15. Terlalu possesif

Karin menyibak selimut yang membalut tubuh Aoi.

"Aoi, bangun sayang. Makoto nungguin kamu di bawah tuh. Mama sama ayah mau keluar kota, jaga diri baik-baik ya?" Karin mengecup kening Aoi.

Aoi terbangun. "Ma, kok mendadak sih? Jangan pergi ma, aku di rumah sama siapa? Masa sendirian?"

Aoi meraih tangan sang mama. Menahannya agar tidak pergi.

"Kan ada Makoto. Dia yang bakal jagain kamu disini. Kalau mau masak, di kulkas udah mama isi semua. Masakin juga Makoto ya? Belajar jadi istri yang baik. Mama berangkat dulu ya? Ayah udah nungguin tuh," Karin melepas tangan Aoi yang berusaha menahannya.

"Ma! Jangan tinggalin aku! Masa harus sama Makoto sih! Mama!" teriak Aoi saat mamanya sudah menghilang menuruni tangga.

Aoi menuju ruang tamu, lagipula hanya Makoto. Tidak masalah kalau bangun tidur dan ileran. Kalau Ryuji, perlu dandan dan cantik.

Makoto menatap Aoi. Rambut berantakan, dan mata yang setengah terbuka. Apa cewek itu baru saja bangun tidur ku terus mandi?

"Kamu kalau gini, cantiknya natural Aoi. Sini duduk," Makoto terpesona, entah kenapa aura cewek baru bangun semakin cantik.

Aoi menurut. Matanya masih mengantuk, gara-gara menemani Fumie yang curhat tiada habisnya.

"Sana, cuci muka dulu. Mandi, biar wangi. Kita jalan-jalan," Makoto membenarkan rambut Aoi yang menutupi sebagian wajahnya.

"Hm. Iya," dengan langkah malas, Aoi menuju kamar mandi.

"Gak ada salahnya ngajak Aoi jalan-jalan. Apalagi kemarin dia sedih, Ryuji punya mantan. Dia bukan cowok yang baik," Makoto tak akan membiarkan Aoi menangis lagi.

Tak lama kemudian, Aoi selesai berganti casual wear biru laut.

Makoto sampai tercengang melihatnya.

"Cantik banget kamu. Mau kemana emang?"

Aoi berdecak kesal. "Katanya jalan-jalan. Gimana sih? Gak jadi? Ya udah," Aoi berbalik tapi Makoto mengatakan...

"Gak ada baju jogging yang lain gitu? Itu pendek Aoi. Aku gak mau kamu di liat cowok genit," selain aku aja sih, batinnya.

"Terus, masa aku pakai swimsuit gitu?"

Makoto mendelik. "Gak! Ngapain pakai swimsuit? Emang mau renang?"

"Jadi gak jalan-jalannya?" lama-lama Aoi ingin mencakar Makoto sekarang juga.

Makoto menghampiri. "Jadi. Daripada bosen di rumah. Ya gak?"

Aoi tak menjawab.

"Iya deh. Cuek banget," Makoto mengacak rambut Aoi, cewek itu mengomelinya.

"Gak usah acak-acak rambut! Bikin jelek aja!"

Selama berlari kecil, Makoto selalu menggoda Aoi, tapi cewek itu terus mengomel karena tak suka di baperin.

"Jadi aku boleh dong nginep di rumah ka-aww!" Makoto meringis karena kakinya di injak oleh Aoi.

"Nginep boleh, tapi tidur di ruang tamu!" ketus Aoi tak mau tau. Makoto menginap? Lebih baik ia di rumah sendirian daripada satu atap dengan pria itu.

"Tapi kalau udah nikah ya di kam-emm!" mulut Makoto di bungkam, Aoi jengkel mendengar gombalan Makoto yang tak ada habisnya.

"Beliin aku es krim sama pop corn di amusement park. Kan dulu gue sama lo gak jadi kesana. Gara-gara ayah sih, suruh pulang!" gerutu Aoi kesal. Dan ujung-ujungnya ia di suruh tidur.

"Ok, mau liat bioskop juga?"

"Gak usah. Bilang aja mau modus kan? Ngaku!"

"Kamu kok marah-marah terus daritadi? Datang bulan lagi?"

Aoi menggeleng. "Udah, jangan banyak bawel. Tuh, jadi antri kan. Kebanyakan ngomel sih," Aoi bersidekap dada.

"Kamu duduk aja disana, aku yang beliin," Makoto rela antri demi Aoi. Apa sih yang gak buat dia?

Aoi duduk sendirian.

"Kamu disini juga ya? Senang banget bisa ketemu kamu," sapa Ryuji duduk di sebelah Aoi.

Aoi tersenyum tipis. "Iya nih, sendirian. Kita naik kincir angin yuk," Aoi menarik tangan Ryuji, melupakan Makoto.

"Ayo. Emangnya kamu berani? Gak takut?"

Makoto selesai membeli es krim dan pop corn yang masing-masing harganya ¥200.

"Aoi! Aku beliin kam-" Makoto tidak melihat Aoi, kemana perginya cewek itu? Kelayapan lagi. Kebiasaan.

Seorang cewek berbaju biru itu berhenti saat Makoto menanyai ciri-ciri Aoi.

"Oh, dia tadi mau naik ke kincir angin. Tapi masih rame, jadi antri. Permisi," ia berkalu pergi.

Makoto mempercepat langkahnya, Aoi asik bercanda dengan pacarnya.

"Aku udah bilang tungguin aja! Malah kemana-mana," dengan suara lantang Makoto mengomeli Aoi.

"Apa sih? Aku tadi kan gak bareng sama kamu. Kenapa malah marahin aku?" Aoi menoleh, moodna buruk. Ia mengurungkan niatnya menaiki kincir angin.

"Dan pacar kamu itu udah bikin sakit hati. Kenapa masih pertahanin dia? Apa aku kurang?"

Semua orang yang ada disitu pun memperhatikan Makoto dan Aoi.

"Nih, habisin. Aku udah capek-capek antri buat beliin kamu es krim dan pop corn, tapi malah bilang gak datang sama aku," ujar Makoto dengan wajah pias.

"Terima aja Aoi. Kasihan dia," bisik Ryuji.

Makoto yang mendengar itu pun tak terima.

"Gue gak perlu di kasihani. Aoi, sini. Atau-"

Aoi menghampiri Makoto dengan langkah malas. Kenapa harus ada ancamannya? Dan ayahnya pun terlibat.

"Atau apa?"

"Aku nikahin kamu secepatnya," jawab Makoto tenang.

"Heh! Anda gak berhak merebut Aoi. Dia itu pacar saya," ujar Ryuji berapi-api. Rupanya, Makoto berusaha merebut miliknya.

Makoto tersenyum penuh arti. "Terserah saya dong. Aoi aja gak keberatan. Ayo sayang, kita liat bioskop aja. Biar tambah romantis," Makoto merangkul bahu Aoi.

Ryuji mengikuti langkah keduanya.

Di dalam bioskop, Aoi memilih tidur. Melihat film romantis sangat membosankan. Alangkah baiknya Makoto memilih film horor.

"Baru aja di mulai, udah tidur," Makoto menatap Aoi yang bersandar di bahunya.

Ryuji mengambil tempat duduk di sebelah Aoi.

"Aoi tidak senang dengan anda. Melihat bioskop saja memilih tidur," ucap Ryuji kesal.

"Oh ya?" Makoto tak percaya. "Asal kamu tau, saya dan Aoi tinggal satu rumah. Dan orang tua Aoi, mempercayakan semuanya pada saya," jelas Makoto percaya diri. Ryuji pasti insecure tidak bisa sedekat dirinya.

"Tapi hati Aoi hanya untuk saya. Aoi tidak mencintai anda pak," Ryuji tak mau kalah.

Aoi yang hanya berpura-pura tidur pun senang, Ryuji membelanya.

'Ya ampun, kamu romantis banget. Aku kira ada cewek lain di hati kamu,' batin Aoi, menyunggingkan senyum tipisnya.

"Memangnya bisa menjamin Aoi akan bersamamu selamanya? Gak akan!" Makoto keukeuh mempertahankan Aoi agar di sisinya.

Ryuji terdiam. Apakah Makoto benar-benar mencintai Aoi?

Sampai film berakhir pun, Makoto membangunkan Aoi dengan kecupan di pipi. Ryuji sampai kepanasan melihatnya.

"Kenapa? Udah selesai ya filmnya?" Aoi tidak tau harus bertanya pada siapa, ia diapit dua laki-laki yang mencintainya.

"Udah kok sayang. Mau pulang?" Ryuji yang menyahut. Ia melirik Makoto yang ngambek.

"Iya," Aoi mengangguk. Dengan tubuhnya yang limbung, ia hampir saja jatuh kalau Ryuji tidak menangkapnya.

Sejenak Aoi dan Ryuji saling pandang. Menelisik setiap inchi indahnya wajah. Mengangumi dan senang bisa memiliki.

Makoto menarik tangan Aoi kasar.

"Gak usah deket-deket dia! Kita pulang. Udah mau sore," Makoto menautkan jemarinya di tangan lentik Aoi.

"Dan Aoi bakal jadi milik gue!" gumam Ryuji, menatap kepergian Aoi dengan hati penuh luka.

***

Episodes
1 1. Hari yang menyebalkan
2 2. Kok di jodohin sih?
3 3. Ketemu Makoto lagi
4 4. Perhatian Makoto
5 5. Bunga
6 6. Bekal
7 7. Malu tapi baper
8 8. Terjebak hujan
9 9. Manismu seperti gula
10 10. Mulai deh manja
11 11. Cinta Ryuji
12 12. Kok cuek?
13 13. Siapa yang jahil?
14 14. Mantan?
15 15. Terlalu possesif
16 16. Sama-sama pdkt
17 17. Acara bazar dengan pacar
18 18. Di spesialkan
19 19. Gara-gara PR
20 20. Surat ancaman
21 21. Cuek
22 22. Dinner?
23 23. Diajarin masak
24 24. Bekal untuk Makoto
25 25. Protected
26 26. Curiga
27 27. Pelukan terakhir
28 28. Badmood
29 29. Makoto bawel
30 30. Di semangatin!
31 31. Promenade
32 32. Balikan
33 33. Reuni
34 34. Menyakitkan
35 35. Perjodohan
36 36. Melepas ikhlas
37 37. Mengenal Makoto
38 38. Quality time
39 39. Bahagia
40 40. Kesan buruk di kampus
41 41. Cie cemburu kan?
42 42. Four eyes
43 43.Cincin yang hilang
44 44. Wedding Chapel
45 45. Bali
46 46. Hanya kamu
47 47. Pulang
48 48. Rencana Nakura
49 49. Piknik mendadak?
50 50. Ulang tahun Aoi
51 51. Salah faham
52 52. Sekedar tamu undangan
53 53. Membingungkan
54 54. Kabar baik
55 55. Sendirian
56 56. Menjadi pembantu
57 57. Ryuji
58 58. Pelukan rindu
59 59. Kecelakaan
60 60. Perhatian Ryuji untuk Aoi
61 61. Nakura hamil
62 62. Sisi yang rapuh
63 63. Maaf
64 64. Sabarlah
65 65. Di kawal
66 66. Ryuji melamar Nakura
67 67. Kacau
68 68. Sebuah motif
69 69. Bersembunyi
70 70. Rasa takut
71 71. Menyelamatkan Aoi
72 72. Tanpa Makoto
73 73. Makoto pulang
74 74. Namanya Hikaru
75 75. Lucu
76 76. Di kerjain Hikaru
77 77. Bersekolah
78 78. Barbie impian
79 79. Koki kecil
80 80. Puncak
81 81. Kenshi Yonezu
82 82. Jangan memaksa Hikaru
83 83. Hikaru terluka
84 80. Puncak
85 84. Hikaru awas!
86 85. Kepergian omah Eva
87 85. Kepergian omah Eva
88 86. Luka bertambah
89 87. Tentang kenangan
90 88. Sisi rapuh Aoi
91 89. Lembaran baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
1. Hari yang menyebalkan
2
2. Kok di jodohin sih?
3
3. Ketemu Makoto lagi
4
4. Perhatian Makoto
5
5. Bunga
6
6. Bekal
7
7. Malu tapi baper
8
8. Terjebak hujan
9
9. Manismu seperti gula
10
10. Mulai deh manja
11
11. Cinta Ryuji
12
12. Kok cuek?
13
13. Siapa yang jahil?
14
14. Mantan?
15
15. Terlalu possesif
16
16. Sama-sama pdkt
17
17. Acara bazar dengan pacar
18
18. Di spesialkan
19
19. Gara-gara PR
20
20. Surat ancaman
21
21. Cuek
22
22. Dinner?
23
23. Diajarin masak
24
24. Bekal untuk Makoto
25
25. Protected
26
26. Curiga
27
27. Pelukan terakhir
28
28. Badmood
29
29. Makoto bawel
30
30. Di semangatin!
31
31. Promenade
32
32. Balikan
33
33. Reuni
34
34. Menyakitkan
35
35. Perjodohan
36
36. Melepas ikhlas
37
37. Mengenal Makoto
38
38. Quality time
39
39. Bahagia
40
40. Kesan buruk di kampus
41
41. Cie cemburu kan?
42
42. Four eyes
43
43.Cincin yang hilang
44
44. Wedding Chapel
45
45. Bali
46
46. Hanya kamu
47
47. Pulang
48
48. Rencana Nakura
49
49. Piknik mendadak?
50
50. Ulang tahun Aoi
51
51. Salah faham
52
52. Sekedar tamu undangan
53
53. Membingungkan
54
54. Kabar baik
55
55. Sendirian
56
56. Menjadi pembantu
57
57. Ryuji
58
58. Pelukan rindu
59
59. Kecelakaan
60
60. Perhatian Ryuji untuk Aoi
61
61. Nakura hamil
62
62. Sisi yang rapuh
63
63. Maaf
64
64. Sabarlah
65
65. Di kawal
66
66. Ryuji melamar Nakura
67
67. Kacau
68
68. Sebuah motif
69
69. Bersembunyi
70
70. Rasa takut
71
71. Menyelamatkan Aoi
72
72. Tanpa Makoto
73
73. Makoto pulang
74
74. Namanya Hikaru
75
75. Lucu
76
76. Di kerjain Hikaru
77
77. Bersekolah
78
78. Barbie impian
79
79. Koki kecil
80
80. Puncak
81
81. Kenshi Yonezu
82
82. Jangan memaksa Hikaru
83
83. Hikaru terluka
84
80. Puncak
85
84. Hikaru awas!
86
85. Kepergian omah Eva
87
85. Kepergian omah Eva
88
86. Luka bertambah
89
87. Tentang kenangan
90
88. Sisi rapuh Aoi
91
89. Lembaran baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!