19. Gara-gara PR

Aoi kesal, bukannya Makoto menjelaskan materi pelajarannya malah fokus memandanginya. Seisi kelas pun berbisik heran.

"Kenapa Aoi gak nerima cinta pak Makoto aja?"

"Kan lumayan juga punya pacar pintar bahasa Jepang. Iya gak?"

"Iya lah! "

Haruka menenangkan Aoi. "Gak usah dengerin mereka. Emang cewek suka gitu. Iri," Haruka berbisik lirih. Karena mata jeli Makoto itu ikut memperhatikannya.

"Aoi. Bisa maju ke depan menjelaskan materi ini?"

Aoi menghela nafasnya. Pasti ini modus lagi.

Dengan langkah malas, Aoi maju. Menjaga jarak dari Makoto.

Aoi diam.

"Aoi. Jelaskan kalimat positif dan negatif Mada," Makoto berusaha sabar. Ia tau Aoi sengaja tidak menjawab.

"Kalau kamu tidak bisa menjelaskannya, berdiri  saja disini," tegas Makoto tak mau tau. Padahal tulisannya sangat jelas di papan tulis.

"Saya akan mengulangi lagi penjelasannya. Perhatikan baik-baik," Makoto berdeham.

"Seperti contoh kare wa mada nihon ni-imasu. Dia masih berada di Jepang. Pola kalimat ini digunakan untuk menunjukkan bahwa keadaan sedang berlangsung. Pada dasarnya, predikat (KK,KS dan KB di tambah desu yang menyatakan keadaan) ini tidak dapat menjelaskan keadaan masih, sehingga di butuhkan kata keterangan Mada yang menunjuk masih untuk menjelaskan kata predikat. Kalimat negatif-"

Sampai ada yang mengantuk, menulis materi, menggambar, makan jajan sembunyi-sembunyi.

'Bilang aja pingin deket, biar modus. Kenapa gak nyuruh yang lain aja?' batin Aoi kesal. Lagipula sudah tertulis di papan, dan Makoto menyuruhnya menjelaskan itu lagi.

'Tau gini aku pindah aja ke Indonesia. Biar bebas dari Makoto, gak papa belajar bahasa Indonesia, asalkan om nyebelin itu gak ganggu aku lagi,' ucapnya dalam hati.

"Kasihan juga ya Aoi?" celetuk Haruka. 

Fumie mengangguk. "Kayaknya Aoi benci deh sama pak Makoto," Fumie bisa melihat pancaran laser kebencian di mata Aoi.

"Kalau benci bisa jadi cinta loh," apalagi sukanya lama, Haruka pernah mengalaminya.

Kringg..Kringg

"Saatnya jam pelajaran kedua dimulai," bel pergantian pelajaran itu menggema. Membuat seisi kelas langsung segar dan semangat.

"Yes! Kelas masak nih Haru. Bisa makan-makan deh," Fumie bersorak senang.

Aoi melangkah menghampiri Haruka dan Fumie. Akhirnya terbebas dari hukuman.

"Jangan senang dulu. Ada PR dari saya. Dan di kumpulkan dua hari lagi dari sekarang. Sangat mudah kok. Buat kalimat positif dan negatif Masih dan Belum masing-masing sepuluh. Selamat siang," Makoto melangkah pergi keluar kelas.

"Yah! Banyak banget. Sepuluh lagi. Huhuhu sedih!"

"Apa?! Aku gak bisa!" teriak Fumie panik. Nilai bahasa Jepang nya selalu anjlok.

"Tenang aja. Ada Aoi, kan di bantu sama pak Makoto," ucap Haruka santai.

"Sehari aja gak ngomongin dia bisa?" Aoi lama-lama kesal, apalagi Makoto sekarang hobi menghukumnya berdiri di depan.

"Iya deh. Maaf ya Aoi yang cantik," ucap Haruka.

"Yuk kita ke kelas masak. Bu Sumi  udah nungguin," ajak Fumie.

Di kelas masak, Sumi menjelaskan bagaimana cara mengolah salmon menjadi hidangan enak dan mantap.

"Cara mengolah ikan salmon tidak mudah. Karena teksturnya lunak, jadi bisa hancur daripada ikan yang lain. Kalau kalian masaknya tidak tepat, kandungan gizi pada ikan salmon dapat berkurang, bahkan menambah jumlah lemak di dalamnya. Oke, perhatikan ya?"

Sumi merebus salmon ke dalam panci selama 10 menit. Sumi menambahkan bumbu favorit yang sudah di jelaskan setiap harinya.

Setelah matang, Sumi menambahkan salad  kentang dan beberapa batang asparagus sebagai pelengkap.

"Kalian bisa mempraktekkan sekarang. Semoga berhasil," Sumi tersenyum. Mungkin ada yang beberapa gagal, tapi ini kelas memasak yang belajar dan menjadi lebih baik lagi.

Haruka dan Fumie sibuk mengolah salmon. Berbeda dengan Aoi, penjelasan bu Sumi seperti angin lalu.

'Kalau aku tadi pura-pura gak bisa bahasa Jepang, apa om nyebelin itu bakalan modus juga buat ngajarin aku?' batin Aoi bertanya-tanya.

Sumi berkeliling memperhatikan semuanya, memasak dengan benar. Aromanya saja sudah harum dan terngiang-ngiang.

"Aoi? Kenapa masih diam? Ayo di masak ikan salmon- nya," ucap Sumi membuyarkan lamunan Aoi.

"Eh? Iya bu. Ini mau masak kok," Aoi bingung harus mulai darimana. Biasanya ia paling semangat saat pelajaran memasak.

***

Aoi meletakkan tasnya di kursi. Ia berada di kamar. Masakannya tadi gagal.

"Kenapa gagal? Padahal aku biasanya paling jago di kelas masak," Aoi duduk dan mengadu pada boneka teddy pink-nya.

"Belum lagi PR dari om nyebelin. Apa aku kerjakan sekarang ya?"

Aoi mengambil buku tulisnya.

Makoto membuka pintu kamar Aoi dengan santai. Memantau cewek itu yang duduk di meja belajar.

"Belajar apa? Udah malem. Tidur. Gak usah begadang!" nasehat Makoto.

Aoi tak menghiraukannya. 

'Kenapa ada dia lagi sih? Jadi gak konsentrasi kan!' batin Aoi kesal. Aoi berusaha fokus mengerjakan kalimat positif dan negatif.

Makoto meraih buku tulis Aoi yang masih kosong.

"Kamu emang gak bisa?"

Aoi diam. Lalu yang tadi pagi apa kurang jelas?

"Aku ajarin. Ayo ke ruang tamu. Kalau disini gak enak, gimana kalau ada tetangga kamu yang minta mangga lagi?" ya, Makoto lah yang harus mengiyakan permintaan para ibu-ibu dan anak kecil yang ingin mangga.

"Itu sih urusan lo sendiri. Sana keluar!  Gue bisa ngerjain sendiri," Aoi menggiring Makoto keluar dari kamar.

Makoto terkekeh. "Yakin bisa? Kamu aja tadi-"

Brak!

Aoi menutup pintunya dengan kasar. 

"Sampai kapan sih kayak gini? Lama-lama aku pingin kabur aja. Terus ngekost, ngerantau yang jauh, biar om nyebelin itu gak bisa nemuin aku lagi," Aoi duduk di ranjang dan memeluk boneka teddy pink-nya. 

Makoto yang mendengar itu terdiam. Kenapa Aoi berkata seperti itu? Apa dirinya pernah berbuat salah?

"Aku gak suka di jodohin! Aku cuman mencintai Ryuji, bukan om nyebelin!" adu Aoi menjerit. "Apa kata temen-temenku nanti kalau aku nikah sama om-om? Dan itu guruku sendiri?" tanpa sadar air mata Aoi meluncur bebas.

"Aoi, memangnya salah kalau kita di jodohkan? Aku ragu kalau Ryuji itu hanya main-main," ucap Makoto pelan. Ia hanya bisa memandangi pintu itu, seandainya boleh masuk ia akan menenangkan Aoi.

"Bahkan aku hanya mengenal satu perempuan. Dan itu kamu Aoi. Aku gak tau bagaimana mencintaimu. Tapi-"

"Kenapa masih disini?" Aoi membuka pintunya, Makoto bersandar pada dinding dengan wajah tertunduk.

Makoto menatap Aoi. "E-aku temenin kamu dari sini. Gimana PR-nya? Udah selesai?"

Aoi menggeleng. "Makannya kalau ngasih PR jangan  yang susah-susah. Aku gak bisa!"

"Ya udah. Kamu makan aja, aku udah masak. Biar aku yang ngerjain PR-mu, " Makoto masuk dan mengerjakan PR Aoi.

'Kadang baik kadang bikin kesel. Susah di tebak,' batin Aoi. Rasanya senang PR-nya di selesaikan Makoto tanpa pusing memikirkan jawabannya.

***

See you-,

Episodes
1 1. Hari yang menyebalkan
2 2. Kok di jodohin sih?
3 3. Ketemu Makoto lagi
4 4. Perhatian Makoto
5 5. Bunga
6 6. Bekal
7 7. Malu tapi baper
8 8. Terjebak hujan
9 9. Manismu seperti gula
10 10. Mulai deh manja
11 11. Cinta Ryuji
12 12. Kok cuek?
13 13. Siapa yang jahil?
14 14. Mantan?
15 15. Terlalu possesif
16 16. Sama-sama pdkt
17 17. Acara bazar dengan pacar
18 18. Di spesialkan
19 19. Gara-gara PR
20 20. Surat ancaman
21 21. Cuek
22 22. Dinner?
23 23. Diajarin masak
24 24. Bekal untuk Makoto
25 25. Protected
26 26. Curiga
27 27. Pelukan terakhir
28 28. Badmood
29 29. Makoto bawel
30 30. Di semangatin!
31 31. Promenade
32 32. Balikan
33 33. Reuni
34 34. Menyakitkan
35 35. Perjodohan
36 36. Melepas ikhlas
37 37. Mengenal Makoto
38 38. Quality time
39 39. Bahagia
40 40. Kesan buruk di kampus
41 41. Cie cemburu kan?
42 42. Four eyes
43 43.Cincin yang hilang
44 44. Wedding Chapel
45 45. Bali
46 46. Hanya kamu
47 47. Pulang
48 48. Rencana Nakura
49 49. Piknik mendadak?
50 50. Ulang tahun Aoi
51 51. Salah faham
52 52. Sekedar tamu undangan
53 53. Membingungkan
54 54. Kabar baik
55 55. Sendirian
56 56. Menjadi pembantu
57 57. Ryuji
58 58. Pelukan rindu
59 59. Kecelakaan
60 60. Perhatian Ryuji untuk Aoi
61 61. Nakura hamil
62 62. Sisi yang rapuh
63 63. Maaf
64 64. Sabarlah
65 65. Di kawal
66 66. Ryuji melamar Nakura
67 67. Kacau
68 68. Sebuah motif
69 69. Bersembunyi
70 70. Rasa takut
71 71. Menyelamatkan Aoi
72 72. Tanpa Makoto
73 73. Makoto pulang
74 74. Namanya Hikaru
75 75. Lucu
76 76. Di kerjain Hikaru
77 77. Bersekolah
78 78. Barbie impian
79 79. Koki kecil
80 80. Puncak
81 81. Kenshi Yonezu
82 82. Jangan memaksa Hikaru
83 83. Hikaru terluka
84 80. Puncak
85 84. Hikaru awas!
86 85. Kepergian omah Eva
87 85. Kepergian omah Eva
88 86. Luka bertambah
89 87. Tentang kenangan
90 88. Sisi rapuh Aoi
91 89. Lembaran baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
1. Hari yang menyebalkan
2
2. Kok di jodohin sih?
3
3. Ketemu Makoto lagi
4
4. Perhatian Makoto
5
5. Bunga
6
6. Bekal
7
7. Malu tapi baper
8
8. Terjebak hujan
9
9. Manismu seperti gula
10
10. Mulai deh manja
11
11. Cinta Ryuji
12
12. Kok cuek?
13
13. Siapa yang jahil?
14
14. Mantan?
15
15. Terlalu possesif
16
16. Sama-sama pdkt
17
17. Acara bazar dengan pacar
18
18. Di spesialkan
19
19. Gara-gara PR
20
20. Surat ancaman
21
21. Cuek
22
22. Dinner?
23
23. Diajarin masak
24
24. Bekal untuk Makoto
25
25. Protected
26
26. Curiga
27
27. Pelukan terakhir
28
28. Badmood
29
29. Makoto bawel
30
30. Di semangatin!
31
31. Promenade
32
32. Balikan
33
33. Reuni
34
34. Menyakitkan
35
35. Perjodohan
36
36. Melepas ikhlas
37
37. Mengenal Makoto
38
38. Quality time
39
39. Bahagia
40
40. Kesan buruk di kampus
41
41. Cie cemburu kan?
42
42. Four eyes
43
43.Cincin yang hilang
44
44. Wedding Chapel
45
45. Bali
46
46. Hanya kamu
47
47. Pulang
48
48. Rencana Nakura
49
49. Piknik mendadak?
50
50. Ulang tahun Aoi
51
51. Salah faham
52
52. Sekedar tamu undangan
53
53. Membingungkan
54
54. Kabar baik
55
55. Sendirian
56
56. Menjadi pembantu
57
57. Ryuji
58
58. Pelukan rindu
59
59. Kecelakaan
60
60. Perhatian Ryuji untuk Aoi
61
61. Nakura hamil
62
62. Sisi yang rapuh
63
63. Maaf
64
64. Sabarlah
65
65. Di kawal
66
66. Ryuji melamar Nakura
67
67. Kacau
68
68. Sebuah motif
69
69. Bersembunyi
70
70. Rasa takut
71
71. Menyelamatkan Aoi
72
72. Tanpa Makoto
73
73. Makoto pulang
74
74. Namanya Hikaru
75
75. Lucu
76
76. Di kerjain Hikaru
77
77. Bersekolah
78
78. Barbie impian
79
79. Koki kecil
80
80. Puncak
81
81. Kenshi Yonezu
82
82. Jangan memaksa Hikaru
83
83. Hikaru terluka
84
80. Puncak
85
84. Hikaru awas!
86
85. Kepergian omah Eva
87
85. Kepergian omah Eva
88
86. Luka bertambah
89
87. Tentang kenangan
90
88. Sisi rapuh Aoi
91
89. Lembaran baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!