20. Surat ancaman

Nakura melihat story Instagram Ryuji, sebuah kata-kata yang di tulis.

Kalau aku jadi durinya mungkin kamu tangkainya, tapi dia kelopak bunga yang lebih berkuasa daripada aku.

Kalau kamu hanya bulan, aku bumi dan dia matahari yang memberikan sinar hangatnya.

Rasanya tak cukup aku mengutarakan perasaanku padamu. Kita selalu terhalang satu orang, dan dia akan memilikimu secara resmi. Aku sadar dan merasa tertampar, bahwa kamu dan dia akan hidup bersama-sama.

Nakura merasakan sakit hati Ryuji mengutarakan itu.

"Pasti ini gara-gara Aoi lagi. Tuh cewek gak tau diri banget sih! Ryuji jelas-jelas pacarku!" Nakura menatap kata-kata Ryuji itu dengan nyalang.

"Liat aja, aku bakal perhitungan sama kamu Aoi," Nakura tersenyum miring. Saatnya membuat Aoi bungkam.

***

"Aoi, kok daritadi gak lukis apa-apa?" tanya Haruka heran.

Ya, saat ini adalah kelas melukis yang bertema perbukitan.

Aoi menoleh. "Eh? Aku ngelukis kok. Nih mau mulai, cuman nyari gambarannya aja," kilahnya. Tapi yang ada di pikirannya hanya Makoto yang rela mengerjakan PR-nya sampai ketiduran.

Flashback on

Aoi sengaja tak menutup pintu kamarnya. Ia hanya ingin melihat Makoto yang mengerjakan PR-nya. Pria itu sangat serius, terkadang diam dan berpikir.

'Segitunya mau ngerjain PR. Huh, apa dia emang tulus ya? Ah gak percaya deh. Cowok sekarang kan katanya sama semua. Paling ujung-ujungnya bakalan di tinggalin,' batinnya.

Makoto pun tertidur.

Aoi yang tak tega melihat Makoto tidur dengan posisi duduk pun hanya bisa memberikan balutan selimut di tibuh Makoto.

"Makasih," Aoi mengembangkan senyumnya.

Flashback off

Akhirnya Aoi menyelesaikan lukisannya. Perbukitan yang sepi, hanya ada dua orang saling memandangi dengan siluet senja sore menambah kesan indah.

"Aoi! Bagus banget lukisannya!" pekik Fumie heboh seperti biasanya.

Aoi tersenyum simpul. "Hehehe, biasa aja. Aku cuman asal gambar kok. Punya kamu juga bagus Fumie, Haruka bagus," beginilah keseruan kelas melukis, selain bisa mengapresiasikan seni dan perasaan hati dari si penggambar.

Kringg..kring...

Akhirnya bel istirahat tiba. Selesai melukis, mereka di perbolehkan keluar dan jajan ke kantin.

Seperti Aoi, Haruka dan Fumie. Ketiga cewek itu memesan makanan super porsi besar. Apalagi Fumie yang doyan takoyaki.

Haruka menggeleng heran. "Emang gak takut gendut? Beli takoyaki sebanyak itu?"

Fumie menggeleng. "Loh makan itu kebutuhan pokok Haru. Kalau gak makan yang ada sakit, maag kambuh, sakitnya aja minta ampun," Fumie sekalian curhat betapa sakitnya maag itu daripada di duain tapi masih sayang. Kok aku curhat ya?

"Lebih baik makan bisa mengenyangkan juga menyenangkan. Hahaha betul gak?" tanya Haruka tertawa garing.

Krik..krik

Haruka menatap Aoi dan Fumie datar.

"Kok diam? Ketawa dong! Sebelum ketawa dilarang? Hahahah," kali ini Haruka tertawa lepas.

Aoi dan Fumie tertawa datar.

"Haha," seru keduanya kompak.

"Ish! Gak seru!" Haruka cemberut.

Haruka yang melihat Aoi tertawa pun tak suka.

"Gak boleh Aoi bahagia. Dia gak tau Ryuji sekarang sakit hati. Emang dasar ya cewek itu gak tau diri. Sukanya ninggalin demi cowok kaya. Ya gak Rum?" Nakura menoleh menatap Rumi yang lahap makan tokujo.

Rumi mengabaikan Nakura.

"Rumi! Dengerin aku gak sih tadi? Malah makan tokujo!" omel Nakura kesal.

Rumi menoleh. "Ngomong apa tadi Naku? Gak dengar. Enak banget tokujonya. Makasih udah di bayarin," Rumi tersenyum senang, kapan lagi di traktir di suhi bar?

"Tau aja gak usah ke sushi bar. Biarpun aku harus pakai teropong!" Nakura lama-lama gemas dengan Rumi yang hanya mengandalkan makanan terus-terusan.

"Emangnya Ryuji kenapa? Ada hubungannya sama Aoi?" tanya Rumi setelah tokujonya habis.

Nakura mengangguk. "Ryuji buat status cerita di Instagram. Intinya dia sakit hati ngeliat pacarnya sama cowok lain. Siapa lagi kalau bukan Aoi?"

Rumi mengangguk. "Terus, rencanamu apa?"

Haruka berpikir sejenak. "Hm, sini aku bisikin," ide ini akan berjalan dengan mulus, apalagi Aoi akan melawan siapapun yang mengganggunya.

"Asahahassttt. Faham kan?"

Rumi mengangguk. "Bentar lagi kan jam olahraga tuh di kelas Aoi. Taruh aja kertasnya di lacinya Aoi," usul Rumi cerdas.

Nakura mengangguk. "Pasti. Yuk kita ke sekolah. Mau bel," Nakura menarik tangan Rumi yang tukang mageran itu.

"Jangan di tarik-tarik! Aku bukan banteng!" Rumi meronta, ia menjadi pusat perhatian pejalan kaki.

***

"Udah belum gak sih? Lama banget kalian," omel Fumie tak sabaran. Ia sudah berganti kaos olahraga.

Haruka masih menyisir rambutnya, lalu ia ikat agar tida terbang kemana dimana.

"Fumie! Gak usah pakai parfum! Mau di godain warung sebelah? Kan kita lari keliling sekolah," Haruka mengambil alih parfumnya itu.

Fumie menggeleng. "Gak sih. Tapi aku bau keringat Haru. Cewek kan harus wangi. Siniin gak parfumnya!" Fumie berusaha mengggapai parfum itu, sayangnya Haruka lebih tinggi selisih 10 cm.

"Kalau kalian debat terus, aku tinggal nih," Aoi melangkah pergi.

"Tunggu Aoi!" seru Haruka dan Fumie bersamaan.

Nakura mulai beraksi, ia meletakkan suratnya di laci Aoi.

Nakura segera pergi sebelum ada yang melihatnya.

***

Di Sakura lapangan, kelas 12 Ipa 1 pemanasan terlebih dahulu sebelum atletik di mulai.

"Pemansan sudah selesai pak," lapor Maki yang selalu membimbing pemanasan saat olahraga. Selain itu, dirinya juga OSIS penting di sekolah.

Sasuke mengangguk. "Baik. Lari atletik, 15 menit dari sekarang!" Sasuke meniup peluitnya.

Karena Sakura lapangan luas, ada juga yang lari jogging, jalan, dan benar-benar lari.

Nafas Fumie tersengal. Baru satu putaran saja sudah melelahkan.

"Haru, aku gak kuat nih. Capek," Fumie menahan tangan Haruka.

Haruka menarik tangan Fumie ikut berlari.

"Jangan banyak omong, nanti pak Sasuke ngasih hukuman mau?"

"Gak mau," Fumie menggeleng.

Aoi berada paling depan, sudah biasa rasanya berlari 15 menit seperti 15 detik.

"Kurang sedikit lagi. Huh, haus banget lagi. Huh, bentar lagi istirahat. Semangat!" Aoi mengayun kakinya lebih cepat dari sebelumnya, ini hanya olahraga pemanasan dimana fisiknya harus di tuntut kuat.

Garis putih.

Selesai.

Aoi paling pertama menyelesaikan lari atletik 15 menit.

Sasuke menghampiri Aoi dengan senyum bangga. Cewek itu selalu juara dalam olahraga.

"Aoi, apa melelahkan lari atletik tadi?"

Aoi menggeleng. "Gak pak, lumayan buat olahraga biar kosentrasi pas belajar," tanpa olahraga, cara berpikirnya akan lambat seperti menghadapi mata pelajaran sains.

"Ya sudah. Kamu boleh istirahat, yang lain juga gitu kalau mereka udah selesai larinya. Semangat ya Aoi!" Sasuke mengepalkan tangannya memberikan dukungan untuk Aoi, sang ratu olahraga.

Aoi mengangguk. "Siap pak!"

Saat di kelas, Aoi mengambil air mineral di tasnya. Aoi duduk meneguk habis air itu. Haus dan lelah. Tenaganya terkuras habis.

"Setidaknya atletik tadi bikin hatiku seneng," Aoi mengembangkan senyumnya.

"Apa masih ada kiriman coklat dari cowok buaya ya?" Aoi melihat laci mejanya. Masih ada, sampai tangannya merasakan ada sebuah kertas yang di gulung.

Aoi membuka ikatan pita itu, kenapa sangat rapi? Apa ini dari pengagum rahasinya yang spesial?

Sebuah tulisan.

Aoi membacanya.

"Masih berani nyakitin Ryuji? Kamu akan berhadapan denganku. Masih berani menyia-nyiakan cinta Ryuji? Aku akan menyingkirkanmu dari sini. Ingat baik-baik, aku selalu ada dimana pun. Jangan tanya aku siapa, karena aku salah satu pengangum besar Ryuji. Semoga menikmati permainanku. Hahahaha," Aoi meremas kertas itu dan menyobeknya menjadi serpihan kecil.

"Sejak kapan aku nyatkiti Ryuji? Cinta macam apa yang tega menyakiti perasaan pasangannya?"

"Aku bisa menembak siapa kamu. Salahmu sendiri yang memberikan clue kata kunci. Kalau bukan Nakura, siapa?"

Sepertinya esok sampai kapan pun, ia harus menghadapi cewek itu.

***

Hai, info nih.

Mungkin beberapa hari ke depan TMOO gk bisa up, soalnya kan lagi libur hari raya wkwk, istirahat bentar mau lebaran dulu.

Tapi aku tetap nulis kok buat double up nanti.

Siap-siap ya?

See you-,

Terpopuler

Comments

Fraha Kaisan Prasetio

Fraha Kaisan Prasetio

semangat Thor...
Ied Mubarak...

2021-05-11

1

lihat semua
Episodes
1 1. Hari yang menyebalkan
2 2. Kok di jodohin sih?
3 3. Ketemu Makoto lagi
4 4. Perhatian Makoto
5 5. Bunga
6 6. Bekal
7 7. Malu tapi baper
8 8. Terjebak hujan
9 9. Manismu seperti gula
10 10. Mulai deh manja
11 11. Cinta Ryuji
12 12. Kok cuek?
13 13. Siapa yang jahil?
14 14. Mantan?
15 15. Terlalu possesif
16 16. Sama-sama pdkt
17 17. Acara bazar dengan pacar
18 18. Di spesialkan
19 19. Gara-gara PR
20 20. Surat ancaman
21 21. Cuek
22 22. Dinner?
23 23. Diajarin masak
24 24. Bekal untuk Makoto
25 25. Protected
26 26. Curiga
27 27. Pelukan terakhir
28 28. Badmood
29 29. Makoto bawel
30 30. Di semangatin!
31 31. Promenade
32 32. Balikan
33 33. Reuni
34 34. Menyakitkan
35 35. Perjodohan
36 36. Melepas ikhlas
37 37. Mengenal Makoto
38 38. Quality time
39 39. Bahagia
40 40. Kesan buruk di kampus
41 41. Cie cemburu kan?
42 42. Four eyes
43 43.Cincin yang hilang
44 44. Wedding Chapel
45 45. Bali
46 46. Hanya kamu
47 47. Pulang
48 48. Rencana Nakura
49 49. Piknik mendadak?
50 50. Ulang tahun Aoi
51 51. Salah faham
52 52. Sekedar tamu undangan
53 53. Membingungkan
54 54. Kabar baik
55 55. Sendirian
56 56. Menjadi pembantu
57 57. Ryuji
58 58. Pelukan rindu
59 59. Kecelakaan
60 60. Perhatian Ryuji untuk Aoi
61 61. Nakura hamil
62 62. Sisi yang rapuh
63 63. Maaf
64 64. Sabarlah
65 65. Di kawal
66 66. Ryuji melamar Nakura
67 67. Kacau
68 68. Sebuah motif
69 69. Bersembunyi
70 70. Rasa takut
71 71. Menyelamatkan Aoi
72 72. Tanpa Makoto
73 73. Makoto pulang
74 74. Namanya Hikaru
75 75. Lucu
76 76. Di kerjain Hikaru
77 77. Bersekolah
78 78. Barbie impian
79 79. Koki kecil
80 80. Puncak
81 81. Kenshi Yonezu
82 82. Jangan memaksa Hikaru
83 83. Hikaru terluka
84 80. Puncak
85 84. Hikaru awas!
86 85. Kepergian omah Eva
87 85. Kepergian omah Eva
88 86. Luka bertambah
89 87. Tentang kenangan
90 88. Sisi rapuh Aoi
91 89. Lembaran baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
1. Hari yang menyebalkan
2
2. Kok di jodohin sih?
3
3. Ketemu Makoto lagi
4
4. Perhatian Makoto
5
5. Bunga
6
6. Bekal
7
7. Malu tapi baper
8
8. Terjebak hujan
9
9. Manismu seperti gula
10
10. Mulai deh manja
11
11. Cinta Ryuji
12
12. Kok cuek?
13
13. Siapa yang jahil?
14
14. Mantan?
15
15. Terlalu possesif
16
16. Sama-sama pdkt
17
17. Acara bazar dengan pacar
18
18. Di spesialkan
19
19. Gara-gara PR
20
20. Surat ancaman
21
21. Cuek
22
22. Dinner?
23
23. Diajarin masak
24
24. Bekal untuk Makoto
25
25. Protected
26
26. Curiga
27
27. Pelukan terakhir
28
28. Badmood
29
29. Makoto bawel
30
30. Di semangatin!
31
31. Promenade
32
32. Balikan
33
33. Reuni
34
34. Menyakitkan
35
35. Perjodohan
36
36. Melepas ikhlas
37
37. Mengenal Makoto
38
38. Quality time
39
39. Bahagia
40
40. Kesan buruk di kampus
41
41. Cie cemburu kan?
42
42. Four eyes
43
43.Cincin yang hilang
44
44. Wedding Chapel
45
45. Bali
46
46. Hanya kamu
47
47. Pulang
48
48. Rencana Nakura
49
49. Piknik mendadak?
50
50. Ulang tahun Aoi
51
51. Salah faham
52
52. Sekedar tamu undangan
53
53. Membingungkan
54
54. Kabar baik
55
55. Sendirian
56
56. Menjadi pembantu
57
57. Ryuji
58
58. Pelukan rindu
59
59. Kecelakaan
60
60. Perhatian Ryuji untuk Aoi
61
61. Nakura hamil
62
62. Sisi yang rapuh
63
63. Maaf
64
64. Sabarlah
65
65. Di kawal
66
66. Ryuji melamar Nakura
67
67. Kacau
68
68. Sebuah motif
69
69. Bersembunyi
70
70. Rasa takut
71
71. Menyelamatkan Aoi
72
72. Tanpa Makoto
73
73. Makoto pulang
74
74. Namanya Hikaru
75
75. Lucu
76
76. Di kerjain Hikaru
77
77. Bersekolah
78
78. Barbie impian
79
79. Koki kecil
80
80. Puncak
81
81. Kenshi Yonezu
82
82. Jangan memaksa Hikaru
83
83. Hikaru terluka
84
80. Puncak
85
84. Hikaru awas!
86
85. Kepergian omah Eva
87
85. Kepergian omah Eva
88
86. Luka bertambah
89
87. Tentang kenangan
90
88. Sisi rapuh Aoi
91
89. Lembaran baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!