13. Siapa yang jahil?

Ryuji masih tidak percaya bahwa Aoi adalah anak Amschel.

"Kenapa Aoi nyuruh aku tutup mulut? Bukannya bagus kalau semua siswa di SMA Sakura tau?" tapi Ryuji akan menurut apa yang di sampaikan Aoi, mungkin ada niat tersembunyi.

"Kalau itu maunya Aoi, aku janji gak akan ngasih tau siapa-siapa," Ryuji tersenyum memandangi lock screen wallpaper Aoi yang ia ambil dari Instagram.

***

Seorang cewek duduk di gazebo rumah menatap kerlip bintang, membayangkan senyum seseorang yang selama ini ia kagumi sejak lama. Dia adalah Ryuji Sakuma. Cowok tampan kapten basket yang memiliki kekasih bernama Aoi.

"Apa aku kurang cantik sampai Ryuji memilih Aoi," Nakura menatap coklat batang itu dengan nanar, percuma saja ia berikan secara diam-diam kalau pada akhirnya berakhir di tempat sampah.

Kedua alis Nakura menyatu. Sebelumnya Aoi dan Ryuji saling benci. Rasanya tidak masuk akal langsung sama-sama jatuh cinta.

"Liat aja besok. Kamu akan mendapatkan balasan dari aku Aoi," Nakura tersenyum licik.

***

Nakura tidak fokus dengan penjelasan bu Sanae. Pandangannya tertuju pada Ryuji yang mencatat materi penting dari bu Sanae.

Rumi menyenggol tangan Nakura.

"Naku, ngeliatin siapa sih?" tanya Rumi penasaran.

"Gebetan aku. Dia tambah ganteng aja ya Rum?" Nakura tersenyum memperhatikan Ryuji, badan yang tegap dan paras yang indah. Ingin sekali Nakura mengusap rambut itu, berbicara manis dan romantis.

"Sadar diri Naku, Ryuji udah punya Aoi. Gak usah ganggu hubungan mereka deh kalau gak mau di nyinyirin," Rumi tau Nakura menyukai Ryuji sejak kelas 10 sampai sekarang yang perasaannya tak terbalaskan.

"Apa sih yang spesial dari Aoi? Cewek tomboy ketua kick boxer aja sombong. Kayak aku nih Rum, ketua atletik," Nakura membanggakan dirinya. SMA Sakura memiliki ketuanya masing-masing, dari kick boxer, atletik, renang, basket, tenis meja, balet dan memasak.

"Beda Naku, kalau kick boxer kan ikutan lomba terus. Lah kamu atletik aja jarang, gak maju-maju. Ya jelas Ryuji pilih Aoi daripada kamu," jawab Rumi pedas tanpa di filter.

Nakura tidak sakit hati. Apa yang di katakan Rumi benar. Atletiknya tidak akan pernah maju seperti kick boxer.

***

Tibalah saatnya istirahat, Nakura masih berdiri di stan gorengan. Meskipun Rumi mengomel ingin duduk.

"Naku, masa aku makannya berdiri kayak sapi sih?" dengan kesal dan marah Rumi mengomeli Nakura.

Tak lama kemudian, Aoi, Haruka dan Fumie datang. Ketiga cewek itu duduk di tempat seperti biasanya.

Nakura tersenyum licik, saatnya beraksi.

Rumi yang tak tau apa-apa pun mengikuti langkah Nakura.

"Fumie tadi lucu banget sih. Masa ada cicak aja takut, gak kayak Aoi yang langsung di buang," Haruka tertawa mengingat moment Fumie yang phobia cicak.

"Halah, kamu juga takut Haru. Jangan merasa berani!" Fumie kesal, ia bersidekap dada.

Byur!

Nakura dengan cepat duduk di tempat yang kosong. Meletakkan gelasnya yang kosong, berakting tidak tau apa-apa.

Rumi terkejut. "Naku, apa yang kamu lakukan? Bagaimana kalau Aoi tau?"

"Sstt, makannya jangan berisik," Nakura ingin menunggu reaksi Aoi.

"Aoi! Seragam kamu basah. Gimana ini?" pekik Fumie panik.

Aoi mencari siapa pelakunya. Tidak ada, kantin hanya beberapa siswa saja.

"Siapa yang berani nyiram seragam aku?! Jawab!" Aoi berkacak pinggang, menatap sengit satu-persatu seisi kantin. Mereka diam dan menatap Aoi aneh.

Ryuji menghampiri Aoi.

"Aoi, kamu kenapa? Kok sergamnya basah?"

"Seragamku di siram. Gak tau pelakunya siapa. Awas aja ya, kalau sampai ketemu. Habis di tanganku!"

Ryuji melepas seragamnya, menyisakan kaos putih polos.

"Kamu pakai seragamku aja. Biar nanti aku beli lagi," Ryuji memakaikan seragamnya pada Aoi.

"E-makasih ya?" Aoi specheels, Ryuji perhatian.

"Apa kamu ganti dulu aja? Aku anterin ya?"

"Ih, Ryuji! Itu kan toilet cewek! Mana boleh!" sahut Fumie kesal. "Biar aku sama Haru aja yang nganterin Aoi ke toilet," tambahnya lagi.

Ryuji tersenyum kikuk. "Ya udah deh. Daah, sampai ketemu nanti," Ryuji melambai, Aoi di buat baper.

Nakura menahan amarahnya. Rencananya gagal.

"Kenapa Ryuji sih? Kalau aku di posisi gitu udah di marahin," Nakura menghentakkan kakinya kesal.

"Makannya, kalau perasaan gak di bales nyerah aja. Percuma berjuang sendirian, kalau ujung-ujungnya sama yang lain," nasehat Rumi sebagai ahli cinta.

"Nyerah kamu bilang?"

Rumi mengangguk. "Naku, disini banyak cowok. Tinggal pilih aja yang mana. Jangan Ryuji doang," Rumi berkali-kali mengatakan ini, tapi Nakura sudah cinta buta dengan Ryuji.

"Rum, aku udah cinta banget sama Ryuji. Dia udah nolong aku waktu itu. Coba kalau gak ada Ryuji, aku hampir mati Rum," Nakura mempertahankan cintanya, Ryuji sudah menolongnya. Itu berarti sebuah pengorbanan.

"Nolongin yang hampir di tabrak mobil?" tanya Rumi heran.

"Naku, Ryuji nolong itu karena hatinya sendiri. Ryuji cuman gak mau kamu celaka, bukan karena cinta Naku," Rumi lelah menasehati Nakura. Hanya karena itu, sahabatnya mencintai Ryuji setengah mati.

"Terserah! Pokoknya aku cuman mencintai Ryuji. Titik!" Nakura melangkah pergi, kenapa Rumi tidak mendukung hubungannya? Cinta kan datang sendiri, memangnya ia salah?

***

Fumie menggeleng tak habis pikir.

"Emang tuh orang gak ada kerjaan ya? Sampai nyiram seragamnya Aoi sampai kotor?"

Haruka mengangguk. "Mungkin dia gak suka sama Aoi. Jadi kayak gitu deh," Haruka membenarkan rambutnya yang berantakan, tidak di perbolehkan membawa sisir karena barang itu termasuk dandan.

"Kebesaran nih! Masa aku pakai seragam cowok?" Aoi keluar dari bilik toilet kedua, seragam Ryuji menenggelamkan tubuhnya.

"Daripada seragam kamu basah. Mau di marahi pak Makoto?"

Benar, sekarang adalah pelajaran bahasa Jepang.

"Ya udah, ayo ke kelas. Nanti aku di hukum lagi sama dia," Aoi melangkah paling depan.

Di kelas 12 Ipa 1, Makoto menuliskan sebuah cerita dalam bahasa Jepang. Seisi kelas diam memperhatikan.

"Baiklah, buatlah lima kalimat bahasa Jepang dengan huruf kanji. Setelah itu, kumpulkan di depan. Faham?"

"Faham pak!" seru semuanya kompak.

"Permisi, pak Makoto. Maaf, kami terlambat," ucap Haruka, kenapa selalu cepat sampai di kelas. Apa menggunakan jurus menghilang?

Aoi merutuk dalam hati. Kenapa pria itu selalu datang lebih awal? Dan ia harus bernasib sama seperti kemarin. Di hukum berdiri dan kakinya kesemutan.

"Oh. Kalian berdua silahkan duduk," ucap Makoto santai.

"Wah? Beneran nih pak?" tanya Fumie tak percaya.

Makoto mengangguk. "Iya, benar. Duduk saja, dan catat materi di papan tulis. Untuk tugasnya kalian bisa tanya dengan teman yang dekat duduknya dengan kalian," Makoto tak peduli dengan Aoi. Biarlah cewek itu berdiri disana sendirian.

"Tapi pak, bagaimana dengan saya? Apa di perbolehkan duduk juga?"

Makoto menoleh. Aoi memakai seragam kebesaran?

"Apakah tidak ada seragam lain? Kau terlihat sangat kecil. Cepat ganti!" titahnya tak mau tau.

'Enak aja di suruh ganti. Ini seragam Ryuji, gak mau ah. Lumayan kan bisa peluk Ryuji secara gak langsung?' batin Aoi. Aroma maskulinnya pun membuat hatinya tenang.

"Tadi seragam Aoi di siram pak. Jadinya pakai punya Ryuji," jawab Fumie to the point.

"Fumie! Kok bilang gitu sih sama pak Makoto? Gimana kalau dia marah?" Haruka ingin menjepit mulut Fumie dengan jepitan jemuran biar diam.

Fumie tersenyum kikuk. "Emang iya kan? Kamu pernah bilang. Kalau ada orang yang tanya itu di jawab aja," Fumie menirukan Haruka saat itu.

"Ya, ini beda Fumie. Pak Makoto kan suka sama Aoi. Dia pasti cemburu lah!"

"Apa benar itu?" tanya Makoto curiga. Selama ia menjauh dari Aoi, ada saja hal yang janggal.

Aoi mengangguk. "Iya, tapi saya tidak tau pelakunya siapa," sekalian Aoi ingin bekerja sama dengan Makoto menangkap pelaku itu. Siapa tau, Makoto bisa di ajak kerja sama kan?

"Oh," jawab Makoto cuek. 'Beraninya orang itu. Aku akan memeriksanya melalui CCTV sekolah,' batin Makoto geram.

'Ih, kok oh doang sih? Cuek banget. Gak ada perhatiannya sama sekali,' Aoi kecewa dengan respon Makoto. Bukannya khawatir tapi cuek.

***

See you...

Episodes
1 1. Hari yang menyebalkan
2 2. Kok di jodohin sih?
3 3. Ketemu Makoto lagi
4 4. Perhatian Makoto
5 5. Bunga
6 6. Bekal
7 7. Malu tapi baper
8 8. Terjebak hujan
9 9. Manismu seperti gula
10 10. Mulai deh manja
11 11. Cinta Ryuji
12 12. Kok cuek?
13 13. Siapa yang jahil?
14 14. Mantan?
15 15. Terlalu possesif
16 16. Sama-sama pdkt
17 17. Acara bazar dengan pacar
18 18. Di spesialkan
19 19. Gara-gara PR
20 20. Surat ancaman
21 21. Cuek
22 22. Dinner?
23 23. Diajarin masak
24 24. Bekal untuk Makoto
25 25. Protected
26 26. Curiga
27 27. Pelukan terakhir
28 28. Badmood
29 29. Makoto bawel
30 30. Di semangatin!
31 31. Promenade
32 32. Balikan
33 33. Reuni
34 34. Menyakitkan
35 35. Perjodohan
36 36. Melepas ikhlas
37 37. Mengenal Makoto
38 38. Quality time
39 39. Bahagia
40 40. Kesan buruk di kampus
41 41. Cie cemburu kan?
42 42. Four eyes
43 43.Cincin yang hilang
44 44. Wedding Chapel
45 45. Bali
46 46. Hanya kamu
47 47. Pulang
48 48. Rencana Nakura
49 49. Piknik mendadak?
50 50. Ulang tahun Aoi
51 51. Salah faham
52 52. Sekedar tamu undangan
53 53. Membingungkan
54 54. Kabar baik
55 55. Sendirian
56 56. Menjadi pembantu
57 57. Ryuji
58 58. Pelukan rindu
59 59. Kecelakaan
60 60. Perhatian Ryuji untuk Aoi
61 61. Nakura hamil
62 62. Sisi yang rapuh
63 63. Maaf
64 64. Sabarlah
65 65. Di kawal
66 66. Ryuji melamar Nakura
67 67. Kacau
68 68. Sebuah motif
69 69. Bersembunyi
70 70. Rasa takut
71 71. Menyelamatkan Aoi
72 72. Tanpa Makoto
73 73. Makoto pulang
74 74. Namanya Hikaru
75 75. Lucu
76 76. Di kerjain Hikaru
77 77. Bersekolah
78 78. Barbie impian
79 79. Koki kecil
80 80. Puncak
81 81. Kenshi Yonezu
82 82. Jangan memaksa Hikaru
83 83. Hikaru terluka
84 80. Puncak
85 84. Hikaru awas!
86 85. Kepergian omah Eva
87 85. Kepergian omah Eva
88 86. Luka bertambah
89 87. Tentang kenangan
90 88. Sisi rapuh Aoi
91 89. Lembaran baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
1. Hari yang menyebalkan
2
2. Kok di jodohin sih?
3
3. Ketemu Makoto lagi
4
4. Perhatian Makoto
5
5. Bunga
6
6. Bekal
7
7. Malu tapi baper
8
8. Terjebak hujan
9
9. Manismu seperti gula
10
10. Mulai deh manja
11
11. Cinta Ryuji
12
12. Kok cuek?
13
13. Siapa yang jahil?
14
14. Mantan?
15
15. Terlalu possesif
16
16. Sama-sama pdkt
17
17. Acara bazar dengan pacar
18
18. Di spesialkan
19
19. Gara-gara PR
20
20. Surat ancaman
21
21. Cuek
22
22. Dinner?
23
23. Diajarin masak
24
24. Bekal untuk Makoto
25
25. Protected
26
26. Curiga
27
27. Pelukan terakhir
28
28. Badmood
29
29. Makoto bawel
30
30. Di semangatin!
31
31. Promenade
32
32. Balikan
33
33. Reuni
34
34. Menyakitkan
35
35. Perjodohan
36
36. Melepas ikhlas
37
37. Mengenal Makoto
38
38. Quality time
39
39. Bahagia
40
40. Kesan buruk di kampus
41
41. Cie cemburu kan?
42
42. Four eyes
43
43.Cincin yang hilang
44
44. Wedding Chapel
45
45. Bali
46
46. Hanya kamu
47
47. Pulang
48
48. Rencana Nakura
49
49. Piknik mendadak?
50
50. Ulang tahun Aoi
51
51. Salah faham
52
52. Sekedar tamu undangan
53
53. Membingungkan
54
54. Kabar baik
55
55. Sendirian
56
56. Menjadi pembantu
57
57. Ryuji
58
58. Pelukan rindu
59
59. Kecelakaan
60
60. Perhatian Ryuji untuk Aoi
61
61. Nakura hamil
62
62. Sisi yang rapuh
63
63. Maaf
64
64. Sabarlah
65
65. Di kawal
66
66. Ryuji melamar Nakura
67
67. Kacau
68
68. Sebuah motif
69
69. Bersembunyi
70
70. Rasa takut
71
71. Menyelamatkan Aoi
72
72. Tanpa Makoto
73
73. Makoto pulang
74
74. Namanya Hikaru
75
75. Lucu
76
76. Di kerjain Hikaru
77
77. Bersekolah
78
78. Barbie impian
79
79. Koki kecil
80
80. Puncak
81
81. Kenshi Yonezu
82
82. Jangan memaksa Hikaru
83
83. Hikaru terluka
84
80. Puncak
85
84. Hikaru awas!
86
85. Kepergian omah Eva
87
85. Kepergian omah Eva
88
86. Luka bertambah
89
87. Tentang kenangan
90
88. Sisi rapuh Aoi
91
89. Lembaran baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!