"Mmmmkkhhhh" Sadar Diandra dari pingsannya. "Aaakkkhhh" Langsung pengangnya dikepalanya sambil terduduk, "Aku dimana?" Gumam Diandra melihat sekitarnya. "Hhaaahhhh.. Rumah sakit" Kejut Diandra langsung.
"Lihat dia sudah sadar" Ujar sang kepala perawat kepada bawahanya itu saat melihat Diandra sudah terbangung.
"Aakhhh iya" Angguknya langsung menghampiri Diandra, "Mbak" Panggilnya.
"Mmmmmm" Lihat Diandra langsung kearah sang perawat itu.
"Apa mbak sudah merasa baik-baik saja?" Tanyanya.
"Sedikit pusing sus" Jawab Diandra tersenyum tipis
"Kalau gitu tunggu sebentar ya mbak, Saya panggil dokternya dulu"
"Iya sus" Angguk Diandra.
Sang suster pun langsung pergi dari hadapan Diandra menuju ruangan dokter yang memeriksa Diandra.
Tok.. Tok..
"Masuk" Jawab sang dokter.
Ceklek..
"Dok.. Dia sudah sadar" Ucap sang suster.
"Baiklah" Angguk sang dokter langsung bangkit berdiri dari atas kursinya.
Setibanya mereka diruang IGD itu, "Hallo nona" Sapa sang dokter dengan sangat ramah.
"Hallo dok" Balas Diandra tak kalah ramah.
"Apa nona merasa baik-baik saja?" Tanyanya.
"Mmmm.. Masih sedikit pusing dok" Jawab Diandra sambil tersenyum pucat.
"Iya.. Nona terlalu banyak pikiran hingga menyebapkan tubuh Nona sering terasa lemas dan juga kurangnya asupan makan serta giji"
"Oohhh" Angguk Diandra mengerti.
"Dan juga Nona harus banyak-banyak istirahat, Agar bayi yang ada didalam kandungan Nona baik-baik saja dan sehat selalu, Serta sering-seringlah berkonsultasi dengan dokter kandungan" Ujar sang dokter memperingati Diandra.
"Baik dok" Senyum Diandra kepadanya.
"Oohh iya.. Suami nona kemana?"
"Dia belum pulang kerja dok" Jawab Diandra.
"Ooohhh" Angguk sang dokter.
Kemudian Diandra melihat kearah bed-name sang dokter, "Rian" Gumam Diandra.
"Hhhmmm?" Lihat sang dokter kepada Diandra.
"Aakhhhh tidak" Geleng Diandra langsung tersenyum.
"Yaa sudah.. Kalau begitu saya tinggal dulu ya Nona" Ucap dokter Rian.
"Iya dok, Terima kasih banyak" Masih senyum Diandra.
"Sama-sama nona" Angguk dokter Rian langsung pergi meninggalkan Diandra.
Setelah sang dokter dan juga perawat itu telah pergi dari hadapannya, "Hhhaaahhhh" Baring Diandra kembali, "Bagaimana ini? Pasti biaya rumah sakitnya sangat mahal" Gumam Diandra sambil melihat botol impusnya karna dia tau rumah sakit ini adalah rumah sakit elit.
Selama 2 jam Diandra terus melihat botol impusnya, Kini botol itu pun telah kosong "Sus" Panggil Diandra langsung.
"Iya mbak" Jawab sang suster segera menghampiri Diandra.
"Hheemmm" Senyum Diandra kearah sang suster. "Sus.. Botol impusnya sudah habis" Ucap Diandra sambil melihat botol impusnya.
"Baiklah Nona" Angguk sang suster langsung membereskan impus Diandra.
"Biaya Administrasinya dimana Sus?"
"Disebelah sana mbak" Tunjuk sang suster.
"Bisa enggak sus tolongin bawa saya kesana?" Minta Diandra.
"Bisa mbak, Ayok" Jawab sang suster langsung membantu Diandra turun dari atas tempat tidurnya.
Diandra pun langsung turun dari atas tempat tidur itu menuju ruang Administrasi. "Terima kasih ya sus" Ucap Diandra setelah berada didepan kasir.
"Iya mbak sama-sama" Senyum sang suster, "Nanti kotak ya mbak silahkan ambil di pos penjaga ya" Beritahu sang suster.
"Iya sus" Angguk Diandra.
Sang suster pun langsung pergi dari hadapan Diandra, Kemudian Diandra membayar biaya Administrasinya, "Atas nama Diandra Marsha" Ucapnya kepada sang kasir.
"Tunggu sebentar ya Nona" Balas sang kasir mencari nama Diandra. Dan setelah ketemu, "Atas nama Diandra Marsha dari ruangan IGD ya Nona?" Tanyanya melihat Diandra.
"Iya mbak" Jawab Diandra.
"Total biaya semuanya 1.700.000 Nona" Beritahu sang kasir.
"Astaga" Gumam Diandra langsung mengeluarkan kartu kreditnya. "Ini mbak" Beri Diandra.
"Tunggu sebentar ya Nona" Ucapnya langsung mengesek kartu kredit Diandra. Setelah itu sang kasir pun langsung mengembalikan kartu kreditnya Diandra. "Terima kasih ya Nona" Senyum sang kasir.
"Iya mbak.. Sama-sama" Balas Diandra tersenyum.
Setelah itu Diandra pun segera keluar dari dalam rumah sakit itu menuju pos penjaga, "Maaf pak.. Apa ada kotak besar saya disini?" Tanya Diandra dengan sopan.
"Apa kotak ini Nona?" Tunjuk mereka kearah kota yang ada disudut ruangan itu.
"Iya pak" Angguk Diandra langsung.
Sang penjaga pos itu pun langsung memberikan kotak besar Diandra kepadanya, "Apa Nona bisa membawanya?" Tanya mereka.
"Iya pak.. Saya bisa membawanya" Senyum Diandra.
"Baiklah"
"Terima kasih banyak ya pak"
"Iya Nona sama-sama" Balas mereka.
Diandra pun segera pergi dari hadapan mereka menuju halte bus. "Berat juga ya" Gumam Diandra sambil berusaha membawa kotak besarnya. Setelah Diandra berada di depan halte bus, "Aaakkhhhh" Lelah Diandra meletakkan kotak besarnya diatas kursi.
Tek.. tek.. tek..
"Hhhhmmm.. Hujan?" Lihat Diandra langsung keatas langit yang sudah gelap itu. "Yah.. Bisa basah ini" Gumam Diandra melihat kotak besarnya. Hingga beberapa menit kemudian, Bus yang menuju tempatnya pun telah tiba dihadapannya.
"Cepat Nona" Teriak sang supir kepada Diandra
"Iya pak iya" Jawab Diandra langsung mengangkat kotak besarnya kedalam bus itu. "Penuh" Gumam Diandra melihat semua kursi telah berisi.
"Pegangan mbak.. Nanti bisa jatuh" Ucap yang ada disampingnya.
"Iya" Angguk Diandra meletakkan kotaknya. Namun saat Diandra ingin meletakkan kotak besarnya itu tiba-tiba saja bus pun langsung berjalan, Hingga mengakibatkan Diandra terjatuh.
"Makanya mbak pegangan yang kuat, Dari tadi diri-diri saja" Ucap salah satu yang ada didalam bus itu. Dan ada juga sebagian sedang menahan tawa mereka saat melihat Diandra terjatuh.
"Hheeemmm" Senyum kecut Diandra kepada mereka, Lalu Diandra bangkit berdiri lagi.
.
"Zean" Panggil Viviana setelah Zean baru pulang dari kediaman Anderson.
"Ada apa Mah?" Jawab Zean melihat Viviana.
"Loh.. Wajah kamu kenapa kusut seperti ini sayang?" Sentuh Viviana diwajah Zean.
"Zean lelah Mah.." Jawab Zean melepaskan tangan Viviana dari wajahnya.
"Apa perlu Mamah memanggil seora..
"Tidak usah Mah, Zean hanya perlu istirahat" Potong Zean langsung.
"Tapi wajah kam..
"Sudahlah Mah.. Biarkan saja, Zean butuh istirahat untuk acara pernikahannya besok" Ujar Alberto dari kursi sofa.
"Hhhhmmmm" Hela Viviana, Lalu melihat Zean lagi, "Yaa sudah.. Kamu jangan terlalu banyak pikiran ya sayang. Ingat!! besok adalah acara bahagia kamu" Peringati Viviana dengan tegas.
"Mmmmmm" Gumam Zean langsung menaiki anak tangga itu.
.
Sesampainya mereka didepan halte bus dekat kontrakannya, Diandra pun langsung turun dari dalam bus itu, "Terima kasih ya pak" Ucap Diandra turun. "Aaaakkhhh.. Dingin-dingin" Teriak Diandra langsung berteduh didepan halte bus itu. "Bagaimana aku bisa sampai dikontrakan kalau hujannya sederas ini?" Gumam Diandra sambil mengusap-usap kedua lengannya.
"Kak.." Panggil seorang anak kecil dari belakangnya, "Kak" Panggilnya lagi.
"Hhhmmm" Lihat Diandra langsung kebelakangnya.
"Kakak mau ojek payung?" Tanyanya sambil menunjukkan payung yang ada ditangan kanannya itu.
"Iya.. Kakak mau dek" Senyum Diandra langsung.
"Yaa sudah ayok aku antar kak" Ajak anak kecil itu.
"Ayok" Angkat Diandra langsung kotak besarnya itu. "Loh.. Kamu enggak ikut dek?" Tanya Diandra saat melihat anak kecil itu hanya memanyungi dirinya saja.
"Tidak usah kak" Senyumnya.
"Tapi kamu nanti bisa sakit loh dek" Ujar Diandra lagi tak tega.
"Tidak apa-apa kak, Ini sudah menjadi kebiasaan aku, Kakak enggak lihat pakaian aku sudah basah dari tadi" Tunjuknya.
"Hhhmmm.. Ya sudah, Ayok" Ngalah Diandra langsung membawanya kekontrakannya.
Sedangkan dari kejauhan, "Hhhheeeemmmm" Senyumnya langsung setelah melihat Diandra pulang kekontrakannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 125 Episodes
Comments
Evita Laura
Saya juga bisa merasakan apa yang sedang dirasakan Zean, Tapi apa boleh buat. Semangat Zean. Author pasti punya cara yang indah
2021-05-05
1