*Tik Tok Tik Tok*
Suara detik jam terdengar cukup nyaring di rumah besar milik John. Matahari saat itu sudah menunjukkan silau sinarnya. Namun rumah besar nan megah itu masih di selimuti kegelapan.
Dari ruang tamu hingga sudut teratas rumah itu masih tertutup tirai dengan rapat. Beberapa celah dari sisi jendela berhasil membuat cahaya menembus masuk. Namun secercah cahaya itu tak mampu mengusik kegelapan yang ada di rumah itu.
*dzerrtt dzeerrtt*
Getar ponsel terdengar lebih jelas saat ponsel keluaran terbaru itu tergeletak diatas meja. John yang sedang sibuk dengan dokumen langsung mengambil ponsel yang terus bergetar menunggu untuk diambil. Tatapannya begitu tajam saat melihat nama yang tertera di layar.
“Sudah selesai.”
“Suruh anak buahmu mengurus mereka.!”
“Baik”
Panggilan sudah di matikan. John mencari kontak Long dan menghubunginya.
“Hari ini kau mengantikan tugas Luis untuk antar jemput gadis itu.”
“Baik.!” Balas Long dan langsung mematikan pangilan dari John.
John terlihat menyeritkan alis saat Long memutus panggilan darinya.
“Dia masih susah diatur” gumam John sedikit kesal.
Sesuai perintah Long segera menjemput dokter Leah di apartemennya. Dia masih sibuk melihat macbook dan tab miliknya saat sedang menunggu Leah keluar dari gedung.
“Ah..! Sh****.!!” Pekiknya dengan jengkel sambil melempar tab di kursi samping.
Long juga langsung menutup macbook miliknya dengan cukup kencang. Nampaknya Long cukup marah kali ini.
Ditengah depresinya, dia melihat dokter Leah sudah keluar dari apartemen. Dokter Leah terlihat menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari mobil Luis yang biasa menjemputnya.
“Tumben ngak ada.? Apa dia telat.?” Gumam Dokter Leah sambil melihat arloji yang melingkar di tangan kirinya.
“Hei.!! Dokter Leah.!!” Teriak Long sambil membuka kaca mobil yang ada di sisi lain dirinya.
Dokter Leah terlihat kikuk saat Long memanggil namanya. Dia masih berdiri posisi yang sama ketika Long menjelaskan bahwa dia mengantikan Luis untuk hari ini. Tanpa fikir panjang Leah masuk ke dalam mobil dan segera menuju ke rumah sakit.
......................
Para perawat masih menyapa Leah seperti biasanya. Dan tentu saja dengan senyum ramah mereka. Suster Susan menghampiri Leah yang sedang melihat data pasien di Nurse Station tower 1.
“Pagi dokter Leah. Pasien di kamar 4120 sudah bersiap untuk tindakan. Ini laporan Cardiotocography pasien pagi tadi.” Ucap suster Susan sambil menyerahkan buku tebal nan panjang kepada dokter Leah.
Leah mengambil dan membaca grafik yang tertera di lembar kertas berwarna hijau itu. Dia terlihat serius saat membaca laporan milik pasiennya.
“Bagus. Kita bersiap sekarang.!”
Dia lantas pergi dan bersiap untuk melakukan tindakan operasi secar pada pasiennya.
Berpaut dalam waktu yang panjang di meja operasi sudah menjadi hal wajar bagi Leah. Terutama jika itu hari selasa dan sabtu. Ya, hari itu adalah hari dimana dia harus melakukan operasi terjadwal setiap minggunya.
Dalam satu hari saja dia bisa melakukan operasi secar tujuh sampai sembilan pasiennya. Tak heran jika hari itu dia bisa lembur sampai jam 9 malam dari jadwal.
*huft*
Leah menghela nafas panjang usai keluar dari ruang operasi. Dia melepas pelindung kepala dan sarung tangan, sebelum akhirnya meregangkan jari jemari tangannya.
“Aahh. Hari ini hari yang berat.!” Gumam Leah lirih.
“Dokter Leah.” Sapa seorang lelaki bertubuh ideal yang masih memakai masker.
“Ada apa dokter Deon.?” Tanya Leah yang sudah hafal dengan suara lelaki itu.
“Mau makan malam bareng ngak.?”
“Maaf sekali, tapi hari ini aku sudah ada janji” jawab Leah sambil melempar senyum yang tak biasa.
“Ta..”
Belum selesai dokter Deon bicara, Leah sudah mendahului untuk berpamitan dan seger pergi.
“Ashh.!! Gagal lagi.!” Pekik dokter Deon lirih dengan sedikit kesal.
Leah langsung bergegas ganti pakaian. Matanya fokus melihat jam dinding yang sudah menunjukan pukul 7 lebih 45 menit.
“Astaga.! Apa dia membunuhku hanya karna terlambat beberapa menit.?” Grutu Leah.
Dia berlari sangat cepat menuju lobi. Dengan nafas yang ter engah- engah, matanya sibuk melihat mobil yang ada di sekitarnya.
“Hei.! Cepat masuk.!”
Suara lelaki yang berasal dari arah selatan membuatnya menoleh dengan cepat. Matanya fokus pada lelaki bertubuh sedang yang tengah berdiri didepan mobil merek Bentley.
Leah datang dengan cepat dan bergegas masuk ke dalam mobil.
“Huh buru- buru sekali” gumam Long.
Leah mengambil penutup mata yang ada didalam tas dan mengenakannya tanpa disuruh. Long melirik dari kaca spion yang ada di tengah, dia memuji kepintaran Leah dengan mengumam sendiri dalam hati.
Mobil mewah berwarna hitam itu sudah terpakir dibelakang. Tepat didepan gudang tua yang terlihat tak menarik itu. Long membantu Leah turun dan menuntunnya masuk ke ruang tersembunyi yang ada di balik pintu gudang yang nampak reot.
“Kau sudah boleh membukanya” ucap Long lirih.
Leah membuka penutup matanya, dia mengedipkan matanya beberapa kali, untuk membuat kornea matanya terbiasa, dengan cahaya setelah matanya ditutup cukup lama.
“Halo tuan” sapa Leah saat matanya yang sudah dapat melihat dengan jelas itu, menangkap sosok lelaki yang tengah duduk disofa.
“37 menit” cetuh John sambil menatap tajam ke arah Leah.
“Ah.?”
Leah terlihat bingung tak mengerti yang dimaksut oleh John. Dia melihat jam tangan dan coba menghitung waktu.
“37 menit yang dia maksut itu, waktu terlambatku kan.?” Gumam Leah dalam hati.
“Kenapa bengong.? Cepat periksa.!”
Leah tersentak kaget. Dia langsung menaruh jaz putih kebangaan dan juga tasnya ke atas sofa. Lalu pergi untuk mencuci tangan dan mengambil beberapa peralatan medis yang diperlukan.
Leah begitu hati- hati saat membuka perban yang ada diperut John.
“Sudah sedikit kering, seperinya dia cukup mendengar nasehatku” batin Leah yang memeriksa luka John.
“Ini sudah sedikit kering. Juga gak ada jahitan yang rusak. Sepertinya kamu perlu beberapa hari lagi untuk bisa aktifitas seperti biasa.” Ucap Leah pelan sambil menganti perban anti air yang harusnya bisa diganti satu minggu lagi.
John hanya diam. Matanya terus memperhatikan Leah meski dengan bahasa tubuh yang begitu sombong dan angkuh.
Saat Leah selesai dengan perban baru, seseorang muncul di ikuti beberapa orang yang berpakaian koki. Mereka membawa nampan dengan berbagai hidangan.
Harum masakan langsung mengepul diruangan. Hidung Leah langsung mengendusnya dan segera memberi kode pada perut yang belum terisi sejak jam makan siang tadi.
“Su..sudah selesai.!” Ucap Leah yang mulai gusar dengan aroma makan malam yang mulai disajikan dimeja.
“Duduk dan temani aku makan malam.!”
“Aku gak bisa nolak, tapi gengsiku..??” Batin Leah.
“Kau berhutang 37 menit. Sekarang gantikan dengan temani aku makan.!”
“Prefect, itu alasan sempurna. Ahh lelaki ini sungguh mengerti aku” batin Leah sekali lagi.
Dengan tampang malu tapi mau, Leah segera mencuci tangannya lalu duduk tepat di hadapan John. Leah mulai menikmati makan malan dengan wajah yang bahagia. Hal itu membuat bibit John bergeming sedikit. Itu seperti sebuah senyuman malu- malu yang di curi.
“Kenapa.? Kenapa lelaki ini punya koki sebaik ini.? Astaga..!!! Aku gak bisa berhenti mengunyah.! Ini enak..!!” Batin Leah dengan mata yang berbinar- binar karna merasa puas.
*klang*
“Aku kenyang” cetuh Leah sembari meletakkan sendok diatas piring.
“Gadis ini unik. Dia bisa merubah ekspresi kapan pun yang dia suka. Dan juga, cukup waspada.” Gumam John dalam hati.
Gimana nih.?
Udah mulai tertarik belum.?
Kalau udah jangan lupa tekan ❤️ love merah dibawah ☺️
Author menerima kritik dan saran, gabung di Grub Chat yaaa 😘
Thank you
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Rara_Octa
caesar thor ato sesar dlm bhs Indonesia
2023-02-09
0
Yusmiati Pratiwi
suka banget
2022-08-23
1
Lasmanah Ramdani
emak mah kalo modelan cerita ke gini selalu menarik,g bikin bosen 😁😁😘😘
2022-08-18
0