Rita juga ada turunan sakit jantung, ayahnya kan ada penyakit tersebut tapi yang menurun hanya Rita saja. Rita punya kakak perempuan dan adik perempuan. Kakak dan adik tidak punya banyak penyakit, hanya Rita saja yang banyak. Dan semua penyakit hanya kambuh 1x dalam setahun. Lebih enak ya asal makanan dijaga kadarnya. Dia juga sensitif pada garam, berlebihan langsung muntah darah atau gondokan.
"Alex," kata Rita singkat.
"Ya? Kenapa?" Tanyanya dengan heran mungkin ya.
"Tampaknya setelah kita beberapa bulan saling mengobrol, tampaknya aku mulai menyukai kamu. Serius ya," kata Rita dengan perasaan yang campur aduk ada senang, takut dan sedih. Tapi Rita sudah menguatkan mentalnya kalau - kalau ditolak.
"What? Why you move first?" Tanya Alex yang membuat Rita kebingungan. "Rencananya aku mau membuat pernyataan juga. Kenapa malah kamu duluan yang menyatakan? Biasanya kan laki - laki dulu yang maju,"
"Ya soalnya kamu lama. Kalau suka, langsung saja. Ribet amat!"
Beberapa bulan, melalui hari - hari dengannya Rita mulai menyadari kenapa dia selalu tersakiti oleh mantannya. POSESIF! Kemudian sekitar 2 minggu, karena hubungan mereka LDR (Long Distance Relationship) Malaysia - Indonesia membuat Alex sering berpikiran macam - macam, sampai Rita membentaknya dalam chat. Itu membuatnya semakin marah, dia memancing masalah duluan, lalu Rita membalas, "Kita akhiri saja. Kamu sama sekali tak bisa percaya aku karena sudah sering dikecewakan. Aku capek," Alex meminta maaf. Lalu mereka pun bubar jalan dan saling tidak chat beberapa minggu.
Hari berikutnya, Rita hendak jalan - jalan sendiri dan Ney menelepon mengajaknya bertemu di rumahnya. Rita datang ke rumah Ney, di sana sudah ada dia dan ketiga temannya. Mereka semua duduk di teras sambil ngobrol. Rita dan teman - temannya tidak terlalu dekat sih karena 2 temannya 11 12 sama kelakuannya. Hanya Arnila yang menyambut kedatangannya. "Eh, Ri, masuk yuk gabung. Apa kabar?" Sambutnya.
"Baik Alhamdulillah. Kamu bagaimana?"
"Baik juga. Kata Ney, kamu kenalan sama pemuda tampan? Cerita dong!" pinta Arnila tertarik.
Ney dan kedua temannya hanya mendengar sambil sesekali mendengus. Lalu pastinya Rita menceritakan semuanya, yang antusias hanya Arnila. "Nanti kamu juga ditinggal, Ri kalau dia menemukan perempuan yang lebih cantik," kata Ney sambil tertawa.
"Iyalah, mana ada laki - laki ganteng yang suka sama kamu. Kurang pantas," balas Febri dengan sinis. Nama Febri disingkat saja menjadi Feb biar lebih gampang dicerna ya.
"Ya, tidak cantik sih nasibnya kena diselingkuhin," sambung Safa. Benar - benar deh mereka ini 3 iblis yang berjenis kelamin perempuan.
"Duh, doanya jelek banget, Ney. Yah, aku maklum sih soalnya kamu tidak digubris chat ya sama dia ho ho ho inginnya kamu yang dapat tapi sayang ya lagi - lagi kena tolak laki - laki tampan. Maaf ya," kata Rita dengan sengaja. Arnila hanya tertawa, Ney kesal dan memainkan handphonenya.
"Feb, memangnya kamu merasa lebih cantik? Pakai skincare yang tidak cocok saja buat muka kamu kaya habis ditembak torpedo. Suka berkaca tidak sih? Di hampelas dong biar seputih aku. Lelaki tampan saja banyak yang kabur kan," Arnila semakin keras tertawanya mendengar balasan Rita. Feb yang mendengar langsung mengeluarkan cermin dan memandangi wajahnya yang penuh sekumpulan kelompok jerawat yang matang.
"Maaf ya, aku bukan kamu Safa yang kalau pacaran selalu selingkuh jadi saja kamu selalu dibalas selingkuh. Aku tidak merasa cantik, aku memang biasa saja tapi aku bisa menghargai orang yang sayang sama aku." balas Rita tidak kalah nyeselinlah.
"Iya betul, Ri hargai orang yang sayang sama kamu. Aku doakan langgeng terus sama Alex. Kalian juga sudah deh, iri ada batasnya. Jangan bilang yang jelek jadinya kena balasan telak kan. Ney, kalian, tidak perlu jadi cantik dulu kalau mau dapat orang tajir tapi dandani dulu hati kalian yang hitam. Ri sederhana sih aku yakin Alex bisa lihat sinar ketulusan dari hati kamu."Kata Arnila sambil menepuk tangan Rita.
"Aku merasa Allah SWT itu tidak adil," ucap Ney meletakkan handphonenya di lantai.
Rita dan Arnila saling memandang. "Apa maksudnya?" Tanya Rita sambil memperhatikan Ney.
"Ya, aku kan banyak berdoa agar diberi laki - laki setampan Alex tapi kok malah kamu yang dapat? Harusnya kan aku,"
Rita hanya bengong dan Arnila menggaruk - garuk dahinya. "Aku setuju. Kamu kan norak mana tidak ada pengalaman juga. Kok bisa sih? Pakai dukun, ya?" Safa menunjuk ke Rita.
"Aku ingin deh nampar kamu sekali pakai pintu rumah," kata Rita tidak kalah sengit dan Safa pun terkejut. "Soal doa kamu yang hasilnya malah kena ke aku, aku tidak tahu alasannya. Tapi satu hal yang pasti, Allah itu Maha Adil,"
"Kenapa? Itu kan doa aku, Ri," katanya sengit.
"Tenang, Ney, kamu tidak mau kan Ri copot pintu rumah terus lempar ke kamu?" Jawaban Arnila membuat kami semua tertawa.
"Kenapa? Ney, kamu tuh memang tidak sadar diri banget ya. Harusnya kamu tanyai diri kamu sendiri. Kenapa hasil doa kamu malah Allah kasih ke aku. Selama ini bagaimana kamu memperlakukan lelaki yang jadi pacar kamu? Kamu sia - siakan mereka, kamu selingkuhi diam - diam. Saat mereka punya rejeki, kamu egois selalu ingin dibelikan barang mewah. Adakah kamu memberi mereka hadiah? Menghargai usaha mereka saat sedang bekerja? Tidak! Kamu, kalian juga sama bukan tipe perempuan yang bisa menghormati. Contoh dekatnya, aku. Adakah kalian menghargai? Tidak ada kan. Hal sepele begitu saja, tidak bisa kalian lakukan. Doa tidak selamanya terkabul kalau kamu hanya berdoa saat tahajud saja, Ney. Allah itu Adil. Dia tahu orang mana yang punya hati tulus dengan yang palsu. Kalau Alex diberikan sesuai doa kamu, kamu akan pamer yang aku paling tahu sih kamu akan kuras habis uangnya."
Arnila bertepuk tangan saat Rita selesai memberikan pidato yang panjang. "Dan aku yakinkan Alex bukan lelaki yang dengan mudahnya berkhianat pada pasangannya,"
"Tapi dia punya banyak mantan, lalu itu kenapa coba?" tanya Feb.
"Kebanyakan ya seperti kalian, perempuannya yang selingkuh. Karena dia posesif, itu juga terjadi sama aku jadi kayanya lebih bagus berteman saja dulu. Terus dia kalau kerja, jadi lupa sama pacarnya. Banyak mantan karena pacarnya ketahuan selingkuh," kata Rita sambil memutar - mutar tas.
Semenjak datang ke rumahnya, Rita tidak ditawari minum padahal Ney tadi baru dari dapur. Arnila sadar kalau dari tadi Rita tidak diberi minum dan menyuruh Ney untuk ambilkan. Ney lalu mengambilkan minum, saat Rita terima terlihat gelasnya kotor lalu Arnila berbisik, "Gelas untukku juga sama kotor sepertinya belum dicuci." Ya Allah menyuguhi tamu pakai gelas kotor tidak salah apa!?
"Ney, ini gelasnya kotor. Belum dicuci ya?" sontak Feb, Safa memeriksa gelas mereka.
"Wah, asli kamu parah. Gelas aku sama Feb juga kotor. Bedain dong kasih kita gelas bersih, yang kotor mah Ri sama Arnila saja. Bagaimana sih?"
"Kalian yang lebih pantas diberi air solokan sekalian buat mulut kotor kalian. Tidak ada gunanya minum air bersih langsung jadi embun," kata Rita dengan santai.
"Duh, malas ah. Cuci saja sendiri cuma gelas saja ribut banget," Ney marah - marah dan malas gerak dari tempatnya.
" Untung Alex bukan kamu yang dapat, soalnya dia senang kerapihan dan bersih kalau jadi sama kamu tidak perlu menunggu sebulan. Sehari juga langsung putus," kata Rita disetujui anggukan Arnila, Feb dan Safa. Parah total memang orang ini, joroknya totalitas banget. Airnya juga ternyata bukan air galon tapi air dari kran ledeng. Feb, Safa dan Arnila berisik berantem lawan Ney yang tidak kalah marah. Air darinya sama sekali tidak Rita minum, untungnya Rita sudah beli PrutTea dan juga beli cemilan. Karena dia sudah tahu orangnya seperti apa, yang membuatnya aneh... mereka bertiga kan temannya kok masih belum tahu Ney itu seperti apa.
"Nila, mau pruttea? Sebelum ke sini aku beli dulu tahu pasti seperti ini. Nih aku bawa tisu basah. Kalian berdua beli sendiri ya, soalnya aku tidak kenal kalian," Arnila menyeka gelasnya dan Rita membagi minumannya. Feb dan Safa kesal setengah mati karena harus membeli sendiri.
"Kalian sudah saling kenal lama, kan?" Tanya Rita sambil minum.
"Iya dari dia masuk SMA sampai sekarang. Kenapa?" tanya Safa sambil meminta minuman pada Arnila.
"Kok kalian seperti tidak tahu Ney seperti apa orangnya? Sampai kebiasaan kecilnya yang jorok ini saja kalian tidak tahu?" Langsung mereka semua terdiam kecuali Arnila pastinya. Ney bertingkah salah.
"Ya kita kan sibuk," balas Safa seenaknya.
"Sibuk pacaran," sambung Feb yang juga meminta pruttea milik Arnila.
BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 529 Episodes
Comments