11. Cinta Ryuji

Taiga melempar kertas dan tepat mengenai Ryuji yang tengah melamun.

Ryuji menoleh. "Apa sih? Ganggu aja," ketusnya membuang kertas itu sembarangan.

"Jangan ngelamun. Perhatikan penjelasan pak Jiro. Mau maju di depan tapi gak bisa?"

Ryuji mengangguk. "Iya-iya dasar cerewet," Ryuji menatap pak Jiro yang menjelaskan aljabar.

***

Saat bel istirahat berbunyi, Ryuji melangkah menuju kelas 12 Ipa 1.

"Aoi, ada Ryuji. Sana, kayaknya ngajak istirahat bareng," Haruka bisik-bisik, takut Fumie bangun.

Aoi menutup buku Fisikanya. Akhirnya setelah dua hari tidak bertemu Ryuji, kalau saja tidak ada Makoto pasti waktunya hanya untuk Ryuji.

Aoi menghampiri Ryuji. "Jadi kangen gak masuk dua hari," Aoi tersenyum kikuk.

"Sakit ya?" Ryuji mengecek dahi Aoi, normal.

"Gak kok. Aku udah mendingan. Ayo ke kantin, laper banget nih," tanpa sungkan Aoi menggamit tangan Ryuji, menunjukkan bahwa cowok itu pacarnya, bukan Makoto Anekawa.

Saat keluar kelas saja Aoi dan Ryuji menjadi pusat perhatian.

"Aoi udah masuk tambah romantis aja,"

"Malah nunjukin kemesraannya lagi. Gue yang masih single students aja iri,"

Aoi mengembangkan senyumnya. "Pasti kamu kangen ya sama aku?"

Ryuji mengangguk. "Kangen banget. Aku aja selalu mikirin kamu," gombalnya. Kalau Ryuji beda lagi, daripada Makoto yang menggombal, tidak manis.

"Sama, aku juga mikirin kamu," jantungnya lebih deg-degan dekat dengan Ryuji.

Syougo melapor kejadian ini ke kantor guru. Kakaknya itu  sibuk mengetik di laptopnya.

"Pak Makoto, saya ingin berbicara empat mata dengan anda," Syougo membungkukkan badannya 90 derajat sebagai tradisi penghormatan kepada guru di SMA Sakura.

Makoto beranjak dari duduknya. Pasti Aoi lagi.

"Mari kita bicarakan di perpustakaan saja," semoga laporan Syougo tidak mengecewakan hatinya.

Saat akan menuju perpustakaan, Makoto melihat secara live streaming dimana Aoi di suapi oleh pacarnya itu.

Syougo memanggil Makoto, tapi kakaknya itu terlalu fokus dengan Aoi.

"Pak? Kenapa kita berhenti? Apa bapak juga lapar ingin makan di kantin?"

Makoto menggeleng. "Tidak perlu, saya sudah kenyang. Terima kasih atas infonya, saya pergi dulu," Makoto kembali ke kantor guru, biarkan saja Aoi bermesraan dengan Ryuji. Dirinya juga bukan siapa-siapa, sekedar calon saja dan belum tentu menjadi suaminya.

"Boleh gak aku panggil sayang?" tanya Ryuji penuh harap, tak lupa dengan kedipan matanya biar Aoi terpesona.

Aoi mengangguk, tentu sangat boleh. "Boleh kok, tapi kalau di sekolah jangan ya? Nanti ketauan pak Daiji," senang? Iya, Ryuji membuatnya spesial.

"Aku ingin ke rumah kamu. Biar deket sama calon mertua," Ryuji ingin mengenal lebih dekat lagi, terutama nama Amschel yang tidak asing baginya. Mungkinkah orang itu saingan papanya? Mengenai Amschel selalu mengambil alih beberapa perusahaan tanpa sebab.

Aoi berusaha bersikap tenang. Jangan sampai Ryuji tau rumahnya. Bisa kacau semua penyamarannya.

"Maaf, aku kos loh. Berantakan, jangan. Nanti kamu gak betah," kilahnya.

"Oh iya? Nanti aku bantu berish-bersih, biar kamu gak capek," mau bagaimana pun ia harus bisa mengenal Amschel.

"Aku jarang pulang ke rumah. Biasa, main sama temen-temenku hehe," Aoi tersenyum kikuk. Kenapa Ryuji keukeuh? Apa cowok itu memang serius dengannya?

"Aku boleh ikut ya? Biar gak ada yang godain kamu," Ryuji tau Aoi berusaha menghindar dan mencari alasan.

Kringgg

Bel masuk telah berbunyi, istirahat selama 15 menit telah usai.

"Aku anterin ke kelas ya?"

Aoi mengangguk. "Iya, malah lebih bagus kalau kita ke kelas bareng," biar keliatan akrab, tambahnya dalam hati.

"Ntar aku anter kamu pulang ya? Daripada jalan kaki terus, kamu capek lagi," inilah alasan yang tepat, ia akan tau dimana rumah Aoi dan siapa keluarganya.

"Ha?" Aoi panik.

"Kenapa? Gak mau ya? Ya udah deh," Ryuji ngembek.

"Bukan gitu. Aku mau ke mall sama temen. Nanti kamu bosan, emangnya mau nemenin belanja?"

Ryuji mengangguk. "Mau banget, apa sih yang gak buat kamu," Ryuji mencubit hidung Aoi gemas.

Makoto yang memperhatikan itu dari kelas Aoi berkacak pinggang. Bagus sekali ya, berpacaran di area sekolah.

"Bagus! Lanjutkan! Saya ingin menonton dari sini," sahut Makoto sedikit berteriak, seisi kelas menatapnya bingung.

Aoi menoleh ke sumber suara. Makoto? Kenapa pria itu muncul di waktu yang tidak tepat?

"Aku ke kelas duluan ya? Selamat belajar, semangat ya Aoi cantik," Ryuji mengacak rambut Aoi dan pergi sebelum Makoto semakin menjadi.

Aoi berjalan malas menuju kelasnya, malangnya sekarang adalah pelajaran bahasa Jepang, Makoto lagi.

"Sudah bel kenapa gak langsung masuk kelas? Malah pacaran sama dia," Makoto mulai mengintrogasi dengan nada tegasnya.

Para cewek-cewek berbisik penasaran dengan kejelasan hubungan murid dan guru itu.

"Kayaknya pak Makoto cemburu ya?"

"Aoi sama pak Makoto ada hubungan apa sih?"

"Apa saya harus berdiri di luar seperti ini? Lagipula saya tidak terlambat ke kelas lebih dari lima menit. Apa bapak tidak tau tata tertib SMA Sakura?" Aoi membalikkan pertanyaan, Makoto hanya bisa diam.

"Maaf, saya tidak tau itu. Silahkan masuk," Makoto menyingkir. 'Ternyata kamu gak mau ngalah ya? Aku suka itu,' batinnya mengembangkan senyum tipis.

***

Aoi berdecak kesal, bel pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu dan ia harus menunggu Haruka dan Fumie yang masih mencatat materi di papan.

"Aku di tungguin sama Ryuji di parkiran. Kasihan disana sendirian," berkali-kali Aoi mengatakan itu dan responnya hanya...

"Sebentar lagi Aoi. Sabar ya?" sahut Haruka menulis materi dengan cepat.

"Aku masih kurang banyak Aoi, jangan kesana dulu," keluh Fumie yang memperindah tulisannya.

"Aku tinggal kalian. Bye!" Aoi melangkah pergi, Ryuji sudah menunggunya. Ia ingin mempunyai waktu berdua dengan pacarnya saja, tanpa perlu adanya Makoto.

Di parkiran, Aoi menghentikan langkahnya. Ternyata ada Makoto yang menunggunya, dan Ryuji sibuk dengan ponselnya. Apa memang kebetulan atau sengaja?

'Kenapa sih dia selalu ada dimana-mana?' batinnya menggerutu kesal.

"Bagus, aku sudah menunggumu daritadi. Ayo pulang, Tuan Amschel mencarimu," dengan gamblang Makoto mengatakan nama ayahnya di sebelah Ryuji.

Aoi memejamkan matanya. Apa Ryuji akan ingat lagi? Oh tidak, ini akan menjadi ancamannya.

Ryuji terkejut, kenapa Makoto menyebut nama itu lagi? Apa ada hubungan spesial dengan Amschel?

'Kayaknya Aoi sama pak Makoto dekat lebih lama. Bahkan pak Makoto mengenal orang tua Aoi,' Ryuji tak mau banyak berpikir, lebih baik pulang dan mencari tau sendiri.

"Ryuji! Jangan pergi!" teriak Aoi saat Ryuji memasuki mobil dan melaju meninggalkannya sendirian.

"Liat? Pacar kamu gak peduli lagi. Lebih baik putuskan saja, buang-buang waktu!"

"Itu, bukan urusan lo!" Aoi melangkah begitu saja melewati Makoto, gagal sudah rencananya ke mall bersama dengan Ryuji. Siapa lagi kalau bukan karena ulah Makoto?

***

See you.-.

Episodes
1 1. Hari yang menyebalkan
2 2. Kok di jodohin sih?
3 3. Ketemu Makoto lagi
4 4. Perhatian Makoto
5 5. Bunga
6 6. Bekal
7 7. Malu tapi baper
8 8. Terjebak hujan
9 9. Manismu seperti gula
10 10. Mulai deh manja
11 11. Cinta Ryuji
12 12. Kok cuek?
13 13. Siapa yang jahil?
14 14. Mantan?
15 15. Terlalu possesif
16 16. Sama-sama pdkt
17 17. Acara bazar dengan pacar
18 18. Di spesialkan
19 19. Gara-gara PR
20 20. Surat ancaman
21 21. Cuek
22 22. Dinner?
23 23. Diajarin masak
24 24. Bekal untuk Makoto
25 25. Protected
26 26. Curiga
27 27. Pelukan terakhir
28 28. Badmood
29 29. Makoto bawel
30 30. Di semangatin!
31 31. Promenade
32 32. Balikan
33 33. Reuni
34 34. Menyakitkan
35 35. Perjodohan
36 36. Melepas ikhlas
37 37. Mengenal Makoto
38 38. Quality time
39 39. Bahagia
40 40. Kesan buruk di kampus
41 41. Cie cemburu kan?
42 42. Four eyes
43 43.Cincin yang hilang
44 44. Wedding Chapel
45 45. Bali
46 46. Hanya kamu
47 47. Pulang
48 48. Rencana Nakura
49 49. Piknik mendadak?
50 50. Ulang tahun Aoi
51 51. Salah faham
52 52. Sekedar tamu undangan
53 53. Membingungkan
54 54. Kabar baik
55 55. Sendirian
56 56. Menjadi pembantu
57 57. Ryuji
58 58. Pelukan rindu
59 59. Kecelakaan
60 60. Perhatian Ryuji untuk Aoi
61 61. Nakura hamil
62 62. Sisi yang rapuh
63 63. Maaf
64 64. Sabarlah
65 65. Di kawal
66 66. Ryuji melamar Nakura
67 67. Kacau
68 68. Sebuah motif
69 69. Bersembunyi
70 70. Rasa takut
71 71. Menyelamatkan Aoi
72 72. Tanpa Makoto
73 73. Makoto pulang
74 74. Namanya Hikaru
75 75. Lucu
76 76. Di kerjain Hikaru
77 77. Bersekolah
78 78. Barbie impian
79 79. Koki kecil
80 80. Puncak
81 81. Kenshi Yonezu
82 82. Jangan memaksa Hikaru
83 83. Hikaru terluka
84 80. Puncak
85 84. Hikaru awas!
86 85. Kepergian omah Eva
87 85. Kepergian omah Eva
88 86. Luka bertambah
89 87. Tentang kenangan
90 88. Sisi rapuh Aoi
91 89. Lembaran baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
1. Hari yang menyebalkan
2
2. Kok di jodohin sih?
3
3. Ketemu Makoto lagi
4
4. Perhatian Makoto
5
5. Bunga
6
6. Bekal
7
7. Malu tapi baper
8
8. Terjebak hujan
9
9. Manismu seperti gula
10
10. Mulai deh manja
11
11. Cinta Ryuji
12
12. Kok cuek?
13
13. Siapa yang jahil?
14
14. Mantan?
15
15. Terlalu possesif
16
16. Sama-sama pdkt
17
17. Acara bazar dengan pacar
18
18. Di spesialkan
19
19. Gara-gara PR
20
20. Surat ancaman
21
21. Cuek
22
22. Dinner?
23
23. Diajarin masak
24
24. Bekal untuk Makoto
25
25. Protected
26
26. Curiga
27
27. Pelukan terakhir
28
28. Badmood
29
29. Makoto bawel
30
30. Di semangatin!
31
31. Promenade
32
32. Balikan
33
33. Reuni
34
34. Menyakitkan
35
35. Perjodohan
36
36. Melepas ikhlas
37
37. Mengenal Makoto
38
38. Quality time
39
39. Bahagia
40
40. Kesan buruk di kampus
41
41. Cie cemburu kan?
42
42. Four eyes
43
43.Cincin yang hilang
44
44. Wedding Chapel
45
45. Bali
46
46. Hanya kamu
47
47. Pulang
48
48. Rencana Nakura
49
49. Piknik mendadak?
50
50. Ulang tahun Aoi
51
51. Salah faham
52
52. Sekedar tamu undangan
53
53. Membingungkan
54
54. Kabar baik
55
55. Sendirian
56
56. Menjadi pembantu
57
57. Ryuji
58
58. Pelukan rindu
59
59. Kecelakaan
60
60. Perhatian Ryuji untuk Aoi
61
61. Nakura hamil
62
62. Sisi yang rapuh
63
63. Maaf
64
64. Sabarlah
65
65. Di kawal
66
66. Ryuji melamar Nakura
67
67. Kacau
68
68. Sebuah motif
69
69. Bersembunyi
70
70. Rasa takut
71
71. Menyelamatkan Aoi
72
72. Tanpa Makoto
73
73. Makoto pulang
74
74. Namanya Hikaru
75
75. Lucu
76
76. Di kerjain Hikaru
77
77. Bersekolah
78
78. Barbie impian
79
79. Koki kecil
80
80. Puncak
81
81. Kenshi Yonezu
82
82. Jangan memaksa Hikaru
83
83. Hikaru terluka
84
80. Puncak
85
84. Hikaru awas!
86
85. Kepergian omah Eva
87
85. Kepergian omah Eva
88
86. Luka bertambah
89
87. Tentang kenangan
90
88. Sisi rapuh Aoi
91
89. Lembaran baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!