Rita lalu memberikan resep satu lagi di pondok belakang dan menunggu 15 menit kemudian dipanggil masuk. Petugas laki - laki membuka Al - Qur'an dan memberikan petunjuk bagaimana harus melakukan pengobatannya.
"Sebelum teteh memulai biasakan baca Bismillah ya nah surat pertama An Nisaa dibacanya tiap pagi jam 8 ya atau kalau mau sekalian tidur, boleh jam 8 malam. Setiap hari selalu baca misal hari Senin dari ayat 1 sampai 22, Selasa dari 23 sampai 44, seterusnya sampai ayat 176. Kalau nanti haid, berhenti 1 bulan harus mulai lagi saat teteh suci dari haid. Diteruskan pagi di bulan selanjutnya, sesudah kamu selesai baca An Nisaa, selingan teteh baca Juz 15: Al Isra ayat 1 - 111 dan Al Kahfi ayat 1 - 74, sebisanya teteh saja. Karena Allah SWT tidak memaksa manusia wajib melakukannya sehari tamat ya. Juz 15 itu kamu baca 2 hari sekali seumur hidup. An Nisaa ini harus kamu baca selama 8 hari dan sama sekali tidak boleh terputus. Setelah selesai, teteh bisa baca Juz 15 dalam hati saja. Cukup 2 hari saja sesudahnya tidak perlu kamu baca lagi, dibaca sama ya langsung habis saat itu juga, jadi jangan teteh baca setengahnya di hari lain."
Rita hanya mengangguk kepala karena tidak diberi celah untuk bertanya dan tidak perlu juga banyak nanya. Selesainya semangatnya berkobar. Kembali pada Arnila, Rita membalasnya, "Aku sudah tidak mau berurusan dengan kalian semua dari awal memang seharusnya aku tidak membuka pertemanan sama kalian. Aku sudah ke psikiater dan tidak ada yang salah denganku. Justru Ney dkk yang salah, kamu ya Arnila awal aku kira kamu berbeda tapi nyatanya sama. Kalau sudah tahu salah, tolong hentikan mereka saat itu juga. Aku tidak pernah bully kamu tapi kenapa kamu tega?"
"Iya, Ri, maaf waktu kamu keluar aku marah - marah sama dia karena bukan ini yang seharusnya terjadi. Mereka juga malah saling menyalahkan, sampai Alex bilang 'Kita semua sudah salah'. Alex juga sudah keterlaluan, aku tahu dia terlalu sok dan sombong. Itu karena dia tidak mau kamu jadi seperti seseorang yang dia kenal. Untuk info kamu, setelah kamu merasa teraniaya, satu per satu kami mengalami hal buruk. Feb tertabrak motor waktu dia pulang dari tokonya, sekarang masih dirawat di Rumah Sakit. Safa kehilangan semua barang - barangnya termasuk hp terbarunya, dia kena rampok waktu ke toilet di mall. Ney rumahnya kebanjiran parah, semua barang - barangnya terendam air dan dia sekarang ada di tempat pengungsian. Aku sendiri dapat hukumannya, kakiku terkilir padahal hari ini ada acara keluarga. Meski tidak parah tapi membengkak. Alex dapat serangan jantung, dia koma 2 hari. Saat sadar, dia menyadari sudah keterlaluan sama kamu. Ney tidak akan pernah minta maaf karena dia selalu merasa benar, jadi aku mewakilkan untuk semua,"
"Maaf, yang aku terima cuma kamu saja soal Ney tetap dia yang harus minta maaf. Aku tidak terima perwakilan kalau salah, ya harus mau minta maaf. Jangan terlalu baik, Nil kamu juga sama dimanfaatkan. Ke depannya, aku tidak minat 1 grup lagi sama mereka." Rita membalas karena sudah malas berhadapan dengan orang - orang yang tidak mengenalnya.
"Iya, oke aku mengerti. Aku minta Alex untuk minta maaf karena dia juga sudah salah sudah memaksakan kehendaknya ke kamu. Grup sudah tidak ada, Safa dan Feb juga tidak mau minta maaf, itu urusan mereka. Tapi kalau aku, aku tidak mau kena masalah lagi ke depannya lebih baik kamu tidak perlu cerita apapun lagi ke kita. Cukup kamu sendiri yang tahu Alex seperti apa," jelas Arnila.
Setidaknya Arnila manusia yang berbeda dari 3 iblis yang lain. Setelahnya Rita memeriksa email dan ada sebuah email tertanda dari Alex:
'Hai, Ri. Aku mohon jangan pergi. Aku minta maaf sudah menyakiti kamu. Aku khilaf lupa kalau kamu berbeda dengan orang yang aku kenal. Maafkan dengan kata - kata kasar yang aku lontarkan kemarin, aku memang monster. Aku pikir setidaknya kamu mungkin akan menurut tapi ternyata aku sudah sangat melukai kamu. I know you was crying. I'm so sorry. Please, speak with me again. I promise will explain everything to you. I will wait for your answer.'
Itulah isi emailnya, kenapa dia bisa tahu alamat emailnya ya? Hmmm jadi curiga bagaimana dia bisa tahu, akhirnya Rita mengaktifkan inbox Pacebuknya dan Alex menyapa dan langsung meminta maaf lagi. "Aku tidak tahu kalau karena perbuatanku, kamu merasa depresi. Aku takut kehilangan orang yang dekat denganku," isi chatnya.
"Orang yang dekat kamu itu siapa? Almarhum pacar?" tanya Rita dengan perasaan yang masih marah.
"Bukan. Kakak laki - laki aku, sifat dan penyakitnya sama dengan kamu jadi otomatis bicara denganmu serasa sedang bicara dengannya," jawab Alex.
"Aku perempuan kalau sama pasti beda kelakuannya. Kakak kamu sudah tidak ada?" Tanya Rita dengan agak sedikit kesal dalam balasan chatnya.
"Iya," jawabnya dengan menambahkan emoticon sedih.
"Kenapa?"
"Kecelakaan mobil,"
"Innalilahi.... kamu cemas takut aku seperti kakakmu? Memang apa yang dia lakukan?" Tanya Rita mulai sedih.
"Pemberontak lalu kabur ke Indonesia. Di Jakarta malah jadi preman dan pemburu wanita. Lebih parah dari aku," kata Alex yah sama saja sih sebenarnya hanya kalau Alex jadi playboy di Malaysia sama Jepang.
"Kutebak ilmu playboy kamu diajari kakakmu, ya?" Alex membalas dengan emoticon tertawa.
"Kakak kamu idiot. Kalau aku sama, aku mau kabur ke mana? Ada uang lebih baik ditabung. Setir motor tidak bisa apalagi mobil. Pikir juga dong gender kami berbeda. Aku berjilbab, kakak kamu tidak kan? Pikir dulu kalau mau berbuat sesuatu," ketik Rita marah - marah. Alex terdiam.
"Tapi berkat kamu kontak Ney, aku jadi tahu warna asli dia meski sudah banyak orang yang memberitahu. Terima kasih. Aku bersyukur bisa kenal kamu meski kamu no manners at all," ucap Rita yang mulai bisa berpikir jernih.
"Oh ya? Aku tidak tahu tapi aku senang ternyata kamu melihat ada sisi lainnya dari tujuan aku meski jujur, aku merasa agak keterlaluan tapi kamu masih bisa melihat sisi ke arah yang lain. Senang bisa membantu tapi sisi lain, aku menyesal. Apa Ney, Safa dan Feb meminta maaf sama kamu? Arnila bagaimana?"
"Arnila sudah meminta maaf. Tapi aku tidak terima perwakilan. Mereka bertiga tidak akan pernah merasa bersalah karena niatnya memang menjatuhkan. Tidak ada empati, tidak punya hati, sia - sia berharap maaf dari manusia seperti mereka," kata Rita dengan tegas.
"Padahal aku sudah bilang 'Kita harus minta maaf' ke Ri. Memang tidak ada balasan dari mereka bertiga. Hanya Arnila yang membalas. Coba saja bicarakan dengan Ney supaya masalahnya beres," ajak Alex yang sangat gampang mengatakannya.
"Nanti kalau mood aku sudah membaik untuk sekarang, aku lagi melakukan kegiatan lain untuk menenangkan pikiran dan hati, karena ulah gila kalian semua, aku harus merapihkan semuanya. Heran bisa - bisanya mereka teracuni sama omongan orang asing," kata Rita yang membuat Alex hanya mengirimkan emoji sedih.
"Maaf kalau kata - kata aku memang racun,"
"Terus kamu bilang aku jilbab fake? Kamu sendiri islam KTP mana yang lebih parah kenyataannya? Kalau fake, kemana - mana aku pasti lepas jilbab jangan kaitkan dengan jilbab dong. Apa urusannya sama kain? Belajar jaga kata - kata, lelaki seperti kamu itu tak pantas menjadi lelaki sejati!" Rita membara sangat marah.
"Iya iya aku minta maaf SEMUA yang sudah aku katakan buat kamu. Aku lihat kamu bukan fake karena kamu berjilbab bukan untuk gaya saja tapi memang kamu berjilbab. Maaf karena aku dulu pernah mengalami hal yang tak mengenakkan," kata Alex dengan sedih.
"Kalau bermasalah, itu sih biasanya bermula dari niat kamu sendiri. Kalau serius, Allah pasti carikan kamu yang serius tapi kalau main - main ya terima saja dapatnya juga yang main - main. Soal Ney tidak akan ada yang beres berhadapan sama dia makanya aku jaga jarak tapi nanti di saat yang tepat akan aku bicarakan semuanya."
Kemudian Rita dan Alex kembali berkomunikasi, dia bertanya selama seminggu apa yang dia lakukan. Kesempatan tiba, Rita ceritakan kegiatannya selama off. Alex terkejut membaca bahwa Ney pernah menyuruh Rita untuk datang ke psikiater.
"HAH!? Dia menyuruh kamu pergi ke psikiater? Kamu lakukan?" tanya Alex terkejut.
"Menurut kamu?" Rita berbalik bertanya.
"Kenapa kamu turuti? Kamu tidak separah itu,"
"Tidak apa - apa untuk kebutuhan aku juga dan aku ingin membuktikan sama Ney sarap itu kalau kepribadianku baik - baik saja. Dan kamu jangan bertingkah seolah kamu itu Tuhan yang seenaknya saja mau ubah kepribadianku dari nol. Justru kamu yang bermasalah. Psikiaternya itu merangkap sebagai ustadzah psikologi jadi beliau tahu karakter kamu seperti apa. Dan sepertinya beliau juga punya kemampuan seventh sense yang tinggi," kata Rita dengan semangat.
"Oh, begitu," ucapnya pendek. Entah menyesal karena sudah sok tahu atau apalah Rita tidak mau ambil pusing lagi.
"Kamu manusia dan bukan Allah SWT, yang berhak mengubah semua hal tentangku. Hanya Dia dan kalau kamu keberatan menerima semua yang aku punya, then leave. Aku tidak pernah memaksa siapapun untuk nyaman denganku. Waktu aku SMA ada kok beberapa orang yang tidak nyaman denganku, ya itu normal. Setidaknya yang hidup di dunia kan banyak bukan hanya kamu, bukan hanya mereka. Dan hati - hati menurutku kamu sombong, menganggap ciptaan Tuhan itu aalah. Dan menganggap penilaian kamu lebih benar, itu sama saja kamu menyepelekan aku sebagai ciptaanNya. Sadar dirilah kamu itu tidak sempurna juga,"
"Aku hanya ingin kamu jadi yang terbaik buat aku dengan berusaha mengubah mu agar kamu tahu itu yang paling baik," jelas Alex yang membela dirinya.
"Itu artinya kamu tidak bisa terima aku apa adanya, bodoh! Padahal selama kenal kamu, aku percaya dan terima apapun kekurangan kamu. Sudahlah tidak perlu diteruskan lagi, ya. Kalau begitu terus lama - lama aku tidak nyaman sama kamu dan jadi terpaksa." Alex memberi emoticon sedih lalu meminta Rita untuk jangan mengusirnya karena dia sendiri sudah nyaman dengannya. Nyaman sih nyaman tapi kalau sampai mengubah pribadi sih sudah beda lagi urusannya.
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 529 Episodes
Comments