Ini sudah berlalu dua hari. Leah mendapat surat panggilan dari pengadilan dan langsung menyerahkannya kepada Kenny Lee.
“Apa kita akan memenangkan persidangan.?” Tanya Leah yang datang ke kantor Kenny.
“Sebenarnya ada orang yang bisa menyelesaikan masalahmu hanya dalam hitungan jam saja. Dan kemenangan, sudah pasti didapat.”
“Si..siapa itu.?”
“Orang yang membawamu kesini.”
Jawaban Kenny semakin membuat Leah bingung. Sebenarnya siapa pria itu.? Yang sosoknya sangat misterius. Namun pertanyaan- pertanyaan itu ditelan Leah bulat- bulat. Dia hanya tersenyum pada Kenny lalu berpamitan pulang.
Saat Leah sedang menunggu taxi, tiba- tiba ponselnya berdering. Dia sempat mengira itu pangilan dari pria itu. Namun nama yang muncul di layar ponselnya adalah manager.
Manager menyuruh Leah menemuinya di rumah sakit. Apa lagi kalau bukan membahas masalah tuntutan dari keluarga pasien.
Rumah sakit.
Begitu tiba, Leah langsung menuju kantor manager yang berada di lantai 7 tower pertama.
Pembicaraan itu berawal dari kata basa- basi. Hingga akhirnya pria berumur 50 tahun itu mulai membahas intinya.
“Ku dengar, surat panggilan sampai dirumahmu pagi tadi.” Ucap Manager yang tengah basa basi
“Benar. Beritanya sampai begitu cepat ternyata.”
“Dokter Leah, sebenarnya kami ngak ingin memperpanjang ini. Kami sudah bertemu dengan tuan Rong untuk menyelesaikan masalah ini dengan kepala dingin.”
“Lalu, bagaimana hasilnya.?”
“Dia memintamu untuk meminta maaf. Juga memberinya santunan sebagai bentuk penyesalanmu.”
“Minta maaf.? Santunan.? Hah ternyata dia pria rakus yang tak tau malu.!” Batin Leah yang geram mendengar penjelasan Manager.
“Begini, dari pada menyewa pengacara yang biayanya bisa mencapai ratusan ribu dolar. Bukannya lebih baik untuk berdamai.?” Lanjut Manager masih membujuk Leah.
“Pak. Menurut anda, seperti apa peran seorang dokter.?”
“A..apa yang kamu tanyakan.? Tentu saja menyelamatkan nyawa.!”
“Anda benar. Lalu, jika ada 2 pasien kritis didepan anda, siapa yang anda tolong lebih dulu.?”
“Bukankah pasien yang memiliki tingkat kehidupan lebih tinggi.?” Lanjut Leah.
Manager diam terpaku mendengar argumen Leah. Dia bahkan menundukkan kepalanya sesaat. Manager sebenarnya tau bagaimana posisi Leah, namun dia tak bisa mengabaikan nama Rumah sakit jika mereka benar-benar maju ke persidangan.
“Anda tenang saja pak manager. Saya sudah punya pengacara yang membantu. Rumah sakit tak perlu repot-repot mengeluarkan biaya untuk menangani masalah dokter junior sepertiku.” Ucap Leah yang kemudian berdiri.
“Jika tidak ada yang dibicarakan lagi, saya mohon undur diri” lanjut Leah kemudian membungkukkan badan dan berlalu pergi.
“Tunggu. Siapa pengacara yang menangani kasusmu.?” Pertanyaan Manager membuat Leah menghentikan langkahnya.
“Kenny Lee. Dan aku yakin, aku pasti memenangkan kasus itu.!” Jawab Leah percaya diri lalu berlalu pergi.
“Bagaimana bisa.? Kenny Lee adalah pengacara mahal. Semua kasus yang ada ditangannya dapat dimenangkan dengan mudah. Apa dia punya pendukung dibelakangnya.?” Gumam manager.
Leah berjalan menyusuri lorong. Dengan perasaan yang mengebu- gebu karna marah. Tak sengaja Clara juga berjalan dari arah depan. Dari jauh terlihat Clara sedang melambai pada Leah. Namun sepertinya Leah tak memperhatikannya dan hanya diam saja sambil terus berjalan melewati Clara.
“Hei..!!! Ya..! Apa kau anggap aku ini patung.?” Pekik Clara kesal karna diabaikan Leah.
Mendengar ada yang berbicara dengan lantang, Leah pun menoleh. Dia melihat Clara yang sedang berdiri sambil memegang segelas coffee ditangannya.
“Clara.?”
“Ya ini Clara.! Kenapa.? Baru off tiga hari sudah lupa.?” Jawab Clara masih dengan nada ketus.
Sambil tertawa menyerengeh, Leah datang menghampiri Clara. Leah melihat segelas ice coffee yang ada ditangan Clara. Membuat dia segera menelan ludah dan mengambil paksa dari tangan temannya.
“Hei..!!” Sahut Clara melihat ice coffee miliknya perpindah tangan dengan cepat.
“Aahh.!!! Ice coffee emang beneran bikin hati juga ikut dingin.!” Ucap Leah usai meneguk ice coffee milik Clara.
“Kenapa.? Masalahnya belum selesai.?”
“Ssttt..!!!” Leah menekan bibir Clara dengan jari telunjuknya.
“Ayo keatap.!”
Leah membawa Clara ke atap rumah sakit. Kebetulan disana sedang sepi orang, sehingga membuka ruang bicara untuk mereka berdua.
Leah menceritakan semuanya, mulai dari tuntutan keluarga pasien, surat dari pengadilan, hingga John yang memperkenalkan dirinya dengan pengacara hebat.
“Apa rumah sakit ini benar benar gila.? Mereka lebih mementingkan reputasi.? Oh yang benar saja.!” Cletuk Clara jengkel sampai meremas papercup bekas ice coffee yang sudah habis isinya.
“Sudahlah. Bisa dibilang aku masih beruntung karna bertemu pria itu. Dia memperkenalkan ku langsung pada Kenny Lee.”
“Tunggu.! Siapa pria itu.? Pastinya dia bukan orang biasakan.?” Tanya Clara yang begitu penasaran.
“Entah. Dia belum memperkenalkan diri.!”
Leah menjawabnya dengan nada santai, membuat Clara yang tengah duduk sontak berdiri.
“Apa.?!” Pekik Clara dengan nada yang cukup keras.
“Sudah dinner berdua tapi kamu belum tau namanya.? Apa kamu ini perempuan.?” Lanjut Clara.
“Kenapa jadi heboh sih.? Lagi pula apalah arti sebuah nama.”
Clara langsung menepuk jidat begitu mendengar ucapan Leah. Terdengar hela nafasnya begitu berat.
“Huhft. Semakin kesini aku makin ngak bisa paham jalan pikiranmu.!” Ucap Clara yang kemudian duduk kembali.
“Menurutku dia orang baik.”
Sekali lagi Clara menghela nafas, berusaha memahami apa yang ada di fikiran sahabatnya itu.
Markas
Itu adalah gedung dengan 53 lantai, yang berada tak jauh dari pusat kota. Berperan sebagai markas dan juga gudang penyimpanan. Bagunan tinggi dan kokoh itu termasuk bangunan yang tidak semua orang bisa masuk. Bahkan polisi tidak dapat menyentuhnya dengan mudah.
Mereka berada di lantai 42. Tempat dimana rapat sering diadakan. Anggota inti mereka sudah berkumpul dan duduk di kursinya masing- masing.
John baru saja masuk keruangan. Di ikuti dengan wanita cantik yang berjalan di belakangnya. Wanita itu adalah sekertaris Mr. J. Yang selama ini membantu mengurus keuangan dan juga transaksi gelap yang dijalankan John.
Alia. Begitu wanita itu dipanggil. Wanita cantik, tangguh dan cerdas. Mempunyai tatapan mata yang tajam sama seperti John.
Bukan hanya cantik dan cerdas, Alia termasuk wanita yang pandai bela diri, serta piawai dalam memegang senjata, terutama pistol dan pedang. Wanita paling sadis dalam dunia mafia. Menjadikan namanya masuk dalam daftar dan berada di urutan pertama wanita yang paling dicari dalam dunia gelap.
“Mulai.!” Ucap John begitu dia duduk di kursinya.
...Nih, kalau di goda cowok, cowoknya langsung di buat KO. Wkwk...
Udah dulu, ketemu lagi besok ya.
Jangan lupa Like 👍🏻
Dikasih angpau juga boleh 🤭
Selamat Eid Fitri 1442 H bagi seluruh umat muslim. 🙏🏻
Taqabbalallahu mina wa minkum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Meili Mekel
sadis banget alia
2022-08-15
0
Winsulistyowati
Beek..Cwe sangar Thor..
2022-08-03
0
Berdo'a saja
wooowwww
2022-07-13
0