Sebelum membaca karya ini author minta tolong untuk pada kalian untuk 'like' ataupun 'vote' agar meningkatkan ringking cerita ini.
Ya, selamat membaca karya ini dan author ucapkan terima kasih pada pembaca setia 'Kosuke Arashi'
Hanya itu pesan dari author sekian dan terima kasih.
Selamat membaca!!
*****
Waktupun berjalan dengan cepat dan tak terasa esokpun tiba.
Sang Surya perlahan menampakan diri dan sinarnya mulai menerangi daerah perbukitan yang disana ada rumah Misaki.
Arashi segera mengemasi barang-barangnya dan memasukannya ke dalam sebuah tas besar, iapun akan segera menjalankan misi bersama dengan 'si jenius'
Lalu disaat ia mulai mengemasi barangnya Hima dan Hikari muncul.
"Emm... apa kau akan segera berangkat, senpai?" Tanya Hikari.
"Yap, aku akan segera berangkat karena 'si jenius' itu terlihat tak sabaran dan dia sekarang sudah menungguku diluar..."
"Anu... Arashi-sama, apa tidak sebaiknya kau minta maaf dulu sebelum berangkat pada Misaki-senpai?" Ucap Hima si pelayan.
"Palingan dia masih tidur jadi aku akan minta maaf padanya setelah menjalankan misi saja..." ucap Arashi dengan menggendong tas punggung berukuran besar, "Dan juga ku titipkan anak-anakku pada kalian..."
"Ya..." jawab Hima dan Hikari.
Arashi menuju pintu keluar akan tetapi sebelum itu ia berkata, "Sampaikan salamku pada paman dan bibi!!! Aku sekarang pergi dulu!!" Iapun membuka pintu dan keluar rumah tersebut.
Ya, saat itu masih pagi buta sehingga para anak kecil yang biasanya berisik masih tidur.
Arashi pergi tanpa mengajak mereka dan tak ingin mereka terlibat dalam bahaya.
Diluar rumah sudah ada 'si jenius' Senju Rain yang menunggu, "Kau lumayan lama, si pengacau...!!"
"Hey, ayolah!! Akupun sudah berusaha bangun lebih awal tau!! Ya, setidaknya puji aku..." ucap Arashi yang sedikit kesal.
Senju Rain terlihat tak peduli, iapun berkata dengan tegas, "Sudah cukup basa-basinya!! Ayo segera berangkat dan juga waktuku sangat berharga..." ucapnya dengan membalikan badan dan mulai melangkah.
"Cih..." ucap Arashi yang terlihat kesal dan iapun melangkahkan kaki lalu mengikuti rekannya itu dari belakang.
Setelah cukup jauh dari rumah Arashi bertanya, "Hey, memangnya misi apa yang akan kita jalani dan dimana tempatnya?"
Senju Rain tetap berjalan dan tak mau menjawab.
"Kau dengar perkataanku atau tidak? Apa kau tak punya telinga?" Teriak protes Arashi yang sedikit jengkel karena diabaikan.
Senju Rain sedikit membuka mulutnya, "Kita akan pergi ke pelabuahan jadi diamlah..."
"Hah...???" Arashi masih tak mengerti dan iapun bertanya lagi, "Kenapa kita harus ke sana?"
Senju Rain kali ini benar-benar diam dan tak menjawab pertanyaan Arashi, iapun terus melangkahkan kaki dan fokus dalam perjalanannya.
Tetapi setelah cukup jauh dari rumah seseorang menghadang keduanya ditengah-tengah jalan.
"Siapa dia?" Ucap Arashi yang dari kejauhan tak jelas melihat wajahnya, "Apakah dia perampok?"
"Kita akan tau nanti..." ucap Senju Rain dengan tenang, iapun tau bahwa seorang penghalang tak akan terlalu berarti bagi dirinya dan Arashi.
Keduanya semakin mendekat pada orang itu dan secara spontan Arashi terkejut ketika dengan jelas melihat orang itu, "Misaki...!!! Kenapa kau bisa ada disini dan bukankah kau masih tidur dirumah?"
Ya, orang itu adalah Misaki dan iapun terlihat sudah membawa tas punggung besar, "Apa matamu buta?? Ya, akupun sudah disini lama sekali untuk menunggu kalian berdua..."
"Tujuannya sangat jelas!! Aku akan ikut bersama kalian berdua..."
"Apa...!!" Arashi nampak terkejut sementara itu Senju Rain terlihat biasa saja, "Bukankah aku sudah membuatmu marah tapi mengapa kau masih peduli padaku?"
"Bodoh!!!" Misaki memalingkan wajah dan mulai berjalan, "Tak peduli aku marah atau tidak aku akan tetap ikut dan juga aku malah minta maaf karena kemarin mudah tersulut emosi..."
Arashi bingung harus merespon apa akan tetapi Senju Rain berkata, "Kalau begitu ayo lanjutkan perjalanan karena ada misi yang harus kita selesaikan..." ucapnya yang sudah mulai melangkahkan kaki.
Arashi masih terdiam, iapun menatap kedua rekannya dari belakang dan ia teringat pada kata- kata Senju Rain kemarin, "Kau terlalu meremehkan perasaan seseorang dan juga terlalu meremehkan Red Eagle..."
Misaki yang melihat Arashi masih terdiam ditempat akhirnya menoleh kebelakang dan berteriak, "Ayolah jalan atau kami akan meninggalkanmu..."
Arashi tersadar dari lamunannya dan secara spontan menjawab, "Ya, tunggu aku...!!!" Ucapnya dengan semangat, iapun bergumam dalam hati, "Kurasa aku akan tetap berada di Red Eagle karena disana ada teman- teman yang tak bisa ku remehkan..."
Ya, perjalanan mereka menjalankan misi rahasia dimulai...!!!!
*****
Lalu didunia bawah yang tak diketahui oleh seorangpun sebuah pergerakan besar dan sangat rahasia tengah dimulai.
Ya, dua bulan sejak perang besar melawan dewa berakhir para iblis telah memulai pergerakan mereka.
'Raja Iblis Pelahap' Rafathar, 'Raja Iblis Gempa' Leonidas dan Heliel tengah melakukan perjalanan mereka dalam menemukan raja iblis yang lainnya.
Ketiga iblis kelas atas itu tengah berada disebuah hutan lebat yang sangat gelap karena tertutupi oleh pohon yang menjulang tinggi penuh dengan daun.
"Kita akan segera sampai diwilayahnya..." ucap 'sang raja iblis pelahap'
'Ya, akupun sudah tau..."
Heliel sebagai iblis muda sama sekali tak mengerti, "Tuan Rafathar, memangnya siapa yang akan kita temui?"
'Sang raja iblis pelahap' berkata dengan ekspresi wajah serius, "Yang akan kita temui adalah rival beratku dimasa lalu..."
Heliel tak mengerti akan tetapi 'sang raja iblis gempa' memperjelas, "Dia adalah Raja Iblis yang lainnya akan tetapi dia lebih kuat dari pada aku dan sebanding dengan Rafathar..."
"Ya, bisa dibilang keduanya adalah rival yang saling membenci..."
Heliel sedikit mengerti dan iapun tak mengajukan pertanyaan lagi memilih untuk diam karena nantinya juga akan bertemu secara langsung.
Mereka bertiga terus berjalan dan berjalan hingga sampailah ditepian hutan.
"Kita telah sampai dan lihatlah apa yang ada didepan kita..." ucap Rafathar pada Heliel yang merupakan iblis muda.
Heliel menjadi terbelalak akan apa yang ada dihadapannya, "Apa-apaan ini??!!" Dihadapannya terdapat pepohonan yang menjulang tinggi akan tetapi kering tanpa daun sedikitpun.
"Aku benar-benar tak percaya dibelakang kita ada hutan lebat yang sangat subur dan tanahnya basah sekali akan tetapi dihadapan kita ada pepohonan kering tanpa sehelai daun yang tumbuh dan sepertinya sangat gersang..." ucap Heliel.
Iapun melangkahkan kaki maju memasuki daerah yang gersang itu dan secara mendadak wilayahnya makin meluas, "Apa yang terjadi? Kenapa tempat yang gersang makin meluas saja!!!" Ucap Heliel yang terkejut.
Leonidas 'sang raja iblis gempa' berkata dengan serius, "Itu artinya dia datang kemari..." iapun meningkatkan energi dan mengepalkan tangan kanan.
Kepalan tangan kanannya terlapisi kemampuan gempa dan iapun tanpa ragu memukul udara yang ada dihadapannya, "Krak...!! Krak...!!" Tercipta retakan-retakan diudara yang perlahan meluas dan menimbulkan gelombang penghancur segalanya.
"WUUSS...!!!" gelombang itu menyapu segala apa yang dilaluinya ditempat gersang itu.
Rafathar 'sang raja iblis pelahap' berkata dengan sorot mata tajam pada Heliel yang merupakan iblis muda, "Persiapkan dirimu karena mungkin kau bisa terbunuh olehnya..."
Bersambung Ke Kosuke Arashi Chapter 900 : Dua Iblis Terkuat.
******
Pesan Author : kalau gak mau Vote gak papa sih tapi tolong like atau setidaknya komen meski hanya "lanjut" "next" "bagus" atau "up" yang penting bisa support karya ini
Yang intinya komenlah meski satu huruf dan bisa buat autor semangat.
Bukan niatnya maksa tapi author ingin tau aja siapa yang berkontribusi
Trima kasih atas perhatiannya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 350 Episodes
Comments
Oi Min
Rafathar sangat iblis pelahap. semua gara2 mama Gigi kan, dia yg mngajari Rafathar tdk pilih 2 makanan, mama Gigi jga sang pelahap. semua di lahap ma Gigi. jdinya Rafathar sprt itu. wkwkwkwkkwwkkkwkwkww...... canda gaes.
2022-09-28
0
John Singgih
menemui rival sejati rafathar
2021-06-15
0