Beberapa menit kemudian, tampaknya ada masalah lagi. Nih orang apa hidupnya selalu bermasalah ya? Tidak jujur sih, sudah punya malah cari yang lain.
"Ah, Alex senang banget sih marahin aku?" tanya Ney dengan kesal.
"Kamu nanyain apaan sih?" tanya Arnila keheranan. Alex juga senangnya marah - marah terus darah tinggi sepertinya.
"Aku nanya 'Kok kamu sering banget tidak balas chat?' Terus kata dia, instrospeksi sendiri kenapa,"
"Terus kenapa?" tanya Rita ingin tahu kira - kira dia sadar tidak sih sama kesalahannya sendiri?
"Ya aku bilang 'ya aku tidak tahu kenapa harus instrospeksi? Tidak ada yang salah tuh sama diri aku sendiri'" kata Ney dengan percaya diri.
Deuh, percaya diri banget dia kalau tidak ada yang salah, karena kebiasaan jadi tuman. "Ya itu masalahnya. Tidak sadar?"
"Apa sih?!" balas dia lebih kesal lagi. Kalau sudah seperti itu biasanya dia bakalan sumpah segalanya.
"Masalahnya, kamu tidak mau instrospeksi diri padahal jawabannya ada semua di kamu.Tapi kamu pura - pura tidak tahu," kata Rita sengaja ditumpahkan semuanya. Aneh banget sih kalau orang lain, pasti langsung sadar kesalahannya. Kalau ini malah mengelak.
"Setuju. Sepertinya sih masalah Dion, masalah kamu suka bohong sholat, banyak. Coba deh jujur semuanya sama Alex. Dia bisa baca pikiran kamu lho,"
"...... ya wajar dong. Aku mau ketemuan sama dia, eh malah ditolak. Ya sudah aku cari yang lain," jawabnya seenak jidat dia niatnya beneran mau sama Alex atau cuma main - main saja. Suka alex tapi hanya dengan materi saat tahu Alex punya penyakit, langsung menghilang.
"Ya elaaah pantesan. Sudah deh, kamu itu tidak bisa bertahan sama dia. Kamu cari yang lebih, sudah dapat malah disia - siakan juga. Tidak salah sih Dino minggat dari kamu,"
"Kok Dino di bawa - bawa sih? Apa urusannya?"
"Alex tahu kok soal Dino. Dia sudah tahu kamu punya hubungan apa sama Dino, dia saja nanya kok kamu selalu berbohong sama dia?" kata Rita.
"Wah parah juga ya. Itu bagaimana sekarang?" tanya Arnila penasaran lagi.
"Ya memang sih aku masih mengejar Dino ya kali kalau tidak sama Alex, aku bisa balikkan lagi sama Dino. Tapi Dinonya juga tidak ada jawaban," mana mau juga Dino kejadian lagi sama nih orang sudah sering disakiti malah tidak sadar - sadar.
"Mana mau dia. Sudah ketahuan kamu perempuan tidak benar. Kebayang kalau nanti menikah, pasti kamu main mata sama orang lain juga. Yakin mau nikah? Tanggung jawabnya berat lho kalau kamu belum bisa jadi orang yang benar," ucap Rita meyakinkan Ney.
"Kenapa ya sepertinya Alex lebih seringnya chat sama kamu?" Wah mulai manyun nih. Yang seperti dipertanyakan, masa dia tidak tahu jawabannya? Simple.. jawabannya Nyaman
"Karena dia sudah sangat nyaman sama aku bukan kamu," kata Rita ingin tahu bagaimana responnya.
"Aku tahu kok sekarang aja Alex lagi chat sama kamu ya. Kalian bicara apa aja? Aku kan pacar dia," kata Ney mencari info.
"Halah! Pacar apaan? Kamu malah kenalan sama orang lain juga. Jangan ngaku - ngaku. Terus Alex bilang sama aku, kalau ibunya tidak suka sama kamu. Kamu chat apaan sih? Sepertinya ibunya melarang kontak lagi deh sama kamu," Rita sangat ingin tahu dia chat apa pada ibunya. Ibunya tidak suka dia, dirinya yang juga orang luar bagi ibunya.
"Hah!? Ibunya!? Kapan ibunya chat sama aku? Omaygot jangan - jangan yang waktu itu nanya - nanya itu ibunya dia!?" teriak Ney yang sangat terkejut. Pasti nih ada salah paham juga, dia tidak bisa membedakan kalimat seseorang.
"Terbuka juga nih. Ngaku kamu bicara apa sama ibunya!" balas Arnila.
"Bedakan ya chat sama Alex dan ibunya. Dari kalimat dan bahasanya itu beda banget. Parah deh kalau kamu tidak bisa bedain," kata Rita geleng - geleng kepala.
"Kamu kok bisa bedain sih, Ri?" Arnila bertanya karena heran. Mungkin disangkanya chat di media sosial yang bicara ya orangnya sama saja tapi Rita tidak merasa begitu. Meski yang memakai hpnya adalah Alex tapi kalau sudah kalimatnya berbeda pasti itu yang pakai orang lain.
Setelahnya tidak ada jawaban lagi dari Ney tampaknya dia baru sadar mungkin yang chat sama dia kemarin - kemarin selingan dengan ibunya Alex. Beberapa jam Rit putuskan untuk meninggalkan kejadian ini dan fokus dengan kelinci - kelinci manisnya. Dia memberi mereka makan dan mengeluarkannya dari kandang. Setelahnya lalu dia juga mencuci piring dan menyiram tanaman di kebun. Sudah sore, Rita makan sore juga. Agak malam, Rita melihat hp dan sadar kalau sudah banyak chat, ada dari Alex dan grup sebelah.
"You there? Ri? I think you was busy. Contact me if you done .... Still not done? Lama sekali. Kapan selesainya? Aku ingin berbicara. Ibuku tidak senang kalau aku masih kontak dengan Ney, katanya dia sangat tidak sopan berbicara seperti itu. Ney pasti cerita, soal kemarin ibuku mencoba bertanya pada Ney tapi langsung dibilang "apa urusan kamu?" Tidak seperti kamu yang bertanya juga ini siapa. Hei, jangan pura - pura membaca padahal kamu sudah selesai ya!" Teriak Alex yang tampak mulai bosan bicara sendiri.
Ha ha ha melihat chat panjangnya membuat Rita tertawa. Orangnya tidak sabaran, kadang disitulah aku pusing. "Apa sih? Baru selesai nih. Kayanya Ney baru sadar yang ajak chat dia ibu kamu. Sekarang ada chat dari Ney?"
"Tidak ada sama sekali," haaah masa??? Dia sama sekali tidak minta maaf pada Alex.
"Lho? Aku kira dia chat kamu. Waktu sadar itu chat dari ibu kamu, aku dan Arnila mengira Ney langsung minta maaf ke kamu," lalu kemana dia?
"Tidak ada. Kabur mungkin. Kamu sedang apa?" tanyanya tidak memperdulikan kemana Ney berada.
Wah, parah bukannya minta maaf malah kabur. Rita bercerita apa yang baru saja dikerjakannya. Alex senang Rita bisa punya kesibukan lain selain chat dengannya. Kondisinya sekarang sudah mulai membaik tapi dia tidak disarankan untuk bekerja seperti biasanya dulu. Rita mulai bertanya dia kerja apa? Dia hanya bilang rahasia. Membuatnya penasaran juga soal seperti apa pekerjaannya, cuma dia bilang bekerja dengan perusahaan skala besar. Rita bertanya Ney punya niat apa terus apa yang dia baca dalam hatinya Ney. Dia menjawab sangat bingung, apa yang Ney pikirkan sama sekali membuatnya keheranan. Dan tetap tidak mau memberitahunya karena bila Rita tahu, dia akan meledak dan menyerangnya dengan brutal.
"Kamu anak Billionaire?" tanya Rita langsung.
"Eh? Dari mana kamu tahu? Ooooops!" dari kalimat yang keluar berarti benar.
"Benar ya?" Tanya Rita lagi
"Jangan berpikir yang aneh - aneh dulu. Tahu dari mana?" Alex curiga dari mana Rita bisa tahu soal statusnya.
"Ney yang kasih tahu. Dia juga heboh waktu memberitahu aku dan Arnila," kata Rita.
"Ya Allah... bagaimana dia bisa tahu?" Alex terkejut sekali kalau ada yang tahu mengenai dirinya.
"Dia bilang dari temannya yang dimana adalah saudara kamu. Kalau sudah kepo orangnya langsung cari tahu apalagi kalau laki - lakinya ganteng super seperti kamu. Serius betul?" Tanya Rita lagi kurang yakin.
"Saudaraku!? Ney kuliah dimana? Unpadkah? Tapi lihatlah aku sama dengan orang lain. Meski billion tapi sama sekali tidak sempurna," tampaknya Alex ingin lebih dikenal sebagai Alex bukan sebagai anak billion.
"Iya Unpad juniornya kalau tidak salah tapi aku tidak bertanya siapa namanya. Ya kalau sempurna, kamu tidak akan punya riwayat sakit jantung dari kecil kan dan tidak mungkin kamu mau berkenalan dengan aku," kata Rita membayangkan Alex yang Sempurna.
"I know. Ah, sepertinya aku tahu siapa karena saudaraku di Bandung ada 1 yang kuliah disana. DAMN! Setelah kamu tahu, apa yang kamu pikirkan?" tanya Alex agak hati - hati.
"Apa yang kamu baca dalam pikiranku?" Tanya Rita.
"Nothing. Aneh sekali. Aku tidak membaca apapun dari pikiran kamu setelah tahu aku anak billion. Why?" Alex bertanya - tanya baru kali ini dirinya tidak membaca apapun dari pikiran Rita.
"Karena aku tidak tertarik mau tahu kamu anak siapa, dari mana yang penting menyambung saat bicara. Ya sudah terus saja,"
"Benar juga tidak seperti Ney, kita chat saja kamu sama sekali tidak pernah menyinggung soal kehidupan aku atau keluargaku," kalau Ney pasti heboh banget seperti baru lihat orang kaya padahal ya memang biasa saja sih asalkan orangnya tidak gampang pamer.
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 529 Episodes
Comments