"Tapi memang iya, Ri. Aku ini sahabat kamu. Kita kan selalu berbagi apapun dan aku tahu banget soal kamu," Wohooo gila, ngaku - ngaku dia.
"Hah, sahabat? Mimpi apa kamu? Heh kalau kamu mengaku begitu, ngapain kamu ikut bully aku? Sahabat itu jauh dengan kelakuan kamu. Aku kira kamu bakalan ada keberatan atau melawan dia yang punya niat membully. Eeeh malah ikut - ikutan kecewa berat aku itu sama kamu," kata Rita yang sudah tidak tahan dengan kelakuan pura - pura mengertinya.
"Itu kan buat perbaikan," kata Ney. Kalau chat lewat WA memang susah ya lihat mimik muka mereka jadi ya di bayangkan saja kira - kiranya.
"Itu kamu yang pantas. Aku sudah ya ke psikiater, justru yang bermasalah itu kalian semua yang tidak bisa menerima pribadi orang dengan normal. Kepribadian aku normal, kamu yang gila! Pantas tidak ada yang mau jadi teman kamu," balas Rita dengan sangat geram.
"Enak saja! Aku punya banyak teman sampai 2000 lebih, kamu kali yang tidak punya. Cuma ada 200an. Enak saja nuduh aku! Sadar tidak, kamu yang kesepian ha ha ha kasihan!" Kata Ney yang membuat Rita cenat cenut kepalanya. Dia tuh mengerti tidak sih orang yang tidak punya teman dengan yang benar - benar punya. Kelakuan dan omongan yang frontal membuat banyak orang menghindari dirinya.
"200 itu teman - teman aku karena aku buat Pacebuk hanya untuk teman - teman aku yang dekat. Kamu 2000 dekat semua?" Tanya Rita memancing.
"Iya dong tidak seperti kamu, aku punya kenalan orang asing banyak. Mau bicara apa lagi? Kelihatan ya siapa yang sebenarnya tidak punya teman," Ney tampak senang merasa dirinya punya banyak teman virtual berarti kalah dengan yang 200.
"Aduh, coba kamu bercermin dulu deh memangnya aku tidak tahu isi obrolan teman - teman kamu? Orang asing juga aku lihat kamu add beberapa teman asing aku deh, sampai itu teman asing nanyain ke aku, kamu siapa. Karena nama aku ada di akun kamu, jadi dia terima. Orang asing itu juga bilang tiba - tiba kamu chat seperti orang yang sudah kenal lama. Tidak malu kamu? Jangan - jangan sebagian orang asing lain, kamu sengaja copy paste saja padahal tidak kenal."
Iiiih, menyebalkan banget ini orang. Sebelumnya Rita kirim chat ke Alex kalau lagi sibuk chat grup dengan Ney dan Arnila. Alex agak manyun karena pasti lama dan tidak bisa chat dengannya.
"Jangan manyun! Kamu sendiri yang bilang aku harus selesaikan semuanya dengan Ney kan," kata Rita. Alex membalas dengan emoji sedih mungkin karena tidak akan ada obrolan sementara waktu.
"Pasti lama," kata Alex cemberut yakin dia pasti manyun.
"Ya pastinya. Namanya juga perempuan. Bicara ini itu sampai jelas semuanya. Mau ikut campur lagi?" Tanya Rita yang sangat gemas dengan Alex.
"Tidak! Nanti panjang lagi. Ya sudah kalau selesai beritahu aku." Kata Alex menyematkan emoji kedipan mata.
Kembali ke grup sebelah, harus dijelaskan panjang kali lebar buat Ney yang agak - agak menjengkelkan hati sampai lelah. "Lagian 2000 orang tapi yang respon itu - itu saja, kemarin juga kamu berantem argumen panjang dan temen kamu itu blokir kamu. Aku lihat kok dan hampir semua orang yang ada ramai - ramai blokir kamu. Isi status semuanya bermasalah, terus kamu mengeluh sana sini, banyak respon ke kamu negatif juga. Bisa berpikir tidak? 2000 teman - teman palsu yang kenal kamu paling kurang dari 20 orang. Aku sih 200 sudah termasuk sahabat - sahabat aku yang selalu support. Isi status kamu di wall saja banyaknya pamer barang hampir tidak ada yang Like. Jadi siapa yang sebenarnya kesepian? Sampai add temen asing aku segala?"
Haaah nyebelin banget! Beberapa teman asing Rita dia ambil dan dia pikir dirinya tidak akan tahu Itu teman asing banyak bertanya soal dia, sok berteman dan mereka tidak suka. "Ya, tapi mereka tidak ada tuh di PB aku jangan - jangan kamu yang nuduh fitnah aku. Jangan percaya Arnila," kata Ney membalas.
"Aku ada buktinya, aku bisa menduga kamu pasti tidak akan mengaku," kata Rita sambil mencari bukti chatnya yang sudah dia screenshot.
"Ah, sudah deh mengaku saja mau fitnah aku kan. Mana buktinya? Huh, cuma mengarang saja," kata Ney tampaknya dia enggan melihat bukti nyata yang Rita punya. Ney tahu sangat sulit menghadapi Rita yang selalu menyimpan apapun entah foto entah isi chat, Ney selalu ketakutan setiap kali Rita mulai menunjukkan bukti - bukti. Dia tahu kalau Rita bukan orang yang mudah terpengaruh dan sangat detail. Setiap omongan Rita selalu terpanah tepat pada jantung Ney, tapi sayangnya Ney tidak pernah belajar dua kali.
"Ada, Ri, bener buktinya?" Tanya Arnila.
"Ada dong. Aku kan masih temenan sama dia. Nih," Rita berikan foto percakapan orang asing itu kepada Arnila.
Cat: Hey, Ri. Did you know her? I don't know why she add me. I only know you because we at a same server at game but she chat with me just like we old friends. I don't like her, she's soo strange. She ask me to not talk with you. Please becareful with her, I think she's not your true friend. I'm gonna block her, is that Ok?
Me: Well, yes, sure I'm sorry I didn't know she do that. Thanks for inform me, Cat (Nama samaran akunnya Cat Horman).
Cat: Sure, not problem, dear.
Ney langsung tidak ada jawaban sama sekali. Itu adalah bukti tidak terbantahkan dari teman game Rita. "Iyalah sudah tidak ada di kamu, orang dia masih ada di aku, tidak pernah menghapus aku tuh. Malah nyaranin hati - hati sama kamu. Tolong ya tidak usah sok kenal sok dekat dengan orang - orang yang aku kenal. Mereka sudah tahu baik buruknya aku seperti apa. Aku chat sama dia berkenaan soal game, dia bilang membicarakan soal game dengan kamu sama sekali tidak nyambung. Lalu tiba - tiba baru juga kenal kamu suruh dia jangan chat lagi denganku, ya pasti langsung curigalah. Kamu saja jarang komentar di PBku itu semakin aneh. Sekalian aku mau bilang kalau Alex mengetes kita semua," kata Rita yang terakhir membuat Ney dan Arnila bengong.
"Tes bagaimana?" tanya Arnila dengan cepat.
"Iya tes. Dia mau lihat reaksiku bagaimana tapi dia tidak menyangka kalau jadinya kacau. Dia juga mengetes kalian semua, biar jelas sebenarnya mana yang benar dan mana yang berbohong," kata Rita dengan cepat.
"Hah!? Gila ya tuh orang. Kurang ajar banget," kata Ney kelihatannya sih kesal juga.
"Kurang ajarnya iya aku setuju sama kamu, tapi berkat dia aku jadi tahu warna asli kamu. Jadi aku harus hati - hati sama kamu," ucap Rita ingin tahu juga bagaimana reaksi Ney setelahnya.
"Kok aku sih? Alex yang salah," Ney membela dirinya sendiri.
"Iyalah, kalau kamu tidak mau kena salah, suruh siapa kamu ikutan bully? Kamu senang kan bisa serang aku, ngakulah. Justru kamu yang mati - matian menghina aku. Jangan pikir aku bodoh ya," kata Rita dengan sewot.
"Arnila juga ikutan kenapa kamu tidak marah?" ketik Ney sangat cepat sekali tampaknya enggan hanya dia yang dipersalahkan.
"Karena awal rencana kamu sendiri yang bilang mau dukung Ri dan Alex, aku kan sudah menolak gabung ikut campur tapi kamu bilang sudah kepalang tanggung. Lagian aku sudah minta maaf, kamu kapan?" tanya Arnila. Ya Ney terpojok karena dia sendiri yang masih tetap dengan pendirian benarnya.
Tidak ada respooon seperti biasanya. Ney memang begitu kalau mengalihkan topik atau tidak merespon artinya dia panik ketahuan bohong. Itu cara dia menghindari dirinya minta maaf sepertinya ke semua orang seperti itu deh. Makanya sampai sekarang, orang yang kulihat di dekatnya hanya mereka bertiga ( Safa, Feb dan Arnila ) yah, yang paling dekat paling Arnila saja.
"Sudahlah lagipula kamu juga sudah terkena hukumannya. Pas banget kan kejadiannya. Tempat kamu kebanjiran ya di tempatku aman saja kok," kata Rita sambil tertawa keras.
"Kok kamu kasih tahu Ri sih kalau aku kebanjiran?" Ney tidak mau kalau kondisinya sangat memprihatinkan takutnya Rita bisa serang balik dia. Sebenarnya sih Ney itu banyak dengan titik lemahnya tapi Rita tidak mau menyerang dengan menggunakan kelemahan vital dia. Kecuali kalau diperlukan, bila Ney sudah sangat keterlaluan mungkin otomatis bisa keluar semua.
"Lho, tidak apa - apa kan lagipula juga kamu bilang langsung kejadian pas Ri tulis begitu, sepertinya kamu harus hati - hati deh kalau bicara sesuatu." Iya kata Arnila kejadiannya pas banget.
"Lalu soal Alex benar dia sampai koma 2 hari?" Tanya Rita memastikan kembali.
"Iya. Tahu - tahu 2 hari dia tidak ada chat gitu terus Ney nanya, ada yang balas bilang "Alex koma" sudah begitu. Menurut kamu itu ibunya? Soalnya waktu Ney nanya 'Ini ibunya Alex?' sama sekali tidak dijawab," kata Arnila.
"Ya mana ada dijawab orang si Ney ngomong tidak sopan bukannya minta maaf langsung bilang begitu. Ya malaslah. Iya sepertinya itu ibunya," kata Rita.
"Itu salah kamu karena kamu marah - marah jadinya dia koma," Ney menyalahkan.
"Wajar aku marah sama orang - orang gila terutama kamu. Teman apanya? Aku tidak merasa punya teman gila seperti kamu. Lagipula Alex terlalu lebay juga suruh siapa dia masuk terlalu dalam, nyalahin apapun padahal dirinya saja yang terlalu sensitif," ucap Rita sengaja memanah menuju jantung Ney.
Ney diam seribu kalimat tidak mampu dia berkata apapun, paling juga sedang meneteskan air mata buayanya. Aneh banget orang dia yang salah, malah meneteskan air mata palsu buat apa coba. Air matanya banyak sepertinya ya makanya tidak habis - habis.
"Tapi masalah dengan Alex selesai kan. Dia sudah minta maaf juga cuma kalau 1 lagi sih, jangan harap Rita. Harga dirinya terlalu tinggi maklumin saja rasa malu pada dirinya sudah tidak ada. Anggap saja dia separuh manusia separuh tembok," Arnila membalas perkataan Ney yang menurutnya sudah keterlaluan.
"Masih terlalu bagus kalau tembok, Nil. Binatang juga masih punya rasa malu ya sudahlah aku ngikut saja," kata Rita dengan senang. Meski Arnila sudah bilang begitu juga masih saja sama Ney sama sekali tidak tergerak hatinya. "Sebentar ya aku pindah dulu,"
Lalu Rita berpindah chat dengan Alex dan menanyakan hal itu.
"Alex," kata Rita.
"Oh, sudah selesai?" Tanya Alex dengan gembira.
"Belum," jawab Rita. Alex mengirimkan emoji wajah datar. "Waktu aku off dari grup chat, memangnya kamu langsung koma?" Tanya Rita.
"Jangan tanya," jawabnya singkat pasti manyun.
"Manyun mulu lama - lama bibir kamu panjang kaya pinokio," kata Rita tertawa.
"Hidung bukan bibir. Bibir panjang kan bagus bisa cium kamu he he he," kata Alex senang.
"Pervert. Jadi benar ceritanya? Kamu koma? Hahahaha," ucap Rita.
"Iya. Salah aku itu bukan salah siapa - siapa,"
"Terlalu terbawa perasaan ya. Memang bodoh kamu," jawab Rita sambil tertawa.
"Saat aku koma, my mom membaca semua chat dari kamu, grup chat, chat Ney. Banyak bertanya Ney siapa, apa hubungannya dengan kamu, Arnila siapa. Bayangkan saat sadar sudah ditanya banyak pertanyaan macam paparazi sahaja," kata Alex yang langsung ditertawakan Rita.
"Paparoti," kata Rita diplesetkan. Alex hanya mengirimkan emoji wajah datar dan tertawa juga.
"Nanti pasti my mom akan ikut chat sama kamu," yah, pastinya ibunya penasaran sih.
"Kamu cerita semua?" tanya Rita penasaran.
"Tidak my mom selalu cari tahu sendiri sampai aku saja dipasang alat penyadap," sepertinya rumit juga keluarganya nih. Penasaran seperti apa sih aslinya?
"Kamu sepertinya dipegang banget ya sama ibumu," ucap Rita. Ini anak apa sebegitu mahalnya ya sampai - sampai dijaga ketat oleh ibunya. Apa dia semacam anak pembangkang yang selalu nekat kabur kemanapun?
"Oh bukan hanya my mom saja tapi dari ... ops, hampir saja keluar," nah nah nah lihat kan? Dia memang suka keceplosan jadi seru nih. "Jangan tanya lagi dong cari topik lain saja yuk," ketiknya. Dia berusaha cari topik lain, ya sudah Rita ikuti saja. "Sudah selesai chatnya? Masih lama lagi?"
"Tunggu ya, aku ingin lebih jelas dan warning Ney untuk lebih jujur, dia juga ambil beberapa teman asing aku tapi untungnya si orang asing tidak nyaman sama dia. Karena aku biasanya ajak chat soal game yang kami mainkan, itu yang Ney tidak tahu." Tutup Rita mengakhiri chat dengan Alex sementara waktu.
BERSAMBUNG ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 529 Episodes
Comments