Baru selesai mengobati hang over Leah, John lantas membawa Leah ke kantor temanya yang berada tak jauh dari tempat mereka sarapan. Tak kurang dari 20 menit, mereka tiba di gedung yang punya 3 lantai.
“Ada yang bisa saya bantu tuan.?” Tanya resepsionis dengan ramah.
“Dimana dia.?” Tanya John langsung ke intinya.
“Maaf, apa anda sudah punya janji.?”
“Panggilkan saja dia. Nanti kau akan tau.”
Resepsionis itu hanya diam dengan senyum lebar yang diperlihatkan. Melihat respon resepsionis, John dengan inisiatif mengambil ponselnya dari saku lalu menghubungi seseorang.
“J..?” Jawab seorang pria berbicara di telfon.
“Turun sekarang.! Aku dibawah.!”
Mendengar John ada di kantornya, pria itu langsung mengakhiri panggilan dan langsung turun ke bawah.
“Apa yang membuatmu datang kemari.?” Tanya pria itu.
John tak menjawab, dia langsung menarik tangan Leah yang berdiri tak jauh darinya. Pria muda tampan itu langsung mengerti maksut John. Dia mengajak John dan Leah untuk berbicara lebih lanjut di kantor.
“Jadi, dengan siapa aku bicara.?” Tanya pria itu begitu sampai di kantor.
“Leah Cou.”
“Baik. Sekarang kamu bisa menceritakan apa yang terjadi.”
Leah menceritakan detail malam itu. Malam dimana dia kehilangan pasien untuk pertama kali. Kejadian itu sudah berlalu, namun Leah masih gusar saat menceritakan setiap detik yang terjadi di meja operasi.
“Aku belum mendapatkan surat panggilan. Mungkin surat itu akan dikirim langsung ke rumah sakit.” Lanjut Leah.
Pria berumur 30 tahunan itu menatap John yang sedang bersandar sambil melipat kedua tangannya. Lalu menghela nafas panjang dan menundukkan kepalanya.
“Ada apa.? Apa kita ngak bisa memenangkan kasus ini.?” Tanya Leah penasaran usai melihat ekspresi wajah pria itu.
Pria itu lantas tertawa terbahak- bahak saat mendengar ucapan Leah. Dia kembali menatap John yang masih terlihat santai.
“Menurutmu, dari mana kata-kataku yang terdengar lucu.?” Tanya Leah heran sambil mencolek perut John.
“Lee...” panggil John.
“Ah, maaf maaf. Sebelumnya perkenalkan dulu. Kenny lee” ucap pria itu yang kemudian menyodorkan tangannya.
“Ke..Kenny Lee.? Pengacara yang terkenal itu.?” Pekik Leah terkejut.
“Ngak begitu terkenal kok. Masalah ini aku yang urus. Nona Cou tenang saja.”
Leah menatap datar ke arah John. John hanya mengangguk, memberi Leah isyarat untuk perjaya pada Kenny.
“Kalau begitu terima kasih Tuan.” Ucap Na Na kemudian menyodorkan tangannya.
“Panggil saja Kenny.” Jawab Kenny dengan santai.
Saat Kenny mengulurkan tangan dan akan menjabat tangan Leah. Tiba- tiba John menyela, dia menepis tangan Kenny dan mengantikannya menjabat tangan kecil Leah.
“Kamu tenang saja” begitu ucap John dengan santai.
Kenny yang melihat itu hanya tersenyum geli. Selama 10 tahun lebih dia mengenal John, ini baru kali pertama dia melihat temannya begitu posesif pada seorang gadis.
“Sudah selesai urusannya. Ayo kita pergi.” Ajak John langsung menarik tangan Leah tanpa pemberitauan. Leah yang terkejut hanya bisa menurut lalu pergi meninggalkan kantor Kenny.
“Hei.! Jangan begitu.! Itu ngak sopan.!” Pekik Leah yang berjalan tertatih mengikuti langkah John.
John berhenti tepat di depan pintu lift. Dia melepaskan tangannya, membuat Leah terpojok di dinding. John berjalan mendekat. Sangat dekat hingga Leah terkejut dan langsung menutup mata.
*Ting*
Rupanya John hanya ingin menekan tombol lift yang berada tak jauh dari tubuh Leah. Leah mengintip dengan satu matanya, melihat John hanya menekan tombol Lift membuat wajahnya sangat merah karna malu.
“Pria ini.!! Argh.!! Dia membuatku malu dua kali.! Sialan.! Kalau bukan karna kasus ini, aku pasti sudah menghindarinya.!” Gumam Leah dalam hati dengan jengkel.
Sampai di lobi, John menyuruh Leah menunggu sebentar. Sedangkan dirinya berjalan ke meja resepsionis.
“Kunci yang di titipkan Luis.!” Pinta John dengan nada ketus.
“Anda Mr John.? Maaf saya tidak mengenali anda tadi.” Kata wanita resepsionis itu kemudian menyerahkan kunci mobil.
Saat berada di kantor Kenny. John mengirim pesan pada Luis untuk meninggalkannya dan menitipkan kunci mobil pada resepsionis. John akan menyetir sendiri kali ini.
“Ayo.” Ajak John.
“Kemana kita sekarang.?” Tanya Leah mengikuti di belakang John.
“Bersenang- senang.!”
John memacu mobilnya dan berhenti di area taman. Kota ini punya satu biang lala besar yang berada di dekat laut. Tempat yang disebut- sebut romantis.
“Kita makan dulu.” Ajak John sambil membantu Leah membuka pintu.
John mengajak Leah ke pantai yang ada di sisi barat. Terlihat beberapa gazebo lengkap dengan meja kursi tertata rapi. Jarak antar gazebo cukup panjang, antara 20 sampai 25 meter.
“Aku sudah disini selama 5 tahun. Tapi gak pernah tau ada tempat seperti ini.” Gumaman Leah terdengar oleh John. Membuat dia merontokkan es yang membekukan bibirnya. Itu senyuman puas yang sedang ditahan.
“Mau makan apa.?” Tanya John sambil membuka menu.
“Apa yang cocok.?”
John memesan menu sambil berbisik pada waiters. Waiters hanya menganguk sambil mencatat pesanan John. Tak lama Waiters itu pergi menyiapkan makanan.
“Apa yang kamu pesan.?” Tanya Leah penasaran.
“Itu akan sesuai dengan lidahmu.!” Jawab John dengan santai.
Leah membuang muka, lalu menatap deburan ombak. Dia tersenyum saat melihat dua anak kecil sedang berlari di tepian pantai. Membuatnya tiba- tiba teringat dengan keluarganya.
“Menurutmu, apa aku akan memenangkan persidangan.?” Tanya Leah tiba- tiba.
“Bagaimana pandangan tentang dirimu sendiri.? Apa kamu meragukan diri sendiri.?”
Leah mengambil nafas dalam, lalu menghembuskannya dengan cepat. Di tengah keraguan hati, waiters datang membawa nampan berisi appetizer yang menggugah selera.
Itu adalah Cranberry brie bites yang ditata rapi di dalam keranjang kecil. Semerbak wanggi dari buah rasberry membuat Leah melupakan masalahnya.
Baru selesai dengan hidangan pembuka, sekarang waktunya menu utama dihidangkan.
Leah begitu menikmati hidangan yang mereka sajikan. Semua menu pilihan John nampak memuaskan rasa lapar dan membuatnya lupa tentang masalah yang tengah di hadapi.
“Apa kita boleh jalan- jalan dulu.?” Tanya Leah beberapa saat usai dia meletakkan sendok dessetnya.
“Tentu.”
Leah segera menarik tas yang ada di kursi samping lalu berlari kecil menghampiri deburan ombak yang menyapu bibir pantai.
“Benar kata orang, waktu yang terbuang di pantai adalah waktu yang dihabiskan dengan baik."
“Kau begitu suka pantai.?” Tanya John berjalan santai menghampiri Leah.
“Eem, lain kali kalau kesini, kita harus berpakaian sesantai mungkin. Oke.!” Ucapan Leah terdengar ambigu di telinga John membuat dia menyimpan pertanyaan tentang itu.
“Apa yang kau suka dari pantai.?”
Pertanyaan John membuat Leah berhenti mengejar ombak yang pasang. Dia berjalan mendekat ke arah John.
"Tidak ada yang lebih indah dari melihat kegigihan laut yang menolak berhenti mencumbui bibir pantai, meski berkali-kali harus menjauh terbawa arus." Ucapan Leah diakhiri senyum mengembang di bibirnya.
“Sepertinya pantai adalah obat penenang terampuh” gumam John yang melihat Leah kembali berlari kecil.
...----------------...
*Sampai jumpa lagi*👋🏻
*Jangan lupa like*👍🏻
*Terimakasih *
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Asmida Asmida
*Leah
2024-04-03
1
jane
wowww 😍
2023-09-27
0
Ismi Azizah
lampu hijau
2023-05-06
0