Kembali ke chat grup sebelah, Ney mencari - cari Rita yang tiba - tiba menghilang.
"Rita! Aku punya informasi penting nih kamu pasti terkejut banget deh tentang Alex!" Kata Ney bersemangat.
"Sebentar baru balik dari sebelah. Info apa?" Tanya Rita yang bersemangat juga semogaa infonya yang baik ya.
"Alex itu ternyata anak billionaire! Artinya emak bapanya milyuner. Wah gila banget ini wajar kalau Alex kurang ajar ke orang - orang, dia itu sama sekali tidak pernah merasakan miskin sejak kecil!" Antusias sekali Ney ini. Kalau sudah soal harta, tahta dan uang Neylah pakarnya. Biasanya kebiasaan jeleknya pasti muncul ke permukaan juga, yang membandingkan orang lain.
"Ah yakin? Kamu kalau cari informasi kadang tidak relevan seperti kamu percaya uang jajanku Rp 15.000. Tahu itu dari mana sumbernya?" Tanya Rita yang memang kurang percaya sama Ney.
"Tidak ini asli. Aku dapat info dari teman kampus, dia saudaranya Alex," kata Ney menjelaskan.
"Kok bisa tahu teman kamu saudaranya jangan - jangan cuma ngaku aja bilangnya kenal padahal fansnya," kata Rita.
"Jadi dulu waktu di kampus temenku itu kan ngobrol sama aku soal tugas nah kebetulan dulu tuh aku sempat lihat ada foto laki - laki tapi tidak seganteng sekarang sih. Jelek deh hitam gitu tapi aku sempat nanya sih ke temen itu, 'Itu siapa?' dia cuma bilang saudara gue tapi lebih baik jangan minta kenalan, orangnya belagu. Nah, aku nanya lagi ke dia kenal tidak sama nih orang. Eh temen aku bilang, 'Eta mah akang Alex. Naha bisa kenal?' Ya aku cerita saja kalau teman SMP ada yang kenal sama dia," jawab Ney panjang lebar. Apa iya dia bilangnya begitu untuk kalimat terakhir?
"Kamu yakin bilangnya teman SMP bukan kamu yang kenal Alex kan?" Tanya Arnila yang sudah tahu kebiasaan Ney. Dia tidak mau rugi kalau berhubungan dengan lelaki ganteng. Ney terdiam tidak membalas sepertinya kena sasaran ya. Japri Arnila pun tidak, berarti dia mengatakan kalau Alex kenalan dengan dirinya. Haaa... benar - benar deh...
"Ya Allah, Ri kamu dapat anak Bilionaire! Kok bisa? Tuh kan ga adil," kata Ney mulai antusias tapi juga mulai menyebalkan topiknya. Rita membaca komentarnya saja sudah teramat malas apalagi membalas chatnya. Sambil membalas, Rita memakan cemilan keripik kentang yang ditaruhnya di atas meja tak lupa minuman hangat. Karena akan sangat panjang masalahnya.
"Ya kenapa kalau dia anak billionaire? Anak pejabat? Anak raja sekalipun? Tidak mengubah fakta kalau dia memang anak kurang ajar," kata Rita dengan cwpat menjawab.
"Iya juga ya, Ri apa gunanya status kalau orangnya tidak sopan," kata Arnila.
"Lah ya mau statusnya anak raja juga tapi kalau no manners. Anda payah, kalah dong sama orang yang tahu tata krama," balas Rita sengit.
"Tapi dia itu anak yang paling berpengaruh, Ri kamu kalau macam - macam hancur," sepertinya nih orang lebih takut sama manusia yang berduit ya. Uang nomor 1 sedangkan Allah SWT nomor 2? Payah!
"Aku sih tidak takut. Aku lebih takut mati di saat belum siap dan aku lebih takut lagi pada Allah. Ngapain takut sama manusia yang bisa dihancurkan sekali pukul?" Kata Ritamulai gemas.
Lalu Arnila menimpali, "Bener juga ya apalagi kalau orangnya punya salah,"
"Iya," tulis Rita dengan cepat sambil menyengir tentunya. Kerasa tidak ya sindiran halus ini sama Ney.
"Kok jadi bahas itu lagi sih? Kalian seperti sindir aku," aslinya Rita baca jawabannya langsung tertawa keras. Hampir lupa, Rita berada dalam kamar setelah pekerjaan rumahnya selesai.
"Oh, ada yang merasa tersindir? Kalau iya, bukannya itu ada rasa bersalah, ya? Sadarnya masa harus disindir terus ya?" Kata Rita tepat sasaran.
Merasa kena sindir terus, Arnila langsung memotong, "Wah enak dong, Ri kalau jadi sudah terjaminlah kamu hidupnya,"
"Ah, aku lebih suka kalau dia mandiri daripada numpang sama orang tua apalagi laki - laki bagusnya lepas dari orang tua masalah pekerjaan gitu. Cari kerja sendiri," kata Rita. Memang lebih enak punya banyak uang dari hasil keringat sendiri daripada nebeng orang tua.
"Apalagi kalau sudah berkeluarga ya, Ri. Ney katanya tahun ini mau nikah. Nikah dimana jadinya?" Wah, begitu toh mau nikah ya selamat saja sih semoga bisa jadi istri yang baik. Hopely.
"Tidak tahu jadi apa tidak. Masih kurang dananya, terus aku juga agak bimbang," kata Ney tiba - tiba kok jadi meragu dia? Wah jangan - jangan ini mah.
"Bimbang apaan, sih? Dino kan sudah lumayan mapan. Kan kamu yang maksa - maksa Dino tahun ini menikah kan, apa alasannya kamu jadi bimbang? Karena Alex? Tidak mungkin Alex minat sama kamu," wah, Arnila benar - benar deh berani juga dia bicara begitu.
"Iya, jangan suka rebut rejeki orang. Pamali. Tiap orang punya rejekinya masing - masing. Kamu mau nikah, nikah aja. Kamu kan memang mencari anak ITB, lah Dino lulusan sana," kata Rita yang agak aneh tapi sudah tahu sih. Bimbang pilih Dino yang sudah lama sama dia atau Alex yang baru dia kenal. Padahal Rita yang kenal, eh benar - benar main rebut.
"Ya... aku kan pengen juga dapat yang seperti Alex," kata Ney dengan menyelipkan emoji wajah manis dan senang. Dia juga sama saja sih kurang ajar, kenalan orang lain main makan juga.
"Wuuuu payah. Perempuan matre kamu tuh kalau kaya gitu terus tidak akan maju," ketik Rita kesal banget. Tidak bersyukur nih orang sudah punya yang setia masa cari yang belum jelas? Aslinya matre total, Rita kenal sih sama Dino, dia lulusan S2 dari ITB, pintar juga. Kalau dibandingkan dengan Alex memang jauh banget. Tapi orangnya baik, hanyaaa pacarnya ini nih yang agak - agak "Nakal" ya. Agak ragu sih tapi lebih baik sama Dino, orangnya pekerja keras juga.
Dulu pernah Ney jalan - jalan sama lelaki lain, Rita pernah tidak sengaja bertemu dan dia seperti sangat panik. Tapi Rita kira dia sudah putus makanya biasa - biasa saja Rita melihatnya. Nyatanya pernah ketahuan juga sama Safa, parahnya Safa langsung kontak Dino dan terjadi huru hara. Kabarnya diputusin sama Dino, sesudahnya beberapa minggu jadian lagi. Kabarnya Ney yang mendatangi Dino bilang tidak akan begitu lagi tapi memang sudah punya skill berselingkuh sih, akhirnya ya selingkuh lagi. Tidak ada kapok - kapoknya dia tuh, heran apa kurangnya Dino? Sesuai yang dia mau sudah ada malah di sia - siakan.
Banyak mantan - mantannya, dia yang diselingkuhi atau dia juga yang selingkuh. Sampai bosan Rita melihat dia tiap 3 hari berganti - ganti pacar. Playgirl pantas julukannya. Bukan hanya pacar, handphone juga sama 3 hari berganti - ganti. Benar - benar sangat suka buang - buang uang, kepribadian orang kan bisa terlihat dari seperti apa saat dia punya barang. Bagaimana caranya dia memperlakukan orang atau barang. Orang yang gemar ganti - ganti hp cenderung tidak setia dan benar saja, dia seperti itu.
Orang yang memiliki hp sampai serusak - rusaknya berarti setia banget orangnya, nah kalau sampai rusak banget baru deh bisa ganti hp. Tapi kalau sampai beli belum ada 6 bulan terus ganti lagi, sudah kelihatan pemiliknya pasti sering selingkuh. Banyak yang begitu jadi bisa dilihat dari kualitas hp. Salah satu contohnya ya si Ney ini, dia juga begitu. Sudah dapat cowok yang sesuai dengan dia inginkan, lihat Rita dapat kenalan yang lebih dari Dino langsung gencar.
"Dih, apa urusan kamu, aku matre atau tidak? Lihat saja Alex akan aku dapatkan. Alex lebih layak dari Dino. Kamu tidak pantas, Ri soalnya kamu tidak peka. Aku punya yang dia butuh lihat saja aku akan rebut Alex dari kamu," kata Ney kembali bersemangat.
"Ya silakan saja kalau Alex juga mau. Alhamdulillah kalau Alex mau, aku bisa bebas dari dia. Syukur - syukur deh," kara Rita mencibir. Tidak apa - apa toh Alex bukan siapa dia juga.
"Ah serius, Ri? Tidak apa - apa? Kalau begitu aku juga mau. Kamu ikhlas?" Tanya Arnila. Sepertinya memang banyak perempuan yang penasaran sama Alex ya.
"Ih, aku mah Alhamdulillah banget, Ar. Semangat ya kalian berdua. Aku mah cari yang biasa," kata Rita bersyukur banget kalau salah satu dari mereka bisa dapetin hati Alex.
"Bener ya kamu jangan menyesal kalau aku dapatin dia. Janji," kat Ney meyakinkan.
"Ih amit - amit aku menyesal mah. Soklah coba saja rebut hati dia. Ikhlas. Toh bukan suami, kalau sudah jadi suami kalian mau rebut, aku bakar habis kalian,"
"Ngeri amat ancamannya kamu," kata Arnila sambil mengirimkan simbol tertawa.
"Iya dong memang kamu akan ikhlas kalau punya suami terus diambil begitu saja sama orang lain? Suami mau poligami saja kebanyakan wanita kan menolak kecuali kalau kondisi istrinya ada riwayat penyakit berat atau tidak bisa memberi keturunan. Misalnya ini karena banyak juga kok suami yang setia meski istrinya tidak bisa punya keturunan. Lah banyak kan kasus teman sendiri yang jadi pelakor. Ikhlas, Ar?" Tanya Rita.
"Amit - amitlaaaah. Kamu serius nolak Dino? Dino banyak berjuang buat kamu, Ney. Masa ketemu Alex saja kamu langsung beralih?" Tanya Arnila meyakinkan Ney kembali untuk berhenti merebut rejeki orang lain.
"Loh, kan sudah biasa, Ar. Dia kan perempuan plin plan waktu pacaran sama Dino saja berapa kali dia selingkuh? Sudah jadi kebiasaan. Rencana mau nikah? Yakin bisa setia?" Tanya Rita di WA. Ney sama sekali tidak membalas.
"Kamu kapan sih sembuhnya? Kasihan Dino, kamu bisanya bilang Ri tidak peka, tapi kamu sendiri peka tidak sama Dino? Kamu yang maksa - maksa dia agar nikah cepat sama kamu. Kasihan Dino dikhianati kami terus," Arnila menasehati Ney lagi - lagi tidak dibalas. Tandanya dia sudah tidak mau tahu lagi dan memilih tutup mata atau sudah malas juga baca chat kita berdua. Akhirnya ya sudah di hari itu mereka memutuskan untuk berhenti chat.
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 529 Episodes
Comments