"Halah, tidak perlu! Infonya juga pasti tidak penting banget. Pokoknya hari ini aku senang." Setelahnya, Arnila menceritakannya kepada Rita dan sangat keheranan kenapa Rita tidak sedih.
"Nanti kalau Ney curhat ke kamu soal Alex itulah kenapa alasan aku gembira tidak kontak dengannya sementara waktu," kata Rita ceria.
"Separah itu Alex?" Tanya Arnila.
"Lihat saja nanti," kata Rita sambil mengerjakan kembali pekerjaan rumahnya.
Nah, kita beralih ke percakapan Ney dan Alex:
"Kenapa kamu mau chat denganku?" Tanya Alex yang sebenarnya sangat malas membalas chat dari Ney.
"Aku suka kamu. Sejak aku tahu kamu kenal Ri, aku sudah suka kamu," kata Ney dengan percaya diri.
"Why? Aku bahkan tidak kenal kamu," Alex keheranan dengan pernyataan Ney.
"Nanti juga kenal sama kan kamu tidak kenal Ri tapi bisa jadi dekat. Kami tidak akan menyesal deh sama aku," ucap Ney meyakinkan Alex.
"Alasannya?" Tanya Alex lagi.
"Kita sama statusnya, aku yakin kita bisa bahagia. Ri itu miskin uang saja dia susah punya. Pelit lagi. Kamu pasti menderita sama dia," kata Ney merasa sudah sesuai dengan standar kompetensi Alex.
"Oh, tapi kamu bukan tipeku," kata Alex yang ingin menyadarkan Ney untuk berhenti mengejar sosoknya yang jauh dari dia.
"Aku bisa jadi seperti yang kamu mau kok. Jadi beri aku kesempatan ya," Ney terus memaksa Alex agar menerimanya.
"Apa kamu bisa setia? Ri orangnya setia. Kamu bisa jadi seperti dia?" Tanya Alex. Ternyata dalam dirinya dia sudah bucin dengan Rita berharap Rita merasakan itu.
"Bisa dong," ucap Ney merasa hal tentang setia itu paling gampang.
"Hah! Harusnya kamu jangan cepat menjawab begitu. Pikir dulu. Setia itu tidak mudah," kata Alex sambil tertawa nampaknya.
"Aku bisa! Aku setia kok orangnya," kata Ney meyakinkan Alex. Demi sebuah status ningrat mungkin agar dia bisa membanggakan Alex di hadapan banyak orang.
"Sebelum aku, kamu sudah punya seseorang? Yang lagi dekat sama kamu?" tanya Alex ingin tahu tentang informasi Ney.
"Oh, ada tapi sudah putus," Ney menjawab seenaknya.
"Kenapa?" tanya Alex semakin penasaran.
"Dia cuma main - main tidak serius," kata Ney sambil memainkan rambutnya.
"Yakin?" Tampaknya Alex mengetahui sesuatu tapi masih dia sembunyikan.
"Iya. Kenapa tidak percaya? Terima aku ya. Aku akan setia sama kamu," Ney tetap memaksa untuk jadi dengan Alex kapan lagi bisa punya pacar seperti Alex.
Ada jeda ya di sini sekitar 2 detik, lalu .... "Ok. Kita jadian. Kamu jangan coba - coba selingkuh ya. Janji?" Tanya Alex. Ney tidak tahu kalau Alex orang yang sangat berbahaya kalau dia mencoba bermain - main dengannya.
"OKAY!" Ucap Ney dengan gembira.
Begitulah akhir percakapan mereka dan Ney menceritakannya pada Arnila yang seperti biasanya, dia ceritakan juga pada Ruta. Agak ada pemaksaan ya tapi sudahlah syukur - syukur bisa langgeng. Rita katakan pada Arnila bahwa mereka tidak perlu mengganggu dan Rita akan kembali pada kesehariannya. Yah, Rita menunggu kejutan sajalah. Rita baru sadar Alex bisa tahu alamat emailnya, kan dia pakai email buat akun Pacebuk, kenapa baru sadar? Payah!
Sekitar beberapa hari Rita tidak aktif di WA mengerjakan pekerjaannya, tiba - tiba ada chat masuk. Rita hanya menyimak saja.
"Gila ya Alex, aku chat baru dibalas 1 jam kemudian," ucap Ney dengan heboh pastinya dan marah - marah.
"Dia kan kerja. Maklum sajalah," kata Arnila membalasnya dan kemudian teringat apa kata Rita. 'Mungkin maksudnya ini?' Pikir Arnila.
"Aku chat dia lho dari pagi," katanya mengomel.
"Jam berapa itu?" Tanya Arnila dengan heran kok bisa tidak dibalas?
"Jam 10 pagi," sontak Rita yang membaca chatnya tertawa.
"Memang dia tidak chat kamu duluan?" tanya Arnila memastikan.
"Ada sih," jawab Ney sambil membuka Jendela di hpnya.
"Jam berapa?" Arnila bertanya lagi.
"Jam 5 pagi dong!" seru Ney sudah kebayang sih kagetnya seperti apa sewaktu lihat jamnya.
"Kamu tidak sholat shubuh?" tanya Arnila bertanya juga. Kalau Alex chat Ney jam segitu pastinya menyuruh Ney untuk solat shubuh.
"Aku lupa," ha ha ha parah banget.
"Parah! Sepertinya doa bangunin kamu buat sholat shubuh,"
"Jam 5?!" teriak Ney. Dia itu tahu tidak sih waktu shubuh jam berapa? Jam segitu sudah pasti dia belum bangun.
"Kamu tidak tahu sholat shubuh jam berapa? Ingat lho kamu bilang bisa jadi tipenya dia. Baguskan ingatkan kamu solat." Ney langsung terdiam dan hanya segitu saja isi chatnya. Rita diam saja karena Rita tahu Ney itu tidak pernah melakukan sholat wajid. Dia hanya selalu mengerjakan tahajud dan istikharah saja, penasaran kan untuk selanjutnya.
Sekitar pukul 4 sore Rita sedang rebahan di kamar, hpnya berbunyi dan diperiksa Ney menchat.
"Duh, gila dia nih kok chat tidak dibalas?" Ney terus mengeluh persoalan kelakuannya Alex. Kadang memang aneh juga sih kok sepertinya dengan Alex ada masalah terus ya. Alexnya ini bagaimana sih?
"Ada apa lagi sih? Lagi kerja kali," balas Arnila yang sepertinya sudah malas juga.
"Dia tadi balas jam 4 sore sudah selesai. Sekarang aku chat tidak dibalas lagi," kata Ney marah - marah.
"Coba tanya Ri kalau begitu mungkin dia tahu kemana pacar kamu,"
"Apa urusannya sama dia? Pacar aku tidak ada urusannya sama dia," kata Ney.
"Kamu kan rebut Alex," balas Arnila. Lalu Ney tidak membalas. Sebelum Ney chat, Rita merespon.
"Tidak ada chat antara aku dan Alex. Kamu kan pacarnya coba ingat - ingat kamu buat dosa kali," menurutnya sih begitu kenapa Alex tidak membalas chat sama sekali.
"Dosa apa? Baik - baik saja kok," jawab Ney mengomel.
"Ya kali kamu kan begitu orangnya, gampang selingkuh," ucap Rita.
"Jujurlah, Ney kamu sudah berbuat apa," Arnila juga keheranan masa iya Alex sama sekali tidak balas chat.
"Selingkuh, tidak?" Ini jalan lainnya sih karena dia kebiasaan seperti itu dari dulu.
Dari kalimat terakhir, tidak ada respon. Wah, jangan - jangan nih ....
"Serius. Kamu tidak selingkuh kan?" Tanya Arnila meyakinkan dirinya kalau dia benar - benar tidak melakukannya lagi.
"Woi, Ney! Kamu kenapa sih kadang tidak balas WA? Jujur dong!" kata Rita setengah kesal.
"Aku lagi dimarahin nih. Parah kata - katanya kasar banget," wahh ternyata sedang meledak.
"Akhirnya mengalami juga. Selamat menikmati," sambut Rita akhirnya ada juga orang yang merasakan apa yang dia rasakan.
"Wah, kamu sudah mengalami, Ri?" tanya Ney.
"Lupa? Kan dia bilang kasar waktu kalian bully aku di grup. Jangan pura - pura lupa lah. Tidak lucu." Ucap Rita agak kesal karena teringat lagi kejadian waktu itu.
"Maaf. Tapi sepertinya parah sekali," kata Arnila.
"Hebohlah. Pusing bacanya," kata Rita sambil mengacungkan kedua tangannya ke langit kamar. Pegal sekali rasanya sudah mengepel lantai. Beberapa jam datang lagi Ney sepertinya ada kejadian seru lainnya.
"Aku baru dimarahin tadi," pastinya Rita heran begitu juga Arnila. 'Nih anak kenapa sih?' Pikir mereka berdua.
"Kenapa tuh?" Tanya Arnila.
"Ya, aku kan sudah jadi pacar dia tidak salah dong aku minta hadiah dari dia." Tuh kan baru kenal, baru jadian keluar matrenya. Rita saja yang pernah jadian sama dia tidak pernah berpikir sampai sana. Kenapa baru jadian harus dirayakan, ya?
"Hah!? Parah. Kamu baru kenal lho! Terus dia bilang apa?" Kemudian dikirimkan lah isi chat dia dan Alex.
"Kamu tidak akan kasih aku sesuatu?" tanya Ney.
"What you mean?" Tanya Alex karena memang tidak mengerti.
"We a lover right now. Biasanya pacar suka kasih hadiah,"
"Oh, I've got it. I have something for you," ucap Alex lalu Ney menunggu beberapa saat.
"Love love love," ucap dia.
"This is for you," katanya sambil mengirimkan sebuah stiker yang bisa bergerak.
"Yang benar saja dong masa gambar? Aku maunya hadiah asli. Kamu kan kaya jangan berlagak miskin deh," Ney marah.
"You really don't have manner," tampaknya Alex disini kesal ya. Padahal lucu stikernya. Padahal Alex juga tidak punya sopan santun pada Rita.
"Aku pacar kamu jadi berhak dong. Pokoknya aku mau hadiah kencan pertama," ya elah kencan via medsos ya memang jadinya hadiah pun cuma stiker saja. Baru pertama saja sudah minta barang bagaimana kalau beneran jadi istri dia ya?
"Begini ya, kita baru kenal dan aku mau kenal kamu dulu. Soal hadiah, kalau kamu mau yang real, ada syaratnya," ungkap Alex tidak mau berbasa basi.
"Bener ya kamu kasih," tuntut Ney.
"In sha allah aku tidak bohong tapi kamu benar - benar harus lakukan. Setiap hari," ucapnya.
"Tentu. Aku pasti bisa. Apa syaratnya?" Pikirnya gampang sekali pasti. Terlalu menggampangkan sesuatu.
"Sholat lima waktu tanpa bolong dan sehari mengaji 1 - 3 lembar Al Qur'an selama 1 bulan." Wooow tidak mungkin banget dia bisa. Impossible deh.
Oke, kita kembali ke percakapan aku, Arnila dan Ney yang sekarang.
"Wah, asyik tuh syaratnya gampang. Kalau kamu tidak bisa, buat aku saja," kata Rita semangat. Coba itu Rita ya.
"Iya, Ney. Kamu bisa kan ingat saja sama hadiahnya," Arnila mendukung.
"Wah parahlah, 1 bulan," kata Ney keberatan sepertinya.
"Ya bagus dong kali saja kamu bisa jadi nambah sholehah dan tiba - tiba berjilbab," kata Rita sambil ketawa kecil.
"Terus kamu lakukan?" Tanya Arnila tidak meyakinkan. Kalau bisa pun pasti tidak bertahan lama.
"Iyalah," tapi agak tidak meyakinkan sih. Benar dilakukan atau hanya pura - pura dilakukan.
"Benar ya jangan bohong," tapi sepertinya tetap saja berbohong. Beberapa hari berlalu, tampaknya lagi - lagi ada masalah. Arnila menghubungi Rita lewat hp WA dan sepertinya panik. Ada apa ya?
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 529 Episodes
Comments