sesuai keinginan kamu marah - marah. Lalu tidak bisa menghormati orang yang lebih tua sepertinya dengan Kayla juga begitu. Usia Kayla berapa?"
"Sama dengan kamu usianya," kata Alex tampaknya Rita menyinggung sesuatu yang membuat Alex teringat lagi.
Haaah sama? Apa dia tuh lebih suka pacar yang lebih tua, ya? "Kamu tidak diajari bagaimana cara menghormati dan menghargai orang ya? Apalagi ke orang yang lebih tua." Alex hanya membalas dengan simbol yang tertunduk sedih.
Ya, sepertinya dia dari kalangan kelas atas. "Kalau ibuku tahu aku dekat dengan orang pasti marah besar,"
"Kamu tidak memberitahu ibumu? Kenapa?" Tanya Rita keheranan. Apa biasa ya lelaki tidak pernah cerita soal apapun pada orang tuanya sendiri terutama ibunya?
"Sangat rumit. Kalau keluargaku dan semua tahu, akan sangat heboh." Kata Alex. Jadi berpikir macam - macam, apa dia serius artis aktor? Kalau model kan biasanya bisa ya jadi aktor. Tapi masalahnya dia mantan model banci sih.
"Oh, kamu tidak boleh punya hubungan sama orang luar?" Rita pikir ya pasti dilarang apalagi kalau dia anak orang kaya, mungkin orang tuanya memang milyuner ya. Jadi dipilih -bpilih orang - orang yang baik buat dia kenal termasuk wanita.
"Iya mereka takut aku kenal orang jahat karena sudah banyak yang begitu berakhir dengan banyak berita." Hmmm jangan - jangan dia aslinya diluar dugaan nih. Karena penasaran, Rita sering memancing dirinya sebagai balasan dia tes Rita. Orangnya gampang keceplosan. Dia suka lepas kendali berbagai kata - kata yang aneh keluar. Rita akan gali banyak info dari dia sendiri. Siapakah sebenarnya dia ini.
Beberapa hari kemudian, Rita dihubungi lagi oleh Arnila yang mengajaknya untuk gabung grup chat tapi hanya bertiga. Sebenarnya sih sudah males mendengar 1 grup sama Ney tapi Arnila memaksa katanya mungkin tidak akan begitu heboh kalau Safa dan Feb tidak ada di dalam. Yah, apa boleh buatlah mungkin iya tidak akan terlalu heboh dan bermasalah. Rita pun masuk ke dalam grup dan memang hanya ada mereka bertiga.
"Hai, Ri," sambut Arnila dalam WA.
"Hai, baguslah aku diajak masuk grup ada juga yang mau aku bicarakan, tapi sepertinya ada orang yang tidak mau minta maaf ya atas kelakuannya. Padahal temennya dan Alex saja minta maaf," tapi tidak ada respon dari Ney.
"Maklum saja ya, Ri," ketik Arnila. Sebel banget nih sama Ney, benar - benar deh tidak merasa dia ada salah.
"Mau bagaimana lagi orangnya juga memang tidak tahu malu sih, Ar. Sudah tahu salah tapi bisa - bisanya seperti tidak salah. Teman macam apa yang kaya begitu ya, Ar? Tidak kenal aku." Masih tidak ada respon beberapa menit.
"Eh, maaf ya baru balas tadi ada telepon. Lagi bahas apa, Ri?" Tanya Ney yang biasanya pura - pura sibuk lalu masuk kalau ada celah.
"Yakin lagi nerima telepon? Kamu kan suka bohong. Roll coba ke atas kita lagi bicarakan apa," kata Rita, beberapa menit berlalu.
"Dia kok Ri yang banyak nanya - nanya ya aku jawab kamu kan memang bermaksud playing victim, aku yang jadi korbannya. Ngaku kamu!" Kata Ney yang tidak sopan. Huh! rasa - rasanya meletup lagi tapi Rita tahan.
"Atas dasar apa? Coba kamu jelasin. Kapan aku pernah menjadikan kamu playing victim? Di sejarah mana aku seperti itu? Aku pernah dulu - dulu bermasalah sama kamu? Yang ada, kan kamu sampai coba merebut sahabat aku. Lupa?" Ney tidak membalas. "Kamu itu ya jangan suka cari gara - gara deh. Aku tahu kamu tidak suka lihat aku dekat dengan Alex, kamu yang harus ngaku. Bisa tidak sih kamu berlaku jujur? Aku mah ngga akan jelekkin kamu, yang ada aku terima apa adanya kamu. Dari kenal kamu, aku sama sekali tidak tahu kamu seperti apa, jujur pun aku tidak tahu," ucap Rita panjang karena memang sangat sakit sekali kalau tahu orang yang dia anggap dekat malah ikut membully.
"Ney bilang ke Alex kalau dia sahabat kamu, yang aku tahu kamu kan lebih dekat ke teman - teman kampus bukan Ney. Aku juga agak aneh." ketik Arnila. Ya memang aneh, kok ya berani amat klaim - klaim sahabat tapi kelakuan seperti musuh.
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 529 Episodes
Comments