7. Malu tapi baper

Syougo Anekawa

"Aoi. Aku pinjem catatan Kimia ya? Besok janji deh aku balikin," pinta Haruka saat Aoi baru saja memasuki kelas.

Aoi mengangguk. Memberikan buku tulis Kimia-nya.

"Tapi, besok balikinnya pagi-pagi aja. Pr dari bu Ima kan harus selesai besok juga," ucap Aoi, sekaligus mengingatkan Haruka yang mudah lupa.

Haruka mulai menyalin catatan Aoi. Fumie mengomeli Haruka karena tidak berbagi.

"Ngomong dong daritadi. Kalau diem mana aku peka," gerutu Haruka kesal.

Fumie mengernyit. Kenapa Haruka jadi curhat begini? Apa sudah mempunya gebetan? Hanya Bumi yang tau.

Tak lama kemudian bu Beta datang. Pelajaran Fisika pun di mulai.

***

Haruka dan Fumie sudah berusaha mengajak Aoi ke perpustakaan. Tapi Aoi tidak mau.

"Kenapa? Padahal bau novel baru itu naikin mood Aoi. Masa gak mau?" Fumie berusaha membujuk Aoi. Cewek itu menggeleng dan keukeuh di kelas saja.

"Kalian kesana aja. Biarin aku makan bekal disini," apalagi kejadian sebelumnya, Aoi harus melihat perdebatan Makoto dan Ryuji. Hari itu dirinya tidak langsung ke kelas, melainkan menguping di balik dinding, iya dong bukan hatimu.

"Yakin?" tanya Haruka ragu.

Aoi mengangguk. "Kan gak aku aja di kelas. Tuh, mereka  juga disini makan bekal," Aoi menunjuk teman-temannya. Mungkin malas ke kantin yang antrinya seperti menunggu kepastian cintamu, jadinya membawa bekal saja.

Setelah Haruka dan Fumie pergi, Aoi mengeluarkan nasi bungkus yang sebelumnya ia beli di kantin. Makan nasi goreng dari Makoto saja tidak kenyang.

"Kalau di pikir-pikir, enak juga ya nasgornya dia," Aoi bertopang dagu, membayangkan nasi gorengnya, ingat! Bukan Makoto-nya.

Keasikan melamun, Aoi tidak sadar Makoto duduk di hadapannya.

Makoto mencubit hidung Aoi. Masih pagi kok ngelamunin dirinya.

"Heh! Senyum-senyum. Kesambet kamu?"

Aoi tersadar kembali ke Bumi. Makoto lagi.

"Apaan sih? Ganggu aja. Ngapain juga ke kelas. Kalau pas istirahat itu ya, guru di kantor. Makan bareng, malah lo nyasar disini," gerutu Aoi kesal.

Makoto menyunggingkan senyumnya. "Jangan marah-marah gitu. Nanti cantiknya nambah loh," godanya.

"Biarin gue jelek. Biar lo gak suka," ketus Aoi galak.

"Ayo, kita makan di kafe deket sekolah. Daripada di kelas, bosen tau," Makoto menarik tangan Aoi.

"Hey! Gak usah. Gak liat apa? Nih, gue lagi makan," Aoi menunjuk nasi bungkusnya.

"Bungkus lagi," titah Makoto tak mau tau.

Aoi menggeleng. "Gak. Gue udah laper. Kalau mau ke kafe, ya udah sana. Gak usah ngajak gue," usir Aoi kejam. Mau di jawab apa kalau siswa SMA Sakura tau seorang murid makan bareng dan kencan dengan gurunya. Bisa-bisanya Aoi akan jadi bahan ejekan.

"Ya udah. Aku ngajak cewek lain aja kalau gitu," Makoto yang akan melangkah pergi, Aoi menahannya dan mengatakan. "Mau gue jewer huh?" ancamnya marah rasa cemburu.

Makoto senang, Aoi cemburu rupanya. "Ya gak lah. Mending sama kamu,"

Seisi kelas memekik baper. Akhirnya ada adegan gombal-menggombal.

"Kenapa sih Aoi nolak pak Makoto?"

"Kalau gak mau, mending sama aku aja deh pak!"

Aoi beranjak dari duduknya. Mengikuti Makoto. Kafe, pasti pria itu sengaja ingin mengajaknya kencan.

Saat di halaman sekolah, apalagi ada cowok-cowok duduk manis sambil godain cewek, mereka bersiul saat Aoi melewatinya. Dan semakin menjadi heboh saat mereka tau ada bendera Jepang di rok Aoi.

Makoto geram mendengar itu.

"Maksudnya bendera Jepang gimana sih?" tanya Makoto penasaran.

Aoi mati kutu. 'Astaga, apa aku sekarang waktunya datang bulan? Duh, kenapa waktunya gak pas sih,' batin Aoi ketar-ketir sendiri. Bagaimana Makoto melihatnya?

Makoto menatap Aoi lekat, menunggu jawaban dari cewek itu.

"Apa? Kamu kan pakai rok putih. Kok di bilang bendera Jepang?"

Aoi menggigit bibirnya. "E-gue. Anu-"

"Masa gurunya gak peka sih?"

"Tuh muridnya lagi mens pak!"

Teriakan gamblang itu membuat Aoi malu dan ingin hilang saat itu juga.

Makoto terkejut. Dan para cowok-cowok itu mempermalukan Aoi.

Makoto memeluk Aoi dari belakang. Sayangnya ia tidak membawa jaket.

Makoto membisikkan sesuatu. "Kita ke UKS aja ya? Jangan jauh-jauh dari aku. Gini aja dulu, biarin aku peluk kamu. Biar mereka gak bikin kamu malu lagi," bisik Makoto lirih. Aoi terpaksa menurut.

Keduanya berjalan perlahan. Bisik-bisik dari para siswa yang nyinyir.

"Berani banget pak Makoto peluk Aoi?"

"Wah, udah kebangetan nih. Harus di laporin ke pak Daiji,"

Aoi berusaha melepaskan tangan Makoto yang melingkari pinggangnya, tapi tenaganya terlalu lemah.

"Gak usah di dengerin. Kamu tunggu di UKS, aku bakal beliin itu sama obat pereda nyerinya," baru kali ini Makoto sangat peduli dengan Aoi. Mungkinkah di hatinya sudah ada ruang untuk Aoi?

Di UKS, Makoto mengatakan hal itu kepada PMR yang berjaga.

"Oh begitu. Pak Makoto tidak perlu beli, karena disini sudah di sediakan pak. Bapak bisa kembali ke kantor saja, biar Aoi yang saya mengurusnya," ujar PMR itu.

Makoto memberikan selembar uang biru kepada PMR itu. Aoi pasti butuh pereda nyerinya. PMR itu mengangguk.

Sari tersenyum kepada Aoi. "Kak Aoi beruntung banget di perhatiin sama pak Makoto. Kalian udah kayak pacaran," godanya.

Aoi hanya menyungggingkan senyum paksanya.

"Hehe, gak kok. Kita gak pacaran. Oh ya, izinin aku ya? Biar gak di cariin sama guru nanti," pinta Aoi. Sari mengangguk.

"Oke,"

***

Haruka menggerutu kesal. Sudah bel masuk Aoi juga tidak kembali. Entah kemana perginya manusia itu.

"Mungkin kebelet. Makannya lama," celetuk Fumie, setelahnya ia bersendawa. Kenyang sekali menghabiskan siomay 5 ribu sendirian tanpa berbagi ke Haruka.

"Kebelet? Aoi kan gak pernah beli es. Takut sakit gigi," sahut Haruka kesal.

Bu Sanae datang memasuki kelas. Semuanya duduk anteng tanpa bergerak sedikit pun. Ya, saatnya pelajaran seni musik.

"Baik, anak-anak. Seperti biasanya, kita langsung ke studio musik. Jangan lupa bawa bukunya ya," setelahnya bu Sanae pergi.

"Gimana ini? Aoi gak dateng-dateng," Haruka panik.

"Nanti juga bakalan balik. Ayo ke studio musik, gak mau kan di hukum sama bu Sanae telat masuk studio?"

Benar juga.

Kelas 12 Ipa 1 mulai sepi, semuanya menuju studio musik untuk pembelajaran seni musik.

Haruka memainkan pianonya tidak fokus. Fumie menegurnya sebelum bu Sanae menyadari itu.

"Aoi gak di culik kan?" tanya Haruka nyeleneh.

Fumie menggeleng. "Mana ada yang mau nyulik Aoi? Sekali hajar langsung sekarat di rumah sakit,"

Benar juga sih. Aoi memang jago kick boxer, apalagi akan menjadi next leader kick boxer SMA Sakura.

"Mending fokus saja sama pianonya. Mau kalau bu Sanae nunjuk kamu saat praktek gak bisa?"

Haruka menggeleng pelan. "Gak mau? Gak mau? Gak mau lah!"

"Apa sih?" Fumie kesal, selalu saja Haruka menirukan trend sekarang. Apalagi ini, pertanyaan di ulang tiga kali.

Sedangkan di UKS, Aoi menghabiskan wedang teh dan roti yang di belikan oleh Sari. Sebelumnya, ia melarang Sari membeli obat pereda nyeri, lebih baik minyak telon saja. Harumnya membuat pikiran tenang.

Aoi sendirian di UKS. Hanya duduk di kursi dan bersandar, kepalanya pening. Sudah kebiasaan saat ia datang bulan.

***

Segini dulu, masih ada cerita lain buat lomba. Apalagi tulisannya sesuai KBBI sama PUEBI. Duh, susahnya.

Thanks for reading...

Terpopuler

Comments

Fraha Kaisan Prasetio

Fraha Kaisan Prasetio

semangat Thor..
d'tunggu kelanjutan'a.

2021-04-27

1

Yuvincean Carolina Marcus

Yuvincean Carolina Marcus

lanjut thor

2021-04-27

1

lihat semua
Episodes
1 1. Hari yang menyebalkan
2 2. Kok di jodohin sih?
3 3. Ketemu Makoto lagi
4 4. Perhatian Makoto
5 5. Bunga
6 6. Bekal
7 7. Malu tapi baper
8 8. Terjebak hujan
9 9. Manismu seperti gula
10 10. Mulai deh manja
11 11. Cinta Ryuji
12 12. Kok cuek?
13 13. Siapa yang jahil?
14 14. Mantan?
15 15. Terlalu possesif
16 16. Sama-sama pdkt
17 17. Acara bazar dengan pacar
18 18. Di spesialkan
19 19. Gara-gara PR
20 20. Surat ancaman
21 21. Cuek
22 22. Dinner?
23 23. Diajarin masak
24 24. Bekal untuk Makoto
25 25. Protected
26 26. Curiga
27 27. Pelukan terakhir
28 28. Badmood
29 29. Makoto bawel
30 30. Di semangatin!
31 31. Promenade
32 32. Balikan
33 33. Reuni
34 34. Menyakitkan
35 35. Perjodohan
36 36. Melepas ikhlas
37 37. Mengenal Makoto
38 38. Quality time
39 39. Bahagia
40 40. Kesan buruk di kampus
41 41. Cie cemburu kan?
42 42. Four eyes
43 43.Cincin yang hilang
44 44. Wedding Chapel
45 45. Bali
46 46. Hanya kamu
47 47. Pulang
48 48. Rencana Nakura
49 49. Piknik mendadak?
50 50. Ulang tahun Aoi
51 51. Salah faham
52 52. Sekedar tamu undangan
53 53. Membingungkan
54 54. Kabar baik
55 55. Sendirian
56 56. Menjadi pembantu
57 57. Ryuji
58 58. Pelukan rindu
59 59. Kecelakaan
60 60. Perhatian Ryuji untuk Aoi
61 61. Nakura hamil
62 62. Sisi yang rapuh
63 63. Maaf
64 64. Sabarlah
65 65. Di kawal
66 66. Ryuji melamar Nakura
67 67. Kacau
68 68. Sebuah motif
69 69. Bersembunyi
70 70. Rasa takut
71 71. Menyelamatkan Aoi
72 72. Tanpa Makoto
73 73. Makoto pulang
74 74. Namanya Hikaru
75 75. Lucu
76 76. Di kerjain Hikaru
77 77. Bersekolah
78 78. Barbie impian
79 79. Koki kecil
80 80. Puncak
81 81. Kenshi Yonezu
82 82. Jangan memaksa Hikaru
83 83. Hikaru terluka
84 80. Puncak
85 84. Hikaru awas!
86 85. Kepergian omah Eva
87 85. Kepergian omah Eva
88 86. Luka bertambah
89 87. Tentang kenangan
90 88. Sisi rapuh Aoi
91 89. Lembaran baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
1. Hari yang menyebalkan
2
2. Kok di jodohin sih?
3
3. Ketemu Makoto lagi
4
4. Perhatian Makoto
5
5. Bunga
6
6. Bekal
7
7. Malu tapi baper
8
8. Terjebak hujan
9
9. Manismu seperti gula
10
10. Mulai deh manja
11
11. Cinta Ryuji
12
12. Kok cuek?
13
13. Siapa yang jahil?
14
14. Mantan?
15
15. Terlalu possesif
16
16. Sama-sama pdkt
17
17. Acara bazar dengan pacar
18
18. Di spesialkan
19
19. Gara-gara PR
20
20. Surat ancaman
21
21. Cuek
22
22. Dinner?
23
23. Diajarin masak
24
24. Bekal untuk Makoto
25
25. Protected
26
26. Curiga
27
27. Pelukan terakhir
28
28. Badmood
29
29. Makoto bawel
30
30. Di semangatin!
31
31. Promenade
32
32. Balikan
33
33. Reuni
34
34. Menyakitkan
35
35. Perjodohan
36
36. Melepas ikhlas
37
37. Mengenal Makoto
38
38. Quality time
39
39. Bahagia
40
40. Kesan buruk di kampus
41
41. Cie cemburu kan?
42
42. Four eyes
43
43.Cincin yang hilang
44
44. Wedding Chapel
45
45. Bali
46
46. Hanya kamu
47
47. Pulang
48
48. Rencana Nakura
49
49. Piknik mendadak?
50
50. Ulang tahun Aoi
51
51. Salah faham
52
52. Sekedar tamu undangan
53
53. Membingungkan
54
54. Kabar baik
55
55. Sendirian
56
56. Menjadi pembantu
57
57. Ryuji
58
58. Pelukan rindu
59
59. Kecelakaan
60
60. Perhatian Ryuji untuk Aoi
61
61. Nakura hamil
62
62. Sisi yang rapuh
63
63. Maaf
64
64. Sabarlah
65
65. Di kawal
66
66. Ryuji melamar Nakura
67
67. Kacau
68
68. Sebuah motif
69
69. Bersembunyi
70
70. Rasa takut
71
71. Menyelamatkan Aoi
72
72. Tanpa Makoto
73
73. Makoto pulang
74
74. Namanya Hikaru
75
75. Lucu
76
76. Di kerjain Hikaru
77
77. Bersekolah
78
78. Barbie impian
79
79. Koki kecil
80
80. Puncak
81
81. Kenshi Yonezu
82
82. Jangan memaksa Hikaru
83
83. Hikaru terluka
84
80. Puncak
85
84. Hikaru awas!
86
85. Kepergian omah Eva
87
85. Kepergian omah Eva
88
86. Luka bertambah
89
87. Tentang kenangan
90
88. Sisi rapuh Aoi
91
89. Lembaran baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!