Alia menjelaskan keuntungan yang mereka dapatkan dibantu dengan layar proyektor yang menempel di tembok. Bulan ini keuntungan cukup menggiurkan. Bahkan hampir sebanding dengan perusahaan yang di bawahi John.
“Mr. J. Kami mendapat panggilan dari angkatan laut.” Ucap Alia setelah selesai membahas keuntungan bulanan.
“Em, apa katanya.?”
“Mereka ingin membeli senjata dan meminta kita untuk memberi mereka rekomendasi.”
“Kalau begitu, kirim data pada mereka. Jika mereka membeli lebih dari 100 peti. Maka beri mereka 1 peti gratis.”
“Ada yang sedang menggacau lagi. Beberapa hari yang lalu mereka juga sempat menerobos ke markas.” Sahut Long sambil memutar rekaman Cctv yang gagal di hack oleh musuh.
“Aku sudah menyelidikinya. Mereka adalah salah satu kelompok Yakuza yang ada di negara S. Ketua mereka bernama Yokohama. Kelompok ini sudah dicari NSA sejak lama. Tapi mereka selalu bisa melarikan diri.” Jelas Alia.
“Ngak cuma ganggu warga sipil, tapi juga sering merampok gudang senjata. Baik itu kepolisian, atau angota mafia yang lain.” Sahut Victor.
John diam dan mendengarkan dengan baik laporan yang di sampaikan anak buahnya. Dia menghentakkan jari tengahnya ke meja sambil berfikir cara untuk mengatasi mereka.
“Kalau mereka ingin masuk, maka biarkan saja. Jamu mereka dengan baik.!” Ucap John sambil berdiri.
“Ingat, dia adalah tamu kita.” Lanjutnya kemudian pergi meninggalkan ruangan.
“Baru pertama dia menyuruh kita menjamu tamu dengan baik. Biasanya, dia langsung memberi perintah untuk memusnakan” ucap Luis yang sedikit heran dengan John.
“Apa benar tentang hal itu.?” Tanya Alia mendekat ke arah Victor.
“E’em. Dia banyak berubah sejak kenal dokter itu.” Jawab Gio.
Mereka masih saling membicarakan tentang John dan bagaimana pertemuannya dengan dokter wanita itu. Victor yang pada dadarnya tak suka bergosip langsung mengebrak meja dengan cukup keras.
“Jalankan saja misinya dan sambut tamu itu dengan baik” ucap Victor yang kemudian berlalu pergi meninggalkan ruangan.
...----------------...
Esok hari
Hari ini adalah sidang pertama Leah. Kenny Lee selaku pengacara dari tergugat sudah siap dengan beberapa berkas pekara di tangannya. Waktu menunjukkan pukul 8 lebih 45 menit. Leah datang lebih dulu naik bis umum. Sedangkan pengacaranya datang 5 menit sebelum sidang di mulai.
Pintu ruangan sudah di buka. Jaksa penuntut memasuki ruang sidang lebih dulu, lalu di susul pengugat, Kenny Lee dan Leah. Tak berselang lama, Hakim memasuki ruang sidang dan duduk di kursinya.
Dua orang itu dipanggil hakim untuk memberikan kesaksian. Leah menceritakan dengan detail saat dimana dia akan pulang, namun tiba-tiba di panggil suster untuk ke IGD.
Hakim mendengarkan dengan baik. Namun pengacara dari pihak pengugat merasa keberatan dengan penjelasan medis tentang kondisi korban dan keberatan itu ditolak mentah- mentah oleh Hakim.
“Yang Mulia, saya ingin menanyakan beberapa hal kepada tergugat” pinta jaksa penuntut.
Hakim mempersilakan.
“Dokter Leah. Anda selaku dokter kandungan, namun umur anda sangat muda. Saya mendapatkan catatan jika anda baru beberapa tahun bekerja dirumah sakit.”
“Benar” jawab Leah dengan santai.
“Lalu, pernahkah anda mendapatkan pasien seperti kondisi korban saat itu.?”
“Ya, dia pasien ke duaku dengan kondisi rhesus darah yang berbeda dengan janin yang dikandungnya. Pasien yang pertama dapat segera di tanganin karna kami mengetahui lebih awal” jelas Leah.
“Apa yang anda lakukan setelah tau rhesus ibu dan anak itu berbeda.?”
“Aku meminta mereka menghubungi bank darah dan meminta 3 kantong darah O negatif. Lalu menunggu wali untuk segera melakukan tindakan operasi”
Berbagai pertanyaan di lontarkan jaksa penuntut umum, dan Leah dapat menjawabnya dengan santai. Kini saatnya suami korban dan beberapa saksi di panggil untuk memberikan kesaksian.
“Usia kehamilan istri anda saat itu sudah 32 minggu, dan anda belum pernah memeriksakan kandungannya ke dokter. Apa itu benar.?” Tanya Kenny Lee selaku pengacara tergugat.
“Ya. Aku tak punya uang untuk membawanya kedokter. Lagi pula, orang jaman dulu tak mengenal dokter dan anak mereka bisa lahir dengan sehat.!”
Jawaban itu sontak membuat Kenny tersenyum. Sedangkan beberapa wanita yang hadir mendengarkan sidang terlihat begitu marah dan saling mengerutu.
“Bagaimana itu bisa di samakan.!” Pekik salah satu wanita yang mengikuti sidang.
“Ngak tau gimana nasip istrinya punya suami seperti itu.!” Ucap yang lainnya.
Kenny kembali ke mejanya, mengeluarkan sesuatu dari map coklat, lalu menunjukkan sebuah foto pada kepada pengugat.
“Apa anda ingat ini.? Ini dua minggu sebelum kejadian. Anda memenangkan judi dan membawa uang 500 ribu dolar.”
Usai menunjukkan foto pada pengugat, Kenny menyerahkannya kepada hakim.
“I..itu, aku.. aku menyimpannya untuk membayar hutang.!” Pekiknya yang sudah mulai gusar.
“Ohh hutang.! Lalu bisakah anda menjelaskan kepada hakim dan yang lain tentang ini.?” Ucap Kenny Lee sambil memutar rekaman vidio yang ada di ponselnya.
“Ini adalah rekaman 5 hari sebelum kejadian, tepat 2 hari setelah anda menang judi.”
“Yang mulia, saya sudah mengirim salinan vidio itu sebagai bukti pagi tadi. Polisi sudah mengakui jika vidio itu asli tanpa editing.” Ucap Kenny menghadap ke arah Hakim.
Itu adalah rekaman di mana pengugat pergi ke tempat hiburan malam dan berpesta dengan beberapa wanita cantik.
Mereka yang hadir kembali gusar dan saling berbicara satu sama lain. Hingga membuat Hakim mengetuk palu 3 kali dan menyuruh mereka untuk menenangkan mereka.
Kenny Lee kembali ke mejanya, mengambil beberapa berkas lalu menyerahkan kepada Hakim.
“Itu adalah rincian Hutang pengugat, juga copy buku asuransi milik istrinya. Saya dapat menebak jika dia menginginkan asuransi dari istrinya. Namun karna jumlah hutang dan uang asuransinya dirasa pas, dia mencoba memeras dokter yang menyelamatkan anaknya agar dapat hidup mewah.”
“Saya juga mengirim rekaman cctv dimana dia meminta uang damai sebesar 500ribu dolar kepada pihak rumah sakit dan secara gamblang meminta Dokter Leah memberinya 1 juta dolar agar pengugat tidak mengugat dokter Leah.”
“Tidak... yang mulia... itu...”
*Duk duk duk*
“Diam.!!” Teriak hakim sembari mengetuk palu.
Hakim melihat berkas yang diberikan Kenny Lee dengan seksama. Tak lupa juga beberapa vidio yang menjadi bukti. Butuh waktu 10 menit, sampai akhirnya Hakim melihat jam dinding yang ada di depannya, kemudian mengetuk palu sebanyak tiga kali.
“Sidang akan dilanjutkan besok.!” Ucap Hakim kemudian meninggalkan ruang persidangan.
Keeny mengulurkan tangan, bermaksut untuk menjabat tangan Leah sambil berkata, “selamat untuk kemenanganmu.!”
“Tapi kita masih belum menang. Besok masih ada sidang lagi.!” Jawab Leah yang bingung.
“Itu hanya alibi hakim agar mendapatkan beberapa waktu untuk membuat keputusan”
Meski Leah belum benar- benar optimis tentang kemenangannya, dia tetap menjawab tangan Kenny dan berterima kasih padanya.
“Kamu salah, harusnya kamu berterima kasih padanya. Karna dia yang memberiku bukti- bukti itu”
“Pria itu.? Aku berhutang banyak padanya.” Batin Leah yang kemudian tersenyum tipis.
...----------------...
Sampai jumpa lagi
*Jangan lupa like **👍🏻*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Meili Mekel
bang jhon memberikan bukti
2022-08-15
1
Berdo'a saja
👍👍👍👍👍👍 selamat Leah
2022-07-13
0
Mohaddien Shinie
rasanya krk nonton👍👍👍
2022-02-05
0