Sebelum membaca karya ini author minta tolong untuk pada kalian untuk 'like' ataupun 'vote' agar meningkatkan ringking cerita ini.
Ya, selamat membaca karya ini dan author ucapkan terima kasih pada pembaca setia 'Kosuke Arashi'
Hanya itu pesan dari author sekian dan terima kasih.
Selamat membaca!!
*****
Arashi dan yang lainnya telah sampai di desa Kartaz, mereka sekarang ini sedang menuju ke rumah Misaki yang letaknya di atas perbukitan.
Arashi yang berjalan dengan menggendong empat anak kecil dipunggungnya terlihat nampak kelelahan, "Hah... Hah... Hah..." nafasnya terdengar tak beraturan akan tetapi dengan langkah kaki perlahan iapun berjuang sekuat tenaga, "Ini menyebalkan!!" Gerutunya dalam hati.
"Terus semangat papa...!!" Teriak Yuuki.
"Kami akan mendukungmu...!!" Teriak Yuuka.
"Jangan menyerah!!" Teriak Yuzuru.
"Berjuanglah, Kak Arashi!!!" Teriak Isla.
Ya, keempat anak kecil yang digendong dipunggung itu bersorak- sorak memberikan semangat.
Arashi menjadi sangat jengkel, "Cih, teriakan kalian terdengar bagaikan penghinaan ketimbang memberikan semangat!! Kalian seharusnya turun dari punggungku!!"
"Hehehe..." keempatnya malah tertawa.
Arashi menjadi semakin kesal, "Jangan tertawa seperti itu!!! Kalian seperti mengejekku!!!"
Misaki yang berjalan didepan menoleh kebelakang, "Hey, ayolah Arashi!! Mereka itu hanyalah anak- anak kecil jadi berhentilah memarahi mereka..."
"Tapi mereka memanfaatkan diriku...!!!" Teriak Arashi tak terima.
"Hmph... apa salahnya seorang pria dewasa menggendong anak- anak? Lagi pula kau ini adalah lelaki jadi berhentilah mengeluh..."
"Cih..." Arashi terdiam akan tetapi ia menjadi sangat jengkel.
"Yah, kau harus sedikit bersabar karena kita hampir sampai tujuan..." ucap Misaki.
Arashi terdiam, iapun terlihat tak mau menanggapi celotehan dari rekannya itu dan cenderung mengabaikan teriakan anak- anak kecil yang ada dipunggungnya.
Arashi mempercepat langkah kakinya agar segera sampai tujuan dan segera meletakan beban berat yang ada dipunggungnya.
*
Rumah Misaki memang terletak di desa Kartaz akan tetapi letaknya berada dipinggiran tepatnya didaerah perbukitan dimana sekitarnya terdapat rerumputan hijau sepanjang mata memandang ke samping kanan dan samping kiri.
Ya, tak butuh waktu lama kelompok tersebut sampai dipuncak perbukitan dan mereka melihat sebuah rumah dikejauhan.
Itu adalah rumah Misaki.
Misaki dikejauhan sudah berteriak- teriak sambil melambai- lambaikan tangan kanannya, "Ayah... Ibu... Aku pulang!!!" Teriaknya dengan lantang.
Sekitar rumah Misaki terdapat perkebunan dan secara kebetulan ayah dan Ibunya Misaki kebetulan sedang berkebun diluar rumah.
Ya, keduanya langsung menghentikan pekerjaan mereka dan langsung menatap ke asal sumber suara.
Mereka berdua terkejut saat melihat kepulangan putri tercinta mereka terlebih ia pulang bersama dengan Arashi yang sudah dianggap bagaikan anak sendiri.
Arashi yang melihat rumah sudah dekat nampak lega, "Hadeh... akhirnya sampai juga dirumah..." gerutunya dalam hati.
Ya, dilain sisi Misaki yang terlalu senang langsung berlari secepat mungkin bagaikan ibu- ibu yang mengejar tukang sayur keliling, "Ayah...!! Ibu...!!" Teriaknya dengan lantang bagaikan memanggil abang tukang bakso.
Misaki dengan langkah kaki cepatnya langsung memeluk ibunya dari arah depan hingga keduanya terjatuh, "Aku rindu padamu ibu...!!!"
"Ya, akupun juga..." ucap sang ibu dengan memeluk putri mereka tercinta.
Sang ayah yang melihat sayuran dan buah-buah yang dibawa sang istri terjatuh ditanah menyindir putrinya, "Tumben sekali kau bersikap seperti anak yang berbakti?? Yah, biasanya kau hanya bersikap malas-malasan?"
"Cih..." Misaki agak jengkel dengan ucapan ayahnya itu, iapun kemudian berdiri tegak, "Ayolah ayah!! Jangan merusak moodku yang sedang berbunga-bunga ini!!!"
"Hahahaha... ya, ya, aku minta maaf..." ucap sang ayah dengan tersenyum lebar.
Arashi yang semula berjalan dibelakang akhirnya mampu menyusul, "Paman, bibi... aku pulang!!" Ucapnya dengan nada malas.
"Oh..." sang ayah memalingkan wajah pada Arashi, "Aku terkejut kau akhirnya pulang..."
"Yah, maaf karena aku jarang memberikan kabar atau bahkan jarang pulang..." jelas Arashi dengan malasnya.
"Hmph...!!!" Misaki memalingkan wajah dan terlihat iri pada sikap ayahnya pada Arashi yang begitu ramah, "Ayah lebih perhatian pada Arashi..."
"Bukan begitu..." sang ayah mencoba mengelak.
Dilain sisi Arashi berkata pada keempat anak kecil yang ada dipunggungnya itu, "Hey, kalian!! Cepat turun dari punggungku!! Jangan bersikap malu-malu karena beban kalian sudah terlalu berat untukku..."
Ayah dan ibu Misaki tak mengerti akan apa yang dikatakan Arashi tapi keduanya menjadi terkejut begitu empat anak kecil turun dari punggung Arashi secara perlahan.
Meski biasanya ceria dan bersikap riang tawa tapi kali ini entah mengapa keempatnya nampak malu- malu dihadapan ayah dan ibu Misaki.
"Hey, kalian!! Perkenalkan diri kalian pada ayah dan ibuku..." ucap Misaki dengan nada agak membentak.
Keempatnya tak terlihat takut pada bentakan Misaki tapi malah bersikap malu- malu saja.
"Anu... aku adalah adiknya kak Arashi..." ucap Isla dengan membungkukan badan.
Sebagai yang tertua dari tiga saudara angkat Yuuki juga membungkukkan badan, "Anu... dan kami adalah anak- anak papa..."
Ayah dan ibu Misaki nampak tak mengerti akan apa keempat anak kecil itu, "Apa yang mereka katakan, Arashi?" Tanya Ayah Misaki.
"Hadeh..." Arashi terlihat malas menjelaskan, "Gadis kecil yang merupakan setengah siluman kelinci hitam ini adalah adik angkatku yang ku temukan saat aku berada dipenjara Arkstrem..."
"Namanya adalah Isla..."
"Dan sekarang ketiga anak kecil ini ceritanya agak panjang tapi mereka bertiga adalah anak angkatku..."
"Nama mereka adalah Yuuki, Yuuka dan Yuzuru..." jelas Arashi.
Isla mengangkat tubuhku, "Benar, namaku adalah Isla..."
"Aku adalah anak angkat papa yang pertama dan namaku Yuuki..."
"Aku yang kedua dan namaku adalah Yuuka..."
"Aku yang terakhir, Yuzuru..." jelas ketiganya dengan mengangkat wajah dan berusaha tak malu.
Lalu secara mendadak ayah dan ibu Misaki memeluk keempatnya dan terlihat sangat gembira, "Wah... anak- anak ini imut dan manis sekali!!!" Ucap sang ayah.
"Benar, dan tak ku sangka Arashi pulang dengan membawakan cucu untuk kita..." ucap ibu Misaki yang sudah menganggap Arashi bagaikan anak sendiri.
Keempat anak kecil itu nampak terkejut dengan sikap ayah dan ibu Misaki akan tetapi Arashi sendiri sudah menduga respon mereka jadi bersikap biasa saja.
"Kalian habiskan saja waktu bersama dengan mereka sementara itu ada tempat yang ingin ku tuju..." ucap Arashi.
"Eehh...!!!" Isla, Yuuki, Yuuka dan Yuzuru terkejut dengan kata-kata Arashi.
Mereka ingin ikut dengan Arashi akan tetapi ayah dan ibu Misaki menarik mereka ke dalam rumah, "Abaikan Arashi dan kami akan mengadakan penyambutan pada kepulangan kalian..." ucap Ayah Misaki.
"Benar sekali!!!" Sahut ibu Misaki.
Keempatnya tak berdaya dan tak mampu menolak jadi mereka menerima saja tawaran Ibu dan Ayah Misaki.
Ya, Arashi menjadi seorang diri dan iapun bergegas menuju sungai yang disana ada sebuah pohon rindang tumbuh ditepian sungai.
Iapun langsung membaringkan tubuhnya, "Hah... sempurna!!! Setelah sekian lama akupun dapat kembali ke markas rahasiaku..."
"Yah, kehidupan dan keseharianku yang membosankan akhirnya dimulai juga..." gumam Arashi dalam hati dengan memejamkan kedua matanya.
Iapun terlihat menikmati suasana karena dapat kembali pada kehidupan lamanya.
Bersambung Ke Kosuke Arashi Chapter 893 : Tempat Semua Berawal
******
Pesan Author : kalau gak mau Vote gak papa sih tapi tolong like atau setidaknya komen meski hanya "lanjut" "next" "bagus" atau "up" yang penting bisa support karya ini
Yang intinya komenlah meski satu huruf dan bisa buat autor semangat.
Bukan niatnya maksa tapi author ingin tau aja siapa yang berkontribusi
Trima kasih atas perhatiannya.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 350 Episodes
Comments
Oi Min
aq kok jadi inget Tsuruna y....... apa Arashi nnti bsa sampe mnikah dgn Tsuruna tor??
2022-09-28
0
athoul huda
👍
2021-11-24
0
John Singgih
kembali bermalas- malasan di kampung halaman
2021-06-15
0